Category Archives: Perencanaan Keuangan

Begini Cara Atur Keuangan buat Suami Istri Bekerja


Jakarta

Masalah keuangan menjadi salah satu pemicu konflik dalam rumah tangga. Untuk itu, mengelola keuangan yang baik menjadi satu kunci pernikahan yang bahagia.

Sayangnya, mengelola keuangan tidak semudah yang dibayangkan. Mengelola keuangan dengan satu sumber penghasilan saja terkadang memicu perdebatan. Apalagi dengan dua sumber penghasilan di mana suami istri bekerja. Lantas bagaimana mengelola keuangan saat suami istri kerja?

Perencana Keuangan Rista Zwestika menyarankan agar menggabungkan kedua pendapatan antara suami dan istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik dan perdebatan antara siapa yang pendapatan lebih besar.


“Biar nggaj terjadi huru-hara siapa pendapatan yang lebih besar. Antisipasinya ya digabungkan antara keuangan suami, keuangan istri disatukan buat kebutuhan rumah tangga. jadi nggak ada lagi tuh pendapatan Ayah pendapatan Bunda, yang ada pendapatan rumah tangga,” kata Rista dalam acara “Ngobrolin Literasi Keuangan, Karir, Keluarga untuk Bekal Masa Depan, di Bogor, Jumat (8/12/2023)

Kemudian, mengaturnya bersama-sama. Selain itu, Rista bilang perlunya menyisihkan anggaran untuk kebutuhan/keinginan suami dan istri masing-masing.

Adapun pola keuangan yang lain. Di antaranya, membagi penghasilan. Misalnya, pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 5 juta lalu membagi pengeluaran secara rata.

“Kemudian yang ketiga keuangan masing-masing. Ada yang keuangan suami untuk kebutuhan rumah tangga. Keuangan istri untuk keuangan jangka panjang atau pendek, misalnya bayar utang,” imbuhnya.

Menurutnya, yang paling penting adalah bagaimana mengatur pengeluaran dengan skala prioritas, mulai dari kewajiban, kebutuhan, hingga keinginan. Jangan sampai terbalik.

Dia menegaskan apapun pilihan pola mengatur keuangan harus sesuai dengan kesepakatan bersama.

Lihat juga Video ‘Tips Kelola Finansial bersama Pasangan menuju Pernikahan’:

[Gambas:Video 20detik]

(kil/kil)



Sumber : finance.detik.com

Yakin Keuanganmu Sudah Sehat? Ini Ciri-cirinya


Jakarta

Setiap orang tentunya ingin berada dalam kondisi finansial yang stabil. Sayangnya, keinginan tersebut sulit terwujud karena tak banyak orang menjaga kesehatan keuangannya.

Cara mengatur keuangan yang keliru dapat terjerumus pada keuangan yang tak sehat. Lantas apa saja yang perlu dilakukan agar keuangan menjadi sehat?

Perencana Keuangan Rista Zwestika mengatakan mengatur keuangan menjadi salah satu cara agar keuangan tetap sehat. Selain itu, perlunya menentukan skala prioritas untuk pengeluaran, mulai dari pengeluaran yang wajib, kebutuhan, dan keinginan.


“Nah ini kesehatan keuangan itu tadi diatur keuangannya. Kalau sudah dibuat anggaran, wajib tahu punya kewajiban apa aja, butuh apa aja, keinginan apa aja,” kata Rista dalam acara Ngobrolin Literasi Keuangan, Karir, Keluarga untuk Bekal Masa Depan, di Bogor, Jumat (8/12/2023).

Kemudian, mempunyai utang atau berutang. Rista menjelaskan banyak orang yang salah mengira bahwa seseorang tidak boleh berutang.

Padahal, berutang juga diperlukan apabila untuk hal yang produktif, bukan konsumtif. Utang produktif yang dimaksud adalah berutang, tapi bisa mendapatkan tambahan uang dari hasil berutang tersebut.

Dia mencontohkan misalkan membeli handphone dengan kredit. Namun, handphone tersebut digunakan untuk membuka usaha sehingga menambah penghasilan.

“Yang ketiga dana darurat kalau nggak ada dana darurat ini repot. Dana darurat menjadi salah satu tanda dalam kondisi keuangan yang sehat. Jadi, dana daruratnya perlu ditingkatkan kalau mau bebas finansial,” imbuhnya.

Yang terakhir mempunyai asuransi. Menurutnya, banyak orang runtuh kekayaannya karena biaya rumah sakit yang tidak sedikit. Untuk itu, penting mempunyai asuransi agar keuangan makin sehat.

Simak juga Video ‘Tips Kelola Finansial bersama Pasangan menuju Pernikahan’:

[Gambas:Video 20detik]

(kil/kil)



Sumber : finance.detik.com

4 Tips Mengatur Keuangan Keluarga, Biar Tiap Bulan Aman


Jakarta

Ibu sering kali disebut sebagai Menteri Keuangan keluarga karena berperan penting dalam mengatur keuangan.

Untuk itu juga perlu tahu cara mengatur keuangan yang baik dan benar. Perencana Keuangan Rista Zwestika memberikan Tips mengatur keuangan tersebut.

Pertama, perlu menentukan skala prioritas untuk pengeluaran, mulai dari pengeluaran yang wajib, kebutuhan, dan keinginan.


“Nah ini kesehatan keuangan itu tadi diatur keuangannya. Kalau sudah dibuat anggaran, wajib tahu punya kewajiban apa aja, butuh apa aja, keinginan apa aja,” kata Rista dalam acara Ngobrolin Literasi Keuangan, Karir, Keluarga untuk Bekal Masa Depan, di Bogor, Jumat (8/12/2023).

Kedua, mempunyai utang atau berutang. Rista menjelaskan banyak orang yang salah mengira bahwa seseorang tidak boleh berutang.

Padahal, berutang juga diperlukan apabila untuk hal yang produktif, bukan konsumtif. Utang produktif yang dimaksud adalah berutang, tapi bisa mendapatkan tambahan uang dari hasil berutang tersebut.

Dia mencontohkan, membeli handphone dengan kredit. Namun, handphone tersebut digunakan untuk membuka usaha sehingga menambah penghasilan.

Ketiga, dana darurat. Kalau nggak ada dana darurat ini repot.

“Dana darurat menjadi salah satu tanda dalam kondisi keuangan yang sehat. Jadi, dana daruratnya perlu ditingkatkan kalau mau bebas finansial,” terang Rista.

Keempat, mempunyai asuransi. Menurutnya, banyak orang runtuh kekayaannya karena biaya rumah sakit yang tidak sedikit. Untuk itu, penting mempunyai asuransi agar keuangan makin sehat.

Saksikan Video: KuTips: Tips Jawab Pertanyaan ‘Mau Gaji Berapa’ Saat Interview Kerja

Lihat juga Video: Menkeu Pegang Rp 616 T, Jokowi: Napas Panjang Sampai 2024 Masih Aman

[Gambas:Video 20detik]

(hns/hns)



Sumber : finance.detik.com

Kok Bisa Baru Gajian Sudah Habis Lagi?


Jakarta

Gajian memang hari yang paling ditunggu-tunggu. Namun, baru beberapa hari gajian, tak terasa uang sudah habis. Pernahkah Anda merasa demikian? Mungkin jawabannya ‘Tentu saja’.

Mungkin banyak dari Anda yang bertanya-tanya ke mana uang tersebut melayang. Tanpa disadari, Anda sering melakukan hal-hal kecil yang membuat gaji cepat habis. Maka muncul lah pertanyaan “kenapa sih kok uang cepat habis?”

Jadi baru hari ini ada di kantong, besoknya sudah habis. Baru sebentar masuk tabungan, besoknya sudah habis. Jadi rekening tabungan hanya ‘numpang lewat’ saja. Akhirnya di rekening tabungan anda hanya ada sisa minimum saldo. Inilah problem banyak orang, dan coba kita bahas mengapa uang cepat sekali berlalu.


Kurang Pendidikan Finansial

Kita harus mengakui bersama bahwa sedari kecil tidak ada yang namanya pendidikan finansial secara formal dari jenjang pendidikan manapun, termasuk saat kuliah. So ketika sudah mulai dewasa dan bisa menghasilkan uang sendiri, apa yang terjadi?

Tentu kita bisa lihat sendiri hasilnya seperti apa. Ini ketika single lho, mungkin masih dianggap biasa saja ketika uang cepat habis, maka berlanjutnya ketika memasuki dunia pernikahan, di mana menggabungkan dua pola pikir dan karakter yang berbeda, tentu berpotensi bermasalah nantinya. Ini salah satu masalah yang kerap kali dihadapi oleh setiap keluarga.

Apakah masalah keuangan selesai sampai di sini? Oohh tentu tidak. masih ada yang perlu disiapkan, seperti biaya saat masa pensiun nanti. Kita harus sudah mulai menyiapkan sedini mungkin.

Bila kita tidak siapkan, yang terjadi apakah akan mengandalkan dari anak? Itu pun kalau anaknya bisa berbakti kepada orang tuanya. Kalau tidak bisa bagaimana? Anaknya punya kehidupan masing-masing.

Akhirnya di masa tua pun hidup dengan kekurangan dan berbelas kasihan dari orang lain. Banyak orang yang seperti itu dan tentu kita tidak ingin terjadi pada hidup kita kan.

Masalah keuangan seperti ini bisa terjadi pada siapa saja. Masalah keuangan terjadi tidak memandang besar kecilnya penghasilan. Seberapa besarpun penghasilan anda, bila tidak memiliki pengetahuan dalam mengelola keuangan, hasilnya akan sama saja yaitu numpang lewat bahkan bisa minus sekalipun.

Coba kita tengok beberapa public figure yang memiliki penghasilan besar namun pada akhirnya jatuh akibat terlilit utang. Awalnya hanya untuk minum, berlanjut membeli jam tangan mewah, beli baju mahal dan selalu makan siang di tempat berkelas yang pada akhirnya menggerus pendapatannya terus menerus.

Seberapapun banyaknya uang tetap akan habis. Jadi ketika penghasilan anda Rp 10 juta dalam sebulan, maka akan habis juga. So inilah yang harus kita pahami bersama, bukan besar kecilnya penghasilan yang kita terima, tapi bagaimana kita mengelola pendapatan saat ini.

Penghasilan Rp 50 juta per bulan, masih kurang. Anda tahu masalahnya di mana? Masalahnya adalah masih minim pendidikan finansial yang diterima masyarakat. Pendidikan finansial bisa melalui artikel ini, buku hingga mengikuti training.

Lalu ada yang nyeletuk, apakah memiliki pendidikan finansial yang baik menjadi jaminan keuangan seseorang pasti baik bahkan kaya raya? Maka saya akan menjawab dengan pertanyaan balik, apakah kuliah di kampus unggulan dan menjadi sarjana dengan nilai tinggi menjadi jaminan seseorang untuk memiliki karir baik?

Nah tentu jawaban belum tentu kan. Ya dengan kita kuliah, itu menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pergaulan, karakter yang menjadi penunjang dalam karir nanti. Begitu juga pendidikan finansial yang baik menjadi salah satu cara kita untuk memilih produk keuangan yang tepat dan sesuai hingga pada akhirnya menjadi faktor pendukung dalam mengambil keputusan finansial.

Apa lagi alasannya? Klik halaman berikutnya.

Gaya Hidup

Di atas sudah disinggung berkali-kali bahwa yang menentukan keuangan anda bukan berdasarkan besar kecil penghasilan, pengetahuan dan kemampuan anda dalam mengelola keuangan. Nahh coba dibayangkan bila tidak memiliki pendidikan finansial yang oke dan berlanjut dengan ikut gaya hidup yang konsumtif seperti contoh public figure tadi, apa jadinya keuangan kita?

Hal yang harus kita pahami adalah jangan sampai terjerat gaya hidup konsumtif. Karena sebesar-besarnya gaji yang anda dapat, tak akan cukup untuk menutupi gaya hidup. Namun saat ini di masyarakat kita terjadi beberapa hal yang mencengangkan lho seperti menunjukkan potong rambut di salon desainer papan atas di mall mewah, atau berlibur ke Raja Ampat hingga Maldives.

Ya memang Liburan saat ini sudah menjadi kebutuhan kita semua di tengah penatnya dan kesibukkan dalam bekerja. Namun seakan menjadi sebuah hal yang begitu miris ketika melihat teman-teman yang berlibur ke berbagai pelosok daerah dengan bermodalkan keuangan yang belum baik alias mengandalkan utang. Umumnya mereka memaksakan ego untuk berlibur dan mencari cara untuk mendapatkan pinjaman uang demi menambal keuangan yang bocor.

Inilah yang membuat gaji terkuras dengan mudah, yang membuat uang anda cepat habis, tanpa terasa. Tadi baru disinggung mengenai liburan lho, belum hal lain seperti elektronik, gadget hingga fashion dan semua bisa didapatkan dengan mudah melalui handphone anda.

Semua berada dalam genggaman tangan anda. Belum lagi godaan akan cicilan dengan bunga 0% plus mendapatkan cashback sekian persen. Wah menyenangkan sekali rasanya. Dan bila kita berjalan ke pusat pembelanjaan, di mana setiap supermarket besar atau bagian elektroniknya pasti terdapat booth pembiayaan yang menawarkan cicilan ringan dengan modal KTP saja.

Iya hanya modal KTP saja dan tentu ada ‘pemanis’ lainnya yaitu ‘proses cepat, bunga ringan, hanya 10 menit’. Iya apa iya?? Pasti anda sering melihat hal yang seperti ini bukan. Pada akhirnya anda membeli produk tersebut. Entah benar karena kebutuhan atau karena keinginan saja.
Melihat kemudahan tersebut, apakah ini menjadi gaya hidup anda saat ini?

Penipuan

Setelah pendidikan finansial yang kurang serta dipengaruhi oleh gaya hidup, hal ketiga yang dapat membuat keuangan anda cepat habis adalah anda kena tipu atau terjadi penipuan terhadap diri anda.

Tentu anda pernah mendengar cerita para pahlawan devisa kita yang berjuang di luar negeri untuk mendapatkan uang, saat mereka kembali ke Indonesia dengan membawa uang yang cukup banyak, namun hanya bertahan beberapa bulan saja.

Ketika mereka pulang, mereka ditawarkan sebuah penawaran menarik untuk menyimpan uang mereka di koperasi atau diinvestasikan ke bisnis, namun itu semua berkedok money game atau biasa kita kenal investasi bodong.

Setelah mengalami peristiwa seperti tersebut, tentu mereka akan stress dan berpikir untuk kembali merantau kerja di negeri orang lagi entah sampai kapan. Ini baru dari para pahlawan devisa kita lho.

Tentu kita pernah mendengar para pensiunan yang mendapatkan pesangon cukup besar. Ketika mereka mendapatkan dana pensiunan yang cukup besar, ratusan sampai miliaran rupiah, tiba-tiba mereka kena tipu dengan model yang sama juga seperti tadi. Maksud hati ingin pensiun yang tenang dan damai, ini malah stress karena uangnya sudah habis total.

Tidak hanya para pensiunan lho yang menjadi korban, anggotan TNI, POLRI aktif juga menjadi korban bahkan anggota dewan pun menjadi korban kasus penggandaan uang.

Maka sangat terbuka kemungkinan uang anda tergerus habis karena tergiur oleh iming-iming yang wow tadi, semua kembali lagi pada kurangnya pendidikan finansial yang kita terima. Maka jangan ragu untuk terus belajar, kapan pun dan di manapun untuk mencapai keuangan yang lebih baik.

Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.

(fdl/fdl)



Sumber : finance.detik.com

Mau Mulai Investasi di 2024? Hindari 3 Kesalahan Ini!


Jakarta

Awal tahun merupakan momen yang tepat untuk memulai hal baru, salah satunya berinvestasi. Sama halnya dengan capaian atau ‘goals’ pada umumnya, memulai investasi pada awal tahun berujung kandas karena tidak konsisten.

Perencana keuangan dari Tata Dana, Teja Sari, membagikan tiga kesalahan yang sering dilakukan ketika memulai investasi. Apa yang harus dihindari saat memulai berinvestasi? Yuk simak di sini:

Mulai dengan jumlah yang besar


Salah satu cara agar konsisten memulai berinvestasi adalah dengan menanam uang dengan nilai yang kecil. Nilai yang besar tanpa perhitungan tepat meningkatkan risiko kerugian. Alhasil, investasi tidak berlanjut, bahkan dompet berujung kandas.

Teja mengungkapkan agar memulai memulai investasi dengan angka yang lebih kecil dengan memilih instrumen investasi berisiko rendah, seperti reksadana pendapatan tetap. Berinvestasi dengan nilai yang lebih kecil akan membuat Anda merasa nyaman dan aman untuk menjalankannya secara konsisten.

“Mulai dengan nilai kecil biar nggak salah pilih. Jadi, nggak rugi juga. Kalau mulai kecil, ‘kan bisa dari uang kita punya. Minimal 10% aja,” jelas Teja.

Meminjam untuk memulai

Keinginan untuk mendapatkan return yang besar membuat beberapa orang cenderung berinvestasi dengan nilai yang besar sehingga tak jarang orang meminjam uang untuk memulai. Hal ini dapat berakibat fatal karena kurangnya pengalaman berinvestasi dan tetap harus melunasi pinjaman.

“Intinya, jangan pakai uang pinjaman buat mulai investasi. Jangan pinjam saudara apalagi pinjaman online,” tekan Teja.

Ikut-ikutan tren

Topik berinvestasi kian hari kian ramai menjadi topik pembicaraan di kalangan influencer dan masyarakat. Beberapa influencer juga menjadi brand ambassador di suatu aplikasi instrumen investasi. Menurut Teja, ada baiknya pemula tidak mengikuti tren untuk memulai investasi.

Ia menyarankan agar pemula mencari tahu terlebih dahulu instrumen investasi apa yang mereka inginkan dan disesuaikan dengan jangka waktu investasi. Setelah itu, tentukan risiko yang ingin diambil.

“Mulai belajar satu produk investasi aja. Reksa dana aja dulu atau saham. Nggak harus semuanya, salah satu aja. Cari tau profil risikonya. Biar Nggak salah,” jelas Teja.

Berinvestasi untuk mencapai financial freedom merupakan mimpi besar yang masih bisa dicapai di tahun 2024. Jangan sampai salah langkah akibat hal-hal ini ya, detikers!

(kil/kil)



Sumber : finance.detik.com

Mewujudkan Resolusi Finansial agar Keuangan Aman & Hidup Mapan di 2024


Jakarta

Tahun 2023 akan segera berakhir. Apakah Anda sudah menyiapkan resolusi untuk tahun depan?

Resolusi sejatinya merupakan bekal untuk menyambut tahun baru. Biasanya resolusi menyangkut pencapaian karier atau perubahan diri lebih baik. Tapi tak hanya dua hal itu saja, resolusi juga bisa menyangkut soal finansial.

Dengan adanya resolusi finansial akan memberikan arah lebih dalam mengelola keuangan agar hidup semakin matang dan mapan. Lalu bagaimana cara mewujudkan resolusi keuangan yang lebih sehat di 2024? Simak tips berikut!


1. Evaluasi Keuangan Pribadi

Langkah awal yang mesti Anda lakukan yaitu dengan me-review bagaimana pengelolaan finansial selama 1 tahun terakhir. Apakah Anda sudah memiliki dana darurat? Apakah jumlah uang di tabungan sudah memadai? Bagaimana dengan keadaan hutang? Pertanyaan tersebut bisa menjadi bahan untuk mengukur kesehatan keuangan, sekaligus membantu Anda dalam meramu resolusi keuangan yang lebih baik di tahun 2024.

2. Tentukan Tujuan Finansial

Selanjutnya, Anda bisa membuat daftar pencapaian yang ingin dicapai pada tahun 2024 mendatang. Tentunya yang berkaitan dengan keuangan ya. Misalnya ingin memulai menabung, beli rumah, investasi, ingin liburan, atau sekadar ingin hemat. Usahakan buat daftar yang detail dan merinci, bahkan hingga ke besaran uang yang harus dikeluarkan. Hal ini agar tujuan keuangan lebih jelas.

3. Terjemahkan dalam Anggaran Bulanan

Ketika tujuan sudah jelas, kini saatnya mengatur keuangan dengan membuat anggaran bulanan yang mencakup pendapatan dan pengeluaran. Jangan lupa untuk membagi pengeluaran ke dalam beberapa pos. Tujuannya agar lebih gampang bagi Anda untuk mengelola dan mengontrolnya.

4. Buat Uangmu Bekerja

Jika ingin hidup lebih mapan, maka perbanyak tabungan. Tapi jangan hanya mengandalkan tabungan saja. Pastikan Anda juga memasukkan uang ke instrumen investasi, yang dapat membuat uang berkembang berkali-kali lipat. Buat pemula, Anda bisa mulai dengan berinvestasi emas yang cenderung aman.

Apalagi saat ini ada beragam cara mudah untuk Anda melakukan investasi emas. Salah satunya melalui Pegadaian Digital yang memfasilitasi Anda dalam menabung emas mulai dari 0,01 gram dengan harga Rp 10.510 per Sabtu (30/12/2023).

Namun, sebelum menabung emas, sebaiknya ketahui dulu harga emas terkini dari Pegadaian. Tercatat per hari ini harga emas 0,5 gram Antam Retro di Pegadaian berada di level Rp 604.000.

Sementara untuk emas Antam Retro 1 gram Rp 1.131.000, 2 gram Rp 2.239.000, 3 gram Rp 3.326.000 dan 5 gram Rp 5.526.000. Sedangkan untuk 10 gram Rp 10.983.000, 25 gram Rp 27.302.000 50 gram Rp 54.505.000 100 gram Rp 108.913.000 dan 250 gram Rp 271.951.000.

Setelah mengetahui harga emas terbaru, Anda juga bisa membuat target dan menghitung keuntungan berinvestasi emas melalui Simulasi Tabungan Emas. Menariknya, Pegadaian memiliki fitur Simulasi Cicil Emas, untuk membantu Anda yang ingin membeli emas dengan sistem angsuran.

Praktis sekali, bukan? Yuk segera miliki emas dengan cara investasi mudah serta nyaman di Pegadaian!

(akn/ega)



Sumber : finance.detik.com