Category Archives: Haji Umroh

Akhir Tahun, Maudy Koesnaedi Umroh Bareng Anak dan Suami



Jakarta

Maudy Koesnaedi mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat menginjakkan kaki di Tanah Suci, Makkah. Ia menunaikan ibadah umroh bersama suami dan anak semata wayangnya.

Dalam unggahan video di akun instagramnya @maudykoesnaedi, pemeran sosok Zainab dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini menunjukkan momen ibadahnya bareng keluarga.

“Alhamdulillah. Terwujud niat umroh akhir tahun, bersama doubleE,” tulis Maudy.


Lebih lanjut ia juga menuliskan bahwa ini umroh pertama sang putra, Eddy. Ia ingin mengajak Eddy Maliq Meijer untuk beribadah umroh sebelum ia lulus sekolah dan melanjutkan pendidikannya.

“Ingin ajak @eddy_mm umroh pertamanya sebelum nanti insyaAllah lulus sekolah dan lanjut kemanapun Eddy melangkah menuju masa depannya,” tulis Maudy.

Dalam video tampak Maudy dan keluarga khusyuk beribadah mengenakan pakaian ihram.

Maudy juga mengucapkan syukur sekaligus mengungkapkan terima kasih kepada sang suami, Erik Meijer. Ia juga berharap semoga ibadahnya menjadi pengalaman yang berharga.

“Makasih @emjkt sayang sudah mengusahakan semua yang terbaik. Semoga menjadi pengalaman batin yang baik untuk kita ya. Aamiin YRA.”

Postingan ini disambut positif oleh netizen. Lebih dari 29 ribu netizen memberikan like dan 400 orang membagikan komentarnya.

“InsyaAllah mabrur buat kalian semua, aamiin,” tulis Rano Karno.

“Kok aku ikut terharu nangis ya. Alhamdulillah bisa umroh sekeluarga. Umroh itu bukan bagi mereka yang mampu, tapi yang memang Allah undang. Dia izinkan,” tulis netizen.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Nama Bagian-bagian Ka’bah yang Perlu Diketahui oleh Calon Jemaah


Jakarta

Ka’bah adalah bangunan suci yang terletak di Masjidil Haram, Makkah, yang menjadi pusat ibadah bagi umat Islam. Sebagai tempat yang penuh dengan sejarah, Ka’bah memiliki berbagai bagian yang dirangkai secara detail dan tertata rapi untuk kebutuhan ibadah kaum maslim.

Setiap bagian Ka’bah memiliki arti dan tujuan tertentu, yang semuanya saling melengkapi untuk menciptakan suasana sakral bagi umat Islam yang beribadah di sana. Berikut ini dipaparkan nama bagian-bagian Ka’bah yang melengkapi bangunan suci di Makkah ini.

Nama Bagian-bagian Ka’bah

Ka’bah dibangun dengan bagian-bagian yang rapi dan tersusun secara detail. Berikut ini adalah nama bagian-bagian Ka’bah yang dikutip dari buku Ka’bah Rahasia Kiblat Dunia yang disusun oleh Muhammad Abdul Hamid Asy-Syarqawi.


1. Syadzarwan

Syadzarwan adalah struktur bangunan yang dibengkokkan dan mengelilingi bagian bawah dinding Ka’bah di area tawaf, kecuali di Al-Hathim. Tangga yang ada pada Syadzarwan sebenarnya merupakan dasar dari Ka’bah, bukan bagian dari Syadzarwan itu sendiri.

Nama “Syadzarwan” diberikan karena fungsinya yang menutupi Ka’bah, serupa dengan sarung yang melindungi Baitullah. Struktur ini dibangun untuk melindungi Ka’bah dari bencana banjir yang sering terjadi di musim penghujan, serta untuk menjaga keselamatan jamaah haji dan kiswah di tengah kerumunan orang.

Syadzarwan dibangun menggunakan marmer yang merupakan salah satu yang termahal di dunia. Pada tahun 1417 H, ketika Ka’bah dibangun ulang, marmer lama pada Syadzarwan diganti dengan marmer baru yang lebih baik.

2. Atap

Sejarawan asal Mekkah, Al-Azraqi, mencatat bahwa Kota Makkah sering dilanda banjir, yang berdampak pada kerusakan bangunan Ka’bah. Selain itu, Ibnu Ishaq menceritakan bahwa sebelum Ka’bah dibangun kembali pada 605 M, bangunan tersebut hanya berupa struktur tanpa atap, terbuat dari batu-batu yang tidak teratur, dan tingginya tidak melebihi tinggi binatang (sekitar 2 meter).

Pada masa itu, suku Quraisy berencana untuk membangun ulang Ka’bah dengan menambahkan atap. Kebetulan, tidak jauh dari sana, di tepi pantai Laut Merah di Jeddah, sebuah perahu Bizantium Romawi yang sedang membawa kayu karam.

Pihak Quraisy membuat kesepakatan dengan seorang pekerja Kristen bernama Bachom (atau Bachomis), seorang tukang kayu asal Mesir (kaum Qibthi), untuk membeli kayu tersebut dan menggunakannya untuk membangun atap Ka’bah.

Setelah kabilah-kabilah Mekkah menyelesaikan pembangunan keempat dinding Ka’bah, pekerjaan atap dilaksanakan. Pada masa Al-Idrisi (1100-1166 M), Ka’bah memiliki atap yang diyakini masih ada hingga saat ini dan tidak berubah sejak diperbaiki oleh Al-Hajjaj pada tahun 74 H.

Saat ini, Ka’bah memiliki dua atap, dan di permukaannya terdapat marmer putih yang dikelilingi oleh dinding setinggi 80 cm. Di atasnya, terdapat beberapa tiang yang digunakan untuk mengikatkan kiswah atau tirai hitam yang menutupi Ka’bah.

Berat kiswah ini sekitar 670 kilogram, dengan 120 kilogram di antaranya berupa emas murni dan 50 kilogram perak yang terdapat dalam tulisan-tulisan pada kiswah. Ukurannya sekitar 654 meter persegi.

3. Maqam Ibrahim

Dalam bahasa Arab, kata “maqam” berarti letak kedua kaki. Maqam Ibrahim terletak di dekat Ka’bah, tepatnya di sebelah dinding tenggara. Maqam ini berupa sebuah bangunan kecil setinggi 1,8 meter yang ditopang oleh enam tiang.

Empat dari tiang tersebut dikelilingi potongan besi setinggi tiang, dan tiang-tiang ini dikelilingi oleh bingkai persegi yang tingginya sekitar 1,5 meter, yang berakhir di puncak piramid.

Konon, Maqam Ibrahim adalah batu yang menjadi pijakan Nabi Ibrahim AS saat membangun Ka’bah bersama putranya, Nabi Ismail AS. Maqam ini terletak di sisi timur Ka’bah, beberapa meter dari pintu Ka’bah.

Batu yang terletak di bawah kaki Nabi Ibrahim diyakini melunak, sehingga terdapat bekas kaki beliau di batu tersebut.

Dalam berbagai atsar, disebutkan bahwa Rasulullah SAW memuliakan batu berwarna hitam ini. Batu tersebut digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menambatkan untanya, dan juga menjadi tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat datang bersama Siti Hajar dan Nabi Ismail.

Batu ini terus dikenang oleh umat manusia hingga sekarang, dan di belakang batu tersebut jamaah haji melaksanakan salat sunnah tawaf dua rakaat.

3. Hijr Ismail

Hijr Ismail terletak di antara Al-Hathim dan dinding Ka’bah sebelah barat daya, tepatnya di bawah pancuran (Mizab Ar-Rahman). Tempat ini diyakini sebagai makam Nabi Ismail dan Siti Hajar. Walau begitu, keyakinan tersebut bersumber dari tradisi lisan dan tidak didukung oleh dalil yang kuat dari Al-Qur’an atau hadis sahih.

Hijr Ismail ditutupi bebatuan warna-warni yang diletakkan pada tahun 826 H. Di atas kuburan tersebut, terdapat bebatuan hijau dari Persia yang diambil dari daerah Wadi Al-Hamamah, padang pasir timur Mesir, pada tahun 241 H. Saat ini, Hijr Ismail yang dibatasi oleh dinding Ka’bah sebelah barat daya (di antara rukun Iraqi dan rukun Syami) ditutupi dengan lantai marmer putih.

Menurut Al-Azraqi, Nabi Ibrahim AS menjadikan Hijr Ismail sebagai pendamping Ka’bah, dan pada saat itu, tempat tersebut digunakan sebagai kandang kambing Nabi Ismail. Oleh karena itu, Hijr Ismail bukanlah bagian dari Ka’bah.

Sejarawan Abdullah Al-Kurdi menulis bahwa setelah Nabi Ibrahim menyelesaikan pembangunan Ka’bah, beliau meminta putranya, Nabi Ismail, untuk memilih tempat di dekat Ka’bah. Nabi Ismail kemudian diberi tugas untuk menjaga dan memelihara Ka’bah. Tempat yang dipilih tersebut akhirnya dikenal dengan nama Hijr Ismail, yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dari pohon al-arak.

4. Al-Hathim

Al-Hathim adalah nama lain dari Hijr Ismail, yaitu bangunan terbuka berbentuk setengah lingkaran. Beberapa orang berpendapat bahwa tempat ini disebut Al-Hathim karena merupakan pecahan dari Baitullah.

Pecahan dari Baitullah ini berkaitan dengan peristiwa renovasi Ka’bah oleh kaum Quraisy, mereka mengurangi bagian Baitullah dalam proses pembangunan ulang Ka’bah.

Berbeda dengan Hijr Ismail, Al-Hathim merupakan bangunan melengkung dengan kedua ujungnya berjarak sekitar 3 meter dari rukun Iraqi (bagian utara) dan rukun Syami (bagian barat). Bagian tengah Al-Hathim memiliki ketebalan sekitar satu setengah meter dan ketinggian sekitar satu meter.

Bangunan ini dilapisi batu pualam. Jarak antara bagian tengah lengkungan dan dinding Ka’bah bagian barat daya adalah 8 meter dan 47 sentimeter.

Selain itu, kata Al-Hathim juga digunakan untuk menyebut lokasi multazam, yaitu tempat yang terletak di antara rukun Hajar Aswad, Maqam Ibrahim, dan sumur Zam-Zam, yang sering kali dipenuhi oleh kerumunan jamaah haji.

Di tempat ini, setiap doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT diyakini akan diijabah. Al-Hathim juga digunakan untuk menyebut tempat pancuran, karena Baitullah ditinggikan, sementara area tersebut dibiarkan hancur (muhaththam).

5. Pintu Ka’bah

Ketika Nabi Ibrahim AS membangun Ka’bah, beliau membuat dua pintu yang menempel langsung ke tanah. Salah satu pintu terletak di bagian timur setelah Hajar Aswad, sementara pintu lainnya terletak di bagian barat setelah rukun Yamani, yang bertolak belakang dengan pintu timur.

Kedua pintu tersebut tidak memiliki daun pintu. Namun, ketika kaum Quraisy merenovasi Ka’bah, mereka meninggikan pintu timur sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Selain itu, mereka juga memasang satu daun pintu yang bisa dibuka dan ditutup.

Pintu barat kemudian dihilangkan, dan pintu timur tersebutlah yang digunakan hingga kini, yang dibuka setiap Senin dan Kamis.

Menurut Ibnu Jubar, pintu Ka’bah terletak di dinding antara rukun Iraqi dan rukun Hajar Aswad, dengan jarak sekitar 5,1 meter. Area antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah ini dikenal dengan nama multazam.

Pintu ini seluruhnya dilapisi perak dan dihiasi dengan pahatan dekorasi. Menurut Pits (1680), seluruh bagian pintu tersebut dilapisi perak.

Berdasarkan pengukuran terbaru, pintu tersebut memiliki panjang 312 cm, lebar 168 cm, dan ketebalan 50 cm. Selain itu, pintu ini mengandung 280 gram emas murni dan dilengkapi dengan dekorasi bertema Islam serta beberapa ayat Al-Qur’an.

6. Al-Mustajab

Di dekat rukun Yamani yang menghadap ke selatan, terdapat sebuah batu lain yang cukup penting. Batu ini memiliki ketinggian sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, panjang 60 cm, dan lebar 45 cm. Batu tersebut terletak di bagian utama Ka’bah.

Batu ini berwarna gelap dengan nuansa kemerah-merahan, berbeda dengan bebatuan Ka’bah lainnya yang lebih terang. Meskipun batu ini hanyalah batu biasa, banyak orang yang melakukan tawaf seringkali menyentuhnya dengan tangan kanan mereka, meskipun tidak sampai menciumnya.

7. Al-Ma’jan

Di sebelah tenggara Ka’bah, dekat pintu dan dindingnya, terdapat sebuah lubang yang dilapisi marmer. Meskipun tidak terlalu dalam, lubang ini cukup besar, bahkan dapat menampung tempat duduk untuk tiga orang. Tempat ini dikenal dengan nama Al-Ma’jan (tempat pengadonan).

Diyakini bahwa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS pernah mengadoni kapur dan tanah liat di sini untuk membangun Ka’bah. Tidak jauh dari lokasi ini, terdapat sebuah batu yang dipercaya sebagai tempat berdirinya Nabi Ibrahim AS saat membangun Ka’bah.

Dalam tradisi masyarakat Arab, Al-Ma’jan juga dikenal dengan nama Maqam Jibril atau Al-Hafrah (lubang). Lubang tersebut memiliki lebar 5 syibr dan 3 ishbi’ (sekitar 1,08 meter), tinggi 7 syibr dan 7 ishbi’ (sekitar 1,9 meter), serta kedalaman mencapai 1 syibr dan 4 ishbi’ (sekitar 33 cm).

8. Multazam

Multazam adalah area yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, dengan ukuran sekitar dua meter.

Di tempat ini, jemaah disunnahkan untuk berdoa sambil menempelkan kedua pipi, dada, kedua lengan, dan kedua telapak tangan mereka pada dinding Ka’bah.

9. Mizab Ar-Rahman (Pancuran)

Di bagian barat daya Ka’bah, sekitar 60 cm di bawah atap, terdapat sebuah pancuran yang dikenal dengan nama Mizab Ar-Rahman. Pancuran ini berfungsi untuk membuang air hujan yang menggenangi atap Ka’bah ke tanah.

Bentuk pancuran ini adalah tabung dengan panjang 2,58 meter, 58 cm di antaranya dibenamkan dalam dinding Ka’bah. Lebarnya 25 cm dan tingginya 21 cm.

Pada salah satu palang pancuran terdapat rangkaian perak seberat 2,5 kilogram dan panjang 190 cm, yang diikatkan dengan 90 ikatan.

Di mulut pancuran, terdapat sebuah penopang yang dikenal dengan nama “dagu pancuran,” yang dihiasi dengan emas dan digunakan untuk memancarkan air. Penopang ini dikirim dari Konstantinopel pada tahun 981 H.

Konon, penopang ini terbuat dari emas murni. Paku-paku juga dipasang di bagian atas pancuran untuk menghalau burung agar tidak hinggap di sana.

Sejak masa awal Islam, pancuran Ka’bah telah mendapat perhatian khusus dari para pemimpin muslim. Mereka terus memperbaiki, merenovasi, dan memperbarui pancuran ini.

10. Sudut (Rukun) Ka’bah

Mengutip buku Esai-esai Astronomi Islam karya Arwin Juli Rahmadi, Ka’bah dibangun dengan posisi rukun-rukunnya yang sejajar dengan empat arah pergerakan angin yang berhembus di Kota Mekah selama satu tahun. Empat pojok (rukun) Ka’bah ini memiliki arah yang sangat strategis.

Rukun ‘Iraqi mengarah ke utara sejati, yang juga merupakan arah yang sama dengan bukit Shafa dan Marwa. Rukun ‘Iraqi juga menghadap ke benua Eropa. Rukun Syami mengarah ke benua Amerika, rukun Yamani mengarah ke benua Afrika, dan rukun Hajar Aswad mengarah ke benua Asia.

Itulah 10 nama bagian-bagian Ka’bah. Semoga bermanfaat.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Rukun Haji Ada 6, Apa Saja?


Jakarta

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang sangat istimewa dan menjadi dambaan setiap Muslim. Untuk dapat menunaikan ibadah haji dengan sah, seorang jemaah harus memahami dan melaksanakan rukun-rukun haji dengan benar.

Rukun haji adalah amalan-amalan yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang menunaikan ibadah haji. Amalan ini merupakan syarat sahnya ibadah haji. Jika salah satu rukun haji ditinggalkan, maka ibadah haji yang dilakukan tidak sah.

Pengertian Rukun Haji

Ahmad Sarwat dalam buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah mengatakan, secara bahasa, rukun berarti sudut atau tiang penyangga suatu bangunan. Dalam konteks ibadah haji, rukun merujuk pada amalan-amalan pokok yang menjadi fondasi ibadah haji. Jika salah satu rukun tidak dilaksanakan, maka ibadah haji yang dilakukan tidak sah.


Artinya, rukun haji adalah tindakan-tindakan khusus yang harus dilakukan oleh setiap jemaah haji dengan tertib dan sesuai dengan syariat Islam. Rukun haji ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ibadah haji dan menjadi penanda kesempurnaan ibadah tersebut.

Perbedaan Pendapat tentang Rukun Haji

Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai jumlah rukun haji. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan pemahaman terhadap dalil-dalil yang berkaitan dengan rukun haji. Masih mengutip sumber yang sama, berikut perbedaan rukun haji menurut empat mazhab:

Mazhab Hanafi

Hanya menetapkan dua rukun haji, yaitu wukuf di Arafah dan tawaf ifadah.

Mazhab Maliki

Menetapkan empat rukun haji, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, dan sa’i.

Mazhab Syafi’i

Menetapkan enam rukun haji, yakni; ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sa’i, menggundulkan rambut kepala dan tertib.

Mazhab Hanbali

Pendapatnya sama dengan Mazhab Maliki.

Jumlah dan Rincian Rukun Haji

Para ulama memang berbeda pendapat mengenai jumlah rukun haji. Namun, secara umum, terdapat enam rukun haji yang paling banyak disepakati, yaitu:

1. Ihram

Merupakan niat untuk melaksanakan ibadah haji dan memasuki keadaan suci dengan mengenakan pakaian ihram serta meninggalkan larangan-larangan ihram.

Berikut bacaan yang bisa dilafalkan sebagai niat ihram,

وَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ

Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan.

Artinya, “Saya berniat haji dengan berihram karena Allah Ta’ala, aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk melakukan haji.”

2. Wukuf di Arafah

Berdiri di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah antara waktu zuhur hingga terbenam matahari. Ini adalah puncak dari rangkaian ibadah haji.

Para jemaah diwajibkan untuk membaca takbir dan tahmid saat wukuf di Arafah.

3. Tawaf Ifadah

Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali setelah wukuf di Arafah. Selama tawaf, jemaah harus dalam keadaan suci dari hadats dan disarankan untuk banyak berdoa.

4. Sa’i

Berjalan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

5. Tahallul

Mencukur rambut atau menggunting rambut bagi laki-laki, dan menggunting ujung kuku bagi perempuan setelah melaksanakan tawaf ifadah.

6. Tertib

Melaksanakan seluruh rukun haji sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Tingkatkan Layanan Jemaah Haji Indonesia, Ini yang Dilakukan BPKH



Jakarta

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjalin kerja sama dengan dengan PT Lulu Group International dalam rangka peningkatan layanan jemaah haji Indonesia. Kemitraan ini diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), Jeddah, Kamis (19/12) lalu.

Kerja sama tersebut berfokus pada penyediaan kebutuhan jemaah. Ini mencakup makanan bercita rasa Indonesia, bumbu-bumbu khas, serta souvenir produk UMKM Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan upaya BPKH untuk mempromosikan produk-produk dalam negeri di pasar internasional.

“Sinergi ini bertujuan untuk meningkatkan layanan bagi jemaah haji dan umrah Indonesia selama di Arab Saudi, terutama saat musim haji, dengan mengutamakan produk dan UMKM Indonesia,” kata Anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander, dikutip dari rilis yang diterima detikHikmah, Senin (23/12/2024),


Harry berharap kemitraan tersebut bisa memperkuat ekosistem perhajian secara keseluruhan dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia. Selain di Arab Saudi, kerja sama juga akan menyasar pada peningkatan layanan setoran awal haji dan informasi perhajian melalui jaringan toko Lulu di Indonesia.

Acara penandatanganan MoU turut dihadiri oleh Anggota Dewan Pengawas BPKH M. Dawud Arif Khan, Mudir BPKH Limited Sidiq Haryono, Direktur Lulu Group International, dan Direktur ITPC Jeddah.

Sebagai informasi, BPKH adalah lembaga yang melakukan pengelolaan Keuangan Haji. BPKH merupakan badan hukum publik yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

BPKH Dibentuk berdasarkan Undang Undang No. 34 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Haji dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 tahun 2017 mengenai BPKH. BPKH melakukan pengelolaan keuangan haji dengan berasaskan pada prinsip syariah, prinsip kehati-hatian, manfaat, nirlaba, transparan dan akuntabel.

Pengelolaan Keuangan Haji bertujuan meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji, rasionalitas dan efisiensi penggunaan biaya perjalanan ibadah haji dan manfaat bagi kemaslahatan umat Islam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Travel Haji dan Umrah Juga Bayar Pajak, Asphirasi Gelar Pelatihan Keuangan



Jakarta

Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (Asphirasi) menggelar pelatihan penyusunan laporan keuangan dan perpajakan untuk agen travel haji dan umrah. Ratusan agen berpartisipasi.

Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan, Investasi, Sponsorship & Pengembangan Bisnis Asphirasi H. M. Tauhid Hamdi mengatakan pelatihan ini diikuti lebih dari 100 agen travel haji dan umrah yang menjadi anggota Asphirasi.

“Pelatihan dan sosialisasi penyusunan laporan keuangan dan perpajakan ini diikuti oleh anggota Asphirasi yang berkecimpung sebagai agen travel umrah dan haji,” kata Tauhid saat ditemui detikHikmah di lokasi pelatihan yang bertempat di Ballroom BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024).


Tauhid menjelaskan acara ini merupakan bentuk pembinaan terhadap anggota Asphirasi. Mengingat perusahaan juga membayar pajak.

“Umrah dan haji tidak ada pajak, tapi perusahaan ada bayar pajak. Tentu ini menjadi hal yang penting untuk dipelajari,” jelas Tauhid.

Pembicara dalam pelatihan ini adalah Dr. Puspahadi Boenjamin, M.Si.Pajak, seorang dosen sekaligus praktisi perpajakan.

Puspahadi menjelaskan jenis-jenis pajak dan bagaimana cara menghitung pajak untuk pengusaha di bidang travel haji dan umrah. Kegiatan ini juga diisi dengan praktik langsung penghitungan pajak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Puluhan peserta yang hadir tampak antusias menyimak penjelasan Puspahadi. Apalagi kegiatan ini dilakukan secara interaktif sehingga ada komunikasi dua arah yang berlangsung antara pembicara dan peserta.

Melalui kegiatan ini, Tauhid berharap agar nantinya anggota Asphirasi dapat lebih baik dalam hal penyusunan pajak dan keuangan haji untuk perusahaannya.

“Harapannya tentunya agar anggota lebih bagus lagi dalam hal penyusunan pajak dan keuangan haji untuk perusahaannya,” tutup Tauhid.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Asphirasi Dukung Kampung Haji Indonesia di Makkah, Ajak Pengusaha Investasi



Jakarta

Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (Asphirasi) mendukung rencana pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi. Pihaknya mengajak para pengusaha ikut berinvestasi.

Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan, Investasi, Sponsorship & Pengembangan Bisnis Asphirasi H. M. Tauhid Hamdi mengatakan pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah merupakan program yang sedang dikaji dan disusun oleh Pemerintah Indonesia.

“Asphirasi juga mengajak bapak ibu untuk program-program investasi yang akan dilakukan nanti di Arab Saudi, termasuk program Kampung Haji,” ujar Tauhid dalam sambutan acara pelatihan penyusunan laporan keuangan dan perpajakan yang digelar Asphirasi di Ballroom BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024).


Lebih lanjut, Tauhid juga berharap agar lebih banyak pengusaha Indonesia yang melakukan investasi di Arab Saudi.

“Kita tahu bahwa banyak teman-teman yang sudah membuat restoran di Saudi, di Makkah dan Madinah. Ini merupakan bentuk perwujudan program pemerintah yang ingin membangun perkampungan haji,” lanjut Tauhid.

Tauhid juga menyebut sudah banyak pengusaha asal Indonesia yang memiliki restoran di Makkah dan Madinah. Asphirasi mendukung penuh para investor yang ingin lebih lanjut berbisnis di Arab Saudi.

“Baik itu hotel, transportasi, katering karena sudah banyak orang-orang yang membangun restoran di Makkah dan Madinah. Jadi bukan hanya agen travel haji dan umroh tapi juga investasi untuk berbagai usaha,” kata Tauhid.

Rencana pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah merupakan keinginan Presiden Prabowo Subianto sebagaimana dikatakan Wamenag Romo HR Muhammad Syafi’i. Keinginan Prabowo ini berangkat dari kerisauan melihat keberadaan jemaah haji asal Tanah Air yang tidak mendapatkan layanan maksimal.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

BP Haji Temui Kementerian Haji Arab Saudi, Ini yang Dibahas



Jakarta

Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak bertemu dengan Deputi Kerja Sama Internasional Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Hassan Bin Yahya Al Manakhrah. Mereka membahas persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2025 dan masa transisi menuju penyelenggaraan penuh oleh BP Haji pada 2026.

Dalam pertemuan tersebut, Dahnil menjelaskan secara rinci mengenai rencana BP Haji untuk mengambil alih seluruh tanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji mulai 2026. Hal ini tentu menjadi fokus utama dalam diskusi, mengingat pentingnya koordinasi dan kerja sama antara kedua negara dalam memastikan kelancaran ibadah haji.

“Kami berdiskusi panjang terkait peran BP Haji yang akan menangani penyelenggaraan secara penuh pada 2026. Informasi ini penting kami sampaikan kepada otoritas perhajian di Arab Saudi, karena berkaitan langsung dengan skema kemitraan dan kerja sama antara kedua negara,” ujar Dahnil dalam keterangannya, dilansir Antara, Kamis (26/12/2024).


Salah satu poin penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah komitmen BP Haji untuk menerapkan prinsip EMAN, yakni Efisien, Aman, dan Nyaman dalam penyelenggaraan ibadah haji. Prinsip ini menjadi landasan utama dalam memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh calon jamaah haji Indonesia.

“Efisiensi operasional, keamanan jamaah, dan kenyamanan dalam beribadah adalah prioritas utama kami,” tegas Dahnil.

Sementara itu, Deputi Kerja Sama Internasional Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi Hassan Bin Yahya Al Manakhrah mendukung penuh upaya BP Haji dalam mempersiapkan penyelenggaraan ibadah haji. Ia menekankan pentingnya persiapan yang matang, terutama dalam hal pemesanan berbagai layanan di Arab Saudi seperti akomodasi, transportasi, dan konsumsi.

“Persiapan seperti akomodasi, transportasi, hotel jamaah, konsumsi, dan layanan lainnya sangat penting untuk dioptimalkan guna memberikan pengalaman terbaik bagi jamaah,” kata Hassan.

Kedua belah pihak sepakat untuk terus memperkuat kerja sama dalam rangka memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia. Mereka berharap komitmen tersebut membawa penyelenggaraan ibadah haji 2025 berjalan lebih baik dan menjadi langkah awal yang baik menuju penyelenggaraan penuh oleh BP Haji pada 2026.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Menag Pastikan Biaya Haji 2025 Akan Lebih Murah, Berapa?


Jakarta

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan bahwa biaya haji 2025 akan lebih murah dari sebelumnya. Pernyataan ini disampaikan Menag saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/12/2024).

Dilansir dari detikNews, Menag Nasaruddin Umar belum menyebut berapa biaya pastinya untuk ibadah haji tahun ini. Namun, biaya penurunan itu tidak akan mengurangi kualitas pelayanan.

“Kita membicarakan banyak hal, kira-kira apa yang bisa membikin jamaah haji nanti kita ini lebih nyaman, lebih tenang, dan yang paling penting juga adalah lebih murah,” kata Nasaruddin Umar.


“Tetapi murahnya bukan berarti mengurangi kualitas pelayanan,” lanjutnya.

Menag menegaskan bahwa efisiensi yang akan dilakukan tidak akan berdampak negatif. Sebagai contoh, ia menyoroti pentingnya memastikan armada penerbangan yang digunakan tetap memenuhi standar keamanan dan kenyamanan.

“Misalnya pesawatnya jangan-jangan kita mencari murah, tetapi malah justru pesawat tua. Jadi itu di-warning juga buat kita,” jelas Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Selain itu, Nasaruddin menyatakan bahwa petugas haji ke depan akan dipilih dengan lebih selektif. Mereka tidak hanya dituntut memiliki kemampuan fisik, tetapi juga profesional dalam membimbing calon jamaah.

Penurunan biaya haji, menurut Nasaruddin, akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk inflasi dan nilai tukar mata uang. Langkah-langkah lain yang diambil pemerintah, seperti pembersihan terhadap berbagai penyimpangan dalam pengelolaan haji sebelumnya, juga diharapkan dapat berkontribusi pada efisiensi biaya.

“Yang jelas bahwa spiritnya kita ingin lebih murah dijangkau masyarakat melalui efisiensi yang kita lakukan. Maka itu melalui pembersihan seluruh hal-hal yang menyimpang itu juga akan berkontribusi terhadap penurunan harga,” imbuh Nasaruddin.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Agama Muhammad Syafii menambahkan, biaya haji pada 2025 hampir dipastikan memang akan lebih murah. Namun, besaran penurunannya masih menunggu keputusan panitia kerja (Panja) DPR.

“Tanggal 30-an (Desember) rapat pembentukan panja. Baru setelah itu rapat panja. Di situlah baru diputuskan berapa ongkos haji,” papar Syafii.

“Tetapi hampir kita pastikan ya Pak Menteri, ongkos haji tahun ini turun. Berapa besarannya? Itu enggak bisa disebut sekarang, karena harus ada kesepakatan di panja,” sambungnya.

Wamenag juga mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki visi untuk meningkatkan kualitas pelayanan haji sekaligus menurunkan biaya yang harus ditanggung jamaah.

“Intinya Presiden kita Pak Haji Prabowo Subianto ingin agar haji tahun ini lebih berkualitas. Tetapi pada saat yang sama beliau juga melihat banyak biaya yang bisa dirasionalisasi, sehingga kualitasnya makin baik, tetapi harganya makin murah,” tukas Syafii.

Biaya Haji 2024

Mengutip situs resmi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, setiap jemaah dikenakan biaya Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) rata-rata sebesar Rp 93,4 juta perjemaah pada tahun 2024.

Namun, perlu dicatat bahwa jemaah hanya perlu menanggung 60% dari total BPIH, yakni sekitar Rp 56,04 juta.

“Besaran rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 1445 H/2024 M per jemaah untuk jemaah haji reguler sebesar Rp 93,410.286,” kata Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi membacakan hasil keputusan rapat Panja BPIH 2024, Senin (27/11/2023).

Besaran tersebut mencakup biaya penerbangan, akomodasi di Makkah, sebagian akomodasi Madinah, biaya hidup (living cost), dan biaya visa. Adapun, 40% atau Rp 37.364.114 dibayarkan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang bersumber dari Nilai Manfaat Keuangan Haji.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Indonesia Dapat Kuota Haji Terbesar Sepanjang Sejarah pada 2024


Jakarta

Indonesia mendapat kuota haji terbesar sepanjang sejarah pada 2024. Dari sebelumnya 221.000, bertambah menjadi 241.000. Rekor!

Berdasarkan catatan detikcom, jatah kuota haji Indonesia dalam 10 tahun terakhir cukup bervariasi. Pada 2015, Indonesia mendapat kuota haji 168.800. Angka yang sama juga diberikan pada 2016.

Peningkatan terjadi pada 2017. Saat itu, Indonesia mendapat kuota haji sebesar 221.000. Kuota ini konsisten sebelum akhirnya meningkat pada 2019.


Pada 2019, Indonesia mengantongi kuota haji 231.000. Ini menjadi angka terbesar pada waktu itu, tepat setahun sebelum akhirnya operasional haji berhenti akibat pandemi COVID-19. Selama dua tahun berturut-turut setelah itu, 2020-2021, tak ada jemaah haji yang berangkat ke Tanah Suci.

Keputusan pembatalan ibadah haji ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 494 Tahun 2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1441 H/2020 M yang diteken Menteri Agama Fachrul Razi dan Keputusan Menteri Agama Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji 1442/2021 M yang diteken Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Pascapandemi, pada 2022, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan membuka gerbang untuk ibadah haji dengan kuota terbatas, sebanyak 1 juta orang. Ini sudah termasuk jemaah dalam dan luar kerajaan. Indonesia pun mendapat jatah memberangkatkan 100.051 jemaah.

Kementerian Agama (Kemenag) RI mengatakan Saudi membatasi jemaah yang bisa melaksanakan ibadah haji tahun tersebut harus berusia di bawah 65 tahun. Kemenag akhirnya memutuskan jemaah yang berhak berangkat haji adalah mereka yang sempat tertunda keberangkatannya pada 2020 dan berusia di bawah 65 tahun.

“Kami dari Kemenag saat ini sedang perumusan kebijakan untuk memilih jemaah yang akan berangkat di tahun ini. Berdasarkan data kami maka yang berangkat di tahun 2022 jemaah kita yang berhak di tahun 2020 jemaah tertunda di tahun 2020. Sekarang artinya adalah jemaah di tahun 2020 yang usianya saat ini di bawah 65 tahun,” kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief kepada wartawan Sabtu (9/4/2022) lalu.

Penyelenggaraan ibadah haji kembali normal pada 1444 H/2023 M. Indonesia mendapat kuota haji sebanyak 221.000. Angka yang sama seperti pada 2017-2018.

Awalnya Dapat Kuota 221 Ribu pada 2024

Musim berikutnya, Pemerintah Arab Saudi kembali memberikan 221.000 kuota haji kepada Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas usai menghadiri acara Haflat al-Haj al-Khitamy 1444 H di Makkah.

“Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah menginformasikan kuota haji 2024 ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Tahun depan, kuota haji Indonesia berjumlah 221.000 jemaah,” kata Menag Yaqut di Makkah, Minggu (2/7/2023).

Bersamaan itu, lanjut Yaqut, Pemerintah Arab Saudi juga mengumumkan tahapan penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M. Penerbitan visa dimulai pada 1 Maret 2024 dan kedatangan awal jemaah haji dijadwalkan pada 9 Mei 2024.

Lobi-lobi Saudi Dapat Tambahan 20 Ribu

Dalam perjalanannya, Indonesia masih mengupayakan tambahan kuota haji pada operasional 2024. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kala itu menghadiri KTT ASEAN-GCC di Riyadh memanfaatkan momentum sesi makan siang untuk berbincang dengan Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman al-Saud (MBS).

Jokowi menceritakan, saat sesi makan siang itu dirinya membahas masalah kuota haji RI. Jokowi mengambil kesempatan karena suasananya berlangsung cair.

“Nah, di acara yang pertama bilateral Indonesia-Arab setelah bicara serius urusan investasi perdagangan, makan siang dengan Yang Mulia Pangeran MBS, diajak makan siang beserta menteri dari Arab,” cerita Jokowi saat Pengarahan Raker dan Milad ke-6 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (12/12/2023) seperti dilansir detikNews.

“Saat makan siang, yang namanya makan, senang, saya lihat suasananya senang banget, beliau senang, menterinya juga gembira. Ceritanya agak ke mana-mana, makin senang,” lanjut Jokowi.

Pada momen itulah Jokowi melobi tambahan kuota haji. Ia bercerita kepada MBS bahwa jemaah Indonesia harus menunggu 47 tahun untuk ibadah haji.

“Di situlah saya masuk, saya sampaikan ‘Yang Mulia, calon jemaah haji di Indonesia menunggu sampai 47 tahun untuk beribadah haji’. (Dijawab) ‘Benar?’. (Saya jawab) ‘Benar, Yang Mulia, saya nggak bohong’ (pada ketawa). ‘Mohon berkenan Yang Mulia berikan tambahan kuota hajinya’. (Dijawab MBS) ‘Ya sudah, besok pagi saya kabari, saya putuskan nanti malam’,” kata Jokowi.

Malam harinya, Jokowi mendapat telepon dari Dubes Arab Saudi yang mengabarkan permintaannya dipenuhi. Arab Saudi memberikan kuota haji tambahan sebanyak 20 ribu.

“Begitu malam, dikabari, saya ditelepon Dubes Arab Saudi, ‘Presiden, baru saja diputuskan ada tambahan, kuotanya 20 ribu’,” kata Jokowi.

Pemerintah-DPR RI sepakati kuota haji 2024 sebesar 241 ribu >>>

Pemerintah-DPR RI Sepakati Kuota Haji 2024 Sebesar 241 Ribu

Pemerintah dan DPR RI memutuskan menyetujui kuota haji Indonesia 1445 H/2024 M dari 221.000 menjadi 241.000. Tambahan kuota haji ini diputuskan dalam rapat Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2024 Komisi VIII DPR RI dan Panja Pemerintah yang diwakili Kementerian Agama (Kemenag) di Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2023).

“Panja Komisi VIII DPR tentang BPIH Tahun 1445 H/2024 M dan Panja Pemerintah menyepakati asumsi dasar BPIH sebagai berikut. Kuota haji Indonesia tahun 1445 H/2024 M sebanyak 241.000 jemaah,” kata Ketua Panja BPIH Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid membacakan kesimpulan rapat Panja.

Abdul menjelaskan, kuota 241 ribu tersebut dialokasikan untuk haji reguler dan haji khusus. Jemaah haji reguler mendapat kuota sebanyak 221.720 dan jemaah haji khusus sebanyak 19.280.

“Dengan rincian kuota untuk jemaah haji reguler sebanyak 221.720 dan jemaah haji khusus sebanyak 19.280 orang,” ujarnya.

Kuota Haji 2024 Terbesar Sepanjang Sejarah

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab mengatakan kuota haji 1445 H/2024 M merupakan yang terbesar sepanjang sejarah perhajian Indonesia.

“Tahun 2024, jumlah jamaah haji merupakan jumlah jamaah terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan haji di Indonesia,” kata Saiful Mujab saat memberikan arahan pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1445 H di asrama haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (24/3/2024).

Kuota haji Indonesia 2024 sebesar 221.000 plus kuota tambahan 20.000. Saiful merinci, sebanyak 10.000 kuota tambahan diperuntukkan bagi jemaah haji reguler, sementara 10.000 lainnya untuk jemaah haji khusus. Sehingga total jemaah haji Indonesia tahun ini berjumlah 241.000 orang, terdiri atas 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jamaah haji khusus.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Ada Penitipan Bagasi Gratis di Masjidil Haram, Ini Lokasinya


Jakarta

Otoritas Umum untuk Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi meluncurkan layanan baru untuk jemaah umrah. Kini, mereka menyediakan fasilitas penyimpanan loker gratis di dua lokasi strategis sekitar Masjidil Haram.

Dilansir dari Kantor Berita Saudi, SPA, lokasi pertama loker gratis itu terletak di sisi timur masjid, dekat dengan Perpustakaan Makkah. Sementara itu, lokasi kedua berada di sisi barat masjid, dekat dengan Gerbang 64.

Fasilitas ini dirancang untuk mendukung kenyamanan jemaah umrah selama menjalankan ibadah. Otoritas setempat juga berencana untuk memperluas layanan penyimpanan ini ke semua area di sekitar Masjidil Haram.


Syarat Menggunakan Loker Gratis di Masjidil Haram

Untuk menggunakan layanan ini, jemaah umrah diharuskan menunjukkan izin umrah mereka melalui aplikasi Nusuk. Berikut adalah beberapa ketentuan yang berlaku:

  1. Jenis bagasi: Hanya tas yang diizinkan untuk disimpan. Barang dalam bentuk lepas atau karung tidak diperbolehkan.
  2. Batas berat: Berat maksimum bagasi yang dapat disimpan adalah 7 kg.
  3. Durasi penyimpanan: Bagasi dapat disimpan hingga maksimal 4 jam.
  4. Jenis barang: Barang berharga, barang terlarang, makanan, dan obat-obatan tidak diperkenankan untuk disimpan.
  5. Tiket klaim: Jemaah wajib menyimpan tiket klaim untuk pengambilan bagasi.

Masjidil Haram adalah satu dari dua masjid suci yang ada di Arab Saudi. Masjid ini menjadi pusat ibadah haji dan umrah umat Islam dari berbagai belahan dunia.

Saat ini, Masjidil Haram tengah menerima kedatangan jemaah umrah musim 1446 H. Jemaah yang akan menunaikan umrah dan memanfaatkan berbagai fasilitas dapat melakukan pemesanan melalui aplikasi Nusuk. Setelah itu, Nusuk akan mengeluarkan izin kunjungan bagi jemaah.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com