Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1164

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1165

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1166

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1177

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1164

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1165

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1166

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1177

Doa untuk Orang Meninggal Perempuan Sesuai Sunnah



Jakarta

Setiap orang yang ada di dunia ini baik laki-laki maupun perempuan pada akhirnya akan menemui ajalnya. Untuk itu, umat Islam dapat mengirim bacaan doa untuk orang meninggal perempuan sesuai sunnah.

Doa untuk orang meninggal pada umumnya berisi permohonan agar jenazah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Doa ini juga memuat permohonan ampun.

Merujuk dari Paling Lengkap & Praktis Fiqih Wanita: Tutorial Ibadah dan Muamalah Harian Muslimah Ahlul Jannah karya Atiqah Hamid berikut bacaan doa untuk orang meninggal perempuan sesuai sunnah,


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالتَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقَّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجُنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَاب الْقَبْرِ

Arab latin: Allahummaghfir lahaa, warhamhaa, wa ‘aafihaa, wa’fu ‘an-haa. Wa akrim nuzulahaa, wa wassi’ madkhalahaa, waghsilhaa bil maa-I wats tsalji wal baradi. Wa naqqihaa minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadha minad danasi. Wa abdilhu daaran khairan min daarihaa. Wa ahlan khairan min ahlihaa. Wa zaujan khairan min zaujihaa. Wa adkhlhaljannah, wa a’idzhaa min ‘adzaabil qabri

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah ia, dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga). Luaskan kuburannya, serta mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka.” (HR Muslim)

Selan itu, terdapat bacaan yang berbeda untuk mayit anak perempuan. Merujuk dari buku Risalah Jenazah: Tuntunan Lengkap Pengurusan Jenazah karya Baihaqi Nu’man dan Muhammad Shonhaji, berikut bacaannya:

اللّهُمَّ اجْعَلَهَا فَرَطًا لِاَبَوَيهَا وَسَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيعًا وَثَقِل بِهَا مَوَازِينَهُمَا وَافرغ الصَّبرَ عَلى قُلُوبِهِمَا وَلَا تَفتِنهُمَا بَعدَهَا وَلَا تَحرِمهُمَا أَجرَهَا

Arab latin: Allaahummaj’alhaa farathal li abawaihaa wa salafan wa dzukhran wa ‘izhatan wa’tibaaran wa syafii’an wa tsaqqil bihaa mawaaziina humaa wa afrighish shabra ‘alaa quluubihimaa walaa taftinhumaa ba’dahaa wa laa tahrimhumaa ajrahaa

Artinya: “Wahai Allah! Jadikanlah dia sebagai simpanan pendahuluan bagi kedua orang tuanya, titipan, pelajaran (nasihat), contoh, penolong, dan beratkanlah, karena dia, timbangan kedua orang tuanya, curahkanlah kesabaran di hati mereka berdua, janganlah kau jadikan fitnah bagi mereka berdua setelah kematiannya, janganlah kau cegah pahalanya bagi mereka berdua.

Hamid Ahmad Ath-Thahir dalam buku Ensiklopedia Doa menjelaskan mengenai hadits yang berkaitan dengan larangan orang berdoa dan memohon kepada orang yang telah meninggal dunia.

Dikisahkan seseorang bertanya, “Aku mendatangi Nabi Muhammad SAW di kubur beliau, lalu aku mohon beliau memohonkan ampunan untukku atau memohonkan pertolongan untukku di sisi Allah SWT, apakah hal itu boleh atau tidak?”

Rasulullah SAW bersabda,

إذا ماتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةِ أَوْ عِلْمٍ يُنتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Jika seorang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang mendiakan orang tuanya.” (HR Muslim dalam Shahih, Kitab Fi Al-Washiyat)

Hamid Ahmad Ath-Thahir menjelaskan lebih lanjut, seseorang yang telah meninggal dunia jelas tidak mungkin diminta untuk memohonkan ampunan bagi orang lain, termasuk bagi dirinya sendiri, karena amalnya praktis telah terputus.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More