Tag Archives: andry berlianto

6 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Pasang Roof Box untuk Mudik, Jangan Asal!


Jakarta

Tak sedikit mobil yang memasang roof box selama musim mudik Lebaran. Kompartemen besar di atap mobil itu berguna sebagai wadah ekstra untuk menaruh barang bawaan. Roof box mencegah bagasi tidak kepenuhan dan kabin lebih lega.

Namun pemasangan roof box tidak boleh sembarangan. Sejumlah hal wajib diperhatikan sebelum instalasi koper besar itu, agar tidak mengganggu performa mobil selama di perjalanan. Apa saja?

Hal yang Harus Diperhatikan Saat Pasang Roof Box

Pengendara yang menaruh barang di atap mobil memang disarankan menggunakan roof box alih-alih hanya menutupinya dengan terpal lalu diikat dengan tali. Namun, mengutip pemberitaan detikcom, sejumlah hal berikut mesti diperhatikan:


1. Struktur Mobil

Penting memperhatikan struktur kendaraan sebelum memasang roof box. Lihat apakah ada sudut yang keropos/berkarat atau umur mobil sudah lawas.

Sebelumnya, rangka penyangga atau roof rack dipasang di atap sebagai pondasi roof box. Instalasinya juga perlu mempertimbangkan kelayakan roof rail yang telah terpasang.

2. Kualitas Kompartemen

Roof box dan rangka penyangganya harus menggunakan bahan berkualitas yang kokoh dan aman. Harganya cenderung lebih mahal, tapi minim potensi bergetar saat terkena laju angin dengan daya tahan lebih baik.

3. Cara Pemasangan

Sebelum memasang roof box, roof rack dan roof rail harus terpasang lebih dulu di atap mobil. Pemasangan roof box yang tidak tepat bisa mempengaruhi faktor aerodinamika mobil.

“Instalasi pastikan box ada di tengah, tidak menjorok ke depan atau ke belakang, ini bisa dilakukan oleh bengkel yang memang sudah terbiasa instalasi box,” tambah Praktisi Keselamatan Berkendara, Andry Berlianto, pada kesempatan berbeda.

4. Daya Tampung Maksimum

Tidak disarankan menaruh bobot terlalu berat di atap mobil. Sebaiknya roof box hanya untuk barang ringan dengan memperhatikan daya tampung maksimalnya. Barang yang terlalu berat hingga melebihi kapasitas maksimal bisa membahayakan kendaraan.

“Penempatan barang-barang disesuaikan dengan beratnya. Tempatkan yang ringan-ringan dan perhatikan load index nya. Jangan melebihi load index yg tertera,” ucap Training Director Safety Driving Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, kepada detikcom.

Meningkatkan beban di atap mobil sama dengan memindahkan pusat gravitasi ke area lebih tinggi. Jika hal ini dilakukan, titik keseimbangan mobil menjadi berbeda dari semula. Aspek aerodinamika mobil berubah akibat kehadiran barang bawaan di atasnya.

5. Gaya Berkendara

Penambahan roof box yang mengubah titik gravitasi kendaraan ini, membuat pengemudi harus menguasai cara berkendara yang lebih aman. Keberadaan kompartemen roof box memberi efek resistensi pada arah laju mobil.

“Gaya berkendara tidak boleh zig zag. Karena jika melakukan zig zag, bobot di atas mobil bisa dengan mudah menggoyang badan mobil dan jika ada hambatan angin bisa berakibat buruk mobil oleng,” kata Andry.

Sementara Sony menyarankan pengemudi tidak terlalu agresif untuk menjaga keseimbangan mobil. Pengemudi wajib menyetir kendaraan dengan lebih hati-hati dan mengutamakan keselamatan.

6. Laju Mobil

Kecepatan berkendara juga perlu diturunkan setelah roof box terpasang. Dianjurkan mengurangi laju 10 km per jam dari batas kecepatan normal yang ditentukan jalur.

“Dikurangi 10 km/jam dari kecepatan yang dianjurkan rambu ya. Untuk mengantisipasi terpaan angin yang datang ke kendaraan,” kata Sony.

Mobil dengan Roof boxMobil dengan Roof box Foto: Getty Images/iStockphoto/Oleksandr Filon

Risiko Pasang Roof Box Sembarangan

Instalasi roof box yang asal-asalan dan penempatan barang bawaan berlebih memiliki risiko selama berkendara. Berikut penjelasannya:

1. Stabilitas Mobil Berkurang

Barang yang diletakkan di atap menambah ketinggian kendaraan. Akibatnya, efek body roll bertambah dan kestabilan mobil berkurang. Kondisinya semakin berbahaya ketika mobil melesat kencang di jalan tikungan, lantaran berisiko limbung dan terguling.

2. Tarikan Lebih Berat

Aerodinamis mobil bakal terpengaruh barang yang ditaruh di dalam roof box. Tarikannya menjadi berat saat mobil melaju kecepatan tinggi karena semakin besarnya hambatan angin. Kondisi ini jelas berbeda dengan saat mobil tidak diberi roof box dan bawaan ekstra, tapi mengendarai teman dan keluarga

3. Boros BBM

Bobot di atap kendaraan berdampak pada aerodinamika hingga penggunaan bahan bakar. Pemakaian bahan bakar akan menjadi lebih boros dari biasanya. Belum lagi beban berat juga dikarenakan jumlah penumpang yang banyak.

(azn/row)



Sumber : oto.detik.com

Cara Ini Bisa Buat Kamu Selamat, Saat Hendak Balik dari Mudik


Jakarta

Keselamatan berkendara mutlak hukumnya saat berada di jalanan, terlebih saat hendak balik ke Jakarta setelah mudik ke kampung halaman. Namun banyak dari pengendara yang meremehkan hal tersebut, padahal agar selamat di jalan itu sangat mudah jika mengetahui tips berkendara.

Seperti yang disampaikan Andry Berlianto, Praktisi Keselamatan Berkendara Global Defensive Driving Consulting (GDDC), ada 5 tips yang bisa dilakukan agar pengendara bisa selamat sampai rumah kembali setelah balik ke kampung halaman.

1. Pribadi sehat fisik dan mental

Tekanan tinggi pada perjalanan mudik memaksa pemudik harus dalam kondisi fit dan bugar guna mengantisipasi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi selama perjalanan.


Pastikan fisik dan mental siap untuk berada di belakang kemudi.

2. Kendaraan yang sehat dan laik jalan

Perjalanan panjang menuntut kendaraan berperforma maksimal tanpa hambatan karena kondsi tersebut dapat menurunkan risiko terjadinya insiden di tengah perjalanan.

3. Atur waktu perjalanan

Atur rute dan jam perjalanan serta turunkan risiko kecelakaan serendah mungkin. Utamakan istirahat dan hindari mengemudi saat tubuh sudah kelelahan.

4. Devensive Driving dan Riding

– Ikuti arahan dan himbauan petugas saat berada di perjalanan karena itu adalah arahan untuk keselamatan diri Anda dan keluarga.

– Atur barang bawaan agar tidak melebihi batas muatan pada kendaraan.

– Mengemudilah sewajarnya dan hindari membuka ruang konflik di perjalanan.

– Pantau batas kecepatan, jaga jarak aman antar kendaraan
Bersabar.

5. Evaluasi

Evaluasi kembali perjalanan yang sudah dilakukan saat berangkat dan pelajari hal-hal apa saja yang perlu dikoreksi atau perlu ditingkatkan karena masih akan ada perjalanan pulang kembali ke kota asal

Pastikan mampu mengantisipasi bahaya dari risiko target Zero Accident saat balik ke rumah tercinta.

(lth/din)



Sumber : oto.detik.com