Tag Archives: arab news

Kota Kuno Al-Natah di Tengah Gurun Arab Simpan Jejak Peradaban 4.000 Tahun



Jakarta

Para arkeolog dari Prancis dan Arab Saudi mengumumkan penemuan sisa-sisa kota kuno berusia sekitar 4.000 tahun di barat laut Arab Saudi. Kota itu dikenal dengan nama Al-Natah.

Dilansir dari Arab News, Minggu (12/10/2025), temuan itu dipublikasikan dalam jurnal ilmiah PLOS ONE. Peneliti menyebut reruntuhan Al-Natah menggambarkan masa transisi penting dalam sejarah manusia di kawasan tersebut, yakni saat masyarakat Arab mulai beralih dari kehidupan nomaden menjadi penduduk menetap dengan sistem sosial dan ekonomi yang lebih teratur.

Penemuan itu menjadi tonggak besar dalam studi arkeologi Timur Tengah karena menunjukkan bahwa peradaban di wilayah Arab berkembang jauh lebih awal dari yang selama ini diyakini.


Penemuan kota Al-Natah dilakukan lewat Proyek Arkeologi Khaibar Longue Durée, yang dipimpin oleh Dr. Guillaume Charloux dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS) dan Dr. Munirah AlMushawh dari Komisi Kerajaan untuk AlUla (Royal Commission for AlUla/RCU).
RCU menyebut temuan itu sebagai bukti komitmen Arab Saudi dalam menjaga warisan budaya, memperkuat kerja sama internasional, serta mendukung misi Visi Saudi 2030 untuk menjadikan warisan arkeologis sebagai kebanggaan nasional.

Penelitian tersebut juga menantang pandangan lama bahwa masyarakat Jazirah Arab bagian barat laut pada awal Zaman Perunggu hanyalah penggembala dan pengembara. Sebaliknya, hasil survei menunjukkan bahwa wilayah seperti Khaibar sudah memiliki pusat-pusat perkotaan yang mapan, dengan kehidupan pertanian dan perdagangan yang aktif.

Struktur Kota dan Kehidupan Masyarakat Al-Natah

Oasis Khaibar dikelilingi oleh tembok batu sepanjang 15 kilometer yang berfungsi melindungi wilayah subur dari kerasnya gurun pasir. Situs kota Al-Natah mencakup area sekitar 2,6 hektar dan diperkirakan dihuni oleh sekitar 500 orang antara tahun 2400-300 SM.

Reruntuhan dinding kota setinggi lima meter menunjukkan adanya otoritas lokal yang kuat. Fondasi bangunannya cukup kokoh untuk menopang rumah berlantai satu hingga dua, dengan jalan-jalan sempit yang menghubungkan rumah menuju pusat kota. Lantai dasar digunakan sebagai gudang penyimpanan, sedangkan lantai atas menjadi tempat tinggal keluarga.

Tim juga menemukan makam-makam yang berisi barang berharga seperti tembikar, batu akik, serta senjata logam berupa kapak dan belati. Temuan ini menunjukkan adanya stratifikasi sosial serta kemampuan tinggi dalam bidang logam dan kerajinan.

Penduduk kota dikenal sebagai pembuat tembikar, pedagang, dan perajin manik-manik. Pola makan mereka terdiri dari daging domba dan biji-bijian, yang dianggap sebagai bukti bahwa mereka telah mahir mengelola sumber daya alam di sekitar oasis.

Dilindungi Alam, Ditemukan Kembali Ribuan Tahun Kemudian

Lapisan batu vulkanik hitam (basalt) yang menutupi kawasan ini membuat Al-Natah terlindungi dari kerusakan selama ribuan tahun. Lokasi kota pertama kali diidentifikasi pada Oktober 2020, dan baru terungkap lebih jelas setelah dilakukan survei lapangan serta pencitraan beresolusi tinggi pada Februari 2024.

Penggalian lanjutan diharapkan dapat memberi gambaran lebih mendalam tentang sistem sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Al-Natah.
Penemuan ini merupakan bagian dari rangkaian riset yang telah dilakukan sejak 2018 di kawasan AlUla dan Khaibar. Sebelumnya, tim yang sama juga menemukan struktur batu raksasa seperti mustatil, jalur pemakaman, serta jebakan batu kuno – semua menandakan bahwa peradaban Zaman Perunggu di barat laut Jazirah Arab jauh lebih kompleks dari yang diduga.

Selain nilai ilmiah, wilayah Khaibar juga memiliki makna historis dan religius penting bagi umat Islam. Daerah ini dikenal sebagai lokasi Perang Khaibar, salah satu peristiwa besar pada masa Rasulullah SAW.

Penemuan kota kuno di wilayah ini menjadi pengingat bahwa setiap jengkal tanah di Jazirah Arab menyimpan kisah panjang tentang perjuangan, kebijaksanaan, dan perkembangan peradaban manusia.

***

Selengkapnya klik di detikHikmah.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Lagi, Menteri Garis Keras Israel Datangi Kompleks Masjid Al-Aqsa



Jakarta

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir kembali mendatangi kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Aksi menteri sayap kanan itu adalah yang kedua kalinya dalam seminggu ini.

Dilansir kantor berita WAFA, Ben-Gvir menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (14/10/2025), bertepatan dengan hari terakhir Hari Raya Sukkot Yahudi. Direktorat Wakaf Islam Yerusalem dan sejumlah saksi mengatakan Ben-Gvir memasuki lokasi kejadian di bawah perlindungan ketat polisi Israel.

Ben-Gvir tampak bersama puluhan ekstremis Israel. Mereka tur halaman Al-Aqsa dan melakukan ritual Talmud di area timur masjid.


Sebelumnya, Ben-Gvir melakukan pelanggaran serupa pada awal Hari Raya Sukkot Yahudi. Pada Rabu lalu, dia memimpin 1.200 ekstremis memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa. Tindakan ini menuai kecaman luas dari Palestina dan negara-negara Arab.

Kementerian Luar Negeri Yordania mengecam tur provokatif Ben-Gvir ke tempat suci yang oleh umat Islam juga dikenal sebagai Al-Haram Al-Sharif itu. Ben-Gvir dinilai melanggar status quo dan kesucian situs tersebut.

“(Ini) merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap status quo historis dan hukum yang mengatur Al-Haram Al-Sharif, dan merupakan penodaan terhadap kesuciannya,” kata Kementerian dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Arab News.

Ben-Gvir adalah pejabat Israel yang tercatat kerap mengunjungi kompleks Al-Aqsa. Sejak menjabat pada 2022, ia telah menerobos kompleks Masjid Al-Aqsa sebanyak 13 kali menurut Anadolu Agency, termasuk 10 kali sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023.

Dewan Wakaf Islam di Yerusalem pada Senin mengatakan kompleks tersebut mengalami “penghancuran terburuk status historis dan hukumnya di zaman modern” khususnya sepanjang 2025. Dalam sebuah pernyataan, mereka menyatakan otoritas Israel dan kelompok Yahudi ekstremis telah melakukan “pelanggaran yang mencolok dan belum pernah terjadi sebelumnya”. Pelanggaran tersebut mencakup serangan besar-besaran ke halaman Masjid Al-Aqsa, melakukan ritual Yahudi seperti Talmud, nyanyian, dan tarian, termasuk pengibaran bendera.

Masjid Al-Aqsa adalah situs suci ketiga bagi umat Islam. Tempat ini menyaksikan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan menjadi kiblat pertama umat Islam. Dalam keyakinan Yahudi, kompleks ini dikenal dengan Temple Mount atau Bukit Bait Suci, yang merupakan tempat berdirinya dua kuil kuno Yahudi.

Selama bertahun-tahun, kompleks Masjid Al-Aqsa menjadi sumber konflik Arab-Israel. Status quo yang berlaku menetapkan hanya umat Islam yang boleh beribadah di sana. Namun, Israel mengizinkan para pemukim memasuki kompleks tersebut sejak 2003.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com