Tag Archives: air radiator

Ketahui Fungsi Air Radiator Mobil dan Cara Kerjanya


Jakarta

Ada banyak komponen yang terdapat pada mobil, salah satunya adalah radiator. Sedikit informasi, radiator berfungsi sebagai sistem pendingin pada mesin mobil.

Ketika mobil dihidupkan, maka suhu mesin lama-lama akan meningkat. Untuk mencegah overheat, maka radiator punya peran besar untuk mendinginkan mesin.

Agar radiator dapat berfungsi secara optimal, maka dibutuhkan komponen lain yaitu coolant atau air radiator. Lantas, apa fungsi dari air radiator mobil? Simak pembahasannya dalam artikel ini.


Fungsi Air Radiator

Dilansir laman Auto2000, air radiator berfungsi untuk membuang panas yang terdapat pada dinding silinder. Sebab, radiator memiliki peran penting dalam meredam udara panas yang dihasilkan oleh silinder mesin saat proses pembakaran terjadi.

Maka dari itu, coolant yang dipakai pada radiator mobil wajib memiliki kualitas yang baik. Hal ini agar air radiator bisa tahan terhadap suhu panas yang tinggi.

Cara Kerja Radiator Mobil

Cara kerja radiator mobil dimulai dari mengalirnya air (coolant) bersuhu netral ke saluran yang mengelilingi mesin untuk menyerap panas. Saat mengalir, air akan menyerap dan membawa suhu panas untuk kemudian dibawa kembali menuju radiator.

Setibanya di radiator, air yang membawa suhu panas akan masuk ke upper tank. Di bagian ini, proses pendinginan akan terjadi. Setelah itu, coolant akan diteruskan untuk masuk menuju radiator core yang berfungsi membuang suhu panas ke udara.

Untuk mempercepat proses pembuangan suhu panas, radiator core akan dibantu oleh kipas radiator dalam menyerap udara. Hal ini agar terjadi aliran di antara sirip-sirip udara pada radiator core.

Ketika suhu panas sudah dipindahkan seluruhnya ke udara dan air kembali dingin, maka coolant akan dialirkan lagi mengitari mesin untuk menyerap panas.

Jenis-jenis Air Radiator

Perlu diketahui, ada tiga jenis air radiator yang umum digunakan oleh pabrikan untuk kendaraannya. Ketiga jenis air radiator ini juga punya fungsi yang berbeda-beda.

Apa saja jenis-jenis air radiator tersebut? Simak di bawah ini:

1. Inorganic Additive Technology (IAT)

IAT merupakan jenis air radiator yang umumnya dipakai oleh mobil keluaran lama. Masa pakainya bisa mencapai 2 tahun atau maksimal 38.000 kilometer.

2. Organic Acid Technology (OAT)

OAT merupakan jenis air radiator yang masa penggantiannya jauh lebih lama, yakni bisa dilakukan setiap lima tahun sekali atau maksimal 80.000 kilometer.

3. Hybrid Organic Acid Technology (HOAT)

HOAT merupakan air radiator jenis terbaru yang dikembangkan dari coolant OAT. Dengan begitu, masa pakai dan waktu penggantiannya tidak jauh berbeda.

Apakah Aman Isi Air Radiator dengan Air Biasa?

Masih banyak pengendara mobil yang menggunakan air biasa untuk mengisi radiator ketimbang memakai coolant. Lantas, apakah aman?

Ternyata, air radiator tak cukup apabila diisi dengan air biasa saja. Bahkan, sebaiknya pemilik kendaraan menghindari penggunaan air biasa untuk radiator mobil.

“Kalau bisa dihindari. Untuk mobil-mobil sekarang, karena mereka punya mesin berkinerja tinggi, kompresi tinggi maka dianjurkan menggunakan coolant, bukan air biasa,” kata Wahono dari bengkel resmi Auto2000 BSD beberapa waktu lalu.

Menurutnya, radiator lebih baik diisi dengan coolant atau cairan khusus untuk radiator. Sebab, ada sejumlah zat kimia yang terkandung di dalam cairan khusus radiator, sehingga dapat membantu kinerja radiator lebih optimal.

“Adanya zat anti panas yaitu glycol pada radiator coolant Toyota yang membuatnya tidak bisa digantikan oleh air kran. Zat tersebut bekerja dengan menaikkan titik didih cairan radiator. Selain itu juga membantu menyerap panas dari mesin,” jelas Wahono.

Demikian pembahasan mengenai fungsi air radiator dan cara kerjanya. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan detikers.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Mobil Sudah Turun Mesin Bisa Normal Lagi?



Jakarta

Istilah turun mesin berarti pembongkaran besar-besaran pada mesin. Kalau sudah dibongkar total, bisakah kondisi mesin normal lagi?

Setiap kendaraan membutuhkan perawatan. Makanya, ada jadwal servis berkala untuk memastikan kendaraan selalu dalam kondisi prima. Kalau jarang dirawat tak perlu heran mobil jadi cepat rusak. Bukan tidak mungkin mobil jadi harus dibongkar atau kerap disebut turun mesin.

Turun mesin atau dikenal dengan istilah overhaul merupakan suatu proses pembongkaran pada mesin karena harus memeriksa komponen atau melakukan perbaikan secara menyeluruh. Overhaul juga dapat diartikan dengan membongkar mesin untuk mengganti berbagai komponen rusak karena melewati batas usia pemakaian.


Lalu kalau mobil sudah turun mesin apa bisa kembali normal? Dikutip laman Astra Daihatsu Motor, mobil yang sudah turun mesin masih bisa kembali normal. Diharapkan setelah melakukan overhaul, mesin bisa kembali prima seperti sedia kala. Bila kamu mau melakukan overhaul pada mesin, jangan asal pergi ke sembarang bengkel. Pastikan bengkel tersebut memang ahli mengerjakan proses overhaul.

Untuk diketahui, ada beberapa ciri kendaraan harus turun mesin. Meski umumnya dilakukan pada mobil yang sudah berumur, tapi tak menutup kemungkinan overhaul bisa juga terjadi bila mobil punya ciri-ciri berikut, dilansir laman Hyundai Indonesia.

Tanda Mobil Harus Turun Mesin

1. Keluar Asap Berwarna Putih dari Knalpot

Tanda pertama dan paling kentara dari sebuah kendaraan yang harus mengalami turun mesin adalah keluarnya asap berwarna putih dari kendaraan. Asap putih ini biasanya dibarengi dengan aroma yang tidak sedap.

Asap putih merupakan pertanda bahwa kinerja mesin pada kendaraan kamu sudah menurun. Apabila muncul tanda ini, tak perlu ragu segera bawa mobil ke bengkel.

2. Air Radiator Berminyak

Selalu periksa air radiator kendaraan secara rutin. Terlebih bila kendaraan sering digunakan harian dan usianya sudah lebih dari lima tahun. Pasalnya, air radiator bisa menjadi pertanda bahwa ada masalah pada kendaraan kamu. Salah satunya adalah memberi tanda harus turun mesin. Ketika oli masuk ke saluran radiator, hal tersebut menandakan kinerja mesin yang mulai menurun.

3. Kepala Busi Terkena Oli

Selain bagian radiator, kepala busi juga bisa basah oleh oli karena kinerja kendaraan yang tidak maksimal. Jika hal ini terjadi, maka ruang kompresi bisa terbakar dengan mudahnya. Ini berbahaya bagi kendaraan karena akan mudah panas dan mogok.

4. Suhu Mesin Naik

Inilah awal mula gejala dari mesin kendaraan yang harus turun mesin. Dalam pemakaian tingkat tinggi, wajar apabila mesin kendaraan sedikit panas. Namun, apabila mobil mudah panas padahal jarang digunakan, itu artinya ada masalah pada mesin kendaraan. Mesin yang panas berpotensi membuat mobil mogok. Maka dari itu, jika sudah mengalami pertanda ini, segera bawa mobil ke bengkel.

(dry/rgr)



Sumber : oto.detik.com

5 Tanda Air Radiator Mobil Habis dan Cara Mengisi Ulangnya dengan Benar


Jakarta

Radiator termasuk komponen penting pada mobil. Fungsinya sebagai pendingin mesin kendaraan. Agar dapat berfungsi maksimal, komponen ini memerlukan air radiator atau coolant.

Namun air radiator bisa habis dan harus segera diisi ulang. Jika tidak, sejumlah permasalahan yang dapat membahayakan mungkin terjadi. Lantas, apa ciri-ciri air radiator mobil habis?

Tanda Air Radiator Mobil Habis

Mengutip Auto2000 dan Astra Daihatsu, berikut ciri-ciri air radiator mobil habis dan perlu diganti:


1. Suara Mesin Kasar

Saat air radiator habis, suara kasar dari mesin bisa terdengar. Suara ini ditimbulkan dari suhu mesin yang meningkat sehingga mempengaruhi sistem pembakaran.

Ketika air radiator masih cukup, proses pembakaran mesin berjalan normal. Proses ini dapat berlangsung lebih cepat jika coolant habis sehingga suara knocking pada mesin bisa terdengar.

2. Performa Mesin Kurang Bertenaga

Air radiator yang habis dapat mempengaruhi kinerja mesin. Mesin akan menjadi kurang bertenaga saat mobil melaju pada putaran tinggi atau ketika pedal gas telah ditekan lebih dalam.

3. AC Kurang Dingin

Tanda air radiator habis dapat dilihat dari kondisi suhu AC mobil. Jika udara AC kurang terasa sejuk padahal sudah dinyalakan dalam waktu lama dan kondisi freonnya masih bagus, maka bisa jadi air radiatornya habis.

4. Mesin Mobil Overheat

Selama perjalanan, mesin mobil bisa mengalami overheat. Jika hal ini terjadi, kemungkinan menandakan air radiator yang habis. Jadi pastikan mengecek komponen radiator sebelum bepergian jauh dan kalau bisa siapkan air radiator cadangan.

5. Lampu Indikator Menyala Merah

Detikers juga dapat memperhatikan lampu indikator temperatur mobil di bagian dashboard. Apabila lampunya menyala merah atau arah jarumnya berada di tanda merah maka bisa mengindikasikan air radiator habis dan perlu diisi ulang.

Cara Mengisi Air Radiator Mobil dengan Benar

Jika air radiator habis maka detikers perlu segera mengisinya kembali. Dikutip dari laman Suzuki, berikut tata cara mengisi ulang air radiator secara mandiri dengan benar:

1. Pastikan Mesin dalam Kondisi Dingin

Sebelum mengganti air radiator, pastikan mesin mobil sudah dalam keadaan dingin. Jika mesin berkondisi panas, air radiator juga kemungkinan masih panas. Saat hendak mengisi ulang, air radiator panas itu dapat mengenai kulit dan menyebabkan luka.

Oleh sebab itu, matikan mobil dan tunggu hingga mesinnya benar-benar dingin agar pengisian ulang air radiator berjalan aman.

2. Periksa Level Air Radiator

Ketika hendak mengisinya, cek terlebih dahulu bagian luar tangki reservoir air radiator yang bertanda garis level air radiator. Apabila garisnya menunjukkan di bawah minimum, tandanya air radiator menipis dan perlu segera ditambahkan.

3. Cek Kondisi Air Radiator

Selain itu, periksa juga kondisi air radiatornya. Jika airnya masih bersih dan tersisa sedikit, detikers dapat langsung mengisi ulang coolant.

Namun bila warna airnya keruh, kamu perlu mengurasnya terlebih dahulu sebelum menambahkan air radiator baru. Sebab air yang keruh dapat menyebabkan pampat dan mempengaruhi performa mesin.

4. Hindari Isi Ulang dengan Air Biasa

Berdasarkan catatan detikcom, tidak dianjurkan mengisi radiator dengan air biasa. Sebaiknya gunakan coolant atau cairan khusus untuk radiator. Kandungan sejumlah bahan di dalam cairan tersebut dapat bantu radiator bekerja lebih optimal.

Air biasa mesti dihindari sebab mobil di masa kini memiliki mesin berkinerja dengan kompresi tinggi. Menggunakan air biasa dapat membuat radiator kurang bekerja maksimal. Bahkan pemakaiannya mampu menyebabkan overheat pada mobil diesel.

Selain itu, penggunaan air biasa di komponen radiator dikhawatirkan membuatnya mudah berkarat. Sehingga disarankan mengisi ulang air radiator dengan coolant.

5. Gunakan Bantuan Corong

Lubang tabung radiator berukuran kecil maka detikers dapat menggunakan corong untuk mengisi ulang coolant. Air radiator yang tumpah berisiko membahayakan apabila mengenai komponen mobil lain, seperti menyebabkan karatan dan korsleting pada sistem kelistrikan kendaraan.

6. Isi Air Radiator dengan Jumlah Tepat

Volume coolant yang diisi harus tepat, jangan sampai melebihi batas maksimal ataupun kurang. Detikers mungkin akan menemukan jarak antara tutup reservoir dengan batas maksimum yang cukup jauh. Tapi kamu tetap harus mengikuti batasnya saat mengisi ulang coolant lantaran itulah standar yang telah ditetapkan produsen mobil.

7. Tutup Tabung Radiator dengan Rapat

Setelah pengisian, tabung radiator harus ditutup dengan rapat. Tutup tabung berisiko terpental saat mesin dihidupkan jika tidak dipasang dengan kencang. Jika tutupnya terlepas, air radiator pun dapat tumpah ke berbagai komponen kendaraan.

Nah, itu tadi ciri-ciri air radiator mobil habis dan cara mengisi ulangnya dengan benar. Jadi, harap segera mengisi kembali coolant apabila sudah habis.

(azn/inf)



Sumber : oto.detik.com

Penyebab Air Menetes dari Bawah Mobil, Dampak, dan Cara Mengatasinya


Jakarta

Air menetes dari bawah mobil bukan saja disebabkan karena AC, tetapi ada kemungkinan penyebab lain. Masalah ini jangan dibiarkan begitu saja karena bisa berdampak buruk pada kenyamanan hingga kerusakan mobil.

Simak artikel ini untuk mengetahui apa saja penyebab air menetes dari bawah mobil, lengkap dengan tanda, dampak jika dibiarkan, dan cara mengatasinya.

Penyebab Air Menetes dari Bawah Mobil

Dirangkum dari situs Honda Bintang, Nissan, dan Wuling Indonesia, ada tiga kemungkinan penyebab air menetes dari bawah mobil. Salah satunya memiliki dampak serius jika tidak diperbaiki.


1. Kondensasi AC

Yang pertama, air menetes dari bawah mobil disebabkan proses kondensasi AC. Kondensasi terjadi karena perbedaan suhu antara saluran AC mobil yang dingin dengan udara sekitar yang lebih hangat.

Selain itu, biasanya juga muncul embun dari kondensasi yang berkumpul di bawah dashboard baik bagian kanan maupun kiri. Namun kemunculan air akibat kondensasi AC ini wajar dan tidak berbahaya selama keluar dari bawah mobil.

Namun jika air AC bocor di dalam kabin, maka hal ini termasuk kerusakan. Penyebabnya mungkin adalah adanya sumbatan atau kerusakan pada saluran AC pada bagian bawah mobil. Air biasanya muncul di sekitar bawah dashboard dan dekat karpet. Untuk menangani ini, bawalah mobil ke bengkel umum atau khusus yang menangani AC mobil.

2. Air Wiper Bocor

Kemungkinan selanjutnya adalah tabung air wiper yang bocor. Air wiper yang bocor biasa terjadi di kolong mobil. Penyebabnya antara lain tabung air wiper yang sudah keropos.

Masalah ini mungkin tidak terlalu serius. Namun detikers tetap harus menanganinya agar wiper bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

3. Air Radiator Bocor

Penyebab yang lebih serius adalah terjadinya kebocoran air radiator. Biasanya air menetes dari bawah mobil pada saat mesin mati.

Air radiator berfungsi penting pada mobil, yakni sebagai pendingin mesin yang menyala. Jika air bocor dan habis, maka mesin akan kepanasan dan bisa merusak komponen-komponen mobil.

Dampak Air Radiator Bocor

Karena air radiator yang bocor bisa menyebabkan masalah serius, maka detikers harus segera menangani tetesan air di bawah mobil. Jika tidak, berikut ini beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat air radiator bocor, dikutip dari situs Suzuki Arista:

1. Mesin Kepanasan

Fungsi air radiator adalah mendinginkan mesin sehingga suhu mesin tetap stabil ketika mobil digunakan. Jika air radiator bocor sampai habis, maka mesin akan kepanasan.

2. Boros BBM

Saat mesin kepanasan atau overheat, bahan bakar minyak (BBM) juga ikut meningkat alias boros. Penyebabnya karena mesin akan bekerja lebih keras untuk menjaga suhunya tetap stabil.

3. Kondisi Kabin Tidak Nyaman

Karena mesin dan komponen-komponen lain kepanasan, maka kemungkinan kabin menjadi tidak nyaman ditempati penumpang. Suhu ruangan akan ikut meningkat, bahkan mungkin akan tercium bau tak enak.

4. Kerusakan Mesin

Dampak lebih jauh dari air radiator bocor adalah mesin yang rusak akibat kepanasan. Komponen yang sering rusak karena overheat antara lain piston, ring piston, dan klep.

Cara Mengatasi Air Menetes dari Bawah Mobil

Lantas bagaimana tindakan pencegahan dan penanganan pertama jika melihat air menetes dari bawah mobil? Dikutip dari situs Wuling, berikut adalah beberapa cara mengatasinya berdasarkan situs Wuling:

1. Cek Lokasi dan Warna Cairan

Pertama-tama, cek letak dan warna air yang menetes dari bawah mobil. Air radiator biasanya berwarna hijau, merah, atau biru, tergantung jenis yang digunakan. Cek dengan benar lokasi tetesan airnya untuk mendapat petunjuk lebih jelas.

2. Cek Saat Mesin Dingin

Jika melakukan pengecekan, selalu lakukan saat mesin dingin. Beberapa kasus yang terjadi, orang terkena semburan air radiator yang masih panas, sehingga menimbulkan luka bakar pada kulit. Saat mesin sudah dingin, cek bagian-bagian radiator, selang, klip pengikat selang, dan pompa air.

3. Cek Tutup Radiator dan Reservoir

Jangan lupa memastikan agar tutup radiator dan reservoir cairan pendingin dipasang dengan benar dan tidak rusak. Tutup yang sudah rusak atau tidak pas bisa menyebabkan kebocoran air radiator.

4. Cek Kondisi Seal dan Klem

Cek juga bagian seal-seal di sekitar komponen sistem pendingin, seperti pompa air dan thermostat. Pastikan masih dalam kondisi baik. Selain itu, klem-klem yang longgar atau rusak sebaiknya diperbaiki.

5. Ganti Komponen yang Bocor

Jika menemukan masalah yang menimbulkan kebocoran, maka gantilah komponen itu. Jika terdapat retakan pada radiator atau selang, mungkin detikers perlu menggantinya secara keseluruhan.

6. Isi Cairan Radiator Lagi

Jika penyebab air menetes adalah kebocoran air radiator, maka isilah kembali cairan radiator itu kembali agar suhu mesin tetap bisa stabil dan mencegah kerusakan komponen.

Nah, itulah tadi berbagai penyebab air menetes dari bawah mobil. Yang perlu dikhawatirkan adalah ketika masalahnya pada kebocoran air radiator, sebab bisa merusak mesin.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

8 Komponen Mobil yang Wajib Dicek Sebelum Pergi Liburan


Jakarta

Menjelang akhir tahun, banyak masyarakat yang sudah bersiap untuk pergi liburan ke luar kota. Ada yang pergi menggunakan transportasi umum seperti kereta api dan pesawat, lalu ada juga yang memakai kendaraan pribadi.

Jika detikers memilih menggunakan mobil pribadi, sebaiknya cek seluruh komponennya terlebih dahulu. Langkah ini dilakukan agar tetap aman dan nyaman selama di perjalanan.

Lantas, komponen mobil apa saja yang harus dicek sebelum dipakai untuk pergi liburan? Simak selengkapnya dalam artikel ini.


Komponen Mobil yang Wajib Dicek Sebelum Pergi Liburan

Ada sejumlah komponen mobil yang wajib dicek sebelum detikers menggunakannya untuk pergi liburan. Dilansir situs Hyundai Indonesia, berikut beberapa komponen yang wajib dicek:

1. Oli Mobil

Komponen yang pertama adalah oli mobil. Lakukan pengecekan terhadap kondisi dan jumlah oli mesin. Jika sudah dekat dengan waktu penggantian, maka sebaiknya ganti oli mesin dulu.

Selain itu, cek juga oli pada komponen lainnya, mulai dari oli gardan, oli rem, hingga oli power steering. Pastikan juga dengan membeli oli terbaik sesuai spesifikasi mesin.

2. Rem

Rem merupakan salah satu komponen paling penting dalam sebuah kendaraan. Cobalah untuk mengecek kondisi kampas rem, apakah masih tebal atau sudah mulai aus.

Lalu, cobalah untuk menginjak pedal rem. Apabila terasa lebih ringan, sebaiknya lakukan pengecekan komponen rem ke bengkel resmi.

3. Ban

Ban juga merupakan komponen yang wajib dicek sebelum pergi liburan ke luar kota. Sebagai penggerak utama, kamu perlu mengukur tekanan ban, spooring, dan balancing untuk bisa menyeimbangkan kembali sudut-sudut roda agar bisa berputar dengan seimbang.

4. Ganti Air Radiator

Cek juga air radiator sebelum bepergian. Sebab, air radiator dapat meredam panas pada dinding silinder saat terjadi pembakaran dari kerja mesin.

Maka dari itu, mobil berkompresi tinggi dihimbau untuk menggunakan air radiator khusus agar kinerja pendingin mesin lebih optimal sekaligus mampu mencegah karat pada sela mesin.

5. Lampu

Komponen selanjutnya yang perlu dicek adalah lampu. Tanpa adanya lampu, kamu akan kesulitan berkendara di malam hari.

Lakukan pengecekan terhadap lampu utama, lampu senja, lampu kabut, dan lampu rem. Pastikan seluruh lampu berfungsi dengan normal.

6. Aki dan Sistem Kelistrikan

Aki merupakan sumber daya utama kelistrikan pada mobil. Aki yang bagus dapat menjaga kinerja lampu, audio, serta mesin berjalan dengan optimal.

Sebaliknya, aki yang jarang dirawat atau sudah soak dapat mengganggu kinerja mobil dan sistem kelistrikan. Bahkan, mobil bisa mogok karena kondisi aki yang sudah rusak.

7. Wiper

Meski sering dianggap sepele, wiper sebenarnya merupakan salah satu komponen penting yang wajib dicek. Apalagi jika kamu pergi liburan di akhir tahun, biasanya sudah memasuki musim hujan.

Jika karet wiper sudah tidak berfungsi secara optimal, sebaiknya segera diganti dengan yang baru agar dapat menyapu air dengan baik serta menjaga visibilitas berkendara saat hujan.

8. Filter Pendingin dan AC

Komponen terakhir yang wajib dicek adalah filter pendingin dan AC. Perlu diingat, mobil dengan suhu yang dingin dan sejuk dapat memberikan kenyamanan selama di perjalanan.

Lakukan pengecekan filter pendingin pada AC, termasuk pembersihan kondensor dan evaporator agar kinerja AC tetap optimal.

Itu dia delapan komponen mobil yang wajib dicek sebelum pergi liburan. Agar lebih aman, sebaiknya lakukan servis mobil di bengkel resmi.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Cek 7 Komponen Ini sebelum Pergi Liburan Pakai Mobil Pribadi



Jakarta

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) segera tiba. Masyarakat menantikan dan siap menikmati momen ini dengan berwisata atau pulang ke kampung halaman menggunakan mobil pribadi bersama keluarga. Jangan lupa mengecek 7 komponen sebelum berpergian menggunakan mobil pribadi.

Selama perjalanan liburan, biasanya ditemukan kondisi jalanan macet sebab jumlah pemudik yang melonjak, aturan ruas buka-tutup jalan, kendala mogok, hingga berbagai kondisi lainnya.

Kondisi-kondisi tersebut tentunya dapat mempengaruhi performa kendaraan, seperti suhu mobil lebih cepat panas, bahan bakar yang tidak efisien, hingga berbagai kondisi yang tidak diinginkan lainnya.


Supaya kondisi mobil tetap optimal, berikut beberapa tips dari Daihatsu terkait perawatan mobil agar momen perjalanan liburan tetap aman, nyaman, dan menyenangkan:

1. Periksa komponen lampu dan wiper. Jika karet wiper tidak berfungsi dengan baik, segera lakukan penggantian dengan yang baru agar dapat menyapu air dengan baik dan menjaga visibilitas ketika berkendara dalam kondisi hujan.

2. Periksa aki dan sistem kelistrikan mobil. Aki mobil adalah sumber daya utama kelistrikan pada mobil yang dapat menjaga kinerja lampu, audio, dan mesin agar berjalan optimal. Sebaliknya, aki yang jarang dirawat atau bahkan tidak pernah dicek dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kinerja kurang maksimal atau mogok pada saat kendaraan akan digunakan.

3. Ganti oli mobil. Sebagai pelumas penting komponen dalam mesin, periksa dan ganti oli mesin bila diperlukan sebelum bepergian, mulai dari oli mesin, oli gardan, oli rem, oli power steering, dan lain-lain. Pastikan pilih oli terbaik sesuai dengan spesifikasi mesin.

4. Ganti air radiator. Sebagai peredam panas mesin mobil akibat kinerja mesin yang tinggi, Anda disarankan menggunakan air radiator khusus agar kinerja pendingin mesin lebih optimal dan mampu mencegah karat pada sela mesin.

5. Cek kondisi ban dan kaki-kaki. Periksa tekanan udara dan ketebalan tapak ban. Ban yang aus atau tekanan udara yang tak sesuai dapat mempengaruhi stabilitas kendaraan dan berdampak pada efisiensi konsumsi bahan bakar. Cek juga bagian kaki-kaki kendaraan, dan lakukan spooring dan balancing bila perlu untuk menyeimbangkan kembali sudut-sudut roda supaya dapat berputar dengan seimbang.

6. Periksa komponen rem dan pastikan dalam keadaan baik, mulai kualitas minyak (oli) rem, kondisi kampas rem, dan piston rem. Perhatikan juga apakah ada suara aneh atau getaran saat pengereman, karena hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah.

7. Filter pendingin dan AC. Mobil dengan suhu yang dingin dan sejuk memberikan kenyamanan tersendiri selama perjalanan. Lakukan pengecekan filter pendingin pada AC, termasuk pembersihan kondensor dan evaporator agar kinerja AC tetap optimal.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com

10 Tips Mencegah Mobil Overheat agar Mesin Tidak Cepat Rusak


Jakarta

Overheat pada mobil adalah kondisi saat mesin kendaraan sangat panas karena berbagai sebab. Jika tidak ditangani, komponen akan cepat rusak dan kinerja mobil akan menurun.

Di bawah ini akan kita ulas 10 tips mencegah mobil overheat, mulai dari pengecekan komponen hingga mengubah kebiasaan menggunakan mobil.

Cara Mencegah Mobil Overheat

Dirangkum dari laman Wuling, Suzuki, dan Daihatsu, berikut ini 10 cara atau tips mencegah mobil overheat:


1. Periksa Oli

Oli adalah salah satu hal yang wajib diperhatikan dalam perawatan mobil. Oli bertugas sebagai pelumas agar komponen-komponen tidak langsung bergesekan.

Bila oli berfungsi baik, maka mesin akan lebih awet. Sebaliknya jika oli habis atau kotor, maka mesin tidak akan bekerja optimal. Oli mesin yang habis mengakibatkan komponen saling bergesekan, lekas panas, dan cepat aus.

2. Kontrol Sistem Pendingin

Mobil dilengkapi dengan sistem pendingin untuk mencegah mesin mudah panas. Untuk memastikan sistem ini bekerja, pemilik mobil harus rutin melakukan cek berjala. Saat mengecek, pastikan cairan pendingin berada di level yang benar dan tidak bocor.

Perlu diingat, mesin mobil harus dalam kondisi dingin saat mengecek sistem pendingin. Jika mesin masih panas, cairan pendingin akan menyembur saat tutupnya dibuka.

3. Pilih Radiator Coolant Berkualitas

Detikers wajib memilih cairan radiator atau radiator coolant yang berkualitas untuk menjaga kinerja mesin mobil. Radiator coolant yang tidak berkualitas bisa menyebabkan korosi dan pembekuan di dalam sistem pendinginan.

4. Kontrol Selang dan Tutup Radiator

Bagian radiator yang juga perlu diperiksa adalah selang dan tutup radiator mobil. Bagian selang seharusnya lentur saat ditekan. Jika selang sudah mengeras, sebaiknya segera diganti.

Serupa dengan selang, bagian tutup radiator yang terbuat dari karet seharusnya tidak keras. Jika karet tutup radiator mengeras, air pendingin mesin tidak bisa keluar radiator lewat reservoir. Pemilik kendaraan bisa segera mengganti atau menanyakan solusinya pada teknisi yang kompeten.

5. Kontrol Upper dan Lower Tank

Kontrol juga bagian upper tank dan lower tank, terutama jika terbuat dari plastik. Posisi tank ini berdekatan dengan mesin yang panas, terutama upper tank. Kondisi ini sering menyebabkan tank retak dan air radiator menjadi bocor.

6. Pastikan Kipas Pendingin Bekerja Optimal

Kipas radiator berfungsi sebagai pendingin radiator. Jika kipas masih bagus, maka proses pendinginan akan berjalan optimal. Tetapi bila sudah tidak berputar dengan baik atau terdapat gejala kerusakan, mesin berisiko mudah panas.

7. Cek Kondisi Fan Belt Water Pump

Fan belt atau v-belt water pump berfungsi untuk memutar water pump pada mobil, agar cairan bersirkulasi dengan baik. Jika kondisinya sudah retak atau terdapat kerusakan, maka harus segera diganti.

8. Cek Filter Kabin

Cek kondisi filter kabin agar evaporator tidak mudah kotor dan gagal membuat dingin udara kabin. Jika terdapat kotoran pada kondensor di depan ruang mesin, maka segera bersihkan karena bisa menghambat pelepasan panas freon.

9. Pilih Tempat Parkir yang Teduh

Cuaca yang sangat panas juga berisiko membuat mobil mudah overheat. Saat parkir, usahakan untuk memarkir mobil di tempat yang teduh untuk mengurangi paparan sinar matahari secara langsung.

10. Hindari Ngebut dan Bawa Beban Berlebih

Hindari mengemudi mobil dengan kecepatan terlalu tinggi, terutama saat cuaca sangat panas. Hal ini bisa meningkatkan suhu mesin dengan cepat. Begitu pula dengan beban yang berlebih dapat menyebabkan mesin bekerja lebih keras dan cepat panas.

Dengan penjelasan ini, usahakan detikers selalu melakukan 10 cara pencegahan agar mobil tidak overheat dan kinerja mesin tetap baik.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Cara Merawat Mobil setelah Digunakan Liburan, Cek 10 Komponen Ini



Jakarta

Memasuki awal tahun, kita kembali pada rutinitas harian setelah melewati periode liburan. Banyak dari masyarakat yang menggunakan satu mobil yang sama baik digunakan untuk berlibur maupun dalam beraktivitas sehari-hari. Memasuki rutinitas harian, tentunya mobil pribadi membutuhkan perhatian khusus agar performanya tetap optimal.

Terlebih, sebagian pemilik kendaraan sering kali terlewat dalam mengecek kendaraannya. Dijelaskan Daihatsu dalam keterangan resminya, ini tips pengecekan mobil supaya tetap aman dan nyaman selama digunakan dalam menemani aktivitas harian.

1. Bersihkan mobil secara menyeluruh, termasuk bagian kolong dan mesin untuk menghindari penumpukan kotoran atau bahkan lumpur yang dapat menyebabkan korosi atau kerusakan.


2. Pastikan interior kendaraan mulai dari kabin hingga bagasi bersih dari sisa makanan dan minuman agar terhindar dari aroma tidak sedap dan serta masuknya serangga ke dalam kabin.

3. Periksa ketinggian air radiator coolant di tangki cadangan. Bila kurang, tambahkan dengan air radiator coolant resmi Daihatsu agar dapat mencegah mesin dari overheat.

4. Periksa ketinggian oli mesin di antara batas minimum dan maksimum yang dapat terlihat pada stik cek oli, karena kekurangan oli dapat menyebabkan kerusakan mesin.

5. Pastikan air di tangki wiper juga dalam kondisi terisi penuh yang dapat dilihat dari tangki air wiper. Fungsi wiper sangat penting dalam menjaga visibilitas pengendara.

6. Cek minyak power steering pada tangki penampungan. Gunakan minyak power steering sesuai spesifikasi yang direkomendasikan. Sebelum mematikan mesin, pastikan roda depan tetap dalam keadaan lurus agar kinerja power steering tetap baik.

7. Pastikan ketinggian minyak rem berada pada batas maksimum dan gunakan minyak rem yang telah direkomendasikan. Bila kurang sampai batas minimum dan lampu indikator rem menyala, segera hubungi bengkel resmi terdekat.

8. Khusus pengguna aki basah, isilah air aki secara berkala agar tetap berfungsi secara optimal. Pastikan ketinggian cairan aki seluruh sel berada antara Lower Level dan Upper Level.

9. Lakukan pengecekan filter pendingin pada AC, termasuk pembersihan kondensor dan evaporator agar kinerja AC tetap optimal.

10. Pastikan komponen rem dalam keadaan baik, mulai dari kualitas minyak (oli) rem, kondisi kampas rem, dan piston rem.

Selain tips di atas, pelanggan juga dapat memastikan kendaraannya agar selalu dalam kondisi prima dengan melakukan servis rutin atau perawatan khusus di bengkel resmi terdekat.

(lua/riar)



Sumber : oto.detik.com