Tag Archives: air zamzam

Air Zamzam Sempat Mengering dan Hilang, Begini Kisahnya


Jakarta

Dalam suatu riwayat air zamzam yang sampai saat ini tersedia untuk jutaan jemaah pernah menghilang ratusan tahun. Berikut ini kisah munculnya air zamzam yang sempat kering dan hilang.

Awalnya air zamzam dipercaya sebagai bentuk pertolongan Allah SWT kepada Siti Hajar setelah melihat kesabaran dan keimanannya yang berlari-lari antara bukit Shafa dan bukit Marwah.

Waktu itu Siti Hajar yang diperintahkan suaminya untuk tinggal di lembah kering bersama dengan anaknya yakni Ismail. Ketika Ismail menangis kehausan, Siti Hajar bingung tidak ada sumber air.


Lantas Allah SWT utus Jibril AS bertemu dengan Siti Hajar, segera atas izin-Nya, saat Jibril menghentakkan kakinya, keluarlah mata air deras di lokasi tersebut.

Air Zamzam Setelah Sepeninggal Siti Hajar dan Nabi Ismail AS

M Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad : Dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih (Edisi Baru) menjelaskan suku Jurhum sebagai kelompok pertama di Ka’bah.

Setelah ditemukannya air zamzam oleh Siti Hajar, berita tersebut menyebar hingga sampai kepada suku Jurhum, kemudian mereka pun menemati tanah tersebut untuk memberikan perlindungan kepada Siti Hajar dan Ismail kecil.

Selanjutnya, mereka mengatur pernikahan antara Nabi Ismail AS dan seorang wanita keturunan Jumhur. Latas suku ini pun membangun pemukimannya dan berpusat di sekitar Ka’bah.

Semenjak bertempat tinggal di Ka’bah, suku Jurhum melakukan keselewangan dan bahkan dinilai tidak lagi menjaga Ka’bah, hingga persembahan untuk pemeliharaan Ka’bah pun mereka ambil.

Pada akhirnya penguasaan suku Jurhum terhadap Kab’bah berakhir sesudah mereka diusir oleh Khuza’ah, satu kelompok suku yang berasal dari keturunan Qahthan dari Yaman.

Beberapa riwayat mengatakan bahwa suku Jurhum sebelum melarikan diri, menghilangkan tanda-tanda lokasi sumur zamzam, dan menyembunyikan sebagian hartanya, itu semua supaya musuh tidak menikmatinya.

Hilangnya Air Zamzam

Mengutip buku Al-Bait: Misteri Sejarah Ka’bah dan Hilangnya Di Akhir Zaman karya H. Brilly El-Rasheed, S.Pd. berdasarkan catatan Prf. Muhammad Al-Maliki, mata air zamzam tidak hanya hilang setahun, dua tahun, melainkan sampai 500 tahun.

Hilangnya mata air zamzam ini mampu menyebabkan krisis untuk masyarakat Makkah, terutama bagi jemaah haji. Akibatnya masyarakat Makkah berusaha menemukan dan menggali berbagai titik lokasi.

Memang mereka berhasil menemukan mata air baru, seperti mata air Maimun Hadhari, mata air Murrah, mata air Al-Ghamr, tetapi mata air tersebut berada di luar Makkah.

Suatu hari Abdul Muthalib mengajak para pemimpin kabilah Quraisy untuk rapat membahas masalah ini, supaya segera menemukan solusi mengenai krisis mata air. Hingga dalam mimpinya Abdul Muthalib mendapat ilham dari Allah SWT untuk menggali sumber mata air zamzam.

Mimpi beliau berisi perintah untuk menggali sumber mata air zamzam yang hilang, lantas kemudian bersama anaknya Al-Harits, Abdul Muthalib menggali sebidang tanah yang di atasnya terdapat berhala.

Penggalian ini dilakukan pada tahun Gajah, tahun dilahirkannya Rasulullah SAW oleh ibunda Siti Aminah.

Tempat zamzam yang digambarkan dalam mimpi ternyata begitu kering, seolah-olah seperti tidak mungkin ada air didalamnya, tetapi penggalian zamzam terus dilakukan, meskipun banyak para penggali yang meninggal dunia.

Menyadari keadaan kaumnya yang kesulitan saat berusaha menemukan sumber air zamzam, maka muncul dalam hati Abdul Muthalib untuk bernazar, “Seandainya penggalian sumur zamzam dapat sempurna dan mata air kembali keluar, jika aku dikaruniai sepuluh orang anak laki-laki, maka aku akan menyembelih salah satu diantara mereka.”

Ternyata, Allah mengabulkan nadzarnya. Dari enam wanita yang dinikahi oleh Abdul Muthalib terlahirlah sepuluh anak laki-laki, yaitu Al-Harits, Abdullah, Abu Thalib, Az-Zubair, Al-Abbas, Dharar, Abu Lahab, Al-Ghaidaq, Hamzah, dan Al-Muqawwam.

Penggalian kembali dilanjutkan hingga beliau dan anaknya menemukan suatu tempat yang berisi banyak perkakas berlapis emas, pedang, baju perang, dan benda lainnya. Sesudah barang-barangnya diangkut, keluarlah air yang ternyata adalah mata air zamzam.

Lantas untuk memenuhi nazarnya Abdul Mutahlib mengundi diantara sepuluh putrannya, setelah emlakukan beberapa kali undian, ternyata hasilnya tetap saja nama Abdullah.

Ibnu Hisyam menjelaskan dalam bukunya Sirah Nabawiyyah, “Ketika Abdul Muththalib membawa Abdullah untuk disembelih, Al-Mughirah bin Abdullah bin Amr bin Makhzum mengatakan, “Demi Allah, jangan sekali-kali engkau menyembelihnya untuk selamanya sampai engkau dapat menghindarinya. Apabila kita bisa menggantinya dengan harta, maka lebih baik kita menggantinya.”

Orang Quraisy menolak gagasan untuk mengorbankan salah satu putra beliau. Mereka khawatir hal ini akan menjadi tradisi di kalangan orang Arab dan penduduk Makkah di masa depan. Setelah lama berdebat, akhirnya Abdul Muththalib berdoa kepada Allah untuk meminta petunjuk.

Akhirnya, diputuskan bahwa Abdul Muththalib menyembelih seratus ekor unta sebagai pengganti nazarnya. Pelanggaran nazar ini disebut diyat (denda). Inilah diyat pertama yang kemudian ditetapkan dalam syariat Islam sebagai hukuman untuk pelanggaran tertentu di Tanah Haram.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Jemaah Haji Gelombang Kedua Mulai Pulang Besok



Madinah

Jemaah haji gelombang II akan diberangkatkan pulang ke Tanah Air mulai besok, Kamis (4/7/2024). Total ada 22 kloter yang akan mengawali fase pemulangan jemaah gelombang kedua ini.

Kepala Daker Madinah, Ali Machzumi mengatakan, dari 22 kloter tersebut, ada 1 kloter yang sudah mulai check out dari hotel dan diberangkatkan ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah, Rabu (3/7/2024) pukul 23.30 WAS. Sementara itu, 21 kloter lainnya akan diberangkatkan secara bertahap sesuai jadwal yang telah disiapkan.

“Malam ini akan dimulai fase pemulangan (check out) dari hotel, mereka akan diterbangkan mulai besok,” ujar Ali kepada detikHikmah di kantor Daker Madinah, Rabu (3/7/2024).


Jumlah jemaah dari 22 kloter yang akan mengawali fase pemulangan jemaah haji gelombang kedua ini berjumlah 8.793 orang. Para jemaah akan diberangkatkan pulang ke Tanah Air menggunakan dua maskapai yakni, Garuda Indonesia dan Saudi Airlines.

Sementara itu, untuk jemaah gelombang I yang pulang melalui Madinah sudah selesai hari ini, Rabu (3/7/2024). Fase kepulangan jemaah gelombang I via Madinah ditutup dengan pemulangan Kloter UPG-14 asal Embarkasi Makassar yang diterbangkan dari Bandara Amir Muhammad bin Abul Azis (AMAA) Madinah pukul 06.30 WAS.

“Sekali lagi kami minta kepada para jemaah agar mematuhi aturan soal berat koper maksimal 32 kg dan tidak memasukkan air zamzam ke dalam koper,” imbau Ali.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Jelang Pemulangan Gelombang Kedua, Koper Jemaah Mulai Ditimbang



Madinah

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mulai menimbang koper jemaah haji gelombang kedua yang akan memulai pemulangan lebih awal. Koper jemaah ditimbang dua hari sebelum waktu pemulangan.

Salah satu kloter yang mulai ditimbang adalah SUB-51 asal embarkasi Surabaya. Mereka sudah berada di Madinah selama 9 hari dan menginap di Loloat Al Madinah Hotel yang berada di kawasan Markaziyah. Rencananya mereka akan pulang ke Tanah Air pada Jumat (5/7/2024).

Suasana penimbangan koper jemaah SUB-51Suasana penimbangan koper jemaah SUB-51. Foto: Nugroho Tri Laksono/detikcom

Kepala Seksi Perlindungan Jemaah (Linjam), Daker Madinah, Ahmad Hanafi mengatakan pihaknya terus memberikan sosialisasi agar koper yang dibawa jemaah tidak melebihi batas maksimal. Selain itu, jangan sampai kelebihan muatan. Hanafi juga mengimbau agar para jemaah tidak membawa air zamzam ke dalam koper.


“Sudah kami selalu imbau, dari sektor juga bagaimana tentang aturan-aturan contohnya berat koper tersebut maksimal 32 kg lalu tas bagasi maksimal 7 kg dan dilarang bawa zamzam,” ujar Hanafi kepada detikHikmah di Madinah, Rabu (3/7/2024).

Pantauan detikHikmah di lokasi, sejumlah petugas mulai melakukan penimbangan pukul 12.00 WAS. Ada 181 koper yang ditimbang, tentu koper tersebut sesuai manifes jemaah di hotel.

Ada satu koper jemaah yang beratnya hingga 37 kg dan diminta agar koper dikeluarkan isinya agar berat koper tak lebih dari 35 kg.

Untuk diketahui, fase pemulangan jemaah gelombang kedua sudah dimulai pada Kamis (4/7/2024). Ada 22 kloter yang akan diterbangkan pulang ke Tanah Air secara bertahap dengan jumlah 8.793 orang.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Sejarah Munculnya Air Zamzam yang Keluar dari Tanah Gersang



Jakarta

Air zamzam yang hingga kini masih berlimpah ruah dulunya keluar dari tanah yang gersang. Sejarah munculnya air zamzam tidak lepas dari kisah Nabi Ismail AS.

Nabi Ismail AS adalah putra dari Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar. Ia memiliki sejumlah mukjizat sejak bayi.

Sejarah Munculnya Air Zamzam

Dikutip dari buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi karya Rizem Aizid, dikisahkan bahwa awal mula sejarah munculnya air zamzam adalah ketika Siti Hajar dan Ismail AS kecil masih tinggal di Makkah yang masih begitu gersang seperti gurun. Saat itu, Siti Hajar memiliki keinginan kuat untuk tetap hidup bersama dengan putra yang disayanginya yaitu Ismail AS.


Akan tetapi, dengan keadaan hidup yang sangat sulit, di situlah dimulai beban hidup yang ditanggung oleh Siti Hajar semenjak karena Nabi Ibrahim AS kembali Palestina. Meskipun sudah terdapat bekal dan makanan, namun tidak cukup lantaran kondisi Hajar yang masih harus menyusui Ismail AS.

Nabi Ibrahim AS diketahui meninggalkan istri dan anaknya lantaran perintah dari Allah SWT. Kurang lebih kejadian saat Nabi Ibrahim AS meninggalkan keluarga mereka adalah seperti ini,

Siti Hajar bertanya, “Wahai suamiku, apakah engkau bersungguh-sungguh hendak meninggalkan kami di tempat ini?”

“Maaf istriku, aku hanya menjalankan perintah Allah. Bertakwalah kepada Allah. Insya Allah Dia akan selalu melindungi kalian,” jawab Nabi Ibrahim AS.

Melanjutkan di saat kondisi Siti Hajar dan Ismail AS serba kekurangan, kemudian Ismail AS menangis karena air susu dari Siti Hajar mengering lantaran kekurangan makanan. Tangisan Ismail AS yang tidak kunjung berhenti ini membuat Siti Hajar cemas, bingung sekaligus panik.

Siti Hajar menoleh dan mencari ke kanan dan kiri, ke sana kemari, demi mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dapat meringankan rasa lapar dan haus, sekaligus meredakan tangisan anaknya. Akan tetapi, usaha yang dilakukannya tidak membuahkan hasil.

Menurut keterangan Ibnu Hisyam, saat Siti Hajar putus asa lantaran tidak mendapatkan air, ia pun berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali (yang kini diabadikan menjadi salah satu rukun ibadah haji, yang disebut sa’i) sembari memohon kepada Allah SWT agar menolongnya dan putranya yang sedang mengalami krisis persediaan makanan dan air.

Allah SWT pun mengutus Malaikat Jibril untuk melakukan misi penyelamatan bagi keduanya, sehingga kaki Ismail terlihat menginjak-injak tanah dan kemudian muncullah air.

Sedangkan, Siti Hajar saat itu mendengarkan suara air seperti binatang buas, yang membuatnya ketakutan. Air tersebut mengalir dengan sangat deras, hingga tangannya menggapai air yang mengalir dari tempat Ismail AS. Kemudian air inilah yang akhirnya diketahui dengan nama air zamzam.

Dijelaskan lebih lanjut dalam buku ini bahwa para ulama sepakat bahwa zamzam adalah air untuk minum Ismail AS dan ibunya, Hajar. Tetapi terdapat beberapa perbedaan mengenai sebab alasan munculnya air tersebut.

Secara singkat, dalam pendapat ulama yang lain, penyebab munculnya air zamzam adalah berdasarkan dari hentakan kaki Malaikat Jibril. Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Sumur Zamzam Digali Kembali oleh Abdul Muthalib, Kakek Rasulullah SAW


Jakarta

Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW, memiliki jasa yang besar dalam penggalian kembali sumur zamzam. Ia berhasil menemukan kembali sumur yang sebelumnya sempat tertimbun.

Sumur zamzam menjadi sumur yang tidak pernah kering. Air dari sumur ini bahkan memiliki banyak keutamaan sebagaimana telah dijelaskan dalam beberapa hadits.

Dalam sejarahnya, kemunculan air zamzam bermula dari kegelisahan Siti Hajar bersama putranya, Ismail, yang ditinggal Nabi Ibrahim AS di sebuah padang tandus. Cerita Siti Hajar yang ditinggal Nabi Ibrahim ini diabadikan Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 37.


رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Siti Hajar dan bayi Ismail kehabisan bekal, ia kemudian berusaha mencari makanan atau orang-orang yang kemungkinan berada di sekitarnya. Siti Hajar berlari ke Bukit Marwah, kemudian ke Bukit Shafa, dan kembali lagi ke Bukit Marwah. Tercatat, tujuh kali dirinya bolak-balik bukit Shafa-Marwah.

Apa yang dilakukan Siti Hajar itu kini menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan umat Islam yang melaksanakan haji, yaitu sai.

Setelah lelah bolak-balik dari bukit Shafa ke Marwah, Siti Hajar mendengar perintah untuk melihat putranya yang sedang menangis dan mengentak-entakkan kakinya ke tanah. Ternyata, entakan kaki Ismail AS berhasil mengeluarkan air yang berlimpah. Siti Hajar pun kemudian berkata, “Zamzam
(berkumpullah),” hingga akhirnya air berkumpul dan dinamakan Zamzam.

Munculnya air dari bekas entakan Nabi Ismail ini kemudian memicu hadirnya serombongan burung-burung di sekitarnya. Melihat adanya burung ini, para kafilah yang juga sedang mencari air segera menuju tempat burung-burung beterbangan itu. Inilah kisah singkat awal mula munculnya sumur Zamzam.

Nazar Abdul Muthalib

Merangkum buku Situs-Situs Dalam Al-Qur’an: Dari Banjir Nabi Nuh hingga Bukit Thursina oleh Syahruddin El-Fikri dijelaskan bahwa sumur zamzam digali kembali setelah sekian ribu tahun tertimbun.

Kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, bernazar untuk menggalinya kembali apabila dirinya dikaruniai banyak anak dan akan mengurbankan salah satunya.

Doanya dikabulkan Allah SWT dan ia mempunyai 10 orang anak. Kemudian, Abdul Muthalib melaksanakan nazarnya. Namun, ia ragu siapa yang akan dijadikan kurban.

Lalu, diundilah hingga kemudian muncul nama Abdullah, ayah Nabi Muhammad SAW. Keraguan makin memuncak karena ia sangat menyayangi putra bungsunya ini.

Setelah berkali-kali mencoba melakukan undian, nama Abdullah terus muncul. Kemudian ada yang mengusulkan agar nama Abdullah diundi dengan onta. Dan, setelah berkali-kali diundi, selalu muncul nama Abdullah, jumlah onta yang akan dijadikan kurban ditambah hingga 100 ekor onta. Dan, pada undian berikutnya, akhirnya muncullah nama onta yang akan dikurbankan.

Karena doanya dikabulkan dan Abdul Muthalib melaksanakan nazarnya, dia pun menggali sumur Zamzam tersebut. Karena itu, sumur Zamzam disebut pula dengan sumur gali.

Abdul Muthalib Menggali Kembali Sumur Zamzam

Makkah ditinggali oleh suku Jurhum dan Qathura’. Suatu hari, dua suku berkonflik dan berperang berebut posisi penguasa Makkah.

Imam Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyyah menceritakan bahwa kemudian ‘Amr bin al-Harits bin Mudladl al-Jurhumu keluar Makkah dengan (membawa) dua (patung) kijang Kakbah dan batu tiang, lalu menimbunnya dalam (sumur) Zamzam. Dia pun pergi bersama orang-orang Jurhum yang bersamanya menuju Yaman. Sumur zamzam pun tertimbun.

Setelah beratus-ratus tahun lamanya tertimbun, sumur Zamzam ditemukan kembali keberadaannya oleh Abdul Muttalib melalui isyarat mimpi. Dia pun menggali sumur tersebut sesuai dengan yang dilihatnya dalam mimpi.

Mengutip buku Sejarah Arab Sebelum Islam oleh Dr. Jawwad Ali, sumur zamzam berhasil ditemukan dan digali kembali oleh Abdul Muthalib. Ini menjadi jasa yang abadi hingga sekarang.

Ketika Abdul Muthalib menemukan dan menggalinya, semua jamaah haji memanfaatkan airnya dan tidak lagi memakai sumur-sumur yang ada sebelumnya.

Ketika menggali sumur zamzam, Abdul Muthalib menemukan harta karun yang terpendam di dalamnya, berupa dua patung unta dari emas. Harta itu dipendam oleh suku Jurhum.

Selain itu, juga terdapat pedang-pedang tanpa sarung dan baju perang lengkap. Pedang-pedang itu lalu dilebur menjadi bahan pintu Kakbah, kemudian salah satu patung unta tadi disepuhkan pada pintu Kakbah.

Selanjutnya, pintu Kakbah dibuat khusus dari emas. Ini merupakan emas pertama yang menjadi perhiasan Kakbah.

Sebelumnya bangsa Quraisy melarang Abdul Muthalib menggali sumur zamzam. Namun, ia bersikukuh melakukannya.

Ada pula riwayat lain yang menyebutkan bahwa Abdul Muthalib menggali sumur Zamzam itu karena adanya perintah yang didapatkan ketika beliau tertidur di Hijir Ismail. Maka, perintah itu beliau laksanakan.

Setelah sumur zamzam kembali ditemukan, masyarakat Makkah memanfaatkan airnya untuk berbagai keperluan sehari-hari. Hingga saat ini air zamzam masih terus mengalir deras, bahkan menjadi salah satu oleh-oleh yang dibawa oleh jemaah umroh dan haji.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Air Zamzam yang Tak Pernah Kering Sejak Zaman Nabi Ibrahim AS



Jakarta

Salah satu keistimewaan air zamzam adalah adanya kenyataan bahwa air zamzam tidak pernah kering dan terus ada airnya tanpa pernah henti, meski ia telah berusia ribuan tahun, serta telah diambil dan dikonsumsi oleh jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia.

Mengutip buku berjudul Mukjizat Penyembuhan Air Zamzam yang ditulis Badiatul Muchlisin Asti menuliskan kisah ketika Hajar melihat malaikat berdiri di sebuah tempat (di dekat sumur zamzam sekarang), terlihat malaikat itu tengah menggali tanah dengan sayapnya, hingga air pun menyembur deras dari tempat itu.

Hajar kemudian membuat lubang seperti baskom dengan tangannya dan mengisi kantong kulitnya dengan air yang menyembur deras dari tempat itu. Air itu terus menyembur deras meskipun telah ia bendung sebagian darinya. Sehingga bila bukan karena kasih sayang Allah, maka air itu akan menjadi arus deras yang meliputi permukaan bumi.


Nabi Muhammad SAW ketika menceritakan kisah Hajar dan Nabi Ismail, beliau bersabda,

يَرْحَمُ اللَّهُ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ ، لَوْ تَرَكَتْ زَمْزَمَ — أَوْ قَالَ: لَوْ لَمْ تَغْرِفْ مِنَ الْمَاءِ – لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِيْنًا

Artinya: “Semoga Allah melimpahkan Kasih-Nya kepada Ibu Ismail. Jika saja ia membiarkan zamzam (terus menyemburkan air tanpa mengendali- kannya atau kalau ia tidak mengambil air darinya), zamzam akan menjadi arus deras yang meliputi permukaan bumi”. (HR. Bukhari)

Kisah di atas menunjukkan tidak akan pernah keringnya mata air zamzam sepanjang masa. Air zamzam tidak akan pernah kering dan airnya tak akan pernah habis. Ibnu Abbas berkata, “Seandainya ia (Hajar) tetap meninggalkannya, maka pasti air itu tetap akan ada.”

Ibnu Al-Jauzi berkata, “Keberadaan air zamzam adalah nikmat Allah tanpa usaha manusia. Maka tatkala dibendung oleh Hajar, masuklah usaha manusia, lalu nikmat itu dikurangkan”.

Kisah lainnya yang menunjukkan tidak akan pernah keringnya air zamzam adalah kisah Abdul Muthalib ketika bermimpi mendapatkan perintah menggali mata air zamzam. Ketika itu, untuk ketiga kalinya, Abdul Muthalib bermimpi, dalam mimpinya ada seseorang yang menghampirinya dan berkata, “Galilah olehmu Zam- zam!”, maka Abdul Muthalib bertanya, “Apa itu Zamzam?”.

Orang itu berkata, “la (Zamzam) adalah mata air yang tidak akan kering selamanya. Ia akan melayani minum para haji yang berjubel. la berada di antara kotoran dan darah. la terletak di tempat berkumpulnya burung-burung elang dan berada di dekat lubang semut.”

Ad-Dahhak bin Muzahim berkata, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat air tawar sebelum hari kiamat, dan semua air akan meresap selain air zamzam. Bumi akan terurai isinya, termasuk emas dan perak, kemudian seseorang akan datang membawa karung penuh emas dan perak seraya berkata, ‘Siapakah yang mau menerima barang ini dariku?’. Kemudian seseorang berkata, ‘Seandainya engkau bawakan kemarin, tentu aku akan menerimanya’.”

Lebih dari itu, fakta nyata yang tak bisa dibantah oleh siapa pun adalah sejak zaman Nabi Ismail hingga sekarang, air zamzam tidak pernah habis sekalipun jutaan orang telah mengambilnya, terutama pada bulan Ramadhan dan bulan Haji. Orang yang melihat sumur zamzam akan mendapatkan kenyataan bahwa permukaan airnya tidak pernah berubah, tidak berkurang, sekalipun telah di- ambil. la juga tidak memancar banyak sehingga mengalir di muka bumi, juga tidak berkurang, dalam arti tidak tersisa sama sekali.

Abdul Basit bin Abdul Rahman dalam buku Makkah al-Mu- karramah Fadhaa’iluha wa Tarikhuha (Makkah al-Mukarramah, Kelebih- an dan Sejarahnya) menyebutkan, bahwa sumur zamzam sudah berumur hampir 5000 tahun, persisnya 4946 tahun, sejak Nabi Ibrahim hingga sekarang.

Syahruddin El-Fikri mengutip artikel anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari menyebutkan bahwa dalam sebuah uji pemompaan sumur zamzam mampu mengalirkan air sebanyak 11-18,5 liter per detik atau mencapai 660 liter per menit. Uji pemompaan ini dilakukan sebelum 1950-an.

Berikutnya, dibangunlah pompa air pada 1953 yang menyalurkan air dari sumur zamzam ke bak penampungan dan keran-keran. Ketika dilakukan pengujian, pada pemompaan 8.000 liter per detik selama 24 jam, air dalam sumur zamzam mengalami penyusutan sedalam 3,23 meter. Ketika pemompaan dihentikan, permukaan sumur kembali ke asalnya hanya dalam waktu 11 menit. Hal ini menimbulkan pertanyaan. Dari mana sumber air sumur zamzam yang begitu cepat berkumpul kembali tersebut?

Rovicky menjelaskan bahwa terdapat banyak celah atau rekahan bebatuan di sekitar sumur zamzam. Salah satu rekahan memanjang ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 sentimeter dan ketinggian 30 sentimeter.

Adapun beberapa celah kecil memanjang ke arah Safa dan Marwa. Keterangan geometris lain menyebutkan keberadaan celah sumur di bawah tempat tawaf. Celah-celah inilah yang kemudian memasok air ke sumur zamzam.

Wallahu’alam

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com