Tag Archives: ac mobil

Penting! Ini 9 Komponen Mobil yang Perlu Dicek sebelum Trabas Hujan



Jakarta

Musim hujan mulai intens di berbagai daerah. Jalanan licin, genangan air, hingga kabut menjadi tantangan tersendiri bagi pengemudi mobil. Karena itu, sebelum mobil dipakai menembus hujan, penting untuk memastikan semua komponennya dalam kondisi prima agar perjalanan tetap aman dan nyaman.

9 Komponen Wajib Dicek Sebelum Terabas Hujan

Dijelaskan Auto2000, berikut sembilan komponen mobil yang wajib dicek sebelum menghadapi cuaca ekstrem:

1. Ban Mobil

Pastikan kondisi ban masih layak pakai dan tekanan udaranya sesuai rekomendasi pabrikan. Ban aus bisa memicu aquaplaning alias kehilangan cengkeraman di jalan basah. “Gejala aquaplaning bisa membuat mobil tergelincir, karena itu penting memastikan kondisi ban prima,” jelas Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000.


2. Sistem Rem

Periksa kampas rem dan cairan rem agar daya pengereman tetap optimal di jalan licin. Hindari kebocoran atau endapan kotoran di saluran rem.

3. Wiper dan Washer

Pastikan karet wiper tidak getas dan tangki washer terisi penuh agar kaca tetap bersih dan visibilitas terjaga.

4. Lampu Mobil

Pastikan semua lampu berfungsi, baik depan maupun belakang, untuk meningkatkan visibilitas saat hujan deras.

5. Karet Pintu dan Jendela

Periksa kondisi karet agar air tidak masuk ke dalam kabin. Termasuk karet panoramic roof jika ada.

6. AC Mobil

AC yang dingin membantu mencegah embun di kaca depan dan menjaga kenyamanan kabin.

7. Perlengkapan Darurat

Senter, dongkrak, kunci roda, dan kotak P3K wajib ada di mobil, termasuk ban serep yang siap pakai.

8. Sistem Kelistrikan

Cek aki dan sistem listrik, apalagi saat hujan semua fitur seperti lampu dan wiper bekerja bersamaan.

9. Kaki-kaki Mobil

Pastikan shock absorber, bushing, dan sistem kemudi tidak bermasalah agar mobil tetap stabil di jalan licin.

Sebagai tambahan, pengemudi juga perlu menyiapkan payung, sandal plastik, pakaian ganti, dan air minum di mobil. Kalau tak sempat ke bengkel, servis bisa dilakukan lewat THS – Auto2000 Home Service, yang siap datang ke rumah atau kantor untuk perawatan ringan di musim hujan.

(lua/dry)

Sumber : oto.detik.com

Alhamdulillah mobil Otomotif اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / obi

Fungsi, Cara Kerja, dan Perawatannya


Jakarta

Naik mobil tentu akan lebih nyaman ketika AC berfungsi dengan baik. Tanpa AC, mengendarai mobil akan terasa pengap dan panas.

Pada sistem pendingin, terdapat berbagai komponen, salah satunya adalah kondensor AC mobil. Ketahui apa itu kondensor AC mobil, termasuk fungsi, cara kerja, dan cara merawatnya.

Pengertian dan Fungsi Kondensor AC Mobil

Proses yang terjadi pada kondensor disebut kondensasi. Dalam KBBI, dijelaskan bahwa kondensasi adalah perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Pada intinya, kondensor bertugas mengubah uap atau udara menjadi cairan.


Dilansir dari situs m-edukasi Kemdikbud, kondensor adalah bagian di dalam sistem pendingin yang berfungsi untuk mengubah gas refrigeran bertekanan tinggi menjadi cairan. Kondensor ini menghilangkan panas dari refrigeran ke suhu udara.

Kondensor terdiri dari bagian coil dan fin yang berfungsi untuk mendinginkan refrigeran ketika udara melewatinya. Letak kondensor berada di depan radiator yang pendinginanya dijamin oleh kipas.

Cara Kerja Kondensor AC Mobil

Cara kerja kondensor AC mobil tidak bisa dilihat secara terpisah karena prosesnya berhubungan dengan komponen lainnya.

Berikut ini cara kerja sistem pendingin mobil, terutama bagian kondensor AC mobil:

1. Kompresi

Pertama adalah proses kompresi yang dilakukan komponen bernama kompresor. Pada proses ini, refrigeran ditekan dalam kompresor sampai kondisinya menjadi cair dengan temperatur yang tinggi.

Gas refrigeran dalam evaporator diisap oleh kompresor sehingga membuat tekanannya tetap rendah di dalam evaporator, serta dapat membuat cairan refrigeran menjadi gas secara dinamis pada temperatur yang rendah (0 derajat Celsius).

Tekanan gas refrigeran lalu ditekan dalam silinder, dan berubah menjadi tinggi, sehingga temperatur dan tekanan refrigeran akan mudah menjadi cair meski proses pendinginan dalam temperatur yang lebih tinggi.

2. Kondensasi

Nah, cara kerja kondensor dapat dilihat dalam proses kondensasi, yaitu ketika refrigeran diubah dari gas menjadi cair dan didinginkan dari temperatur yang tinggi di dalam kondensor.

Refrigeran yang bertemperatur dan bertekanan tinggi dipancarkan dalam kondensor menjadi cairan lalu disalurkan ke receiver dryer. Hal itu juga dinamakan proses kondensasi panas.

Panas tinggi dari refrigeran itu dapat dikeluarkan oleh kondensor sehingga refrigeran menjadi dingin dan bisa melakukan proses penyerapan panas di ruangan mobil.

3. Ekspansi

Selanjutnya, tekanan cairan refrigeran diturunkan oleh katup ekspansi di mana gas bertekanan itu dikabutkan dengan mudah dalam evaporator sehingga refrigeran menjadi gas. Selain itu, expansion valve juga mengatur aliran cairan refrigeran sambil menurunkan tekanannya.

Cairan refrigeran yang dikabutkan dalam evaporator tersebut diatur oleh tingkat pendinginan di bawah temperatur pengabutan. Untuk itu, penting untuk mengontrol jumlah refrigeran yang dibutuhkan dengan melakukan pengecekan yang benar.

4. Evaporasi

Terakhir adalah proses evaporasi, yaitu ketika refrigeran diubah dari cairan menjadi gas dalam evaporator. Cairan refrigeran dikabutkan oleh hisapannya sendiri di mana saat proses evaporasi panas laten dibutuhkan dari udara disekitar evaporator.

Udara melepaskan panas untuk didinginkan, kemudian dialirkan ke dalam ruang dalam kendaraan oleh kipas pendingin sambil menurunkan temperatur ruangan tersebut.

Cairan refrigeran ini disalurkan dari expansion valve di dalam evaporator, sekaligus menjadi uap refrigeran. Perubahan ini terjadi berulang kali dari kondisi cair ke gas.

Cara Merawat Kondensor AC Mobil

Dilansir dari laman Hyundai dan Astra-Daihatsu, berikut ini beberapa cara merawat kondensor AC mobil:

1. Bongkar AC Mobil dengan Benar

Sebelum merawat kondensor, kamu harus membongkar dulu AC mobil dengan benar.

Pastikan menggunakan peralatan yang benar, misalnya kunci socket, kunci pas dan kunci inggris. Siapkan juga kain lap bersih untuk mengangkat kondensor AC mobil.

2. Lepaskan Kondensor

Temukan bagian kondensor, lalu lepaskan untuk dibersihkan. Bersihkan dengan hati-hati, dan jangan sampai jatuh karena rawan rusak. Jika rusak, kamu harus mengganti dengan kondensor baru yang harganya termasuk mahal.

3. Semprot Kondensor dengan Air

Lakukan pembersihan menggunakan air, yakni dengan cara disemprot. Pastikan menggunakan air bersih. Jangan merendam pakai air sabun agar tidak rusak. Keringkan setelah selesai dibersihkan.

4. Pasang Kembali Kondensor dengan Benar

Terakhir, pasang kembali kondensor dengan benar sesuai tempatnya. Ingat untuk memasang sesuatu seperti saat dibongkar.

Demikian tadi telah kita ketahui apa itu kondensor AC mobil, termasuk fungsi, cara kerja, dan cara merawatnya. Semoga bermanfaat.

(bai/inf)



Sumber : oto.detik.com

Mengenal Berbagai Komponen AC Mobil Beserta Fungsinya


Jakarta

Hampir seluruh mobil yang dijual di pasaran telah mengusung fitur Air Conditioner (AC). Tanpa adanya AC, baik pengemudi maupun penumpang akan merasa gerah saat di perjalanan.

Namun seiring penggunaan, AC mobil lama-lama terasa kurang dingin. Apabila tidak segera dicek dan diperbaiki, maka AC mobil bisa rusak.

Maka dari itu, sebagai pemilik mobil sebaiknya detikers tak hanya memperhatikan soal performa mesin saja, tapi juga rutin mengecek komponen pada AC mobil.


Nah, sudah tahu belum macam-macam komponen AC mobil beserta fungsinya? Jika belum, cari tahu selengkapnya dalam artikel ini.

Macam-macam Komponen AC Mobil

AC mobil memiliki berbagai komponen di dalamnya. Mengutip situs Auto 2000, berikut macam-macam komponen AC mobil beserta fungsinya.

1. Kompresor AC

Kompresor AC berfungsi untuk memompa aliran gas freon agar mampu bersirkulasi ke seluruh komponen AC mobil. Selain itu, kompresor juga berfungsi untuk menekan freon agar molekul di dalamnya menjadi lebih rapat.

Kompresor AC bekerja dengan cara menggunakan gerakan rotari yang didapat dari pulley mesin. Poros kompresor terhubung dengan pelat yang memiliki beberapa nok. Ketika nok menyentuh piston maka piston akan bergerak ke depan, sehingga dapat menekan freon keluar dengan tekanan tinggi.

Saat nok lepas dari piston, maka piston kembali bergerak ke belakang karena terdapat pegas pengembali. Hal tersebut membuat freon dari selang low pressure masuk ke dalam ruang piston.

2. Magnetic Clutch

Magnetic clutch berfungsi untuk mengatur kapan waktu kompresor bekerja dan berhenti meskipun pulley mesin tetap berputar. Saat kompresor bekerja, maka tekanan freon yang keluar dari kompresor terus meningkat. Terlebih saat mesin digas, maka tekanan freon menjadi lebih besar.

Ada sejumlah risiko apabila kompresor terus bekerja. Maka dari itu, ketika tekanan freon sudah mencapai titik maksimum, magnetic clutch akan memutus hubungan antara pulley kompresor dengan poros kompresor.

Magnetic clutch bekerja dengan mengandalkan daya tarik magnetik. Sebuah koil digunakan untuk menciptakan daya tarik magnetik lewat proses induksi elektromagnetik. Saat induksi tersebut terjadi, maka magnetic clutch akan bergerak ke arah koil lalu menempel dengan pulley kompresor, sehingga poros mampu berputar.

3. Kondensor

Komponen selanjutnya adalah kondensor yang berfungsi memindahkan panas dari dalam freon atau refrigerant ke udara bebas. Prinsip kerja kondensor sama seperti radiator, yang mana mengharuskan freon terlebih dahulu dilalui dalam beberapa core untuk memindahkan panas semaksimal mungkin.

Di antara core tersebut ada sirip-sirip yang bersifat konduktor. Jadi, saat aliran udara melewati sirip ini maka suhu akan lebih dingin.

Kondensor yang bersifat konduktor menyebabkan suhu menjadi lebih tinggi pada freon, lalu akan berpindah ke sirip secara otomatis.

4. Dryer

Dryer merupakan komponen tambahan pada sistem AC mobil yang fungsinya mirip seperti filter. Sesuai namanya, fungsi utama dryer untuk mengeringkan freon dari air. Walaupun siklus AC mobil tertutup, namun tak menutup kemungkinan ada sedikit uap air yang masuk ke dalam saluran AC.

Nah, uap air ini bisa masuk saat proses refill freon atau ketika detikers melakukan penggantian salah satu komponen AC mobil. Ketika saluran AC terbuka, maka udara bisa masuk ke dalam sistem.

Di dalam dryer terdapat material pasir silika yang mampu mengikat air di dalam aliran freon. Dengan begitu, uap air yang masuk ke saluran tidak akan menyebabkan masalah pada sistem AC mobil.

5. Expansion Valve

Berikutnya ada expansion valve yang berfungsi mengubah wujud freon cair agar condong ke bentuk gas melalui proses spraying. Ibaratnya seperti parfum spray, walau suhu tabung parfum normal, namun saat disemprotkan ke kulit akan terasa sejuk.

Hal ini disebabkan zat cair yang awalnya berada di dalam selang bertekanan tinggi, kemudian keluar ke ruang bertekanan rendah dalam kecepatan tinggi. Maka dari itu, suhu akan terasa lebih dingin.

Proses spraying pada freon berfungsi agar suhu freon semakin dingin sebelum dimasukkan ke evaporator.

6. Evaporator

Evaporator berfungsi mendinginkan udara yang akan diventilasi ke dalam kabin mobil. Prinsip kerjanya sama seperti kondensor, yakni freon bersuhu dingin akan disalurkan ke dalam core yang juga terdapat sirip-sirip konduktor.

Lalu, suhu dingin akan mengalir secara merata ke seluruh permukaan sirip karena memiliki sifat konduktor. Jadi, saat ada udara dihembuskan lewat sirip evaporator, maka suhu udara tersebut akan berkurang.

Pada komponen ini juga terjadi proses perpindahan panas dari udara bebas ke dalam freon. Hal ini membuat udara yang berhembus melewati sirip evaporator memiliki suhu dingin, namun suhu freon setelah keluar dari evaporator lebih meningkat dari sebelumnya.

Tips Merawat AC Mobil

Apabila jarang dirawat, hal ini membuat AC mobil akan terasa kurang dingin saat dinyalakan. Bahkan, AC mobil bisa rusak dan membuatmu kegerahan saat berkendara.

Maka dari itu, sebaiknya detikers rutin merawat komponen AC mobil dengan mengetahui sejumlah tipsnya di bawah ini:

  • Rutin menyalakan AC ketika mobil jarang digunakan, minimal seminggu sekali dengan durasi 3-5 menit. Namun, nyalakan AC mobil ketika mesin sudah stabil agar komponen dapat bekerja dengan normal.
  • Menjaga kebersihan kabin (interior) mobil agar udara yang dihasilkan dari AC mobil tidak bau.
  • Rutin membersihkan filter AC di bengkel.
  • Mengganti oli kompresor secara berkala.

Demikian pembahasan mengenai macam-macam komponen AC mobil beserta fungsinya. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan detikers.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

AC Mobil Kurang Dingin? Mungkin Ini Penyebabnya



Jakarta

AC adalah fitur penting yang wajib ada di mobil. Seiring pemakaian, AC bisa melemah fungsinya, dicirikan dengan tanda-tanda kurang dingin. Lantas, apa penyebab AC mobil kurang dingin?

Dijelaskan Auto2000 dalam keterangan resminya, AC mobil bisa menurun fungsinya karena evaporator kotor. Jadi saat mobil digunakan, kotoran dan debu bisa masuk dengan mudah ke kabin. Keadaan akan semakin buruk ketika ada penumpang yang makan di kabin, sehingga remahan dan kotoran semakin banyak.

Masalahnya, evaporator AC memanfaatkan udara dari kabin mobil. Kalau kondisi di dalam mobil kotor, ada kemungkinan kotoran seperti debu ikut terhisap ke evaporator. Jelas berbahaya bagi kesehatan dan berpotensi merusak evaporator.


Anda wajib mencegah penumpukan kotoran di evaporator. Kalau dibiarkan kotor bahkan lembap, ada risiko karat tumbuh dan membuat evaporator bocor. Hal ini berefek pada kualitas pendinginan yang menurun dan merembet pada kerusakan lainnya.

Masalah lainnya adalah tumbuhnya jamur di evaporator. Selain membuat udara tidak dingin dan bau, jamur dapat merusak evaporator dan membawa bibit penyakit ke dalam kabin. Kondisi kabin kotor juga bisa berpengaruh terhadap kualitas filter kabin atau filter AC.

Selain itu, cek kondisi filter kabin atau filter AC yang bertugas menyaring udara yang diisap oleh evaporator juga bisa berpengaruh. Filter kabin yang kotor akan menghambat aliran udara dan terpenting adalah membawa debu yang akhirnya menempel di permukaan evaporator.

Kotoran dapat membuat AC mobil tidak dingin dan memicu penyakit pernapasan akibat udara AC yang kotor. Lingkungan sekitar evaporator yang lembap, akan mempercepat proses korosi dan timbulnya bibit penyakit.

Jangan pernah membersihkan filter kabin dengan udara bertekanan karena akan merobek materialnya. Cukup ketuk perlahan supaya kotorannya terbuang. Tapi kalau sudah terlalu kotor atau saatnya servis berkala, silakan berkunjung ke bengkel terdekat untuk menggantinya dengan yang baru.

Kondensor AC punya peluang kotor yang tinggi lantaran terletak di belakang gril mobil. Gunakan air bertekanan untuk meluruhkan debu dan kotoran yang menempel. Tapi arah semprotan harus sejajar dengan sirip kondensor untuk menghindari kerusakan sirip tersebut.

Freon AC pada prinsipinya bersirkulasi di area yang tertutup, jadi sangat kecil kemungkinan habis. Kondisi AC yang tidak terawat dapat membuat kebocoran sehingga perlahan freon habis. Untuk itu, pastikan volume freon tetap penuh dan tidak ada kebocoran di sistem.

Terakhir, inspeksi kondisi kompresor AC. Berada di ruang mesin yang panas dan kotor, kompresor punya tugas penting memompa cairan refrigerant untuk mendinginkan kabin mobil. Anda harus mengeceknya dari risiko kebocoran pada sambungan selang dan oli kompresor.

Periksa pula tegangan sabuk pemutar kompresor dari kemungkinan longgar atau potensi putus. Dengarkan jika ada suara aneh dari komponen kompresor AC sebagai penanda masalah seperti kompresi menghilang atau magnetic clutch rusak.

(lua/riar)



Sumber : oto.detik.com

Magnetic Clutch pada AC Mobil, Kenali Penyebab dan Ciri-ciri Kerusakannya


Jakarta

Magnetic clutch (kopling magnetik) adalah salah satu bagian komponen AC mobil. Magnetic clutch di sini merupakan katrol yang berputar terus menerus mengikuti mesin.

Jika magnetic clutch rusak, kinerja AC mobil tentu akan terganggu. Oleh karena itu, kenali penyebab dan ciri kerusakannya di bawah ini.

Penyebab Kerusakan Magnetic Clutch

Dilansir dari situs Suzuki, berikut adalah beberapa penyebab rusaknya magnetic clutch:


– Cara Pengoperasian yang Tidak Tepat

Kerusakan magnetic clutch bisa disebabkan karena pengemudi mengatur temperatur AC sampai pada level yang terlalu rendah saat berkendara dengan kecepatan tinggi. Hal ini akan menyebabkan kerja magnetic clutch menjadi tidak stabil.

Ketika perputaran mesin tinggi, akan ada gesekan kasar pada magnetic clutch. Sehingga membuatnya semakin cepat aus.

Oleh sebab itu, sebaiknya saat berkendara dalam kecepatan tinggi dan dalam waktu lama, atur suhu AC sampai maksimal.

– Umurnya yang Sudah Tua

Kinerja AC juga bergantung pada umur magnetic clutch. Umumnya, rata-rata umur magnetic clutch itu mulai dari 3 bulan sampai 5 tahun.

– Kualitas

Semakin bagus kualitasnya, maka akan semakin lama juga penggunaannya. Sehingga, magnetic clutch bisa dipakai lebih lama.

Ciri-ciri Kerusakan Magnetic Clutch

Secara umum, berikut adalah beberapa indikasi untuk mendeteksi terdeteksi kerusakan magnetic clutch:

  • Warna pulley (komponen penghubung putaran) yang berubah.
  • Terdengar bunyi dari magnetic clutch.
  • Terjadi penurunan kinerja AC mobil.

Itu tadi penjelasan seputar magnetic clutch, mulai dari penyebab dan ciri kerusakannya. Semoga bermanfaat!

(khq/inf)



Sumber : oto.detik.com

Pelajaran dari Sekeluarga Tewas Diduga Hirup Gas Beracun di Dalam Xenia



Jakarta

Pemudik di Bungo, Jambi, meninggal dunia di dalam mobilnya saat perjalanan Lebaran. Satu keluarga asal Kabupaten Solok, Sumatera Barat, itu meninggal dunia diduga akibat menghirup racun di dalam mobil.

“Benar, penemuan 4 mayat, berjenis kelamin 3 laki-laki dan 1 perempuan di dalam mobil Xenia di jalan Dusun Limbur Baru (Sp5), Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, Kabupaten Bungo,” kata Kapolres Bungo AKBP Singgih Hermawan dikutip detikSumbagsel.

Singgih menerangkan satu keluarga itu berangkat dari Alahan Panjang, Sumatera Barat, sekira pukul 13.00 WIB. Mereka rencananya akan silahturahmi Lebaran menemui saudaranya di kawasan PT SMA, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang.


Pada pukul 18.00 WIB, korban sempat memberi tahu kepada saudaranya itu bahwa mobil mereka terperosok di jalanan berlumpur.

“Kemudian adik ipar korban Wadi Sepentri pergi menyusul korban dan ditemui mobil korban terpuruk di lubang dalam keadaan mesin masih hidup, lobang knalpot mobil terendam air dan kaca depan mobil dalam keadaan tertutup dan kaca belakang mobil terbuka sekitar 5 cm,” terangnya.

Singgih mengatakan dugaan sementara satu keluarga itu meninggal akibat terhirup gas beracun dari saluran AC yang tersumbat.

“Dugaan sementara korban terhirup gas beracun di dalam mobil tersebut akibat dari saluran AC yg tersumbat atau bocor,” sebutnya.

Kemungkinan Keracunan AC?

Kejadian serupa bukan hanya sekali terjadi. Beberapa kali ada kejadian pengguna kendaraan tewas di dalam mobil yang mesin dan AC-nya dalam keadaan menyala.

Namun, dari sumber yang diperoleh detikOto, salah satu penyebabnya ialah kebocoran sistem pembuangan gas buang ini masuk ke dalam kabin.

“Sebetulnya bukan karena AC, tapi penyebab AC hidup (bekerja) kaca ditutup, ada kebocoran pembuangan dan masuk ke dalam sirkulasi kabin mobil dan itu terhirup oleh pengendara,” ucap Kepala Bengkel Auto2000, Suparna, beberapa waktu yang lalu.

Menurut Suparna, saat ada kebocoran CO2 akibat pembuangan gas buang, udara itu masuk ke dalam kabin. Kebocoran pembuangan itu bisa terjadi karena kebocoran seal atau karat yang mengakibatkan kebocoran. Orang yang berada di dalamnya akhirnya menghirup CO2 terus-menerus.

“CO2 akibat kebocoran yang masuk dalam sirkulasi kabin mobil itu masuk ke dalam paru-paru dan ini merusak saraf otak, jadinya ngantuk makin lemas dan berakhiran kematian. Itu biasanya terjadi pada saat orang tiduran di dalam mobil AC dinyalakan,” ucap Suparna.

Lebih lanjut, dikutip dari The National, Mayor Jenderal Ahmed Bin Gulitha, Direktur Departemen Ilmu Forensik dan kriminologi Kepolisian Dubai menjelaskan ada beberapa kasus orang meninggal dunia akibat keracunan karbon monoksida saat berada di dalam mobil.

“Gas ini menimbulkan ancaman signifikan bagi orang-orang yang menghabiskan waktu lama di dalam mobil yang berjalan di ruang terbuka atau tertutup, jika terhirup dalam konsentrasi tinggi,” kata dia.

Karbon monoksida dihasilkan ketika bahan bakar seperti gas, minyak, dan batu bara tidak terbakar dengan sempurna.

Risiko yang ditimbulkannya ditekankan oleh fakta bahwa karbon monoksida tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Karena alasan-alasan ini, karbon monoksida sering disebut sebagai “pembunuh dalam diam”.

Penyebab umum keracunan karbon monoksida pada kendaraan termasuk sistem knalpot dan emisi yang rusak, mesin yang tidak disetel dengan baik, dan mobil yang berjalan di ruang tertutup seperti garasi.

Lebih lanjut, seperti diungkapkan Dr Mohammed Al Qasim, direktur bagian teknik forensik kepolisian Dubai, mengimbau para pengendara untuk menjaga mobil tetap terawat dengan baik.

“Beberapa insiden terjadi di dalam mobil tua yang tidak menjalani perawatan rutin,” katanya.

“Insiden lainnya terjadi pada mobil yang dimodifikasi yang mengurangi kualitas udara di dalam kendaraan,” sambung dia lagi.

Peringatan lain, para pengemudi agar tidak tidur di dalam mobil yang diparkir di dalam area tertutup, seperti tempat parkir di mal, dengan mesin dan AC yang menyala.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Embusan Angin AC Mobil Tidak Dingin? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya


Jakarta

Di negara tropis seperti Indonesia, AC jadi salah satu fitur yang wajib ada pada mobil. Kehadiran AC di mobil mampu menambah kenyamanan sehingga pengendara tidak kegerahan selama berkendara.

Suhu udara dalam kabin menjadi lebih dingin jika AC berfungsi dengan baik. Namun bila sistem pendingin mobil itu tidak bekerja maksimal, embusan angin AC yang keluar justru terasa panas. Apa yang menyebabkan AC kurang dingin?

Penyebab AC Mobil Kurang Dingin

Mengutip catatan detikcom, berikut sejumlah penyebab embusan angin AC mobil kurang kencang sehingga suhu kabin tidak dingin:


1. Evaporator AC Kotor

Evaporator AC bekerja dengan memanfaatkan udara dari kabin mobil. Jika kondisi dalam mobil kotor, ada kemungkinan kotoran dan debu terhirup ke evaporator. Inilah yang berpotensi membuat komponen tersebut kotor dan mengakibatkan embusan angin AC lemah.

Oleh sebab itu, penting menjaga kebersihan kabin. Pengendara sebaiknya minimalisir merokok dan makan di dalam mobil. Sehingga, asap dan remah makanan tidak terisap ke saluran AC.

Pengharum ruangan yang dipasang di mobil juga dapat menyublim menjadi minyak atau lendir saat masuk ke jalur AC. Lebih jauh lagi, kotoran yang terperangkap di evaporator bisa menyebabkan korosi, keretakan, dan kebocoran.

2. Es yang Menyumbat Saluran AC

Air AC dapat membeku menjadi es yang menyumbat saluran mesin terutama pada evaporator. Akibatnya, alur distribusi freon dan angin blower AC terganggu. Sehingga, embusan blower menghasilkan hawa panas yang membuat gerah.

Es di AC dapat terjadi akibat adanya kotoran pada saluran yang dibekukan freon. Penyebab lainnya adalah penggunaan AC yang terus menerus pada suhu sangat dingin,dan kualitas freon tidak sesuai standar.

3. Blower AC Bermasalah

Masalah pada blower membuat angin AC yang keluar tidak dingin. Adanya masalah pada blower AC disebabkan spare part motor blower rusak atau perlu diganti, sambungan kelistrikan mobil yang terganggu, dan menumpuknya kotoran pada filter kabin sehingga menghalangi embusan angin keluar.

4. Terjadi Kebocoran Saluran AC

Udara kabin mobil bisa kurang dingin imbas kebocoran saluran AC yang menghilangkan tekanannya. Padahal, tekanan AC mempengaruhi kuat tidaknya angin yang dikeluarkan komponen blower.

Kebocoran saluran AC dapat terjadi karena korosi pada evaporator mobil akibat terlalu banyak kotoran terisap dan jumlah oli kompresor yang kurang sehingga mesin-mesin saling beradu.

Cara Mengatasi AC Mobil Kurang Dingin

Jika mobil detikers mengalami hal-hal seperti di atas, maka lakukan hal-hal berikut untuk memperbaiki AC mobil yang kurang dingin:

  1. Lakukan flushing saluran AC mobil untuk mengangkat kotoran-kotoran yang menyumbat sehingga jalur embusan angin yang keluar tidak terhalangi.
  2. Mengganti komponen AC yang mengalami kerusakan dan sudah tidak layak pakai juga dapat dilakukan. Spare part yang mungkin diganti seperti motor blower, evaporator, atau filter AC kabin.

Nah, itu tadi penyebab dan cara mengatasi embusan angin AC mobil kurang kencang sehingga tidak dingin. Perlu diingat, detikers dapat membawa mobil ke bengkel terlebih dulu untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut terkait penyebab dan cara tepat menanganinya.

(azn/row)



Sumber : oto.detik.com

Bikin Merinding! Ini Penampakan Evaporator AC Avanza Setelah Berumur 8 Tahun



Jakarta

Evaporator merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendinginan (AC) di mobil. Maka itu komponen ini perlu dirawat secara berkala setiap 6 bulan sekali. Lalu seperti apa penampakan evaporator AC mobil yang sudah berumur 8 tahun ya?

Mengutip website Auto2000, evaporator AC mobil bekerja dengan cara menyerap udara panas yang ada di dalam kabin, lalu mengubahnya menjadi udara sejuk alias dingin.

Caranya, evaporator bekerja dengan menyerap panas yang dibawa udara. Lanjut blower AC akan mengalirkan udara hangat ke evaporator, di mana udara tersebut kemudian bersentuhan dengan refrigerant yang bersuhu rendah. Akibatnya, udara menjadi lebih dingin sebelum akhirnya disalurkan kembali ke dalam kabin.


Seiring penggunaan, evaporator AC bisa mengalami penurunan kinerja, bahkan hingga berlendir. Disitat dari situs bengkel spesialis AC mobil, Rotary Bintaro, evaporator yang berlendir bisa membuat AC mobil tidak sejuk lagi.

Penurunan kinerja AC mobil karena evaporator itu juga dialami tim detikOto yang memiliki Toyota Avanza Veloz lansiran 2017. Setelah berumur 8 tahun, evaporator AC mobil Avanza tampak berlendir parah, juga korosi.

Ada beberapa faktor yang bikin evaporator berlendir, mulai dari kelembapan berlebih. Kelembapan tinggi di dalam kabin mobil dapat menyebabkan kondensasi berlebihan pada evaporator. Selain itu filter kabin yang kotor atau tersumbat juga dapat menghambat aliran udara, menyebabkan kelembapan menumpuk pada evaporator.

Sebab lainnya bisa karena kebocoran refrigeran. Kebocoran refrigeran atau freon bisa mengubah suhu dan tekanan dalam sistem, mempengaruhi kinerja evaporator. Kemudian selanjutnya adalah faktor drainase tidak lancar. Sistem drainase yang tersumbat atau tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan penumpukan air pada evaporator.

Jika kondisinya sudah parah karena lendir dan korosi, hingga rusaknya kisi-kisi pada bagian evaporator, maka mau tidak mau komponen evaporator AC mobil itu harus segera diganti baru. Pengalaman detikOto, untuk mengganti evaporator original Avanza 2017, perlu merogoh kocek hingga Rp 1,9 juta.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com

Matikan AC Sebelum Mematikan Mesin, Benarkah Bikin Mobil Lebih Awet?



Jakarta

Banyak pemilik mobil yang memiliki kebiasaan mematikan mesin tanpa terlebih dahulu mematikan AC. Kebiasaan ini terkesan sepele, tetapi ternyata bisa berdampak buruk pada komponen kendaraan.

Lantas, benarkah mematikan AC sebelum mesin dapat membuat mobil lebih awet

Dampak Buruk pada Kompresor AC

Dilansir dari Dokter Mobil, saat mesin mobil dimatikan dalam keadaan AC masih menyala, kompresor AC yang bertugas sebagai pendingin kabin bisa mengalami tekanan berlebih.


Hal ini yang membuat ketika mobil dinyalakan kembali, sistem AC akan langsung aktif dan memberikan beban tambahan pada mesin yang masih dalam tahap awal bekerja. Ini bisa memperpendek umur kompresor AC dan membuat kinerjanya menurun.

Meningkatkan Risiko Aki Cepat Habis

Aki mobil berperan dalam menjalankan sistem kelistrikan, termasuk AC. Jika AC dalam kondisi menyala sebelum mesin dinyalakan, aki diklaim harus bekerja ekstra keras untuk mengaktifkan motor blower AC sebelum mendapat suplai listrik dari alternator. Akibatnya, aki lebih cepat tekor dan bisa menyulitkan proses menyalakan mesin.

Pada mobil dengan sistem karburator atau injeksi modern, kompresor AC mengambil tenaga langsung dari mesin. Jika AC menyala saat mesin baru dinyalakan, beban mesin menjadi lebih berat, meningkatkan konsumsi bahan bakar serta mengurangi efisiensi kerja mesin dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Dokter Mobil menyebutkan bahwa mematikan AC sebelum mesin mobil mati bukan hanya kebiasaan yang baik, tetapi juga bisa membantu menjaga kompresor AC, memperpanjang usia aki, dan mengurangi beban mesin.

Jadi, jika ingin mobil lebih awet dan tetap dalam kondisi prima, biasakan untuk mematikan AC terlebih dahulu sebelum mematikan mesin. Dengan begitu, performa kendaraan tetap optimal dan biaya perawatan pun bisa ditekan.

(mhg/dry)



Sumber : oto.detik.com

Hampir Semua Mobil Punya Tombol Ini, tapi Banyak yang Tak Tahu Fungsinya



Jakarta

Tombol ini biasanya terletak tak jauh dari tombol untuk menghidupkan dan menyalakan AC. Apa sih fungsinya?

Mobil-mobil kekinian dilengkapi dengan banyak teknologi canggih, yang umumnya bisa dilihat pada makin banyak tombol-tombol fitur yang terpampang di dashboard.

Tapi tombol bergambar tanda panah memutar di dalam kabin ini sebenarnya sudah bisa ditemui juga pada mobil-mobil lama. Beberapa menyebutnya sebagai ‘air circulation button’. Alias tombol sirkulasi udara. Apa fungsi tombol ‘air circulation button’ dengan gambar panah berputar ini?


Dikutip dari berbagai sumber, ketika tombol ini dipencet, maka mobil akan menyirkulasikan udara yang sudah berada di dalam kabin. Mobil tidak akan menyedot udara dari luar untuk disirkulasikan dalam kabin.

Keuntungan utamanya akan sangat terasa ketika udara luar sedang tinggi/panas sementara kamu mau mendinginkan udara di dalam kabin. Fungsi ini akan membuat AC mobil mendinginkan kabin lebih cepat.

Ini memungkinkan terjadi karena, alih-alih mesin menyedot udara dari luar untuk didinginkan lalu digunakan dalam kabin, sistem pendingin akan menggunakan udara yang ada di dalam kabin, yang tentunya punya suhu lebih rendah dan kuantitas lebih sedikit.

Tombol sirkulasi udara ini juga diklaim akan membuat efisiensi kendaraan jadi lebih baik.

Mobil umumnya lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar saat AC dipilih menggunakan mode sirkulasi dalam kabin. Ini memungkinkan terjadi karena menjaga udara (dalam kabin) tetap dingin membutuhkan energi yang lebih sedikit dibanding ketika mesin secara terus menerus mendinginkan udara panas dari luar. Demikian dikutip dari KTLA.

Karena sistem menyirkulasikan udara di dalam kabin, fungsi ini juga bisa membantu mengurangi polutan masuk ke dalam mobil. Ketika terjebak kemacetan, fungsi ini disarankan untuk digunakan.

(din/din)



Sumber : oto.detik.com