Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1164

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1165

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1166

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1177

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1164

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1165

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1166

Warning: Trying to access array offset on false in /app/wp-content/themes/publisher/includes/libs/bs-theme-core/theme-helpers/template-content.php on line 1177

Doa Itidal dan Artinya, Dibaca Berapa Kali?


Jakarta

Itidal adalah salah satu gerakan dalam salat yang menjadi rukun salat. Ketika melakukannya, terdapat doa itidal yang dapat dibaca.

Mengutip buku Ritual Shalat Rasulullah SAW Menurut 4 Mazhab karya Isnan Ansory, itidal adalah gerakan bangun dari ruku’ dengan berdiri tegak. Adapun secara bahasa, itidal bermakna istiqamah (lurus) dan istiwa’ (tegak lurus).

Para ulama sepakat bahwa itidal adalah gerakan yang disyariatkan dalam salat. Hal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Abu Humaid as-Sa’idi RA. Ia berkata,


“Bila Rasulullah SAW mengangkat kepalanya, beliau berdiri tegak hingga tulang-tulang punggungnya kembali ke tempatnya.” (HR Bukhari)

Bacaan Doa Itidal Sesuai Sunah

Menukil Ensiklopedia Hadits Ibadah Bersuci dan Shalat Wajib karya Syamsul Rijal Hamid, terdapat beberapa hadits yang menjelaskan bacaan doa itidal sesuai ajaran Rasulullah SAW.

Doa Itidal 1

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

Rabbana lakal hamdu.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji.”

Doa itidal ini bersandar pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA,

“Apabila imam mengucapkan, ‘Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang-orang yang yang memuji-Nya)’, maka katakanlah, ‘Rabbana lakal hamdu (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji)’. Sebab barang siapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, ia akan diampuni dari segala dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa Itidal 2

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbana lakal hamdu mil-ussamaawaati, wa mil-ul ardhi, wa mil-umaa syi’ta min syai-in ba’du.

Artinya: “Wahai Tuhan kami. Bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

Doa itidal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Ibnu Abu Awfa RA. Ia mengatakan,

“Jika Rasulullah SAW bangkit dari ruku’, beliau membaca, ‘Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memuji-Nya). Rabbana lakal hamdu mil-ussamaawaati, wa mil-ul ardhi, wa mil-umaa syi’ta min syai-in ba’du (Wahai Tuhan kami. Bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu)’.” (HR Muslim)

Doa Itidal 3

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Rabbana wa lakal hamdu hamdan katsiira thayyiban mubaarakan fiih.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji yang banyak, baik, dan mengandung berkah.”

Doa ini bersandar pada kisah yang diriwayatkan Rifa’ah bin Rafi’ Az-Zuraqiy RA. Ia berkata bahwa ia sering salat di belakang Rasulullah SAW. Ketika mengangkat kepala dari ruku’, Rasulullah SAW mengucapkan, “Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memuji-Nya).”

Lalu, seorang jemaah yang berada di belakang beliau mengucapkan, “Rabbana wa lakal hamdu hamdan katsiira thayyiban mubaarakan fiih (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji yang banyak, baik, dan mengandung berkah).”

Usai salat, Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah orang yang mengucapkan kalimat tadi?”

“Aku,” seorang jemaah mengakui.

Rasulullah SAW pun bersabda, “Aku melihat lebih dari tiga puluh malaikat yang berebut mencatatnya.” (HR Malik, Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa’i)

Doa itidal dibaca satu kali, berbeda dengan doa rukuk dan sujud yang menurut hadits ada yang dibaca tiga kali.

Tata Cara Itidal

Berdiri Tegak

Menukil buku Panduan Shalat Rasulullah karya Imam Abu Wafa, itidal dilakukan dengan berdiri tegak setelah bangun dari ruku’. Hal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda,

“Kemudian bangunlah (dari ruku’) hingga berdiri tegak.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad)

Bersedekap atau Tidak Bersedekap

Terdapat perbedaan pendapat di antara ulama mengenai hal ini. Ulama yang menyunahkan untuk bersedekap ketika itidal bersandar pada sebuah hadits.

“Orang-orang diperintahkan agar meletakkan tangan kanan di atas lengan tangan kiri di dalam salat.” (HR Bukhari)

Adapun ulama yang tidak menyunahkan untuk bersedekap bersandar pada tidak adanya nash khusus mengenai hal ini.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More