Tag Archives: api

Cirebon Geger, Muncul Bola Api Membelah Langit dan Suara Dentuman



Cirebon

Cirebon dikejutkan oleh bola api yang melintas cepat, diduga meteor pada Minggu (5/10/2025) malam. Fenomena itu menimbulkan dentuman keras dan perhatian publik. BMKG dan BRIN menyelidiki.

Sebuah bola api yang meluncur cepat membelah langit itu meninggalkan jejak cahaya terang sebelum diikuti dentuman keras yang menggetarkan sejumlah wilayah. Fenomena langka tersebut menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Pakar astronomi dan peneliti BRIN, Thomas Djamaludin, mengatakan cahaya misterius itu merupakan lintasan meteor berukuran cukup besar.


“Berdasarkan analisis awal dari kesaksian warga serta rekaman CCTV yang menunjukkan cahaya melintas sekitar pukul 18.35 WIB, disimpulkan bahwa objek itu adalah meteor yang memasuki atmosfer dari arah barat daya,” kata Thomas dilansir detikjabar, Senin (6/10).

Tak hanya warga, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cirebon juga mendeteksi getaran akibat peristiwa tersebut. Sensor seismik mencatat adanya gelombang kejut pada pukul 18.39.12 WIB, bertepatan dengan laporan dentuman keras yang terdengar di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon.

Thomas menjelaskan saat meteor menembus lapisan atmosfer yang lebih rendah, gesekan udara menimbulkan bola api terang (fireball) yang terlihat jelas dari permukaan bumi. Proses itu pula yang menghasilkan gelombang kejut hingga terdengar seperti ledakan.

“Peristiwa seperti ini merupakan fenomena alam biasa, meski ukurannya cukup besar sehingga menimbulkan cahaya terang dan dentuman. Publik tidak perlu khawatir,” kata Thomas.

Dia mengatakan setelah menimbulkan cahaya dan dentuman, meteor diperkirakan jatuh di Laut Jawa. Meski tergolong jarang terjadi di Indonesia, fenomena ini tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat.

Rekaman video amatir warga dan tangkapan CCTV yang memperlihatkan detik-detik bola api melintas terus beredar luas di media sosial. Sorotan cahaya di langit malam itu, disertai suara ledakan yang menggema.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, mengatakan belum dapat menyimpulkan asal-usul suara dan cahaya yang dilaporkan masyarakat itu.

“Fenomena yang berkaitan dengan meteor atau benda antariksa merupakan kewenangan BRIN. BMKG hanya memastikan dari sisi meteorologi, sementara semua indikator cuaca normal,” ujar Syifaul saat dikonfirmasi.

Menurut hasil pemantauan BMKG, tidak ada aktivitas meteorologis yang terdeteksi pada waktu kejadian. Kondisi cuaca berdasarkan citra satelit juga menunjukkan langit cerah berawan, tanpa adanya indikasi sambaran petir atau pembentukan awan konvektif yang biasanya bisa menimbulkan suara ledakan.

Syifaul menjelaskan bahwa suara dentuman serupa juga bisa disebabkan oleh fenomena lain, seperti gempa atau longsoran besar. Namun hingga saat ini, tidak ada data seismik maupun laporan aktivitas tanah yang terekam di wilayah Cirebon.

“Dari sisi meteorologi, semua kondisi normal. Karena itu, kemungkinan lain di luar faktor cuaca perlu ditelusuri lebih lanjut,” ujar dia.

Meski demikian, BMKG mengakui tidak memiliki instrumen khusus untuk mendeteksi pergerakan meteor. Oleh karena itu, dugaan mengenai benda langit akan menjadi ranah BRIN untuk dianalisis lebih lanjut.

“Analisis sementara menunjukkan cahaya yang dilihat warga bukan sambaran petir,” kata dia.

Sementara itu, Stasiun Geofisika Bandung melaporkan adanya satu sinyal getaran lemah yang terekam pada waktu kejadian. Namun sinyal tersebut belum dapat dipastikan sumber maupun skalanya.

***

Selengkapnya klik di sini.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Bola Api Misterius Juga Terlihat di Brebes, Pemancing Kaget Sungai Jadi Terang



Brebes

Fenomena bola api misterius ternyata juga terlihat di atas langit Brebes. Para pemancing sampai kaget gara-gara melihat sungai menjadi terang benderang.

Fenomena alam yang diduga meteor jatuh tak hanya dilihat warga Cirebon, tetapi banyak dilihat juga oleh warga Brebes, Jawa Tengah.

Kesaksian warga menyebut, jatuhnya benda langit ini disusul suara dentuman mirip guntur. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (5/10) petang.


Seberkas cahaya terang melintas di langit Brebes pukul 18.35 WIB. Tidak lama kemudian terdengar suara dentuman mirip guntur layaknya mau hujan. Dentuman itu bahkan membuat kaca jendela ikut bergetar.

Sejumlah warga lainnya juga mengaku menyaksikan fenomena alam yang sama. Fiman (32) warga Brebes mengaku melihat dengan jelas cahaya terang di langit pada jam tersebut.

“Lagi duduk pinggir Kali Pemali, kaget ada ndaru merah sampai sungai terlihat terang. Cahaya itu seperti sangat dekat dengan bumi,” ungkap Fiman saat dihubungi, Senin (6/10/2025) pagi.

Firman mengaku baru tahu kalau cahaya itu adalah meteor jatuh setelah membuka medsos. Bahkan infonya, kata dia meteor itu terjatuh di Cirebon.

“Tak kira ndaru kok merah, ternyata meteor jatuh. Saya baru ngeh setelah baca-baca di medsos,” kata dia.

Pemancing Kaget, Sungai Jadi Terang Benderang

Seorang pemancing bernama Dodi (29) bersama rekannya menyaksikan fenomena alam itu di pinggiran Sungai Pemali. Saat duduk menunggu umpan disambar ikan, tiba-tiba dia melihat langit terang.

Dia melihat ada bola melintas di atas sungai memancarkan cahaya terang. Awalnya dia mengira bola api akan jatuh tidak jauh dari tempat memancing.

Kata Dodi, pancaran cahayanya sampai menerangi permukaan sungai Pemali. Jaraknya lumayan dekat seperti akan jatuh di dekat lokasi dia memancing.

“Sempet kaget, lagi mancing sungai tampak terang karena ada cahaya di atas. Tapi tidak lama hilang. Beberapa detik kemudian suara guntur muncul,” aku Dodi saat dihubungi, Senin (6/10/2025).

Usai melihat kejadian itu, Dodi dan teman-temannya berkemas dan pulang. Dia mengira akan turun hujan karena ada suara seperi guntur cukup kencang.

“Dikira mau hujan ada suara guntur. Biasa kalau ada gluduk tidak lama hujan, jadi pulang,” pungkasnya.

Menurut peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, penampakan bola api tersebut merupakan meteor yang berukuran cukup besar.

“Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan-Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39 (WIB),” kata Thomas dalam unggahan di akun Instagramnya, Senin (6/10/2025).

——-

Artikel ini telah naik di detikJateng, bisa dibaca selengkapnya di sini dan di sini.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kesaksian Warga Deli Serdang yang Lihat Langsung Penampakan si Belang



Deli Serdang

Sejumlah warga Deli Serdang memberikan kesaksian mereka bertemu dengan ‘Si Belang’ alias Harimau Sumatera yang sempat meninggalkan jejaknya beberapa waktu lalu.

Beberapa warga Deli Serdang mengaku sempat melihat langsung harimau tersebut. Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara (Sumut) Andar Abdi Saragih menceritakan awal mula warga pertemuan warga dengan Harimau Sumatera itu.

Andar mengatakan peristiwa itu berawal pada 17 September 2025. Saat itu, petugas Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit menerima laporan dari masyarakat Desa Tanjung Beringin soal adanya jejak harimau di areal kebun masyarakat.


“Petugas segera bergerak menuju lokasi temuan jejak dan bertemu dengan pelapor atas nama Abdul Ginting. Pelapor menyampaikan bahwa dia sudah melihat langsung satwa Harimau Sumatera pada pukul 10.00 WIB ketika hendak bekerja di kebun,” kata Andar dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/10/2025).

Setelah itu, petugas bersama masyarakat menuju lokasi. Dari hasil pengecekan, jejak tersebut diduga merupakan jejak harimau yang berjarak sekitar 4,4 km dari kawasan Taman Hutan Raya (Tahura Bukit Barisan).

Lalu, pada 23 September 2025, petugas resort TWA Sibolangit menerima laporan adanya temuan jejak baru di Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu. Petugas bersama pemerintah setempat mengecek ke lokasi dan menemukan jejak lagi.

Keesokan harinya, jejak satwa liar juga ditemukan di tepian sungai di Dusun Bekukul, Desa Tiang Layar. Petugas pun kembali mengecek penemuan jejak harimau itu.

“Pada Kamis, 25 September 2025, petugas TWA Sibolangit didampingi Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat melakukan pengecekan lapangan di Desa Tiang Layar. Berdasarkan hasil pengecekan lapangan, tidak ditemukan jejak yang baru. Sebagai upaya mitigasi, petugas melakukan patroli malam bersama-sama dengan masyarakat dan menembakkan petasan sebagai upaya penghalauan satwa liar,” sebutnya.

Lalu pada 26 September 2025, petugas TWA Sibolangit kembali mendapatkan laporan soal temuan jejak harimau di Desa Sembahe dan Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit. Petugas juga menerima laporan adanya masyarakat yang mendengar auman satwa liar di Namo Keling.

Tak sampai di situ, pada 30 September 2025, petugas kembali menerima informasi dari Kepala Desa Ujung Deleng, Kecamatan Sibolangit terkait penemuan jejak diduga harimau ketika sedang beraktivitas di kebun sawit. Berdasarkan laporan tersebut, petugas segera berangkat ke Dusun Namo Keling, Desa Sukadame.

Menurut informasi masyarakat Desa Sukadame, tidak terdengar lagi suara auman. Meski demikian, masyarakat tetap merasa khawatir ketika beraktivitas di kebun.

Masyarakat Deli Serdang Diimbau Waspada

Petugas tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Tim kemudian melanjutkan pencarian informasi ke Desa Tanjung Beringin.

“Dari hasil wawancara dengan masyarakat, tidak ditemukan jejak baru maupun suara yang mengindikasikan keberadaan Harimau Sumatera,” ujarnya.

Setelah itu, petugas menerima laporan dari Camat Sibolangit soal warga di Desa Sirugun yang melaporkan melihat langsung satwa diduga Harimau Sumatera. Petugas pun segera bergerak menuju Desa Sirugun.

“Menurut keterangan beliau (warga saksi mata) sekitar pukul 09.30 WIB ia melihat satwa yang diduga Harimau Sumatera melintas di kebunnya. Petugas segera melakukan pengecekan lapangan, tetapi tidak ditemukan jejak. Diduga karena kondisi tanah tertutup dedaunan kering. Lokasi kejadian berada di kawasan Tahura Bukit Barisan,” jelasnya.

Andar mengatakan petugas menyalakan beberapa petasan dan dua kali letusan senjata api untuk menghalau satwa agar kembali masuk ke dalam hutan. Lalu, pada 1 Oktober 2025, petugas bersama masyarakat kembali mengecek ke Desa Ujung Deleng.

Hasil pengecekan menunjukkan bahwa jejak yang ditemukan memang jejak Harimau Sumatera. Dari pengamatan lapangan, kata Andar, satwa diduga melintas di kebun sawit milik masyarakat.

Kemudian, harimau bergerak ke arah Desa Sirugun dan diduga kembali ke dalam kawasan Tahura Bukit Barisan.

“Berdasarkan hasil penelusuran hingga batas kawasan Tahura, petugas tidak menemukan jejak baru. Hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan satwa tersebut telah kembali ke habitat alaminya di Tahura Bukit Barisan melalui jalur kebun masyarakat,” kata Andar.

Untuk langkah mitigasi, petugas menghidupkan beberapa petasan di sekitar lokasi. Selain itu, petugas juga menyerahkan persediaan petasan kepada Pemerintah Desa Ujung Deleng dan Desa Sirugun agar dapat digunakan jika satwa kembali mendekati pemukiman.

“Imbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas ke kebun secara sendirian, meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan satwa liar di sekitar kebun dan segera melaporkan kepada petugas apabila menemukan jejak, suara atau tanda keberadaan Harimau Sumatera,” pungkasnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikSumut.

Lihat juga Video ‘Cerita Penjaga Hotel saat Temukan Macan Tutul ‘Staycation’ di Hotel Bandung’:

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Cerita Rakyat dan Transportasi Umum Menuju Gunung Sindoro

Temanggung

Siapa yang tidak mengenal Gunung Sindoro, gunung api berstatus strato aktif dengan ketinggian 3.153 meter di atas permukaan laut yang terletak diantara dua perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah.

Gunung Sindoro sendiri memiliki karakter jalur pendakian yang terkenal cukup menantang namun ramah bagi pendaki pemula. Pemandangan yang menakjubkan membuat para pendaki ingin mengunjunginya.

Selain itu, Gunung Sindoro juga memiliki beberapa mitos yang perlu kalian ketahui. Antara lain, cerita masyarakat tentang kabut hitam, Kerajaan Mataram, dan lain lain.


1. Kabut Hitam

Dari cerita masyarakat dan pendaki kabut hitam kadang dijumpai dan menjadi kewaspadaan untuk para pendaki. Karena kabut tersebut bisa membuat pendaki kehilangan arah dengan batas pandangan yang gelap.

2. Kerajaan Mataram

Dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun, peninggalan artefak kuno peninggalan kerajaan Mataram kuno yang terkubur ditemukan di lereng Gunung Sindoro, dan disebut Situs Liyangan karena ditemukan di Dusun Liyangan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung. Konon bangunan bangunan tersebut terkubur akibat letusan Gunung Sindoro pada abad ke 11.

Setelah sedikit belajar tentang mitos dan sejarah Gunung Sindoro, kali ini kita akan membahas bagaimana tips transportasi dari Jakarta dan sekitarnya menuju Gunung Sindoro menggunakan transportasi angkutan umum bagi kalian yang ingin mendaki ke sana.

Transportasi Bus

Dari Terminal Kp. Rambutan Jakarta kalian bisa menggunakan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), banyak pilihan armada bus menuju Terminal Mendolo Wonosobo, tiket bus bervariasi diantara 150 – 350 ribu tergantung kalian ingin memilih bus tipe apa.

Sesampainya di Terminal Mendolo Wonosobo, kalian harus naik angkutan Mikro Bus tujuan Magelang dan turun di Basecamp Kledung Sindoro (Via Kledung) dengan tarif 15-20 ribu.

Transportasi Kereta Api

  • Dari Pasar Senen kalian bisa naik kereta tujuan Stasiun Purwokerto, ada banyak kereta yang bisa kalian pilih dengan tarif 67 – 500 ribu tergantung kelas kereta yang ingin kalian naiki. Jangan lupa untuk kelas ekonomi memesan tiket kereta dari jauh hari.
  • Sesampainya di Stasiun Purwokerto, kalian bisa menaiki bus tujuan Terminal Mendolo Wonosobo dengan tarif sekitar ±215 ribu.
  • Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan kalian akan sampai Terminal Mendolo dan harus melanjutkan naik bus mikro tujuan Magelang dengan tarif 15-20 ribu hingga base camp Sindoro via Kledung.

Estimasi Biaya dari Jakarta

– Base Camp Kledung Gunung Sindoro*

1.) Bus AKAP

• Jakarta – Terminal Wonosobo Rp 150.000,

• Terminal Wonosobo – Base Camp Kledung Rp 20.000,

Total Rp 170.000,- untuk sekali jalan.

2.) Kereta Api

• Stasiun Pasar Senen Jakarta – Stasiun Purwokerto Rp 67.000, (KA Serayu)

• Stasiun Purwokerto – Terminal Mendolo ± Rp 215.000,

• Terminal Mendolo – Base Camp Kledung Sindoro Rp 20.000.

Total Rp 302.000.

Estimasi biaya perjalanan dihitung dari ongkos rata-rata, tidak menjadi patokan karena bisa berbeda tergantung kebijakan perusahaan transportasi dan waktu keberangkatan. Dan jangan lupa pesan tiket keberangkatan jauh jauh hari.

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel. Anda bisa berbagi pengalaman perjalanan Anda melalui tautan ini.



Sumber : travel.detik.com

Ajaib! Sisa Sampah di Brown Canyon Semarang Bisa Menyala Api Tanpa Dibakar



Semarang

Meski sudah tidak lagi jadi tempat pembuangan sampah, Brown Canyon Semarang masih mengepulkan asap. Rupanya, sisa-sisa sampah bisa menyalakan api sendiri tanpa dibakar.

Kepulan asap masih terlihat di kawasan bekas pembuangan sampah ilegal Brown Canyon Semarang, meski lokasi itu telah resmi ditutup. Sampah itu disebut bisa terbakar sendiri oleh teriknya sinar matahari.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memastikan api itu bukan karena pembakaran baru, melainkan akibat gas metana dari timbunan sampah yang terbakar panas matahari.


Pantauan di lokasi, tumpukan sampah memang masih banyak tersisa di dasar cekungan bekas tambang. Meski aktivitas pembuangan sampah ilegal sudah ditekan, tetapi dari sela-sela sampah, asap putih tipis masih mengepul dan di ada titik api kecil.

“Memang potensi karena mungkin ada gas metana sehingga kena panas matahari itu bisa terbakar. Seringkali memang begitu, tapi itu bukan baru. Nanti kalau dipadamkan lagi, mungkin berapa hari kadang-kadang kena panas bisa terbakar sendiri,” kata Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto saat dihubungi, Kamis (9/10/2025).

Ia mengatakan, pemerintah provinsi telah berkoordinasi dengan Pemkot Semarang dan Pemkab Demak untuk menutup total area Brown Canyon dari aktivitas pembuangan sampah dan limbah.

“Ini sudah dikoordinasikan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sudah ditutup Brown Canyon untuk TPA ilegalnya. Sudah dilakukan pembersihan untuk sampah-sampah, yang di bagian atas sudah dibawa ke TPA,” terangnya.

Menurutnya, setelah penutupan dilakukan, Pemkot Semarang telah mengangkut sebagian besar tumpukan sampah ke TPA resmi dan melakukan penimbunan dengan tanah.

“Kemudian sudah dilakukan penimbunan dengan tanah ya. Jadi kemarin ketika muncul asap lagi, ada kebakaran lagi, sudah dipadamkan. Memang kendalanya ada sampah-sampah lama,” terangnya.

Sampah Terbakar Akibat Gas Metana

Munculnya asap dan api kecil beberapa waktu terakhir disebabkan oleh sisa sampah lama yang masih mengandung gas metana. Widi menyebut, jika ditemukan api lagi, ia akan mengoordinasikan untuk diadakan pemadaman.

“Pasti akan ada pemadaman. Ini nanti saya kabari ke Kota Semarang untuk segera dipadamkan. Karena memang biasanya kalau di tempat sampah kayak gitu kena panas itu biasanya menyala sendiri tanpa dibakar,” tuturnya.

Ia juga mengklaim tidak ada lagi truk yang mengangkut sampah ke Brown Canyon. Sementara pembuangan limbah manusia ke sana sudah dilarang melalui surat teguran ke pihak terkait, baik Kota Semarang maupun Kabupaten Demak.

“Kemarin sudah melakukan teguran ya untuk tidak membuang (tinja) ke lokasi itu. Dari Kota Semarang juga sudah membuat surat, kami juga sudah bersurat ke Kabupaten dan Kota,” kata dia.

Widi menambahkan, saat ini sampah dari wilayah sekitar telah dialihkan ke TPS3R dan dibawa ke TPA resmi, termasuk TPA Jatibarang di Kota Semarang dan TPA Wedung di Demak.

“Jadi sekarang sudah dialihkan ke TPS3R yang ada di wilayah itu dan dibawa ke TPS Jatibarang. Termasuk yang di Demak juga, yang di Demak juga di sudah dibawa ke TPA Kabupaten Demak,” ujarnya.

Terkait sanksi bagi pelaku pembakaran sampah secara sengaja, Widi menyebut aturan itu sudah tertuang dalam peraturan daerah masing-masing.

“Kalau pembakaran secara sengaja, pasti akan diberi teguran oleh pemerintah daerah. Sanksinya ada di perda masing-masing,” tandasnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Pesawat Disambar Petir! Penumpang Menjerit Histeris, Muncul Bola Api



Christchurch

Cuaca buruk jadi mimpi buruk penumpang. Pesawat Air New Zealand disambar petir saat sedang mengudara dari Auckland ke Dunedin. Penumpang pun menjerit histeris.

Petir menyambar pesawat maskapai Air New Zealand yang sedang dalam perjalanan rute domestik dari Auckland menuju Dunedin, Selandia Baru pada Selasa (7/10) pagi waktu setempat

Dilansir dari Stuff, sambaran petir tersebut memaksa pesawat itu melakukan pendaratan darurat di Bandara Christchurch, Selandia Baru.


Juru bicara Air New Zealand mengonfirmasi insiden tersebut. Mereka menyatakan bahwa pesawat dengan nomor penerbangan NZ673 itu sedang menjalani pemeriksaan oleh teknisi.

Quincy Sio, salah seorang penumpang dalam penerbangan tersebut, sedang melakukan perjalanan dinas bersama seorang rekan kerjanya.

Ia menceritakan kepada NZ Herald bahwa kondisi cuaca sudah terasa buruk sejak awal, dengan turbulensi yang dirasakan sejak pesawat lepas landas.

Menurut Quincy Sio, pesawat yang dia naiki itu berguncang hebat saat sedang mengudara di tengah kondisi cuaca yang buruk.

“Semua orang sangat ketakutan. Penumpang terlonjak dari kursi mereka. Ada yang berteriak dan menjerit, suasananya sangat kacau,” ungkap Sio.

Ia juga mengatakan kepada NZ Herald bahwa ia melihat “bola api” berwarna oranye besar di sayap kiri pesawat.

Juru bicara maskapai tersebut menyatakan, akibat insiden ini, penerbangan NZ676 Air New Zealand dari Dunedin ke Auckland dibatalkan.

Sebelumnya pada hari Selasa (7/10), meteorolog melaporkan ratusan sambaran petir terjadi di wilayah bagian utara Pulau Utara di Selandia Baru.

——–

Artikel telah tayang di CNN Indonesia.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Stasiun Mrawan, Stasiun Tertinggi di Daop 9 Jember, Sudah Ada Sejak 1902



Jakarta

Stasiun Mrawan bukan sembarang stasiun kereta api. Stasiun itu stasiun tua yang sudah ada sejak 1902 dan unik dari aspek lokasi.

Stasiun itu tercatat sebagai stasiun tertinggi di wilayah Daop 9 Jember. Lokasinya berada di ketinggian 524 meter di atas permukaan laut. Nama Mrawan berasal dari nama sebuah sungai yang mengalir di dekat kompleks stasiun mrawan maupun terowongan itu.

Perannya juga nggak main-main, Stasiun Mrawan menjadi penggerak roda perekonomian wilayah Jember dan Banyuwangi. Sejak awal, stasiun itu menjadi jalur utama pengangkutan hasil perkebunan seperti kopi, gula, dan beras ke berbagai daerah di Indonesia.


Kini, fungsinya berkembang menjadi simpul perjalanan yang menyatukan nilai sejarah, ekonomi, dan pariwisata. Ya, stasiun itu berada di bentang Gunung Gumitir yang memiliki pemandangan menawan. Jalur di sekitar Mrawan melewati hamparan perkebunan kopi, kakao, dan karet milik PTPN XII.

Dekat dari stasiun tersebut, berdiri Terowongan Mrawan sepanjang 690 meter yang dibangun pada 1901 dan selesai pada 1910 oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan dimulai dengan mendirikan tembok di kedua sisi terowongan pada periode 1901-1902, kemudian dilanjutkan dengan konstruksi lengkung penutup yang memakan waktu delapan tahun.

Terowongan itu menembus Gunung Gumitir yang membatasi Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi, menjadi salah satu jalur penghubung vital di kawasan lintas selatan Pulau Jawa.

Terowongan itu berada di antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru. Tepatnya di KM 30+777. Sampai saat ini, Terowongan Mrawan merupakan terowongan aktif terpanjang kedua di Indonesia, cuma kalah dari terowongan Sasaksaat, bagian dari jalur kereta api yang menghubungkan Padalarang – Purwakarta – Cikampek, yang memiliki panjang 949 km.

Terowongan itu pun menjadi simbol keandalan teknologi perkeretaapian masa lalu yang tetap berfungsi hingga kini, memperkuat nilai sejarah kawasan Gumitir.

Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, Stasiun Mrawan menjadi potret peran transportasi publik dalam mendukung masyarakat, negara, dan ekonomi.

“Stasiun Mrawan memperlihatkan bagaimana perkeretaapian hadir sebagai penggerak ekonomi daerah, penghubung mobilitas masyarakat, sekaligus penjaga warisan sejarah bangsa. Kawasan ini memberi pengalaman perjalanan yang bernilai, sekaligus manfaat ekonomi bagi warga di sekitarnya,” ujar Anne.

Dia mengatakan bahwa lintasan Mrawan memperkuat konektivitas antara sektor transportasi, pertanian, dan pariwisata. Setiap perjalanan di jalur ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi serta mempertegas kontribusi KAI terhadap pengembangan wilayah.

Dengan nilai sejarah yang kuat, lanskap alam yang memukau, dan potensi peran strategis dalam pergerakan ekonomi, Stasiun Mrawan berdiri sebagai simbol harmoni antara transportasi modern, potensi lokal, dan kebanggaan nasional.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Kompleks Taj Mahal Kebakaran!



Agra

Kompleks Taj Mahal dilalap si jago merah pada Minggu (12/10), tepatnya pada gerbang sisi selatan. Bagaimana kronologinya?

Informasi menyebutkan bahwa lokasi kebakaran berada 300 meter dari kubah utama, kepulan asap hitam terlihat mengepul di dekat gerbang selatan monumen itu, seperti dikutip dari India Tv News pada Selasa (14/10).

Kebakaran dilaporkan mulai terjadi sekitar pukul 8 pagi pada hari Minggu. Namun, api segera dipadamkan dan tidak ada kerusakan parah di area monumen.


Saksi mata mengatakan bahwa percikan api tiba-tiba muncul di dekat gerbang selatan, membuat warga panik sesaat.

Menurut laporan, kebakaran disebabkan oleh korsleting pada saluran listrik tegangan rendah (LT) yang melewati ruang-ruang kecil di dekat gerbang selatan. Percikan api berasal dari sambungan plastik pada saluran tersebut yang menyebabkan percikan api singkat dan asap tebal.

Melihat ini, staf yang bertugas segera menghubungi petugas Survei Arkeologi India (ASI) dan Torrent Power, perusahaan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan listrik. Tim teknis Torrent segera tiba dan melakukan perbaikan setelah pemadaman listrik selama dua jam di area tersebut.

Hubungan arus pendek sempat mengganggu pasokan listrik ke Taj Mahal, sementara jalur yang sama juga mengalirkan listrik ke monumen tersebut. Untungnya, masalah tersebut teratasi dalam waktu dua jam.

“Teknisi Torrent Power menyelesaikan pekerjaan perbaikan dalam waktu dua jam dan pasokan listrik pulih sepenuhnya,” kata para pejabat, yang memastikan bahwa bangunan cagar budaya tersebut tetap sepenuhnya aman.

Gerbang selatan Taj Mahal bukanlah area publik, telah ditutup untuk wisatawan sejak tahun 2018 karena alasan keamanan. Hanya staf pemeliharaan dan ASI yang diizinkan masuk ke area tersebut. Para pejabat menegaskan kembali bahwa insiden kebakaran terjadi di zona terlarang dan tidak memengaruhi area mana pun yang dapat diakses oleh pengunjung.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Cikini 82, Dari Rumah Ahmad Soebardjo Jadi Ruang Seni Elegan



Jakarta

Di balik tembok bergaya kolonial di kawasan Menteng, berdiri rumah bersejarah milik Ahmad Soebardjo, tokoh perumus kemerdekaan Indonesia. Kini, Cikini 82 bertransformasi menjadi ruang seni dan pameran batik yang menawan, mengajak pengunjung menjelajah sejarah lewat estetika.

Rumah Cikini 82 mencolok. Berada di jantung Cikini, yang berada di Jakarta Pusat, rumah kuno dengan gaya arsitektur kolonial itu memang tampak megah dan terawat dari balik pagar. Rupanya, rumah itu memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Bangunan Cikini 82 itu dulu tempat tinggal dari Ahmad Soebardjo, seorang tokoh penting sebagai Menteri Luar Negeri pertama di Republik Indonesia.


Rumah itu telah berdiri sejak 1860. Rumah tersebut sempat digunakan sebagai kantor pertama bagi Kementerian Luar Negeri setelah kemerdekaan Indonesia.

Rumah bergaya kolonial Cikini 82Rumah bergaya kolonial Cikini 82 (Qonita Hamidah/detikcom)

Kini, rumah itu bukan lagi milik keluarga Achmad Soebardjo, tetapi menjadi milik pribadi dari Lukas Budiono, seorang advokat di Indonesia. Kendati sudah pindah kepemilikan, kondisi di dalam rumah itu masih sama alias tidak ada perubahan, baik dari ruangan atau pun keramik lantai. Semua masih serupa aslinya.

Menurut penjelasan dari salah seorang petugas bernama Sarah, rumah itu dibuka saat ada event dan penyewaan venue.

“Pada tanggal 11 sampai 17 Oktober ini ada acara khusus, tetapi di hari biasa rumah ini tidak dibuka karena merupakan milik pribadi. Kami menyewa tempat ini khusus untuk mengadakan pameran batik,” ujar Sarah saat ditemui oleh detikTravel pada hari Rabu (15/10/2025).

Bangunan Klasik Bernuansa Kolonial

Cikini 82 didirikan di atas lahan yang luasnya mencapai 2.951 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 1.796 meter persegi. Kompleks rumah ini terdiri dari tiga bangunan utama, yaitu Main House, East Pavilion, dan West Pavilion.

Di Main House, para pengunjung dapat melihat ruang kerja dari Ahmad Soebardjo yang masih terjaga dengan baik, lengkap dengan koleksi buku-buku langka yang dimilikinya. Ruangan ini diberi pembatas berupa tali agar pengunjung tidak memasuki area pribadi.

Rumah bergaya kolonial Cikini 82Rumah bergaya kolonial Cikini 82 (Qonita Hamidah/detikcom)

Selain ruang kerja, terdapat juga ruang tamu (holding room) dan ballroom yang dindingnya dihiasi dengan berbagai karya seni dari pelukis terkenal Indonesia, seperti Affandi, Lee Man Fong, Widayat, Hendra Gunawan, Dullah, serta Walter Spies.

Tidak hanya itu, area rumah ini juga dilengkapi dengan pendopo, kantor kecil, mushola, serta fasilitas toilet untuk pria dan wanita. Suasana kolonial yang menenangkan langsung terasa saat memasuki halaman rumah.

Salah seorang pengunjung bernama Dinda mengungkapkan bahwa dirinya sangat terkesan dengan suasana yang ada.

“Bangunannya sangat khas kolonial, saat masuk terasa sejuk dan masih sangat asli. Di bagian belakang juga terdapat teras yang sangat estetik untuk berfoto,” kata Dinda.

Di dalam rumah, berbagai furnitur antik seperti lampu gantung, meja kayu, kursi klasik, hingga rak buku tua semakin memperkuat kesan bersejarah dari tempat ini.

Lokasi dan Akses ke Cikini 82

Bagi detikers yang ingin mengunjungi rumah bersejarah ini, lokasinya berada di Jalan Cikini Nomor 82, Jakarta Pusat. Akses menuju lokasi ini cukup mudah, detikers dapat menggunakan kereta api dan turun di Stasiun Cikini, atau menggunakan bus TransJakarta dengan rute 5M dan 6H (arah Cikini). Sebagai alternatif, Anda juga dapat menggunakan rute JakLingko Jak10A.

Pameran Batik di Rumah Ahmad Soebardjo

Ketika detikTravel berkunjung pada Rabu (15/10/2025), rumah Ahmad Soebardjo sedang digunakan sebagai lokasi untuk pameran batik karya Quoriena Ginting.

Terdapat sekitar 30 karya batik dan songket yang dipamerkan, sebagian besar berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sumatera.

Pameran itu membuktikan bahwa rumah bersejarah tidak hanya menyimpan cerita masa lalu, tetapi juga dapat menjadi wadah untuk ekspresi seni dan budaya masa kini.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Wisata Sejarah ke Rumah lawas Cikini 82, Simak Rute dan Harga Sewanya di Sini



Jakarta

Bekas rumah Achmad Soebardjo di Cikini menjadi destinasi menarik buat pecinta sejarah dan arsitektur klasik. Simak rute menuju lokasi serta info lengkapnya di sini.

Bangunan bersejarah ini dulunya merupakan kediaman Menteri Luar Negeri pertama Republik Indonesia, Achmad Soebardjo. Kini, rumah bergaya kolonial itu disulap jadi ruang seni dan pameran yang bisa dikunjungi umum untuk wisata sejarah sekaligus menikmati suasana heritage khas Cikini, Jakarta Pusat.

Dikutip dari Instagram resmi @cikini_82, rumah ini biasa digunakan untuk acara pernikahan, tunangan, bahkan pameran. Rumah ini terbuka untuk umum yang ingin mengadakan event. Bagi detikers yang ingin menyewa vanue di rumah Achmad Soebardjo, detikers bisa langsung mengunjungi laman Instagram resminya dengan klik link yang ada di bio Instagram @cikini_82 atau WhatsApp (0811-1010-5800), di dalamnya termuat mengenai harga sewa dan fasilitas yang didapat.


Traveler bisa menyewa salah satu bangunan rumah Achmad Soebardjo yang terdiri dari 3 bangunan, dengan rincian sebagai berikut:
1. East Pavilion (mulai dari Rp 1,5 juta).
2. Paket Photoshoot (mulai dari Rp 7,5 juta hingga Rp 17,5 juta).
3. Tempat pernikahan (mulai dari Rp 43 juta hingga Rp 53 juta).
4. Tempat event, (mulai dari Rp 25 juta).

Rute Menuju Rumah Achmad Soebardjo, Cikini 82

Lokasi rumah Achmad Soebardjo terbilang strategis dan mudah di jangkau menggunakan transportasi umum. Kawasan ini dekat dengan Stasiun Kereta Api Cikini, juga dilewati berbagai moda transportasi umum.

Bus TransJakarta: Naik bus koridor 5M (Kampung Melayu-Tanah Abang via Cikini) atau 6H (Senen-Lebak Bulus), lalu turun di bus stop Perguruan Cikini.

KRL: Ambil KRL jurusan Jakarta Kota, turun di Stasiun Cikini, lalu jalan kaki sekitar 350 meter.

Jaklingko: JakLingko yang melewati rumah Achmad Soebardjo adalah JakLingko nomor 10A (Gondangdia – Cikini via Salemba Raya), detikers bisa turun di Perguruan Cikini, yang berjarak 70 meter.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com