Kuliah Nyambi Jadi Buruh Mebel, Khoiri Jadi Wisudawan Berprestasi Undip
Jakarta –
Menjadi wisudawan berprestasi adalah dambaan setiap mahasiswa. Begitu pula bagi Muhammad Khoiri, lulusan Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro (Undip) yang baru saja menutup perjalanan studinya dengan catatan membanggakan.
Namun, jalan yang ditempuh Khoiri tidak semulus kebanyakan mahasiswa lain. Di saat rekan-rekannya bisa fokus belajar, ia harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja sebagai buruh mebel demi membiayai pendidikannya.
Perjuangan itu berbuah manis. Dalam wisuda ke-179 Undip pada 12 Oktober lalu, Khoiri dinobatkan sebagai salah satu wisudawan berprestasi dengan predikat cumlaude dan IPK 3,94. Sebuah pencapaian yang menjadi bukti ketekunan dan daya juang luar biasa.
Bekerja di Pabrik Selama Kuliah
Perjalanan akademiknya pun bermula bukan dari ruang kuliah, melainkan dari lantai pabrik. Setelah gagal lolos seleksi perguruan tinggi pada 2019, Khoiri memilih bekerja sambil menabung, sembari terus belajar agar bisa mencoba lagi di tahun berikutnya.
Kini, kerja keras itu terbayar lunas. Dari tangan yang dulu memahat kayu, kini ia menorehkan prestasi emas di dunia akademik.
“Saya belajar sabar dan tekun. Tahun berikutnya, saya diterima di Undip lewat jalur UTBK, pilihan pertama saya,” kata Khoiri dalam laman Undip, dikutip pada Jumat (17/10/2025).
Kuliah, Kerja, dan Organisasi Jalan Bersamaan
Memasuki dunia perkuliahan bukan berarti perjuangan Muhammad Khoiri usai. Justru di kampus, tantangannya semakin berat. Ia harus tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup sekaligus membiayai kuliah.
Selama empat tahun sembilan bulan, rutinitas padat menjadi bagian dari kesehariannya. Khoiri tidak hanya mengikuti perkuliahan, tetapi juga aktif di organisasi kampus serta kerap tampil dalam berbagai ajang kompetisi.
Kesibukannya kian beragam. Di sela jadwal kuliah, ia sempat bekerja sebagai buruh mebel, pekerja di jasa rental acara, hingga asisten riset dosen. Semua ia jalani dengan tekun, tanpa meninggalkan tanggung jawab akademik.
“Saya percaya kemenangan lahir dari persiapan. Setiap prestasi adalah tanggung jawab, bukan sekadar euforia,” ujarnya.
Khoiri aktif memimpin lima organisasi lintas daerah dan kampus, termasuk di BEM Undip dan Himpunan Mahasiswa, serta konsisten menorehkan prestasi nasional.
“Saya percaya kemenangan lahir dari persiapan. Setiap prestasi adalah tanggung jawab, bukan sekadar euforia,” tuturnya.
Koleksi Prestasi: Duta Tenun hingga Juara Podcast
Meski ia bekerja, tak membuat dirinya merasa berbeda dengan mahasiswa lain. Ia malah aktif dan berprestasi.
Buktinya Khoiri pernah menyabet juara di berbagai penghargaan, seperti Juara 1 Lomba Podcast Ristek Unnes, Islamic Public Speaking Insani Undip, dan Duta Tenun Troso.
Khoiri yakin, prestasi bisa diwujudkan meski tanpa modal finansial. Selain itu, ia ingin membuat masa kuliahnya berharga lewat prestasi tersebut.
“Kalau hanya kuliah tanpa prestasi, apa yang bisa saya banggakan?” tuturnya.
Dari Sarjana ke Wirausahawan Muda
Setelah resmi menyandang gelar sarjana, Khoiri memilih jalur fleksibel sebagai freelancer data analis dan asisten riset. Tak berhenti di situ, ia juga merintis usaha makanan ringan dan bisnis fashion lokal di kampung halamannya bersama teman-teman.
“Bagi saya, bekerja bukan hanya soal gaji, tapi ruang untuk tumbuh dan berkontribusi,” ucapnya.
Khoiri berpesan kepada mahasiswa untuk aktif di tiga hal penting yakni publikasi ilmiah, kolaborasi internasional, dan inovasi nyata bagi masyarakat.
“Kalau tiap mahasiswa berani berkarya dan menembus forum global, maka visi World Class University bukan sekadar jargon, melainkan kenyataan,” katanya.
(cyu/pal)
