Tag Archives: ali bin abi thalib

Kisah Ali bin Abi Thalib Masuk Islam, Tertarik saat Melihat Rasulullah SAW Salat



Jakarta

Ali bin Abi Thalib adalah satu di antara orang yang pertama memeluk Islam. Ia termasuk dalam sepuluh sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT.

Dalam buku Tarikh Khulafa karya Imam As-Suyuthi, Ali bin Abi Thalib adalah satu di antara orang-orang yang masuk Islam pada awal hadirnya Islam. Ia dikenal sebagai ulama Rabbaniyyin, seorang pejuang yang gagah berani, seorang zuhud yang terkenal, dan seorang orator ulung.

Menurut keterangan dari Ibnu Abbas, Anas, Zaid bin Arqam, dan Salman al-Farisi, Ali bin Abi Thalib dinyatakan sebagai orang yang pertama kali masuk Islam.


Abu Ya’la meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa ia berkata,

“Rasulullah diangkat menjadi Rasul pada hari Senin, sedangkan aku masuk Islam pada hari Selasa.”

Saat Ali bin Abi Thalib masuk Islam, usianya baru sepuluh tahun. Namun, ada yang berpendapat bahwa ia berusia sembilan tahun, delapan tahun, atau bahkan lebih muda dari itu. Berikut adalah kisah Ali bin Abi Thalib masuk Islam yang dikutip dari buku 150 Kisah Ali bin Abi Thalib karya Ahmad Abdul ‘Al Al-Thahtawi.

Ali bin Abi Thalib dalam Pengasuhan Rasulullah SAW

Kisah Ali bin Abi Thalib masuk Islam dimulai saat ayahnya, Abu Thalib, memiliki banyak tanggungan di tengah masa paceklik. Untuk meringankan beban keluarga Abu Thalib, Rasulullah SAW mengambil Ali untuk diasuh.

Rasulullah SAW berkata kepada ‘Abbas ibn ‘Abdul Muththalib, seorang keturunan Bani Hasyim yang paling berkecukupan, “Wahai ‘Abbas, sesungguhnya saudaramu, Abu Thalib, banyak keluarganya, sedang orang-orang sedang ditimpa paceklik sebagaimana yang engkau ketahui. Karenanya, berangkatlah bersama kami untuk meringankan beban keluarganya! Aku mengambil seorang anaknya dan engkau juga mengambil seorang.”

“Baiklah,” jawab Abbas. Kemudian mereka berangkat hingga keduanya bertemu Abu Thalib, lalu berkata, “Kami ingin meringankan sebagian bebanmu hingga masa-masa sulit yang sedang menimpa manusia ini berlalu.” Abu Thalib menjawab, “Kalau kalian berdua mau meninggalkan Aqil untukku, silakan kalian lakukan apa yang kalian inginkan.”

Maka, Rasulullah SAW mengambil Ali, sedangkan Abbas mengambil Ja’far dan mengurusnya. Ali bin Abi Thalib tetap berada dalam asuhan Rasulullah SAW hingga beliau diutus sebagai nabi. Ali pun segera mengikuti, mengakui, dan membenarkan kenabian beliau.

Demikian pula Ja’far yang terus berada dalam asuhan Abbas hingga memeluk Islam dan bisa mengurus diri sendiri.

Awal Ali bin Thalib Masuk Islam

Keinginan Ali bin Abi Thalib masuk Islam bermula ketika ia melihat ibadah salat yang dilakukan Rasulullah SAW.

Ibn Ishaq meriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib datang kerumah Nabi Muhammad SAW ketika beliau dan istrinya, Khadijah, sedang salat. Seusai salat, ‘Ali bertanya, “Muhammad, apakah yang engkau lakukan itu?”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Inilah agama Allah dan untuk itu Dia mengutus utusan-Nya. Aku mengajak engkau untuk masuk ke jalan Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan hendaklah engkau kafir kepada patung Latta dan Uzza.”

‘Ali berkata, “Sesungguhnya ajakan ini sama sekali belum pernah aku dengar sampai hari ini. Karena itu, aku harus berunding dengan ayahku, Abu Thalib. Sebab, aku tidak dapat memutuskan sesuatu tanpa dia.”

Namun, Nabi Muhammad SAW mencegahnya karena khawatir kabar ajarannya akan menyebar sebelum diperintahkan Allah SWT untuk disiarkan. Beliau berkata, “Ali, jika engkau belum mau masuk Islam, sembunyikanlah dahulu kabar ini!”

Suatu malam, Allah SWT membukakan pintu hati Ali untuk masuk Islam. Dia segera menemui Nabi SAW dan berkata, “Bagaimanakah ajakan yang engkau tawarkan itu, Muhammad?”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Hendaklah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan hendaklah engkau kafir terhadap patung Latta dan ‘Uzza.” Ali pun menerima Islam, tetapi masih merahasiakan kepada ayahnya.

Keislaman Ali bin Abi Thalib Diketahui oleh Ayahnya

Sebagian ulama menyatakan apabila telah datang waktu salat, Rasulullah SAW keluar menuju syi’ib kota Makkah. Ali bin Abi Thalib pun turut ikut bersama beliau. Dia keluar dengan sembunyi-sembunyi karena khawatir diketahui oleh ayahnya, Abu Thalib, paman-pamannya, dan warga lainnya.

Di sana, mereka berdua melakukan salat. Jika waktu petang tiba, mereka kembali ke sana dan berdiam selama beberapa waktu.

Suatu hari, Abu Thalib memergoki mereka tengah melakukan salat. Lalu Abu Thalib bertanya kepada Rasulullah SAW “Wahai anak saudaraku, agama apa yang engkau berpegang dengannya?”

Beliau menjawab, “Wahai Pamanku, ini adalah agama Allah, para malaikat-Nya, rasul-rasulNya, dan agama bapak kita, Ibrahim.” dan sabda beliau, “Allah mengutusku sebagai rasul-Nya membawa agama ini kepada para hamba. Dan engkau, wahai Pamanku, yang paling berhak untuk aku beri nasihat dan aku ajak menuju petunjuk. Engkaulah yang paling wajib untuk mengikutiku dan menolongku atas dakwah ini.”

Abu Thalib menjawab, “Wahai anak saudaraku, aku tidak bisa meninggalkan agama nenek moyangku dan adat istiadat yang sudah berlaku. Namun, demi Allah! Tidak akan kubiarkan sesuatu yang tidak kau sukai menimpa dirimu selama aku hidup!”

Para ulama lainnya menyebutkan bahwa Abu Thalib berkata kepada Ali, “Anakku, agama apa yang engkau anut ini?” Ali menjawab, “Wahai Ayah, aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku telah membenarkan apa yang dibawanya. Aku telah mengikutinya dan shalat bersamanya.”

Mendengar itu, Abu Thalib berkata, “Wahai Anakku, Muhammad tidak akan mengajakmu, kecuali pada kebaikan. Maka ikutlah dengan-nya.”

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

4 Wanita yang Dijamin Masuk Surga oleh Allah SWT



Jakarta

Surga digambarkan sebagai tempat yang begitu indah dengan berbagai kenikmatannya. Menurut sebuah riwayat, ada empat wanita yang dijamin masuk surga.

Umi Salamah dalam buku Wanita Pilihan yang Dirindukan Surga menceritakan, sejak Nabi Adam AS sebagai manusia pertama diciptakan, Allah SWT lalu menciptakan Siti Hawa yang terbuat dari tulang rusuk Nabi Adam AS sebagai pendamping hidup di surga.

Siti Hawa menjadi wanita pertama yang telah menjadi penghuni surga. Hingga lambat laun hadirlah wanita-wanita tangguh yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT karena membuka hati serta menerima hidayah dan keimanan yang sangat sulit. Hal itu dikarenakan adanya tantangan yang begitu besar dan harus mereka hadapi.


Rasulullah SAW pernah mengabarkan mengenai wanita yang dijamin masuk surga. Beliau bersabda, “Sebaik-baik wanita surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun.” (HR Ibnu Hibban, Ahmad, Abu Ya’la, Ath-Thabrani, Abu Daud, dan Al-Hakim)

Wanita yang Dijamin Masuk Surga

1. Khadijah binti Khuwailid

Lestari Ummu Al-Fatih dalam buku 99 Pesan Rasulullah untuk Perempuan: Terapi Hati untuk Wanita yang Mendambakan Surga menceritakan kisah dari Khadijah binti Khuwailid.

Khadijah binti Khuwailid merupakan istri dari Nabi Muhammad SAW yang namanya disebut dalam percakapan antara Rasulullah SAW dengan Malaikat Jibril. Seperti yang diceritakan oleh Abu Hurairah RA,

“Khadijah adalah wanita yang akan menghidangkan sebuah tempayan berisi makanan dan minuman kepadamu di surga. Sampaikanlah salamku kepadanya, bahwa dia kelak akan masuk surga yang penuh dengan kenikmatan dan tiada terdengar suara jerit penderitaan di sana.” (HR Bukhari dan Muslim)

Khadijah binti Khuwailid merupakan sosok wanita pertama yang beriman kepada Allah SWT, ia adalah wanita suci dan mulia. Tingkah lakunya terjaga dari kebiasaan buruk masyarakat jahiliah. Ia memiliki sifat pemurah dan peduli pada kaum dhuafa.

Khadijah binti Khuwailid adalah sosok wanita yang rela mengorbankan harta, jiwa, dan raganya demi tegaknya agama Allah SWT.

2. Fatimah binti Muhammad

Merangkum buku Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga karya Iis Nuraeni Afgandi dan buku Kamulah Wanita Karier yang Hebat karya Arum Faiza dkk, Fatimah Az-Zahra merupakan putri kesayangan Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai anak yang taat kepada orang tuanya.

Bukan hanya itu, ia juga seorang wanita muslim yang sangat sabar, cerdas, kuat imannya, serta taat kepada suaminya.

Kisah keteladanan Fatimah binti Muhammad ini dapat dijadikan panutan. Ia benar-benar memahami kondisi suaminya Ali bin Abi Thalib.

Dituturkan pada suatu ketika Fatimah binti Muhammad bersama suaminya, Ali bin Abi Thalib sedang mengalami kesulitan ekonomi yang mengakibatkan Fatimah lapar selama tiga hari. Ketika, Ali bertanya, “Apa yang menimpa dirimu, wahai Fatimah?” Fatimah menjawab, “Sejak tiga hari yang lalu kami tidak menemukan sesuatu di rumah.” Lalu Ali bertanya lagi, “Mengapa engkau tidak memberitahuku?” Ia menjawab, “Pada malam pertama kita, dahulu, ayahku, Rasulullah SAW pernah berkata, “Wahai Fatimah, jika Ali datang kepadamu dengan membawa sesuatu, makanlah, dan jika tidak, janganlah engkau memintanya.”

Begitulah kisah Fatimah binti Muhammad yang tidak pernah menyusahkan suaminya dan pantas saja jika Rasulullah SAW mengatakan bahwa Fatimah binti Muhammad adalah salah satu wanita yang dijamin masuk surga.

3. Maryam binti Imran

Melansir dari Kisah-Kisah Teladan dalam Al-Quran karya Munnal Hani’ah, Maryam binti Imran merupakan ibu dari Nabi Isa AS, ia dikenal dengan seorang perempuan salihah dan rajin beribadah. Dia selalu beribadah sepanjang hari kepada Allah SWT. Allah SWT memuliakan Maryam dengan cara yang unik.

Allah SWT meniupkan satu ruh di rahimnya, akhirnya Maryam pun hamil tanpa proses kehamilan seperti perempuan pada umumnya. Kabar kehamilan Maryam ini disampaikan langsung oleh Malaikat Jibril.

Maryam pun meyakini kebenaran akan kabar yang diberikan oleh Malaikat Jibril, dia benar-benar perempuan yang salihah. Maryam menerima apapun keputusan Allah SWT untuk mencegah fitnah.

Hingga akhirnya, Maryam pun pergi mengasingkan diri dan tidak ingin ada yang tahu tentang kehamilannya. Maryam selalu yakin bahwa apa yang terjadi pada dirinya merupakan bentuk kekuasaan Allah SWT.

4. Siti Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun

Merujuk pada Arum Faiza dalam buku 11 Kisah Wanita Superhebat di Masa Lalu: Menjadi Wanita Kuat, Cerdas, dan Taat, mengisahkan mengenai Asiyah istri Fir’aun.

Meskipun Asiyah merupakan istri dari Fir’aun, namun ia dijamin masuk surga oleh Allah SWT, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW. Pada awalnya, Asiyah menolak untuk dijadikan istri oleh Fir’aun namun penolakan itu berakhir dengan penyeretan kedua orang tuanya dan penyiksaan yang bertubi-tubi.

Hingga akhirnya, Asiyah mengiyakan lamaran Fir’aun. Parasnya yang menawan membuat Fir’aun begitu mencintai Asiyah. Namun, Asiyah berdoa kepada Allah SWT supaya ia dapat dijauhkan dari Fir’aun dan kaumnya yang zalim.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah At-Tahrim ayat 11,

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ

Artinya: “Allah juga membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, yaitu istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”

Doa Asiyah pun didengar oleh Allah SWT, dan Dia mengutus malaikat untuk memperlihatkan tempatnya di surga. Hingga pada akhirnya, Asiyah gugur sebagai seorang syuhada yang mempertahankan iman dan ia termasuk wanita yang dijamin masuk surga.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com