Tag Archives: amerika

iPhone 17 Laris Manis! Penjualan Tembus 31% Lebih Tinggi dari iPhone 16


Jakarta

iPhone 17 mencatatkan permintaan yang luar biasa di pasar global. Menurut laporan terbaru Counterpoint Research, penjualan lini terbaru Apple itu melampaui kinerja pendahulunya, iPhone 16 Series, dengan pertumbuhan signifikan pada dua pasar utama, yakni Amerika Serikat dan China.

Dalam sepuluh hari pertama penjualan terbuka, iPhone 17 Series terjual 14% lebih banyak dibandingkan seri sebelumnya pada periode yang sama. Data yang dirilis menunjukkan bahwa iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Pro Max mencatat peningkatan penjualan sekitar 12% dibandingkan dengan iPhone 16 Pro dan 16 Pro Max.

Sementara itu, model dasar iPhone 17 justru menjadi bintang utama dengan lonjakan permintaan hingga 31% dibandingkan iPhone 16 standar. Bahkan model tambahan, iPhone Air, juga berhasil mengungguli kinerja iPhone 16 Plus sejauh ini, menandakan minat pasar yang kuat terhadap seluruh lini produk baru Apple tersebut.


Analis Counterpoint menilai, lonjakan permintaan ini tidak semata-mata karena peningkatan spesifikasi, melainkan juga karena faktor psikologis dan siklus pembaruan perangkat. Banyak pengguna yang membeli iPhone selama masa pandemi COVID-19 kini mulai masuk ke periode upgrade.

Setelah lebih dari tiga tahun menggunakan perangkat yang sama, kelompok pengguna ini menjadi pendorong utama penjualan generasi terbaru iPhone. Selain itu, Apple tampaknya berhasil membangun persepsi nilai yang lebih tinggi pada lini iPhone 17.

Varian standar kini menawarkan fitur-fitur yang sebelumnya eksklusif untuk model Pro, seperti layar ProMotion 120Hz dan peningkatan kecerahan hingga 3.000 nits. Hal ini membuat pengguna merasa mendapatkan “nilai premium” dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga mendorong penjualan model dasar secara signifikan.

Penjualan iPhone 16 vs 17 di AS dan ChinaPenjualan iPhone 16 vs 17 di AS dan China Foto: CounterpointResearch

Keberhasilan iPhone 17 Series juga didukung oleh kesiapan rantai pasokan Apple yang semakin baik. Tahun-tahun sebelumnya, peluncuran iPhone kerap diwarnai keterbatasan stok di sejumlah wilayah, terutama untuk model Pro.

Namun kali ini, Apple tampak mampu memenuhi permintaan tinggi sejak awal distribusi. Pasar China dan Amerika Serikat, yang selama ini menjadi barometer penjualan global, menunjukkan tren positif yang dapat berimplikasi global termasuk di kawasan Asia Tenggara..

Fenomena ini juga berpotensi memengaruhi harga dan ketersediaan perangkat Apple di pasar gadget. Dengan meningkatnya permintaan global, harga ritel bisa lebih stabil, sementara perangkat lama seperti iPhone 16 dan 15 kemungkinan mengalami penurunan harga lebih cepat.Bagi distributor dan operator lokal, tren ini menjadi sinyal untuk memperkuat stok dan promosi, terutama menjelang musim belanja akhir tahun.

iPhone 17iPhone 17 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Peningkatan minat terhadap seri iPhone 17 juga menjadi tantangan bagi produsen Android. Merek seperti Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Vivo akan semakin agresif meluncurkan flagship baru untuk menandingi dominasi Apple. Persaingan di segmen premium pun diperkirakan akan semakin ketat dalam beberapa bulan mendatang.

Kesuksesan awal iPhone 17 Series menunjukkan bahwa strategi Apple dalam memperluas daya tarik di segmen menengah-atas berjalan efektif. Dengan peningkatan fitur, desain yang lebih tipis, serta varian baru seperti iPhone Air yang menawarkan keseimbangan antara gaya dan performa, Apple tampak berhasil menjangkau konsumen yang lebih luas.

Melihat tren positif di dua pasar terbesar, Counterpoint yakin Apple akan mempertahankan momentum ini hingga musim liburan akhir tahun. Jika tren permintaan berlanjut, seri iPhone 17 berpotensi menjadi salah satu peluncuran tersukses Apple dalam beberapa tahun terakhir – dan sekaligus menjadi bukti bahwa loyalitas pengguna terhadap iPhone masih belum tergoyahkan di tengah persaingan ketat industri smartphone global.

(afr/afr)



Sumber : inet.detik.com

Trump Renovasi Gedung Putih, Tambah Ballroom Raksasa Bisa Tampung 999 Tamu



Jakarta

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjalankan proyek besarnya untuk menambahkan ballroom di sisi timur Gedung Putih. Pada Selasa (21/10), bagian gedung itu sudah mulai dibongkar.

Dilansir dari AP News, rencananya ballroom tersebut akan memiliki luas 90.000 kaki persegi atau 8.361 meter persegi. Ruangan itu digadang-gadang bisa menampung hingga 999 orang, 4 kali lebih banyak dibandingkan ukuran aslinya.

Trump melakukan pembongkaran itu bukan tanpa alasan. Ia sudah beberapa kali menyebutkan butuh ruang hiburan yang lebih luas dan mengeluhkan ukuran bagian Sayap Timur Gedung Putih, yang merupakan ruangan terluas di sana, terlalu kecil karena hanya bisa menampung 200 orang. Ballroom itu nantinya akan digunakan sebagai area yang digunakan tamu untuk bercengkerama sekaligus makan bersama.


Rencananya, bagian jendela di ruangan tersebut juga akan dibongkar untuk membuat jalur masuk dan keluar dari ballroom.

Untuk merenovasi gedung tersebut, Trump mengucurkan dana sebesar US$ 250 juta atau Rp 4,1 triliun (kurs Rp 16.617). Meski butuh dana besar, Trump mengatakan tidak akan menggunakan uang dari pajak melainkan donasi dan dari perusahaannya.

Di sisi lain, pembongkaran bagian Gedung Putih tersebut menuai kritik karena pada awalnya Trump mengatakan tidak akan merobohkan Sayap Timur Gedung Putih. Selain itu, proses peninjauan seharusnya dilakukan sebelum pembongkaran dimulai.

Dilansir dari Reuters, pihak Gedung Putih bermaksud untuk menyerahkan rencana tersebut kepada Komisi Perencanaan Ibu Kota Nasional (National Capital Planning Commission/NCPC) yang mengawasi pembangunan federal di Washington dan negara-negara bagian terdekat.

“Rencana konstruksi belum diserahkan ke Komisi Perencanaan Ibu Kota Nasional tetapi akan segera diserahkan,” ujar pejabat NCPC, dikutip dari Reuters, Rabu (22/10/2025).

Terkait pembongkaran dinding Sayap Timur, pihak Gedung Putih mengatakan perlu merobohkan bagian tersebut karena akan dimodernisasi sebagai bagian dari pembangunan ballroom itu.

“Ruang lingkup dan ukuran selalu dapat berubah seiring perkembangan proyek,” katanya.

Diperkirakan, penambahan ballroom di Sayap Timur Gedung Putih akan rampung pada Januari 2029.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini

(abr/das)



Sumber : www.detik.com

Jauh Sebelum Trump, Gedung Putih Pernah Direnovasi Gegara Mau Roboh



Jakarta

Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah menjadi sorotan karena menjalankan proyek besar untuk merenovasi Gedung Putih (White House). Proyek ini untuk menambahkan ballroom di sisi timur Gedung Putih.

Rencananya, ballroom tersebut akan memiliki luas sekitar 90.000 kaki persegi atau 8.361 meter persegi. Ruangan itu digadang-gadang dapat menampung hingga 999 orang, 4 kali lebih banyak dibandingkan ukuran aslinya.

Trump melakukan renovasi Gedung Putih karena butuh ruang hiburan yang lebih luas. Ia juga mengeluhkan sisi Sayap Timur Gedung Putih, yang merupakan ruangan terluas di sana, dinilai terlalu kecil karena hanya bisa menampung 200 orang.


Menariknya, ini bukan jadi yang pertama kali Gedung Putih dilakukan renovasi. Sejak dibangun mulai 1792-1800, bangunan bersejarah di AS itu telah direnovasi sampai beberapa kali.

Dilansir situs New York Post, renovasi yang pertama dilakukan pada 1820-an. Kala itu, Gedung Putih sudah hangus terbakar akibat invasi yang dilakukan tentara Inggris pada 1814.

James Hoban yang merupakan arsitek Gedung Putih ditugaskan untuk memantau rekonstruksi bangunan tersebut. Setelah direnovasi total, Hoban menambahkan Portico Selatan pada 1824 dan Portico Utara pada 1829.

Puluhan tahun kemudian, Gedung Putih kembali direnovasi. Presiden AS kala itu Theodore Roosevelt menunjuk arsitek Charles F. McKim untuk melakukan renovasi Gedung Putih pada 1902.

Roosevelt menginginkan Gedung Putih tampak lebih besar dan megah karena Washington DC sudah mulai banyak dikunjungi pejabat tinggi dari seluruh dunia. Di sisi lain, White House juga sudah menjadi landmark di AS.

Renovasi Gedung Putih kala itu menghasilkan Sayap Barat yang kini dikenal sebagai Ruang Oval. Bangunan tersebut baru selesai pada 1909 dan Presiden AS William Howard Taft jadi presiden pertama yang menghuninya.

Selain itu, McKim dan tim arsiteknya juga membangun ruangan khusus untuk area gala di Gedung Putih. Ruangan tersebut sangat besar di zamannya dan dapat menampung hingga lebih dari 100 tamu.

Selama renovasi Gedung Putih di era Roosevelt, semua rancangan interior harus mendapat persetujuan dari Ibu Negara Edith Roosevelt. Bahkan, kain dan furniture yang ditempatkan di White House juga harus melalui persetujuan darinya.

Renovasi Gedung Putih saat jabatan Presiden Roosevelt ditaksir mencapai US$ 65.000. Jika menggunakan kurs saat ini, total biayanya mencapai US$ 2,2 juta.

Memasuki era Perang Dunia II, Presiden Franklin D. Roosevelt kembali merenovasi Gedung Putih dengan menambahkan bangunan di Sayap Timur untuk ruang kantor tambahan bagi para staf. Namun, pembangunan Sayap Timur Gedung Putih jadi kontroversi karena saat itu sedang terjadi perang.

Meski begitu, pembangunan Sayap Timur Gedung Putih bukan tanpa alasan. Ternyata ada bunker bawah tanah yang digunakan oleh presiden dan pejabat tinggi untuk berlindung. Kini, area tersebut dikenal sebagai Pusat Operasi Darurat Kepresidenan (Presidential Emergency Operations Center).

Gedung Putih Sempat Diprediksi Bakal Roboh

Jika era sebelumnya hanya merenovasi desain interior dan menambah bangunan di Sayap Barat dan Timur, memasuki era 1948-1952 dilakukan renovasi besar-besaran. Sebab, para insinyur menemukan bahwa Gedung Putih berada dalam bahaya roboh karena balok kayu sudah mulai lapuk.

Rekonstruksi total dilakukan pada bagian interior Gedung Putih. Bagian dalam ruangan dibangun kembali dengan material beton dan baja yang jauh lebih kokoh dan modern, sedangkan dinding luar bangunan tetap dipertahankan keasliannya.

Biaya rekonstruksi Gedung Putih kala itu menelan biaya US$ 5,7 juta atau US$ 77,91 juta pada saat ini. Besarnya biaya untuk perbaikan Gedung Putih mendapat kritik dari masyarakat karena AS masih dalam pemulihan ekonomi pasca Perang Dunia II.

Meski mendapat kritik tajam dari publik, tapi hingga kini Gedung Putih tetap berdiri kokoh dan menjadi simbol penting bagi AS. Renovasi tersebut jadi yang paling besar dalam sejarah White House.

Sejak saat itu, hanya dilakukan renovasi kecil-kecilan pada interior Gedung Putih. Pada awal 1960-an, saat era Presiden John F Kennedy diperbolehkan merokok di Ruang Negara. Ada juga Taman Mawar yang terkenal dan menjadi salah satu daya tarik White House.

Saat kepemimpinan Presiden Bill Clinton, dilakukan sedikit perubahan pada layout Gedung Putih. Dapur pelayan diubah menjadi dapur untuk makan keluarga. Lalu, Ruang Oval mendapat ubahan dengan tirai dan karpet baru berwarna emas yang dipadukan dengan kelir biru tua sebagai lambang kepresidenan.

Pada 2009, Presiden Barack Obama merenovasi lapangan tenis untuk digunakan sebagai lapangan basket dan kegiatan lainnya. Terbaru, Donald Trump akan membangun ballroom yang sangat luas dan bisa menampung ratusan tamu.

(ilf/das)



Sumber : www.detik.com

iPhone 17 Laris, Saham Apple Melejit ke Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Jakarta

Saham Apple kembali mencetak sejarah. Pada perdagangan Senin siang (20/10/2025) waktu New York, nilai saham Apple (AAPL) melesat menembus level USD 262,42, menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Kenaikan ini sekaligus melampaui rekor penutupan sebelumnya di USD 259,02 dan rekor intraday USD 260,10 yang tercatat pada akhir 2024. Lonjakan tajam ini terjadi di tengah permintaan luar biasa terhadap iPhone 17 Series dan strategi diplomasi global yang jitu dari CEO Apple, Tim Cook.


iPhone 17 Jadi Penggerak Utama

Para analis menyebut kenaikan saham Apple didorong oleh tiga faktor kunci: penjualan iPhone 17 yang sangat kuat, proyeksi laba positif untuk kuartal mendatang, serta optimisme terhadap stabilitas ekonomi Amerika Serikat.

Menurut laporan Counterpoint Research, seri iPhone 17 mencatat performa penjualan terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Walau Apple belum merilis data resmi, analis memperkirakan permintaan awal melonjak hingga dua digit dibanding generasi sebelumnya. Model iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max disebut menjadi primadona, terutama di pasar Amerika Serikat dan China.

Kesuksesan ini juga tidak lepas dari langkah Apple memperkuat rantai pasokan globalnya. Sepanjang 2025, Apple gencar memindahkan sebagian produksi dari Tiongkok ke India dan Vietnam, mengurangi ketergantungan terhadap satu negara. Langkah ini dinilai memperkuat stabilitas logistik Apple di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat.

Strategi ini berhasil memulihkan harga saham Apple yang sempat tertekan akibat kekhawatiran tarif impor dan perang dagang di awal tahun. Kini, sebagian besar penurunan tersebut sudah terhapus, menjadikan 2025 sebagai tahun pemulihan signifikan bagi raksasa teknologi asal Cupertino tersebut.

Saham AppleSaham Apple Foto: Apple Insider

Diplomasi Tim Cook dan Investasi Jumbo

Peran CEO Tim Cook turut menjadi sorotan utama. Dengan diplomasi yang cermat, Cook mampu menjaga hubungan dagang dengan Tiongkok sembari memperkuat dukungan dari pemerintahan Amerika Serikat.

Apple bahkan mengumumkan rencana investasi USD 100 miliar untuk bisnis dan infrastruktur di AS, sebagai bagian dari strategi memperkuat citra perusahaan di mata publik dan pemerintah.
Langkah itu juga dinilai sebagai manuver cerdas menghadapi tekanan dari pemerintahan Trump yang mendorong perusahaan teknologi AS untuk “memulangkan” produksi dari luar negeri.

Sementara itu, kekhawatiran terhadap posisi Apple dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI) mulai mereda. Investor kini optimistis dengan rencana peluncuran Siri generasi baru berbasis model bahasa besar (LLM) pada awal 2026. Integrasi fitur ini akan menjadi bagian dari Apple Intelligence, platform AI lintas perangkat yang diyakini mampu menyaingi ekosistem AI milik Google dan Microsoft.

Dengan harga saham yang terus meroket, Apple kini berada di ambang pencapaian bersejarah: kapitalisasi pasar USD 4 triliun. Untuk menembus tonggak ini, saham Apple hanya perlu naik ke kisaran USD 268,26. Banyak analis meyakini target ini akan tercapai dalam waktu dekat mengingat momentum positif yang tengah berlangsung.

Lonjakan saham Apple mencerminkan kepercayaan investor terhadap ketangguhan Apple dalam menghadapi tantangan global – dari fluktuasi ekonomi, ketegangan politik, hingga persaingan teknologi AI. Dengan kombinasi strategi rantai pasokan yang adaptif, inovasi produk yang terus berlanjut, serta kepemimpinan Tim Cook yang stabil, Apple tampaknya siap mempertahankan dominasinya di pasar global.

Ke depan, seluruh mata kini tertuju pada laporan keuangan kuartal berikutnya yang akan menjadi tolok ukur nyata atas keberhasilan Apple mempertahankan momentum luar biasa ini. Jika tren positif terus berlanjut, 2025 bisa tercatat sebagai tahun kebangkitan baru bagi perusahaan dengan logo apel tergigit tersebut, demikian dilansir dari Apple Insider.

(afr/afr)



Sumber : inet.detik.com

Kantor Google New York Diserang Kutu Busuk, Karyawan Diminta WFH


Jakarta

Karyawan Google yang bekerja di kantor New York, Amerika Serikat diminta untuk tidak ke kantor dikarenakan adanya serangan wabah kutu busuk. Sebagai gantinya, mereka diminta untuk bekerja dari rumah alias work from home (WFH).

Para pekerja menerima email pada Minggu (20/10) yang memberi tahu tentang masalah tersebut. “Tim pembasmi hama dan anjing pelacak menemukan bukti kuat keberadaan mereka,” demikian cuplikan email tersebut kepada karyawan Google, dikutip dari Wired.


Wabah tersebut mungkin terkait dengan sejumlah hewan besar yang diawetkan di kampus Chelsea, yang menghabiskan biaya sekitar USD2,1 miliar untuk dibangun di lokasi bekas terminal kereta api bersejarah tahun 1930-an. Namun informasi ini belum terkonfirmasi.

Email tersebut, yang dikirimkan kepada semua karyawan Google di New York atas nama tim lingkungan, kesehatan, dan keselamatan perusahaan, memberi tahu mereka untuk menghindari kantor sampai penanganan selesai. Google disebutkan melakukan inspeksi tambahan di wilayah kampus Google lainnya di New York sebagai bentuk kehati-hatian.

Google juga meminta karyawannya untuk melapor jika mengalami gejala terpapar kutu busuk, dan menambahkan bahwa mereka harus melaporkan setiap penampakan kutu busuk di tempat kerja. Tak lupa, karyawan Google diminta untuk segera menghubungi pembasmi hama profesional jika menemukan kutu busuk di rumah.

Kutu busuk terkenal sulit diberantas karena sejumlah faktor, termasuk siklus reproduksinya yang cepat, ketahanan terhadap pestisida umum, dan kemampuan beradaptasi. Parasit ini juga dikenal mudah menyebar dan dapat dengan cepat menginvasi area baru dengan menumpang pada koper, pakaian, dan barang-barang lainnya.

“Ini berarti bahwa meskipun Anda berhasil menangani satu lokasi, ada risiko ia akan ‘berpetualang’ ke tempat lain jika Anda membawa barang-barang yang terinfeksi kutu busuk ke rumah atau bepergian ke tempat yang banyak kutu busuknya,” ujar laporan yang dikutip dari The Bed Bug Experts.

Insiden ini bukan pertama kalinya menimpa Google. Kantor Google di New York sebelumnya pernah dipenuhi kutu busuk pada 2010. Kantor Google yang berlokasi di 9th Avenue, New York merupakan bagian dari penyebaran parasit yang lebih luas di kota tersebut.

(rns/afr)



Sumber : inet.detik.com

Raksasa Toko Online Akan Ganti 600.000 Karyawan dengan Robot


Jakarta

Amazon, raksasa e-commerce asal Amerika Serikat, semakin gencar memperluas rencana automasinya. Bahkan perusahaan besutan Jeff Bezos ini kabarnya akan menggantikan ratusan ribu pekerja dengan robot.

Menurut laporan New York Times yang dihimpun dari wawancara dan dokumen strategi internal, Amazon kabarnya akan mengerahkan robot untuk menggantikan lebih dari 600.000 orang yang seharusnya dipekerjakan di Amerika Serikat pada tahun 2033.

Menurut laporan tersebut, dokumen internal menunjukkan rencana utama departemen robotik Amazon untuk mendorong automasi di lebih dari 75% semua operasi.


Amazon berharap dapat menjual dua kali lipat produk pada tahun 2033. Jika mereka berhasil mengurangi rekrutmen hingga 160.000 orang pada tahun 2027, Amazon kabarnya akan menghemat 30 sen dolar untuk setiap item yang dikemas dan dikirimkan ke konsumen di AS, dengan total penghematan dari tahun 2025 sampai 2027 mencapai USD 12,6 miliar.

Untuk mengantisipasi kritik terkait pengurangan lapangan kerja, Amazon sudah mempertimbangkan langkah-langkah untuk meningkatkan citranya sebagai ‘warga korporat yang baik’, dengan mengikuti proyek-proyek di komunitas dan menghindari istilah seperti ‘automasi’ dan ‘AI’.

Eksekutif Amazon bahkan disarankan untuk menggunakan istilah yang samar seperti ‘teknologi canggih’. Mereka bahkan menimbang untuk menggunakan istilah ‘cobot’ yang menyiratkan hubungan kolaboratif antara robot dan manusia.

Juru bicara Amazon Kelly Nantel mengatakan dokumen yang bocor ini hanya mencerminkan sudut pandang salah satu tim, dan tidak mewakili strategi rekrutmen Amazon untuk saat ini atau di masa depan.

“Dokumen yang bocor sering kali memberikan gambaran yang tidak lengkap dan menyesatkan tentang rencana kami. Dalam budaya narasi tertulis kami, ribuan dokumen beredar di seluruh perusahaan pada waktu tertentu masing-masing dengan tingkat akurasi dan ketepatan waktu yang berbeda,” kata Nantel.

“Kami sedang aktif merekrut karyawan untuk fasilitas operasional di seluruh negeri dan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengisi 250.000 posisi untuk musim libur akhir tahun,” sambungnya.

Kepada NYT, Amazon mengatakan bahwa para eksekutifnya tidak diinstruksikan untuk menghindari penggunaan istilah-istilah tertentu ketika merujuk pada proyek robotik, dan rencana keterlibatan di komunitas tidak terkait dengan rencana automasi.

(vmp/vmp)



Sumber : inet.detik.com

China Kembangkan Kapal Selam Super Senyap dan Mematikan

Jakarta

China terus meningkatkan kemampuan kapal selamnya dengan teknologi yang semakin senyap dan mematikan. Langkah ini menandai ambisi Beijing untuk menantang dominasi Amerika Serikat (AS) di kawasan strategis Rantai Pulau Pertama, wilayah penting yang membentang dari Jepang hingga Filipina dan berpotensi menjadi garis depan konflik di Pasifik.

Selama beberapa dekade, armada kapal selam China dikenal berisik dan tertinggal jauh dari AS. Namun, laporan terbaru dari Royal United Services Institute (RUSI) menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi peredam suara, sistem senjata, dan sensor bawah laut.
Kapal selam diesel-listrik China kini jauh lebih senyap dibandingkan generasi sebelumnya, sementara versi bertenaga nuklir terus disempurnakan agar mendekati standar kapal selam milik AS.

Menurut US Naval War College, China kini berada di ambang memproduksi kapal selam bertenaga nuklir kelas dunia. Berkat kapasitas galangan kapal yang masif, China mampu membangun kapal selam lebih cepat daripada AS, yang justru menghadapi keterlambatan dan pembengkakan biaya.
Diproyeksikan pada tahun 2030, China akan memiliki 55 kapal selam serang non-nuklir, 13 kapal selam nuklir, dan 8 kapal selam balistik nuklir, meningkat signifikan dari total tahun 2020.


Tembok Besar Bawah Laut

Selain memperkuat armadanya, China juga tengah mengembangkan sistem “Tembok Besar Bawah Laut” – jaringan hidrofon, sensor, dan drone laut untuk mendeteksi kapal selam musuh di Laut China Selatan dan perairan sekitar Taiwan.
Sistem ini memungkinkan Beijing memantau dan merespons pergerakan kapal selam AS dan sekutunya dengan lebih cepat, bahkan sebelum mereka memasuki zona sensitif.

Analis RUSI, Cmdr. Edward Black dan Sidharth Kaushal, memperingatkan bahwa kombinasi antara kapal selam ultra senyap dan jaringan sensor bawah laut ini dapat menjadi ancaman serius bagi operasi bawah laut AS. Dalam skenario konflik Taiwan, sistem tersebut bisa memaksa kapal selam AS beroperasi dari jarak yang lebih jauh, mengurangi efektivitas serangan dan pengintaian.

Kecerdasan Buatan Jadi Senjata Baru

China juga mengklaim kemajuan besar dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi kapal selam musuh, termasuk yang menggunakan teknologi siluman akustik.
Makalah ilmiah dari akademisi China bahkan menyebut AI dapat menurunkan peluang kelangsungan hidup kapal selam musuh hingga hanya 5 persen – meski klaim ini belum bisa diverifikasi secara independen.

Namun, investasi besar dalam AI pertahanan menunjukkan tekad Beijing untuk memadukan kekuatan militer konvensional dengan teknologi masa depan.

Implikasi Geopolitik di Pasifik

Bagi AS, perkembangan ini menjadi tantangan strategis besar. Armada kapal selam mereka selama ini berfungsi sebagai alat utama untuk menekan dan menahan kekuatan militer China di Pasifik Barat.

Namun, dengan sistem sensor dan pertahanan bawah laut yang kian luas, China berpotensi membatasi ruang gerak kapal selam AS di sekitar Rantai Pulau Pertama. Meski demikian, para analis menilai efektivitas sistem China masih bergantung pada perluasan infrastruktur bawah laut dan keakuratan datanya di wilayah yang sangat luas.

Rantai Pulau Pertama kini menjadi pusat perhatian dunia karena dapat menentukan keseimbangan kekuatan di kawasan. China diyakini akan terus berupaya menolak akses militer AS ke wilayah ini, baik lewat peningkatan armada laut, rudal hipersonik, maupun sistem sensor bawah laut.

Dengan kemampuan kapal selam yang semakin senyap dan mematikan, Beijing berpotensi mengubah dinamika peperangan bawah laut dan menantang dominasi maritim AS yang telah bertahan selama puluhan tahun.

(afr/afr)



Sumber : inet.detik.com

Dokter Harvard Kaget Makin Sering Temukan Usia Muda Kena Kanker Kolorektal Stadium 4


Jakarta

Berbagai penelitian menunjukkan kasus kanker pada usia muda di bawah 50 tahun kini semakin sering ditemukan. Salah satu yang paling menonjol adalah kanker kolorektal, yaitu kanker pada usus besar dan rektum.

Kimmie Ng, dokter onkologi saluran cerna dari Harvard Medical School dan pendiri Young-Onset Colorectal Cancer Center di Boston, mengatakan angka kejadian kanker usus besar dan rektum pada usia muda meningkat sekitar 2 persen setiap tahun sejak pertengahan 1990-an.

“Awalnya kami kaget, karena pasiennya masih muda, sehat, tidak punya faktor risiko, bahkan tanpa riwayat keluarga, tapi sudah terdiagnosis stadium 4. Dan kasus seperti ini sekarang makin sering,” beber Dr Ng.


Kenaikan ini tidak hanya terjadi di AS, tapi juga di berbagai negara lain, baik pada pria maupun wanita.

Menurut Dr Ng, mendapat diagnosis kanker di usia muda punya tantangan tersendiri.
Sebagian besar pasien muda masih punya anak kecil, sedang merawat orang tua, meniti karier, atau bahkan baru membangun keluarga. Mereka tidak hanya berjuang melawan penyakit, tapi juga menghadapi tekanan emosional dan sosial yang besar.

Data terbaru menunjukkan kanker kolorektal sudah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada pria di bawah usia 50 tahun di AS. Pada wanita muda, penyakit ini menempati posisi kedua setelah kanker payudara, dan diperkirakan akan menjadi nomor satu pada 2030 jika trennya terus meningkat.

Meski begitu, Dr Ng menegaskan secara keseluruhan, jumlah kasus pada usia muda masih tergolong kecil dibanding populasi umum.

Pentingnya Deteksi Dini

Selama beberapa dekade, jumlah kasus dan kematian akibat kanker usus besar di semua kelompok umur sebenarnya menurun, berkat kemajuan pengobatan dan meningkatnya kesadaran untuk skrining atau pemeriksaan dini.

Namun, penurunan itu tidak terjadi pada kelompok usia muda. Karena itu, sejak 2021, Amerika menurunkan usia rekomendasi skrining dari 50 tahun menjadi 45 tahun bagi orang dengan risiko rata-rata.

Dr. Ng menilai usia skrining ini belum perlu diturunkan lagi, karena jumlah kasus di usia muda masih kecil dan perlu dipertimbangkan dari sisi biaya, risiko, serta manfaatnya. Fokus utama saat ini, katanya, adalah memahami penyebab meningkatnya kasus pada usia muda.

(naf/naf)



Sumber : health.detik.com

Remaja Belanda Mendadak Hanya Bicara Bahasa Inggris usai Operasi Lutut, Kok Bisa?


Jakarta

Seorang remaja berusia 17 tahun di Belanda menjalani operasi lutut setelah cedera saat bermain sepak bola. Setelah menjalani operasi dia mendadak hanya berbicara dalam bahasa Inggris.

Dikutip dari laman Live Science, remaja ini berulangkali sangat meyakini kalau dia berada di Amerika Serikat. Padahal, dirinya hanya berbicara bahasa asing tersebut selama pelajaran bahasa Inggris di sekolah.

Remaja yang tidak disebutkan namanya ini juga tidak mengenali orang tuanya, serta tidak bisa berbicara bahasa Belanda lisan. Menurut laporan kasus, pasien tidak memiliki riwayat gejala kejiwaan dan tidak memiliki riwayat medis keluarga yang relevan, selain beberapa kasus depresi dari pihak ibu.


Pada awalnya, perawat yang menyadari pasien berbicara bahasa Inggris mengira remaja itu mengalami delirium emergensi, suau kondisi yang bisa terjadi selama pemulihan dari anestesi. Namun, setelah pasien tidak juga berbicara bahasa Belanda sepatah kata pun beberapa jam kemudian, mereka memanggil psikiater.

Saat diperiksa oleh tim psikiatris, pasien bisa menjawab pertanyaan, meski dalam bahasa Inggris dengan aksen Belanda. Kemudian dia mulai memberi jawaban singkat dalam bahasa Belanda meski kesulitan.

Pasien kemudian didiagnosis mengidap Foreign Language Syndrome (FLS) atau sindrom bahasa asing. Kondisi ini terjadi saat seseorang tiba-tiba dan tanpa sadar beralih menggunakan bahasa kedua bukan bahasa ibu dalam jangka waktu tertentu.

Ahli saraf tidak menemukan kelainan apapun selama pemeriksaan neurologis lengkap pasien. Kemudian, setelah melalui 18 jam pasca operasi, remaja ini mampu memahami bahasa Belanda meski belum bisa berbicara dalam bahasa tersebut.

Namun, saat temannya datang mengunjungi dirinya sehari setelah operasi, tiba-tiba dia bisa memahami dan berbicara bahasa Belanda lagi. Sebab dia secara spontan mulai berbicara dalam bahasa aslinya, dokter menganggap tidak perlu melakukan tes neuropsikolgis, elektroensefalogram (EEG), atau jenis pemindaian otak lainnya. Pada akhirnya, dia diperbolehkan pulang tiga hari setelah operasi.

(elk/suc)



Sumber : health.detik.com

Heboh Varian Baru Virus Flu Muncul di China, Picu Kekhawatiran Pandemi


Jakarta

Varian baru virus flu yang disebut Influenza D Virus (IDV) terdeteksi di China dan menimbulkan kekhawatiran para ahli akan potensi pandemi baru. Para ilmuwan khawatir virus ini telah mengembangkan kemampuan untuk menular dari hewan ke manusia, bahkan mungkin antarmanusia.

Peneliti yang dipimpin Hongbo Bao dari Changchun Veterinary Research Institute menemukan varian baru IDV menunjukkan tingkat paparan yang mengkhawatirkan dan kemungkinan telah menyebar secara ‘diam-diam’ ke berbagai negara.

Virus IDV pertama kali terdeteksi pada tahun 2011 di seekor babi dengan gejala mirip influenza di Oklahoma, Amerika Serikat. Sejak itu, sapi diketahui menjadi inang utama virus ini, yang kemudian menimbulkan risiko penularan ke para pekerja peternakan.


“Dalam beberapa tahun terakhir, IDV sering kali muncul secara diam-diam di negara atau benua baru dan tidak menunjukkan gejala,” ucap penulis studi tersebut, dikutip dari laman The Sun.

Peneliti mengatakan, virus ini telah dilaporkan di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Asia, serta Afrika, dan juga ditemukan pada kambing, domba, kuda, unta, hingga anjing.

“Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai apakah IDV telah memperoleh peningkatan daya infeksi dan penularan,” kata peneliti.

Tim peneliti kemudian mengamati varian IDV D/HY11 yang muncul pada sapi di Timur Laut China pada tahun 2023. Mereka menguji kemampuan virus ini untuk bereplikasi serta menular. Hasilnya, D/HY11 terbukti bisa menular melalui udara maupun kontak langsung antarhewan.

Para penulis juga menilai risiko penularan manusia dan seberapa efektif obat flu umum dalam memerangi IDV. Uji laboratorium menunjukkan virus ini mampu berkembang biak di sel saluran pernapasan manusia dan jaringan hewan, yang berarti penularan ke manusia mungkin sudah terjadi.

Analisis sampel darah yang diarsipkan mengungkapkan 74 persen orang di China Timur Laut telah terpapar virus, yang menunjukkan jenis virus tersebut telah berpindah dari hewan ke manusia.

Angkanya meningkat hingga 97 persen pada orang dengan gejala pernapasan; tetapi masih belum diketahui apakah IDV dapat menyebar di antara manusia atau apakah ini semua merupakan infeksi yang terisolasi dari hewan.

“Singkatnya, kemungkinan besar wabah IDV telah berkembang menjadi masalah berkelanjutan bagi ternak dan manusia. Infeksi subklinis yang tidak teramati dapat berperan penting dalam penularan, dan secara diam-diam mempertahankan epidemi di tingkat populasi,” ucap peneliti.

“Kemungkinan rantai penularan yang tak terlihat dapat menyebar secara diam-diam melalui ternak, hewan ternak lainnya, dan manusia,” lanjutnya.

Dalam pengujian lanjutan, peneliti menumbuhkan virus dalam sel anjing dan manusia, alat standar untuk mempelajari jenis flu. Mereka juga mengujinya pada sel yang dirancang khusus untuk meniru lapisan saluran napas manusia, sapi, babi, dan anjing.

Hasilnya, virus tersebut secara efisien menginfeksi dan berkembang biak di semua sel yang tumbuh di laboratorium.

Selanjutnya, para peneliti menginfeksi tikus dengan varian D/HY11 untuk mempelajari kemampuan virus tersebut dalam menyebabkan penyakit dan menyebar ke berbagai organ, termasuk otak.

Mereka juga menginfeksi anjing, yang gejalanya dipantau untuk mengetahui seberapa banyak virus yang dikeluarkan, indikasi potensi penularannya, serta musang, yang digunakan sebagai model standar untuk meneliti penularan flu pada manusia.

Hewan-hewan tersebut ditempatkan di kandang khusus guna menguji apakah virus dapat menyebar melalui udara dari hewan yang terinfeksi ke hewan yang sehat. Hasilnya, virus D/HY11 terbukti dapat menyebar melalui udara tanpa kontak langsung, dari musang yang terinfeksi ke musang sehat.

Temuan ini penting, karena menunjukkan karakteristik virus yang berpotensi mudah menular di antara manusia, menurut penulis studi. Tim peneliti kemudian meneliti efektivitas berbagai obat antivirus terhadap D/HY11. Hasilnya, obat antivirus generasi baru seperti baloxavir, yang menargetkan kompleks polimerase atau mesin replikasi virus, terbukti lebih efektif melawan varian tersebut. Namun, virus ini menunjukkan resistensi terhadap sebagian besar obat flu konvensional.

Selain itu, enzim polimerase D/HY11 menunjukkan aktivitas yang meningkat, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan penyebaran lebih efisien antar-mamalia.

Terakhir, para peneliti menganalisis 612 sampel darah dari relawan di China Timur Laut, yang dikumpulkan antara tahun 2020 hingga 2024, untuk mendeteksi antibodi terhadap D/HY11.

Hasilnya, hampir tiga perempat responden dari wilayah perkotaan dan pedesaan memiliki kadar antibodi tinggi terhadap virus ini, yang artinya menunjukkan paparan yang luas di populasi. Angka tersebut bahkan lebih tinggi pada individu yang pernah menjalani perawatan medis akibat gejala pernapasan.

“Hal ini meningkatkan kemungkinan penularan samar pada manusia dengan infeksi ringan atau tanpa gejala melalui virus mirip D/HY11 yang sedang berkembang,” kata para peneliti.

“Analisis serum retrospektif kami menunjukkan IDV mungkin telah beredar di China timur laut setidaknya sejak tahun 2020),” kata peneliti.

“Saat ini, belum ada pengujian IDV rutin yang dilakukan di mana pun di dunia, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang penyebaran diam-diam virus panzootik ini dan potensi munculnya varietas baru.”

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com