Tag Archives: alih

Cara Memulihkan Akun WhatsApp yang Dibajak dan Tips Pencegahannya

Jakarta

WhatsApp adalah salah satu aplikasi pesan yang paling populer di dunia. Aplikasi ini digunakan oleh jutaan orang untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, atau kolega setiap hari.

Namun, ada saja orang yang melakukan peretasan yang ingin mengambil alih akun pengguna WhatsApp. Situasi ini tentu bisa sangat mengkhawatirkan, terutama jika ada informasi pribadi atau percakapan penting di dalamnya. Jangan khawatir, simak cara memulihkan akun WhatsApp yang dihack berikut ini:

Cara Memulihkan Akun WhatsApp yang Dibajak

Ciri-ciri dari akun yang dihack atau dibajak di antaranya ada aktivitas yang tidak biasa. Misalnya kamu menerima pesan dari orang tak dikenal atau melihat kiriman pesan yang tidak pernah ditulis.


Selain itu, kamu mungkin menemukan perangkat terkait yang tidak dikenal atau tidak bisa mengakses akun. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk memulihkan akun mengutip laman Pusat Bantuan WhatsApp dan Express VPN:

1. Login Kembali

Kalau akun whatsApp dibajak, lakukan login kembali ke WhatsApp. Caranya adalah:

  • Login di WhatsApp dengan memasukkan nomor teleponmu
  • WhatsApp akan mengirimkan kode 6 digit yang diterima lewat SMS atau panggilan
  • Masukkan kode tersebut untuk memverifikasi akun
  • Orang yang menggunakan akunmu akan dikeluarkan secara otomatis.

Jika dimintai PIN verifikasi dua langkah dan kamu tidak tahu PIN tersebut, berarti kemungkinan orang yang menggunakan akunmu sudah mengaktifkan verifikasi dua langkah. Tunggu selama 7 hari untuk bisa masuk ke WhatsApp tanpa verifikasi dua langkah.

2. Keluarkan Pengguna Lain di Perangkat Tertaut

Kamu mungkin menduga orang yang melakukan pencurian akun menggunakan akun WhatsApp di WhatsApp Web atau aplikasi desktop. Jika ini terjadi, kamu bisa melakukan hal berikut:

  • Buka Setelan
  • Pilih Perangkat tertaut
  • Semua perangkat tertaut akan terlihat
  • Hapus perangkat yang asing dengan mengklik “Keluar.”

3. Hubungi Operator Seluler

Jika WhatsApp diretas saat perangkat hilang dan dicuri, segera blokir kartu SIM agar tidak lagi bisa digunakan oleh peretas. Begini langkah-langkahnya:

  • Hubungi operator seluler sesegera mungkin, blokir kartu SIM yang ada di handphone yang hilang
  • Urus kepemilikan kartu SIM baru dengan nomor telepon yang sama
  • Daftarkan ulang nomor telepon dengan memasukkan kode 6 digit yang diterima lewat SMS atau panggilan
  • Masukkan kode verifikasi
  • Secara otomatis, akun WhatsApp di perangkat yang hilang akan keluar secara otomatis.

4. Lapor ke Pusat Bantuan WhatsApp

Opsi terakhir, kamu bisa melapor ke pusat bantuan WhatsApp. Caranya adalah dengan mengirim email ke support@whatsapp.com. Setelah itu, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Pada kolom subject, tulis “Akun WhatsApp saya telah dibajak”. Kemudian, ceritakan kronologi dan bukti bahwa akun WhatsApp dibajak orang lain.
  • Cantumkan nomor teleponmu yang terkena hack untuk diproses oleh pihak WhatsApp
  • Tulis nomor dengan kode internasional, yaitu dengan menggunakan kode +62
  • Tunggu beberapa saat sampai pihak WhatsApp memberi jawaban.

Tips Agar Akun WhatsApp Tidak Dibajak

Untuk mencegah pembajakan akun, kamu perlu mengetahui sejumlah tips berikut:

1. Jangan pernah membagikan kode 6 digit yang didapatkan via SMS atau panggilan untuk verifikasi akun.

2. Gunakan Verifikasi Dua Langkah, caranya yaitu:

  • Buka WhatsApp
  • Klik Pengaturan
  • Klik Akun
  • Pilih Verifikasi dua langkah
  • Klik Nyalakan
  • Buat Pin.

3. Lindungi akun WhatsApp dengan mengaktifkan privasi foto profil. Sehingga orang lain di luar kontak tidak bisa melihat foto profilmu. Caranya:

  • Buka WhatsApp
  • Klik Pengaturan
  • Klik Privasi
  • Klik Foto Profil
  • Klik Kontak saya.

Itulah beberapa cara untuk memulihkan akun WhatsApp yang dibajak dan tips mencegahnya. Gunakan juga kode sandi, sidik jari atau opsi keamanan lainnya yang tersedia di perangkat. Hal ini untuk meningkatkan keamanan akun agar tidak dibajak.

(row/row)



Sumber : inet.detik.com

Museum di Jepang Bolehkan Pengunjung Pegang-pegang… Koleksi



Morioka

Sebuah museum kecil di Kota Morioka, Prefektur Iwate, Jepang, menawarkan pengalaman tak biasa. Pengunjung diperbolehkan untuk menyentuh koleksi di sana.

Berbeda dari museum pada umumnya yang melarang menyentuh koleksi, museum tersebut justru mendorong para tamu. Khususnya penyandang tunanetra untuk menjelajahi semua pameran lewat sentuhan.

Dilansir dari Kyodo, Kamis (2/10/2025) museum yang dikelola secara pribadi tersebut menjadi tujuan istimewa bagi penyandang tunanetra dari berbagai penjuru Jepang. Di sana, imajinasi tidak hanya dibangun lewat cerita, tetapi diwujudkan melalui pengalaman langsung.


“Tujuan saya adalah menciptakan tempat di mana pengunjung tunanetra dapat menemukan hal-hal baru, tidak peduli seberapa sering mereka datang,” ujar Direktur Museum, Wakana Kawamata.

Museum unik itu menempati ruang seluas 165 meter persegi di lantai dua rumah keluarga Kawamata. Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi patung hewan seperti singa, hiu, hingga burung merak yang tampak begitu realistis.

Semua koleksi tersebut dapat disentuh bebas oleh para pengunjung. Kawamata secara pribadi memilih objek-objek yang dipamerkan sesuai dengan minat setiap tamu dan memberikan penjelasan secara langsung.

Meski kunjungan hanya bisa dilakukan dengan reservasi dan maksimal dua kelompok per hari, museum tersebut tetap dikunjungi sekitar 450 orang setiap tahunnya. Pendekatan personal inilah yang menjadi nilai jual utamanya.

Misalnya, pecinta sejarah bisa meraba shuriken dan alat tulis dari Zaman Edo, sementara penyuka arsitektur dapat mengeksplorasi miniatur bangunan warisan dunia.

Museum ini pertama kali didirikan pada tahun 1981 oleh almarhum Masataro Sakurai, seorang guru tunanetra di sekolah luar biasa setempat. Ia membangunnya dengan dana pribadi sebagai bentuk dukungan terhadap keinginan belajar para penyandang tunanetra.

Selama bertahun-tahun, Sakurai mengumpulkan dan bahkan membuat sendiri berbagai spesimen. Koleksinya kini mencapai sekitar 3.000 item. Namun pada 2010, museum sempat tutup karena kondisi kesehatannya yang menurun.

Kala itu, Kawamata tengah bekerja di Tokyo. Namun setelah berkunjung ke museum, ia merasa terdorong untuk melanjutkan perjuangan Sakurai.

“Tidak mungkin saya bisa meninggalkan tempat ini,” ungkap Kawamata.

Ia pun memutuskan untuk mengambil alih dan kembali membuka museum pada 2011 di lokasi yang sekarang.

Mayoritas pengunjung museum saat ini berusia antara 60 hingga 80 tahun. Kawamata menyadari bahwa meskipun banyak dari mereka memiliki pengetahuan luas, pengalaman langsung mereka terhadap benda-benda nyata sangat terbatas.

Salah satu momen yang membekas adalah saat seorang pengunjung menyentuh berang-berang laut yang diawetkan dan berkata, ‘Saya selalu mengira itu ikan. Saya tidak percaya ia punya kaki’.

Ada pula yang menganggap posisi ikan di kemasan supermarket mencerminkan cara berenangnya di alam.

“Saat-saat seperti itu membuat saya menyadari bahwa mungkin ada lebih banyak orang dengan gangguan penglihatan yang telah menjalani hidup dengan menelan keraguan mereka daripada yang saya duga sebelumnya,” tutur Kawamata.

Untuk memperkaya pengalaman tersebut, museum kini menata objek secara berdampingan seperti anjing rakun di sebelah rubah atau model gajah disandingkan dengan jerapah. Tujuannya agar pengunjung dapat membandingkan dan membentuk gambaran yang lebih akurat.

“Saya ingin mereka memahami apa yang mereka pelajari di sini dengan sangat jelas, sehingga mereka bisa menjelaskannya kepada orang lain dengan kata-kata mereka sendiri,” tambahnya.

Tak hanya soal koleksi, museum itu juga menjadi ruang yang aman untuk berdiskusi. Setiap kunjungan dimulai dengan percakapan ringan, termasuk menanyakan tingkat disabilitas pengunjung. Meski awalnya ragu, Kawamata kini melihat pendekatan ini justru disambut baik.

“Saya diberi tahu bahwa tidak masalah untuk bertanya apa pun, selama saya berusaha memahami,” pungkasnya.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Indonesia Resmi Membeli Jet China Chengdu J-10, Ini Arti Kata Chengdu



Jakarta

Pemerintah Indonesia resmi membeli jet China Chengdu J-10 dengan total dana USD 9 miliar atau sekitar Rp 148 triliun. Pembelian ini diharapkan bisa memperkuat kekuatan udara militer Indonesia untuk melindungi bangsa, negara, dan masyarakat, termasuk di dunia internasional.

Chengdu dalam nama pesawat jet dari China tersebut merujuk pada pabrik yang pertama kali memproduksi sarana militer ini, yaitu Chengdu Aircraft Corporation pada 1996-2024. Saat ini Chengdu J-10 diproduksi Guizhou Aircraft Corporation mulai 2024.


Dikutip dari China Discovery, Chengdu artinya adalah menjadi metropolis yang mencerminkan perjalanan kawasan hingga menjadi salah satu kota terpenting bagi negara. Chengdu juga punya beberapa sebutan yang dilatari kondisi kota tersebut. Sebutan ini adalah:

  • Tanah yang kaya: sebutan merujuk pada dataran Chengdu yang punya lahan pertanian produktif dan subur.
  • Kota brokat: Chengdu dikenal dengan produksi kain brokat sutra berkualitas tinggi selama Dinasti Han berkuasa.
  • Kota kembang sepatu: sebutan ini muncul akibat aturan raja terdahulu yang mewajibkan seluruh kota ditanami kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis).

Chengdu adalah ibu kota provinsi Sichuan yang terletak di sebelah barat raya China dan berbatasan langsung dengn Tibet. Berikut pesona Chengdu:

  • Rumahnya panda raksasa
  • Terkenal dengan makanan pedas
  • Punya sistem irigasi dan pertanian paling kompleks, sekaligus lahan paling subur
  • Salah satu kawasan paling penting karena punya gedung pemerintahan
  • Opera Sichuan adalah kekayaan budaya China yang dikagumi dunia internasional
  • Dekat dengan salah patung Buddha batu terbesar di dunia.

Terlepas dari posisi Chengdu sebagai produsen pertama pesawat jet Chengdu J-10, kota ini menjadi cermin keseimbangan. Chengdu tidak melalukan alih fungsi lahan sembarangan, sehingga pertanian dan pembangunan gedung jalan beriringan. Warga Chengdu juga tidak kehilangan identitas meski menjadi kota metropolis.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Kuota 1.000 Wisatawan TN Komodo Tuai Polemik, Berpotensi Monopoli



Jakarta

Rencana pembatasan kuota 1.000 wisatawan per hari di Taman Nasional Komodo menuai pro dan kontra. Kebijakan yang dimaksudkan untuk menjaga konservasi justru dinilai berpotensi dimonopoli oleh pihak tertentu yang memiliki akses dan modal besar.

Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat, Aloysius Suhartim Karya, melihat ada celah pada kebijakan itu. Dia khawatir terjadi pemesanan tiket fiktif dalam jumlah besar di aplikasi SiOra, lalu menjual kembali kuota tersebut kepada pihak lain.

Ya, pembelian tiket masuk TNK hanya dilakukan melalui aplikasi SiOra milik Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).


“Yang dimaksud monopoli adalah bagaimana seseorang mengambil alih kuota karena kita tahu dalam satu wisatawan hanya boleh mengunjungi satu site itu 1.000 wisatawan. Kalau seandainya satu perusahaan dia memesan dengan data fiktif yaitu 500 wisatawan ke SiOra lalu kemudian dia mengomersialkan atau menggadaikan itu, menjual lagi,” kata Aloysius, dilansir dari detikBali, Senin (20/10/2025).

Aloysius mengatakan praktik seperti itu bisa merugikan pelaku wisata lain karena kuota di aplikasi sudah habis diborong oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Ini kan menutup potensi yang lain,” ujarnya.

Aloysius meminta BTNK menyiapkan langkah mitigasi agar penerapan kuota kunjungan tidak hanya menguntungkan segelintir pihak. Dia bilang semua pelaku wisata harus mendapat kesempatan yang sama.

“Ini yang kami tanyakan, pihak BTBK harus miliki metode yang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan untuk kemudian ini nanti tidak dapat memberikan dampak kerugian kepada orang lain, dan kemudian asas pemerataan kegiatan kepariwisataan ini itu terjadi,” kata Aloysius.

“Kita tidak ingin di kemudian hari ketika ini diaplikasikan hanya satu dua orang yang menguntungkan atau diuntungkan,” dia menambahkan.

Dia juga mendorong BTNK melakukan verifikasi terhadap pembeli tiket di SiOra. Saat ini, pembelian tiket bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari wisatawan perorangan, pemilik kapal wisata, hingga tour operator.

“Traveler, siapapun bisa membeli tiket di SiOra, pemilik kapal dan tour operator dan travel agent. Ini berpotensi menjelimet dan ruwet terkait monitoring pembelian tiket-tiket ini,” katanya.

Aloysius menyarankan agar akses pembelian tiket di SiOra dibatasi hanya untuk tour operator atau travel agent resmi yang terdaftar di asosiasi terkait.

“Saran kami, SiOra sebagai pintu masuk TNK ini harus dibuka satu orang yang memiliki akses. Mereka itu di bawah naungan tour operator atau travel agent, juga yang terdaftar resmi di Asosiasi. Dengan demikian mereka ini orang-orang yang terpercaya, yang mempunyai kredibilitas dan secara legal usahanya jelas,” ujar dia.

Apa Kata BTNK?

Koordinator Urusan Kerja Sama, Humas, dan Pelayanan BTNK, Maria Rosdalima Panggur, mengakui adanya potensi monopoli kuota melalui pemesanan fiktif di aplikasi SiOra. Pihaknya berencana membahas persoalan ini bersama pengembang aplikasi.

“Itu akan kita bahas selanjutnya dengan pengembang,” kata Maria.

Ia juga menekankan pentingnya memiliki basis data pelaku usaha wisata di Labuan Bajo untuk memperkuat pengawasan.

“Kita akan dapatkan database pelaku wisata dari dinas-dinas, kapal dari KSOP, kita harus punya database,” ujar Maria.

Sebelumnya, BTNK mengumumkan pembatasan kunjungan wisatawan ke TNK maksimal 1.000 orang per hari mulai diberlakukan pada April 2026. Saat ini, kebijakan tersebut masih dalam tahap sosialisasi, simulasi, dan uji coba.

“Kita mau mengatur kunjungan ke TNK, saat ini masih proses sosialisasi, juga simulasi dan uji coba nanti. Kemungkinan April 2026 diaplikasikan. Januari-Maret sudah mulai proses uji cobanya,” kata Maria seusai sosialisasi rencana penerapan kuota kunjungan wisatawan ke TNK di Labuan Bajo, Senin (6/10).

Dia mengatakan kuota 1.000 orang per hari ke TN Komodo itu berdasarkan kajian pada 2018 tentang daya dukung dan daya tampung (carrying capacity) TN Komodo. Pembatasan itu juga dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan yang terus meningkat. Pengawasan kuota akan dilakukan sepenuhnya melalui aplikasi SiOra.

***

Selengkapnya klik di detikBali.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Jadi Rumah Lukisan Mona Lisa-Korban Pencurian dalam 4 Menit



Jakarta

Nama Museum Louvre kembali menjadi perbincangan. Namun bukan karena museum ini menjadi rumah bagi lukisan Mona Lisa, tapi sebagai korban pencurian.

Museum Louvre merupakan museum nasional dan galeri seni di Prancis, Paris. Museum ini awalnya dibangun sebagai kediaman kerajaan tahun 1546.


Dikenal sebagai tempat bersejarah, museum Louvre justru menjadi korban pencurian 4 menit yang terjadi pada Minggu (19/10/2025). Saat museum sedang dipadati pengunjung, para pencuri melancarkan aksinya dan berhasil merenggut delapan perhiasan.

Aksi Pencurian di Museum Louvre

Sekitar pukul 09.30 waktu setempat, para pencuri sudah memasuki bagian Galeri Apollo dalam museum tersebut. Galeri Apollo adalah sebuah aula berlapis emas dan dicat mewah yang dibangun atas perintah Raja Louis XIV dan menyimpan permata-permata mahkota Prancis.

Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez mengatakan para pencuri menggunakan lift keranjang untuk mencapai jendela museum, memasuki galeri, dan melarikan diri dengan sepeda motor.

Mengetahui koleksinya dicuri, pihak museum langsung mengevakuasi semua pengunjung dan memasang pengumuman daring bahwa museum akan tetap tutup sepanjang hari dalam keadaan “luar biasa”. Sementara itu, polisi menyegel gerbang, membersihkan halaman, dan bahkan menutup jalan-jalan di sekitar Sungai Seine sementara pihak berwenang memulai penyelidikan.

Dilansir dari Al Jazeera, koleksi yang dicuri dalam aksi tersebut termasuk:

1. Tiara dari set perhiasan Ratu Marie-Amelie dan Ratu Hortense
2. Kalung dari set perhiasan safir milik pasangan yang sama
3. Satu anting dari set perhiasan safir
4. Kalung zamrud dari set Marie-Louise
5. Sepasang anting zamrud dari set Marie-Louise
6. Bros yang dikenal sebagai bros “relikui”
7. Tiara Permaisuri Eugenie
8. Bros besar lainnya milik Permaisuri Eugenie

Diskursus Keamanan Museum Louvre

Aksi pencurian ini kembali mengangkat diskusi tentang keamanan Museum Louvre. Direktur Louvre saat itu, Pierre Rosenberg, memperingatkan jika keamanan museum termasuk rapuh setelah sebuah lukisan karya maestro Prancis Camille Corot dicuri di siang bolong pada tahun 1998.

Setelah mengambil alih pada tahun 2021, direkturnya saat ini, Laurence des Cars, meminta kepolisian Paris untuk melakukan audit keamanan museum.

Menurut France24, Kementerian Kebudayaan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa alarm yang terhubung ke jendela Galeri Apollo berbunyi ketika para pencuri menerobos masuk. Dikatakan jika lima penjaga museum yang berada di galeri dan area sekitarnya segera turun tangan untuk menerapkan protokol keamanan, yang mendorong para pencuri untuk melarikan diri.

Serikat pekerja mengungkapkan jika keamanan museum terganggu oleh pengurangan staf dalam beberapa tahun terakhir, bahkan ketika jumlah pengunjung museum melonjak. Seorang sumber serikat pekerja, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan jika setara dengan 200 posisi penuh waktu telah dipotong di museum selama 15 tahun terakhir, dari total tenaga kerja yang hampir 2.000 orang.

“Kita tidak bisa hidup tanpa pengawasan fisik,” kata sumber tersebut.

Tentang Museum Louvre

Pembangunan Museum Louvre dimulai pada masa pemerintahan Francis I pada 1546 di lokasi sebuah benteng abad ke-12. Museum ini tidak lagi digunakan sebagai istana ketika istana pindah ke Versailles pada tahun 1682, dan rencana dibuat pada abad ke-18 untuk mengubahnya menjadi museum publik.

Pada 1793, pemerintah revolusioner membuka Galeri Agung, Napoleon membangun sayap utara, dan dua sayap barat utama diselesaikan dan dibuka oleh Napoleon III.

Museum Louvre yang telah selesai dibangun mencakup kompleks bangunan yang luas yang membentuk dua segi empat utama dan melingkupi dua halaman besar. Pintu masuk piramida baja dan kaca yang kontroversial yang dirancang oleh I.M. Pei dan dibuka pada 1989.

Koleksi lukisannya merupakan salah satu yang terkaya di dunia, mewakili semua periode seni Eropa hingga Impresionisme.

Mengutip Ensiklopedia Britannica, koleksi lukisan Prancis Louvre dari abad ke-15 hingga abad ke-19 tak tertandingi di dunia, dan juga memiliki banyak mahakarya pelukis Renaisans Italia, yang, selain Mona Lisa, termasuk The Virgin, the Child Jesus, and Saint Anne (1503-1519) dan Saint John the Baptist karya Leonardo, serta karya-karya pelukis Flemish dan Belanda dari periode Barok.

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com