Category Archives: Uang

Milenial Jago Kelola Uang, Atur Limit Transaksi Kartu Debit Pakai BRImo


Jakarta

Generasi milenial seringkali dicap sulit mengelola uang lantaran gaya hidup yang konsumtif dan cenderung boros. Padahal, manajemen keuangan merupakan skill penting yang mesti dimiliki semua orang, tak terkecuali anak-anak muda.

Dengan kemampuan perencanaan keuangan, kamu akan semakin mahir dalam mengatur skala prioritas serta merencanakan pengeluaran. Yuk simak tips pintar kelola finansial untuk para milenial berikut ini.

1. Melek dengan Kondisi Keuangan Saat Ini


Langkah paling utama, anak muda harus memahami kondisi finansial yang dimiliki. Apakah keuangan kamu sudah sehat atau malah boncos? Selain itu mengetahui kondisi dompet juga dapat mempermudah kamu untuk mencatat apa saja pengeluaran yang bisa dihemat.

2. Utamakan Menabung

Selagi muda, perbanyak menabung dan investasi. Setidaknya sisihkan sekitar 5-10% dari total penghasilan setiap bulan untuk ditabung.

Meskipun nanti penghasilan bertambah, tetap utamakan menabung ya. Jangan sampai gaji naik, pengeluaran ikut membengkak. Untungnya sekarang kamu bisa dengan mudah mengatur pengeluaran dengan BRImo. Aplikasi ini punya fitur yang dapat membantu mengelola kebutuhan limit transaksi BRImo dan Debit BRI-mu. Caranya:

1. Login aplikasi BRImo

2. Klik Akun, Lalu Klik Pengelolaan kartu dan Pilih kartu

3. Pilih menu Atur Limit Debit

4. Pilih jenis transaksi yang ingin diatur limitnya

5. Atur Limit sesuai kebutuhan lalu klik ok atur limit

6. Masukan Pin, dan Limit baru sudah aktif

Dengan BRImo, kamu bebas mengatur limit kartu tarik tunai, kartu transfer sesama BRI, kartu transfer antar bank, hingga limit kartu pembayaran, limit kartu pembelian dalam negeri, dan limit kartu pembelian pulsa. Praktis ya!

Yuk segera download BRImo melalui App Store, Play Store, dan Huawei AppGallery sekarang juga! Untuk informasi lebih lanjut, follow Instagram @bankbri_id. BRImo lebih mudah dan serba bisa! #BRImo #BRImoMudahSerbaBisa.

(anl/ega)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

50% Orang Indonesia Jadi Sandwich Generation, Gimana Cara Hematnya?


Jakarta

Fenomena sandwich generation banyak dibicarakan generasi muda saat ini. Dalam sebuah studi dari Asian Development Bank (ADB) bertajuk Aging Well In Asia yang dirilis Mei 2024, angka ketergantungan hidup lansia di Indonesia mencapai 50 persen.

Berdasarkan data tersebut, banyak lansia masih mengandalkan transfer uang dari keluarga untuk kelangsungan hidupnya, terutama dari anak. Hal ini pun mau tak mau berdampak pada tingginya angka generasi muda yang menjadi sandwich generation. Mereka harus menanggung kehidupan orang tua ditambah anak sendiri bagi yang sudah berkeluarga.

Meski belum bisa sepenuhnya merdeka secara finansial, ada sejumlah cara yang dapat dilakukan anak muda untuk berhemat sebagai sandwich generation. Berikut sejumlah tipsnya dilansir dari berbagai sumber:


1. Review Budget dan Pos Keuangan

Seorang sandwich generation biasanya memiliki berbagai tanggungan dan tagihan yang harus dibayarkan setiap waktunya. Untuk itu, review rutin mengenai budget dan pos keuangan penting dilakukan agar tidak boncos.

Dengan me-review budget dan pos keuangan secara berkala, kamu tahu berapa saja uang yang harus dikeluarkan untuk membayar tagihan orang tua, tagihan keluarga, maupun kebutuhan anak. Serta menentukan jumlah uang untuk asuransi, tabungan, dan lain sebagainya dengan tetap menghindari ‘bocor halus’ dan menerapkan gaya hidup yang ‘stay on budget’.

2. Komunikasikan pada Orang Tua

Meski harus menanggung pengeluaran orang tua, ada baiknya untuk tetap mengkomunikasikan situasi keuangan secara berkala dengan orang tua. Hal ini mungkin tidak nyaman di awal, tapi seiring waktu dapat membangun kepercayaan dan keterbukaan dengan orang tua. Di saat yang sama, kamu pun dapat menanyakan kondisi keuangan orang tua yang penting untuk diketahui, mulai dari utang, pendapatan pensiun, dan lain sebagainya.

3. Sisihkan Dana Pensiun

Hal ini bisa jadi terasa sulit mengingat tanggungan sandwich generation yang tak sedikit. Kendati begitu, dana pensiun harus tetap kamu siapkan untuk memutus rantai sandwich generation. Dengan menyisihkan sedikit demi sedikit dana pensiun, kamu pun bisa hidup lebih tenang di masa depan.

4. Tetap Prioritaskan Menabung

Sesulit apapun kondisi keuanganmu, tetap usahakan untuk menabung ya. Menabung sebaiknya dilakukan di awal, bukan menunggu sisa pengeluaran yang kamu miliki. Dengan menabung, kamu dapat menyimpan dana darurat, menyiapkan biaya pendidikan anak di masa mendatang, hingga mewujudkan berbagai impian lainnya.

Itulah sejumlah cara yang bisa kamu perhatikan untuk lebih berhemat meski jadi sandwich generation. Biar makin hemat saat kirim-kirim uang ke orang tua atau keluarga, kamu juga bisa andalkan aplikasi yang bebas biaya admin seperti dompet digital DANA. Dengan DANA, kamu bisa selalu gratis kirim uang tanpa minimum transaksi.

Promo DANAPromo DANA Foto: dok. DANA

Selain hemat, tentunya kamu bisa kirim uang dengan praktis dan aman. Bebas biaya admin yang diberikan DANA ini pun membuatmu bisa mengalokasikan biaya admin yang nominalnya bisa Rp 2.500- Rp 6.500 per transaksi untuk kebutuhan lain, mulai dari menabung atau untuk jajan demi menyenangkan diri sendiri.

Uang yang kamu miliki pun bisa dikirim ke mana saja, baik ke sesama akun DANA, kirim ke rekening bank, atau kirim antar rekening bank. Cara mudah ini bisa kamu lakukan karena kamu bisa transfer pakai kartu bank yang sudah disimpan di DANA secara langsung. Tunggu apa lagi? Download aplikasi DANA sekarang juga.

(anl/ega)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Dear Sandwich Generation, Lakukan Hal Ini agar Hidup Tenang Saat Pensiun


Jakarta

Tak sedikit dari masyarakat Indonesia yang masuk dalam golongan sandwich generation. Mereka menghadapi tantangan tersendiri karena memiliki beban untuk membiayai orang tua, diri sendiri, dan anak.

Pada Agustus 2023 lalu, CNBC Indonesia mengungkapkan dalam sebuah survei terdapat 48,7% masyarakat produktif Indonesia yang menjadi generasi sandwich. Survei tersebut dilakukan terhadap 1.828 responden usia produktif berusia 25-45 tahun yang tersebar di seluruh Indonesia pada September 2021.

Dari seluruh jumlah tersebut, hanya 13,4% di antaranya yang memiliki kesiapan finansial. Baik dalam memenuhi pengeluaran pokok, menabung, maupun berinvestasi. Jumlahnya terbilang kecil karena sandwich generation umumnya terjebak dalam kondisi keuangan yang rumit, sehingga mereka memiliki tantangan tersendiri untuk merdeka secara finansial.


Kendati begitu, ada berbagai langkah yang bisa dilakukan untuk memutus rantai sandwich generation. Salah satunya dengan melakukan perencanaan masa depan lewat investasi dana pensiun.

Perencanaan masa depan ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan salah satu produk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yakni BRIFINE. Program BRI Prioritas dan BRI Private menghadirkan produk BRIFINE bernama Investasi Rencana Pensiun BRI yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum, baik individu maupun kelompok/instansi/yayasan/lembaga.

Untuk memutus rantai masalah finansial yang kerap dihadapi sandwich generation ini, nasabah dapat memanfaatkan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dari BRIFINE yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Seluruh iuran serta hasil pengembangannya akan dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.

Produk perencanaan masa depan ini menawarkan berbagai pilihan investasi untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), mulai dari DPLK BRI Pasar Uang, DPLK BRI Pendapatan Tetap, DPLK BRI Saham, dan DPLK BRI Sharia.

Adapun syarat memperoleh produk BRIFINE ini pun cukup mudah, antara lain

– Iuran minimal Rp 100.000 per bulan

– Memiliki KTP

– Melampirkan KTP/SIM/Paspor dan buku Tabungan Britama atas nama peserta

Pendaftaran bisa dilakukan dengan mudah di kantor cabang maupun kantor cabang pembantu BRI yang telah memiliki sistem BRIVEST. Bagi kamu sandwich generation, yuk segera manfaatkan produk BRIFINE dari BRI sebagai perencanaan masa depan yang lebih cerah agar hidup tenang di masa pensiun nanti.

(akd/akd)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Pesan Penting soal Mengatur Keuangan Agar Mulus Dijalankan


Tangerang

Di tengah tingginya harga barang kebutuhan, mengatur keuangan menjadi salah satu hal yang harus dikuasai. Tapi, terkadang kita kesulitan untuk memulai merancang dan mengatur keuangan. Lantas, bagaimana caranya?

Rian Eriana Kaslan, SEVP Retail Digital Solution PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan sebelum masuk tahap mengatur, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu kebiasaan dan perilaku keuangan.

Dengan mengetahui perilaku keuangan, kita dapat melihat sebanyak apa kebutuhan kita di suatu kategori. Setelah mengetahui kebutuhan dan perilaku keuangan, kita baru dapat mengatur pengeluaran.


“Melalui Wondr by BNI kita harus kasih kemudahan karena nggak semua orang punya waktu untuk mengatur uangnya sehari-hari karena orang sibuk bekerja urus rumah tangga. Nah, aplikasi Wondr by BNI bisa atur uang lebih gampang,” ujar Rian dalam acara BNI Expo 2024 pada 3 Agustus 2024.

Rian mengatakan Wondr by BNI membantu nasabah dalam melihat perilaku keuangan. Setelah mengetahui kebiasaan nasabah, terdapat fitur konsultasi dengan pakar keuangan yang dapat membantu nasabah untuk berinvestasi.

“Sekali lagi, yang kami harap yang bisa kami berikan dari Wondr by BNI supaya nggak terlalu rumit mengaturnya. Biar bisa lebih disiplin, supaya bisa berinvestasi sesuai demgan behaviour pengguna,” tutupnya.

(hns/hns)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Mampu Mengatur Keuangan Dulu Baru Selanjutnya Pilih Investasi


Tangerang

Mengatur keuangan merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang. Felicia Putri, investment storyteller, berbagi tips dan mindset dalam mengatur keuangan hingga berinvestasi.

Menurutnya, merencanakan keuangan ibarat piramida Mesir.

“Terkenal karena dia punya bangunan yg sangat kokoh karena bawahnya gede dan kuat. Sebagaimana piramida sebagaimana financial kita seharusnya,” kata Felicia di BNI Expo 2024 pada 3 Agustus 2024.


Setelah mampu mengatur keuangan secara baik, Felicia mengatakan, itulah saat yang tepat untuk berinvestasi. Sama halnya dengan mengatur keuangan, berinvestasi juga membutuhkan pola pikir seperti piramida Mesir.

“Orang baru mulai investasi, langsung investasi kripto, investasi saham. Penting kita fokus ke pondasinya. Yaitu, investasi dan asuransi kesehatan,” katanya.

Ia menekankan dengan pola pikir dan permulaan yang tepat, orang akan dapat secara konsisten berinvestasi. Ia berharap dengan langkah yang tepat, masyarakat tidak jera berinvestasi.

“Pemula mulai dari reksa dana pasar uang, dari yang rendah risiko biar gak kapok. Karena kalau kapok gak mau coba lagi. Gapapa bosan,” katanya.

(hns/hns)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Ajari Anak Nabung di BRI Junio Rencana, Ada Hadiah Tiket KidZania Gratis!


Jakarta

Menanamkan literasi keuangan kepada anak harus dilakukan sejak dini. Harapannya agar anak dapat bijak mengelola keuangan di kemudian hari.

Orang tua bisa mulai memupuk nilai dasar soal uang dengan langkah sederhana. Sesederhana mengajarkannya untuk menabung. Dengan membiasakan menabung, anak akan lebih menghargai uang. Selain itu, anak juga lebih memahami uang memiliki nilai, sehingga tidak boleh dihambur-hamburkan sembarangan.

Namun berapa usia ideal untuk mengajarkan anak menabung ya? Mengutip laman Haibunda terkait hal ini para ahli memiliki pandangan berbeda-beda. Meski begitu, mereka sepakat bahwa semakin dini anak diajarkan menabung, maka akan semakin baik.


Sejumlah pakar menyebut waktu terbaik mengajarkan anak menabung adalah ketika mereka berusia enam tahun, karena mereka mulai memahami konsep dasar keuangan. Selain itu memasuki usia 7 tahun, pola ‘financial habit’ anak juga sudah terbentuk. Sementara ahli lain berpendapat agar pembelajaran tentang menabung dan keuangan dimulai di usia lebih muda, yakni tiga atau lima tahun.

Nabung di BRI Junio Rencana, Banyak Promonya!

BRIFoto: Dok. BRI

Bicara soal menabung nggak melulu menggunakan celengan. Di zaman yang modern seperti saat ini ada tabungan khusus untuk anak, seperti BRI Junio Rencana. Anak tak perlu khawatir uang di celengannya hilang, karena sudah tersimpan aman di bank.

Selain mengenalkan konsep bank kepada anak sedari dini, buka tabungan BRI Junio Rencana juga menawarkan keuntungan lainnya, lho. Sebab saat ini BRI sedang menghadirkan promo khusus bagi nasabah.

Kamu yang melakukan pembukaan rekening BRI Junio bisa mendapatkan reward dua tiket Kidzania gratis dan saldo BRImo Rp 500.000. Program promosi hanya berlaku untuk nasabah yang melakukan pembukaan rekening sesuai dengan tiering kepesertaan program. Selain itu setoran awal wajib di-hold dengan jangka waktu 12 bulan untuk semua paket program.

BRIFoto: BRI

Program hadiah menarik Tabungan BRI Junio Rencana berlangsung hingga 31 Desember 2024. Jadi tunggu apa lagi? Sebelum periodenya habis, segera kunjungi unit kerja BRI terdekat dan buka rekening Tabungan BRI Junio Rencana sekarang karena Tabungan BRI Pas Buatmu!

Informasi selengkapnya cek di sini. Unduh juga aplikasi BRImo bikin transaksi keuangan makin praktis. #TabunganAnak #TabunganBRIPasBuatmu #TabunganBRI #BRImoMudahSerbaBisa

(akd/ega)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Setop Beli 5 Barang Ini!

Jakarta

Bankir dan investor paling kaya di dunia, Warren Buffett, sering kali memberikan nasihat keuangan bagi siapa saja yang ingin mengatur kemampuan finansialnya dengan lebih baik. Termasuk di antaranya tips membeli barang untuk kelas menengah.

Melansir dari New Trade U, Buffett dikenal dengan prinsip hidup hematnya meskipun memiliki kekayaan melimpah. Ia kerap menekankan pentingnya memprioritaskan kebutuhan di atas keinginan, terutama bagi kelas menengah yang sering kali terjebak dalam pola konsumsi berlebihan.

Berikut daftar 5 hal yang perlu berhenti dibeli kalangan kelas menengah:


1. Mobil baru

Salah satu nasihat Buffett yang paling konsisten ia sampaikan kepada kelas menengah adalah untuk menghindari pembelian mobil baru. Sebab menurutnya kendaraan merupakan salah satu aset yang dengan cepat kehilangan nilainya.

Mobil baru dapat kehilangan hingga 20% dari nilainya pada tahun pertama, dan nilai aset ini akan terus turun hingga 60% selama lima tahun pertama. Dalam hal ini, membeli mobil bekas dengan kondisi baik adalah pilihan yang jauh lebih masuk akal.

“Jangan simpan apa yang tersisa setelah belanja, tetapi belanjakan apa yang tersisa setelah menabung,” kata Buffett.

2. Berlangganan yang tidak perlu

Di era digital saat ini terdapat berbagai layanan berlangganan seperti streaming video, musik, atau aplikasi premium lainnya. Namun tanpa disadari biaya berlangganan sejumlah layanan ini tanpa disadari menjadi penguras isi dompet.

Karena hal inilah menurut Buffett berlangganan layanan yang tidak digunakan secara maksimal adalah kebiasaan lain yang perlu dihindari. Dalam hal ini termasuk berbagai layanan berlangganan lainnya seperti keanggotaan gym, tempat makan, dan lain sebagainya.

Kuncinya adalah meninjau kembali layanan langganan apa saja yang memang diperlukan dan dimanfaatkan dengan baik, kemudian menghilangkan langganan yang tidak memberikan keuntungan. “Jika Anda membeli barang yang tidak Anda butuhkan, Anda akan segera harus menjual barang yang Anda butuhkan,” terangnya.

3. Rumah baru

Meski Buffett memahami pentingnya punya rumah sendiri, ia memperingatkan kelompok kelas menengah untuk tidak terus berpindah ke rumah yang lebih besar. Sebab menurutnya hal ini dapat menyebabkan tekanan finansial dan menghambat akumulasi kekayaan dalam jangka panjang.

Buffett sendiri memberi contoh dengan tinggal di rumah yang sama yang dibelinya di Omaha, Nebraska, pada 1958 seharga US$ 31.500 atau Rp 510,14 juta.

Pendekatannya terhadap kepemilikan rumah menekankan kepraktisan dan hidup sesuai kemampuan. Pindah ke rumah yang lebih besar sering kali meningkatkan pembayaran hipotek, pajak properti, dan biaya pemeliharaan serta utilitas yang jauh lebih besar.

4. Barang Kualitas Rendah

Untuk menghemat uang, kelas menengah sering kali tergoda membeli barang murah. Namun sayangnya, barang-barang seperti ini sering kali berkualitas rendah dan memiliki masa pakai yang pendek.

Alih-alih menghemat pengeluaran, kondisi seperti ini menurut Buffett malah membuat orang harus mengganti barang lebih cepat dan akhirnya meningkatkan pengeluaran. Sehingga pendekatan ini sering kali lebih boros biaya dalam jangka panjang.

Filosofi ini berlaku untuk semua hal mulai dari pakaian hingga peralatan rumah tangga. Dengan memilih kualitas daripada kuantitas, ia berpendapat kelas menengah dapat mengurangi frekuensi penggantian dan menghemat uang dari waktu ke waktu.

5. Judi

Buffett secara konsisten mengkritik berbagai jenis perjudian dan tiket lotere. Sebab menurutnya judi merupakan hasil dari kesalahpahaman tentang probabilitas dan gejala dari harapan akan kekayaan instan daripada membangunnya secara sistematis melalui tabungan dan investasi.

“Perjudian dan tiket lotere adalah pajak bagi orang-orang yang tidak mengerti matematika,” kata Buffett.

Daya tarik menjadi kaya dengan cepat sering kali menggoda mereka yang memiliki pengetahuan keuangan terbatas. Namun, Buffett percaya uang yang dihabiskan untuk berjudi dapat diinvestasikan dengan lebih baik pada aset yang lebih mungkin menghasilkan keuntungan dari waktu ke waktu.

Saksikan juga Sosok: Syarifa, Dalang Perempuan Wayang Potehi

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

4 Tips Menghindari Pengeluaran Berlebihan Saat Liburan, Cek Yuk!


Jakarta

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi momen ideal untuk melepas kepenatan terhadap berbagai aktivitas keseharian yang sudah dilakukan setahun terakhir. Apalagi dengan berlibur maka bisa membuat refreshing pikiran dan tubuh.

Meskipun menghadirkan berbagai kebaikan, tak sedikit orang yang justru ‘takut’ untuk berlibur di momen akhir tahun. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh rasa takut isi dompetnya terkuras saat liburan.

Padahal ada sejumlah cara yang bisa dilakukan agar momen libur akhir tahun bisa dijalankan tanpa takut boncos dari segi keuangan. Nah, berikut adalah tipsnya:.


1. Teliti Saat Packing Barang

Teliti saat melakukan packing barang menjadi salah satu langkah yang perlu dilakukan agar finansial tetap terjaga saat liburan. Pastikan semua kebutuhan tercukupi saat liburan, sehingga tidak ada kebutuhan mendadak yang mengganggu rencana finansial.

Selain itu, pastikan pula tidak ada barang-barang kebutuhan liburan yang tertinggal. Jika tertinggal maka potensi untuk mengeluarkan uang berlebih guna membeli barang yang tertinggal pun sangat besar. Hal ini lah yang membuat pengeluaran saat liburan menjadi membengkak.

2. Pilih Penginapan yang Sedikit Jauh dari Pusat Hiburan

Memilih penginapan yang sedikit jauh dari pusat hiburan juga bisa menjadi salah satu cara agar pengeluaran tidak berlebih saat momen liburan tiba. Sebab penginapan yang sedikit jauh dari pusat hiburan biasanya menyuguhkan harga yang lebih ekonomis.

Selain itu, kemungkinan Anda terdistraksi berbelanja pun semakin kecil dan alhasil bisa fokus beristirahat atau memiliki quality time dengan keluarga atau teman.

3. Disiplin terhadap Setiap Alokasi Anggaran

Disiplin terhadap setiap alokasi anggaran menjadi salah satu kunci utama agar liburan menjadi tidak boros. Pastikan Anda membuat list barang-barang apa saja yang akan dibeli selama liburan. Serta sesuaikan dengan rencana liburan Anda dan set anggaran yang realistis demi kenyamanan finansial setelah liburan nanti.

Selain itu, hindari sikap ‘lapar mata’ ketika melihat barang-barang yang menarik untuk dibeli. Pasalnya sikap ‘lapar mata’ ini lah yang kerap menguras isi dompet Anda saat liburan.

4. Manfaatkan Promo dari Perbankan

Beberapa perbankan biasanya menawarkan program loyalitas bagi pelanggannya. Program ini biasanya memberi poin setiap kali melakukan penerbangan atau menginap di hotel yang bekerja sama dengan program tersebut. Nantinya, poin yang terkumpul bisa ditukarkan dengan tiket gratis, upgrade layanan, atau bahkan voucher untuk penginapan gratis.

Inilah waktunya untuk memanfaatkan program Garuda x bluDebit Card agar liburan menjadi lebih istimewa. Pasalnya, layanan tersebut menghadirkan banyak benefit bagi para penggunanya, seperti poin GarudaMiles, akses Garuda Executive Lounge, Fast Track GarudaMiles Gold Membership, dan tambahan bagasi pesawat hingga 20 kg dengan syarat serta ketentuan berlaku.

Nikmati juga kemudahan transaksi di dalam dan luar negeri hanya dengan tap contactless di sana-sini. Jadi, kamu tak perlu lagi khawatir kesulitan bertransaksi selama liburan. Seluruh benefit ini tentunya akan membuat momen liburan menjadi lebih istimewa dan berkesan.

Informasi terkait syarat dan ketentuan serta benefit spesial lainnya di blu.id/garuda.

(prf/ega)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Calon Orang Tua Wajib Tahu! Ini 5 Tips Kelola Keuangan yang Efektif


Jakarta

Kehadiran buah hati memang membawa kebahagiaan sekaligus tanggung jawab finansial baru. Calon orang tua harus merencanakan keuangan dengan cermat agar kebutuhan keluarga terpenuhi dengan baik.

Menghadapi kelahiran buah hati tentu memerlukan persiapan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari persalinan, suplemen dan vitamin, MPASI, baby sitter, imunisasi, perawatan bayi lainnya, hingga rencana pendidikan anak di masa depan, semuanya perlu diperhitungkan dengan baik.

Agar tidak menghadapi masalah finansial, pasangan baru sebaiknya mempersiapkan strategi keuangan sejak dini, bahkan sebelum kelahiran sang buah hati.


Strategi Perencanaan Keuangan untuk Calon Orang Tua

Pasangan muda perlu merencanakan mekanisme pengelolaan keuangan untuk memastikan masa depan finansial keluarga yang aman dan stabil. Jika masih bingung, berikut beberapa strategi yang bisa diikuti:

1. Menghitung dan Mempersiapkan Biaya Persalinan

Biaya persalinan adalah salah satu prioritas utama yang harus dipersiapkan oleh calon orang tua baru. Buat estimasi biaya persalinan untuk persalinan normal hingga persalinan caesar. Estimasi biaya ini tentu akan berbeda-beda tergantung dari pilihan rumah sakit dan kelas kamarnya.

Pastikan kamu sudah berdiskusi dengan pasangan mengenai pilihan-pilihan dalam proses persalinan ini ya. Jangan lupa juga untuk siapkan dana darurat persalinan, untuk kondisi-kondisi tak terduga yang membutuhkan tambahan biaya.

Nah, untuk kamu pasangan yang bekerja, kamu juga bisa memaksimalkan tunjangan kelahiran anak yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Pelajari kebijakannya dan cari informasi lebih lanjut mengenai tunjangan kelahiran anak yang disediakan oleh tempat kamu bekerja.

Misalnya seperti rumah sakit rekanan, limit penggantian biaya persalinan, hingga manfaat lainnya yang tersedia. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat pada perencanaan keuangan kamu dan keluarga.

2. Buat Skala Prioritas Kebutuhan Anak dan Keluarga

Strategi perencanaan keuangan selanjutnya untuk kamu calon orang tua baru adalah membuat skala prioritas untuk kebutuhan anak. Biaya pertama yang harus kamu prioritaskan adalah kebutuhan dasar anak, contohnya baju, popok, dan susu.

Prioritaskan juga kebutuhan nutrisi dan gizi untuk anak dan ibu, seperti makanan dan suplemen. Biaya yang harus kamu prioritaskan selanjutnya adalah kebutuhan rumah tangga lainnya.

Agar kamu dan pasangan fokus pada tujuan keuangan, susun prioritas anggaran ini secara detail, demi terhindar dari pengeluaran yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

3. Pertimbangkan Asuransi untuk Keluarga

Asuransi bisa menjadi salah satu langkah bijak yang bisa dipertimbangkan calon orang tua baru untuk finansial yang lebih stabil. Ada beberapa jenis asuransi yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan keluarga, seperti asuransi jiwa hingga asuransi kesehatan.

Asuransi akan memberikan ketenangan pikiran dan perlindungan finansial bagi calon orang tua baru dari risiko kesehatan yang tidak terduga yang bisa datang kapan saja. Dengan asuransi, kamu juga bisa membantu kestabilan finansial anak di masa depan.

4. Tak Perlu Selalu Beli Baru, Manfaatkan Barang Preloved

Kamu tak melulu harus membeli perlengkapan bayi baru, agar lebih hemat kamu bisa loh memanfaatkan barang secondhand berkualitas yang biasanya dijual dengan harga lebih murah, misalnya stroller, mainan anak, hingga high chair atau kursi makan anak.

Di zaman sekarang ini, membeli barang secondhand bukanlah hal yang tabu. Pasalnya, banyak sekali barang preloved yang justru berkualitas. Dengan membeli barang preloved atau second hand, kamu mungkin bisa mendapatkan perlengkapan bayi dengan setengah harga.

Hal ini bisa menjadi opsi menarik, mengingat seiring pertumbuhan bayi, beberapa barang mungkin menjadi tidak relevan lagi. Nah, daripada menghabiskan budget besar, cobalah untuk sesekali berbelanja barang preloved ya!

5. Mulai Buat Rencana Jangka Panjang

Ketika menjadi orang tua baru, tentunya kebutuhan si Kecil di masa sekarang harus bisa terpenuhi dengan baik. Namun, hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan yaitu kebutuhan di masa depan, misalnya pendidikan anak dan lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengelola keuangan dengan efektif agar bisa mencapai tujuan jangka panjang.

Kamu harus pandai memilah dan memilih mana saja kebutuhan prioritas yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Terkadang kita harus menghadapi kebutuhan mendesak. Sebagai solusi, kita bisa mengurangi pengeluaran untuk berhemat atau mencari penghasilan tambahan.

Alternatif lain adalah memanfaatkan berbagai metode pembayaran dan promo menarik, salah satunya opsi paylater. Paylater menawarkan fleksibilitas pembayaran, tetapi harus dipilih dengan cermat.

Pilihlah layanan paylater yang resmi dan aman, seperti SPayLater dari PT Commerce Finance, yang telah berizin dan diawasi OJK. Dengan penggunaan bijak, SPayLater membantu memenuhi kebutuhan mendesak sambil menjaga stabilitas keuangan dan mendukung tujuan jangka panjang.

Selain praktis untuk transaksi online dan offline, SPayLater menawarkan berbagai tenor cicilan fleksibel, mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan lainnya.

SPayLater juga menawarkan promo menarik seperti diskon hingga Rp500.000 dan bebas biaya penanganan untuk pembayaran SPayLater Bayar QRIS, yang berlangsung pada 18 November hingga 31 Desember 2024. Solusi ini mempermudah pengelolaan keuangan untuk kebutuhan saat ini dan rencana masa depan, seperti biaya pendidikan anak.

Nah, Sekarang, para orang tua baru tidak perlu bingung dalam mempersiapkan finansial untuk menyambut kelahiran si Kecil. Dengan pengelolaan keuangan yang tepat, kebutuhan persalinan dan perlengkapan bayi bisa terpenuhi. Selain itu, mereka juga bisa menabung untuk dana pendidikan anak dan kebutuhan penting lainnya di masa depan.

(akn/ega)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Minim Literasi, Mudah Terjebak Tren


Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan generasi Z atau Gen-Z menjadi yang terendah dalam skala nasional. Bahkan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, Agustus lalu mengungkapkan kelompok usia 15-17 tahun memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang paling rendah.

Hal ini senada dengan hasil riset kredit Karma pada 2018 lalu dimana ditemukan bahwa sebanyak 39% Gen-Z memiliki utang untuk mengikuti tren dalam komunitasnya. Sedangkan berdasarkan Research Institute pada 2019, alokasi tabungan dari pendapatan pada Gen-Z hanya 10,17%. Ini menekankan bahwa mereka juga minim investasi, meski secara umum mereka dianggap mengerti tentang pengetahuan menabung.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan dinamika ekonomi global yang semakin kompleks, Gen-Z, juga tumbuh dengan internet dan kecenderungan mencari solusi finansial yang cepat dan efisien, sehingga menghadapi tantangan besar dalam mengelola keuangan secara bijak. Mencermati hal tersebut, platform literasi investasi Tumbuh Makna bekerja sama dengan Universitas Serang Raya mengadakan webinar bersama puluhan mahasiswa dengan tema “Financial Cerdas Gen-Z: Strategi Kelola Dana dan melek Digital Menuju Masa Depan Sejahtera”.


Benny Sufami, Co-Founder Tumbuh Makna, memberikan sejumlah tips penting agar Gen-Z dapat mengelola keuangan dengan benar, yakni melalui membangun kebiasaan finansial yang sehat, dan menghindari risiko kerugian di masa depan.

“Keberhasilan finansial tidak datang dalam semalam, melainkan melalui kebiasaan yang dibentuk secara konsisten, seperti menabung, mengelola pengeluaran, dan merencanakan keuangan dengan disiplin. Kebiasaan yang sehat akan menjadi fondasi kuat bagi kestabilan keuangan di masa mendatang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11/2024).

Benny menekankan bahwa memiliki anggaran atau budgeting yang jelas adalah kunci menuju kebebasan finansial, sekaligus pentingnya pemahaman terhadap investasi. Ia mencatat banyak investor muda yang sering kali mengalami kerugian karena terjebak dalam tren investasi tanpa mempertimbangkan profil risiko pribadi.

“Banyak yang ikut-ikutan membeli saham hanya karena melihat orang lain melakukannya,” ungkapnya. Benny mengingatkan bahwasetiap individu memiliki toleransi risiko yang berbeda, sehingga penting untuk menyesuaikan jenis investasi dengan profil risiko masing-masing agar terhindar dari kerugian besar.

Menurutnya, pemahaman risiko sebelum berinvestasi adalah hal krusial agar keputusan yang diambil lebih cerdas dan minim risiko. “Pastikan kamu memahami dengan jelas apa saja risiko yang terlibat,” jelas Benny. Selain itu, ia mengimbau agar setiap keputusan keuangan selalu didasarkan pada prinsip-prinsip yang legal dan logis. “Mindset yang perlu ditanamkan bukan hanya tentang bagaimana menghasilkan uang, tetapi juga bagaimana mengelolanya dengan tepat dan bijaksana. Pastikan setiap langkah finansial yang diambil mematuhi aturan yang berlaku dan tidak tergoda oleh iming-iming keuntungan instan,” pungkasnya.

Sementara itu Direktur Utama PT. Persero Batam, Arham S. Torik, mengingatkan bahwa salah satu prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan adalah menjaga pengeluaran agar tidak melebihi pemasukan.

“Mereka harus membuat anggaran yang sesuai dengan gaya hidup. Perencanaan ini penting, khususnya untuk Gen-Z, karena hari ini kamu kerjakan, itu akan menentukan masa depan. Karena tantangan ke depan akan lebih dinamis,” ujarnya. Ia menekankan perlunya kesadaran diri dalam membatasi pengeluaran agar sesuai dengan anggaran yang ada.

Arham juga menggarisbawahi pentingnya bagi Gen-Z untuk menetapkan anggaran yang realistis, yang mencerminkan kebutuhan mereka secara jujur tanpa mengikuti gengsi atau keinginan semata.

“Banyak dari Gen-Z mungkin belum memiliki perencanaan yang matang, biasa disebut besar pasak daripada tiang. Untuk itu, kawan-kawan harus tahu pendapatan bersih, kemudian ukur pendapatan dan menyesuaikan pengeluaran. Jangan terlalu banyak keinginan. Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan,” tegasnya.

Menurutnya, strategi perencanaan keuangan adalah upaya untuk melakukan perencanaan masa depan, termasuk membangun dana darurat secara terukur dan realistis. “Dana darurat ini penting sebagai perlindungan dari risiko tak terduga. Buat rekening terpisah untuk dana darurat, agar dana ini tidak tercampur dan sulit nantinya diakses, sehingga bisa dicairkan dengan segera. Lalu buat otomatis transfer untuk dana darurat,” ujarnya. Ia mengatakan bahwa perencanaan adalah kunci dari semuanya sehingga harus dibuat dengan baik dan benar sesuai kebutuhan.

Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Serang Raya, Endang Tri Santi, menekankan pentingnya literasi bagi Gen Z yang tumbuh di era digital. Menurutnya, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan untuk memilah informasi yang valid dari yang menyesatkan, terutama agar generasi ini terhindar dari keputusan finansial yang berisiko. “Di tengah tsunami informasi saat ini, sikap kritis sangat diperlukan. Kita harus selalu cek data dan verifikasi sumber dengan teliti, karena hal ini akan membantu kita terhindar dari keputusan finansial yang merugikan,” tegasnya.

Santi juga mengingatkan bahaya Fear of Missing Out (FOMO) yang sering kali memicu kebiasaan buruk dalam pengelolaan keuangan. “FOMO sering mendorong keputusan impulsif yang justru merugikan, seperti membeli barang-barang viral tanpa pertimbangan matang. Kebiasaan ini bisa jadi bumerang karena menumbuhkan dorongan untuk selalu mengikuti arus,” ujarnya. Ia menasihati agar Gen-Z tidak mudah terpengaruh tren tanpa memahami risikonya dan lebih selektif dalam membuat keputusan keuangan.

Lebih jauh, Santi mengajak generasi muda untuk memanfaatkan teknologi secara produktif dan positif. Menurutnya, era digital harus dimanfaatkan dengan literasi yang baik, bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai kreator yang dapat menghasilkan produk sendiri. “Mari manfaatkan era digital untuk menjadi lebih kreatif dan produktif,” tambahnya, menggarisbawahi bahwa literasi yang baik bisa membuka banyak peluang bagi Gen-Z untuk berkarya.

(fdl/fdl)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya