Kabar Gembira! Arsitek DKI Siap Bantu Warga Gaji UMR Bangun Rumah Tanpa Biaya
Jakarta –
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta memperkenalkan Lembaga Bantuan Arsitektur (LBA) yang ditujukan untuk masyarakat yang tidak memiliki dana untuk memakai jasa arsitek ketika membangun rumah. Program ini diprioritaskan untuk warga Jakarta yang berpenghasilan rendah atau yang penghasilannya UMR.
“Untuk yang berpenghasilan rendah kami siap bantu, paling tidak indikatornya bahwa mereka penghasilannya di bawah UMR. Mereka (driver) Gojek, atau mereka karyawan, atau office boy, dan sebagainya. Selama mereka bisa membuktikan atau memakai surat pernyataan bahwa mereka memang penghasilannya di bawah UMR, kami siap bantu mendampingi. Tanpa biaya tentunya,” kata Ketua IAI Jakarta Teguh Aryanto kepada detikcom, pada Sabtu (18/10/2025).
Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa melakukan konsultasi dalam hal desain, pemilihan material, hingga detail lainnya dengan arsitek profesional dari IAI Jakarta secara gratis.
Selain membantu masyarakat yang hendak membangun rumah, IAI Jakarta juga membuka kesempatan untuk MBR yang rumahnya rusak karena kebakaran dan hendak membangun ulang. Syaratnya masih sama, yakni lahannya harus berada di Jakarta dan termasuk dalam MBR. Selain itu, lahan yang akan dipakai untuk dibangun ulang harus milik sendiri dan telah bersertifikat. Lalu, luasnya tidak lebih dari 45 meter persegi.
“Kita akan bantu atau kita dampingi warga yang terkena kebakaran. Kita bantu secara desain lebih baik begini. Untuk berikutnya, bangun (rumah) jangan yang rentan kebakaran. Baik dari denah ruangan, organisasi ruang, ataupun bahan material. Kita akan dampingi, kita akan suggest, jangan memilih bahan material yang rentan kebakaran gitu lah, edukasi atau pendampingan,” jelas Teguh.
LBA juga berlaku untuk membantu konsolidasi lahan. Pihaknya melihat di Jakarta banyak sekali permukiman padat yang tidak memiliki sirkulasi udara yang baik atau ruang terbuka. Lewat program LBA, pihaknya akan membantu memberikan solusi untuk mewujudkan hunian yang nyaman dan sehat.
“Katakanlah dalam satu area, satu RT ada 20 rumah misalkan. Rumahnya himpit-himpitan gitu ya. Kita akan merenovasi atau merehabilitasi atau merekonstruksi ulang dengan vertikal. Jadi dengan 20 rumah itu, kita akan buat vertikal, buat ke atas. Misalkan yang tadinya mereka 20 rumah itu ada 1 atau 2 rantai saja, kita akan bantu desain. Artinya 20 keluarga itu, kita akan pertemukan, kita akan diskusi sehingga mereka akan dapat rumah tapi vertikal. Ya kayak rumah susun lah bahasanya. Artinya dengan digantikan secara vertikal, akan ada lahan terbuka,” terangnya.
Konsep konsolidasi lahan ini mirip dengan yang terjadi Kampung Kunir dan Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV) di Palmerah.
Teguh menjelaskan bagi MBR di Jakarta yang butuh bantuan arsitek untuk rumahnya, bisa segera mengunjungi Jakarta Architecture Festival (JAF) 2025 yang berlangsung pada 16-26 Oktober di Blok M Hub.
Nantinya di sana akan dijelaskan mengenai cara dan prosedur untuk mendapatkan bantuan dari LBA ini. Teguh menyebut hingga saat ini sudah ada sekitar 10-20 arsitek yang siap untuk memberikan konsultasi gratis.
“Kita akan membuka open participant dan saya rasa anggotanya 10-20 arsitek bisa kami kumpulkan, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bisa lebih kalau memang banyak yang kita harus bantu. Karena kami sendiri di Jakarta itu memiliki arsitek kurang lebih 1.500 arsitek,” sebutnya.
Adapun syarat masyarakat yang bisa mendapat layanan bantuan arsitek, sebagai berikut.
1. Warga Jakarta dan memiliki tanah di Jakarta
2. Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan dapat dibuktikan
3. Ingin membangun rumah atau membangun ulang
4. Status tanah milik sendiri dan memiliki sertifikat tanah
5. Luas tanah maksimal 45 meter persegi.
(aqi/aqi)
