Tag Archives: arabian

10 Gurun Terbesar di Dunia, Nomor Satu Bukan Sahara



Jakarta

Jika mendengar kata gurun, banyak orang langsung terbayang hamparan pasir Sahara di Afrika. Padahal, menurut para ilmuwan, gurun terbesar di dunia bukanlah Sahara. Ada di mana gurun terbesar di dunia?

Dikutip dari Britannica, secara ilmiah gurun tidak didefinisikan berdasarkan banyaknya pasir dan cuaca panas saja, melainkan dari tingkat curah hujan yang sangat rendah. Gurun adalah wilayah dengan curah hujan rata-rata di bawah 250 milimeter per tahun. Itu sebabnya, Antartika dan Artik juga masuk kategori gurun, meskipun ditutupi es.

Berikut ini daftar gurun terbesar di dunia, dari Antartika hingga Amerika.


Daftar 10 Gurun Terbesar di Dunia

1. Antartika – Antarctic Ice Sheet

Dengan luas ±13.960.000 km², Antartika merupakan Gurun dingin terbesar di dunia. Memiliki curah hujan tahunan sangat rendah (kurang dari 20 mm di pedalaman). Sehingga hampir seluruh permukaannya ditutupi es tebal.

2. Arktik – Arctic

Memiliki luas ±13.700.000 km², gurun dingin kedua terbesar ini membentang dari Greenland, Kanada utara, Siberia, hingga Samudra Arktik. Minim curah hujan, meskipun suhu beku dan ada lapisan es permanen.

3. Sahara (Afrika Utara)

Gurun sahara yang berupa hamparan pasir dengan luas ±8.600.000 km². Gurun panas terbesar di dunia. Terbentang di 11 negara Afrika. Dikenal dengan bukit pasir raksasa (ergs), oase, dan suhu ekstrem.

4. Arabian Desert (Asia Barat Daya)

Gurun yang juga berupa hamparan pasir dengan luas ±2.300.000 km² dan hampir mencakup seluruh Semenanjung Arab. Termasuk wilayah pasir luas Rub’ al-Khali (Empty Quarter). Dengan curah hujan sangat rendah,

5. Gobi Desert (Mongolia & China Timur Laut)

Gurun panas seluas ±1.300.000 km² lebih berupa hamparan batuan dan tanah tandus daripada pasir. Memiliki suhu ekstrim dengan musim panas yang sangat panas dan musim dingin bersalju.

6. Kalahari Desert (Afrika Selatan, Botswana, Namibia)

Gurun semi kering dengan padang pasir, semak, dan sabana yang memiliki luas ±930.000 km². Masih ditemukan di dalamnya vegetasi langka serta beberapa satwa liar khas Afrika.

7. Patagonian Desert (Argentina Selatan)

Dengan luas ±673.000 km², Patagonian menjadi gurun terbesar di Amerika Selatan. Dikenal juga sebagai Gurun Patagones. Memiliki iklim dingin dan berangin, dengan vegetasi rendah.

8. Rubʿal-Khali (Empty Quarter, Semenanjung Arab Selatan)

Bagian dari Gurun Arab dengan luas ±650.000 km², dan berdiri sebagai kawasan pasir terbesar di dunia. Bukit pasirnya bisa mencapai ratusan meter tingginya.

9. Great Victoria Desert (Australia Barat & Selatan)

Gurun terbesar di Australia dengan luas ±647.000 km². Memiliki pasir merah, bukit pasir, serta curah hujan rendah tapi lebih banyak badai petir.

10. Great Basin Desert (Amerika Serikat Barat, Nevada-Utah)

Memiliki luas ±492.000 km², Great Basin Desert merupakan gurun terbesar di Amerika Serikat. Bertipe cold desert dengan musim dingin bersalju. Memiliki vegetasi berupa semak sagebrush dan padang rumput kering.

Fakta Menarik tentang Gurun

– Menurut jurnal Land (MDPI, 2023), sekitar sepertiga permukaan bumi merupakan gurun dan wilayah kering yang membentang luas.
– Gurun bukanlah tanah mati, menurut penelitian Springer Polar Biology (2023) menyebutkan bahwa – mikroba mampu bertahan hidup di kondisi kering ekstrem, baik di Antartika maupun Sahara.
– Di beberapa gurun, seperti gurun Gobi memiliki musim dingin bersalju akibat dari perbedaan suhu ekstrim antara siang dan malam.

Jadi, sekarang detikers sudah tahu ya, bahwa gurun terbesar di dunia adalah Antartika. Dengan luas hampir 14 juta km², Antartika membuktikan bahwa gurun bukan hanya identik dengan panas dan pasir, melainkan dengan kondisi kering dan minim curah hujan.

Semoga bermanfaat, detikers!

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Batu-Batu di Gurun Arab Ungkap Peradaban yang Hilang


Jakarta

176 ukiran di atas batu ditemukan di sepanjang tepi selatan Gurun Nafud di Arab Saudi. Diperkirakan, ukiran ini dibuat sekitar 12.800-11.400 tahun yang lalu oleh para penduduk peradaban yang hilang.

Hal tersebut dilaporkan tim peneliti internasional di bawah koordinasi Komisi Warisan Budaya, Kementerian Kebudayaan Arab Saudi. Para peneliti berasal dari Institut Geoantropologi Max Planck, King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), University College London (UCL), Griffith University, dan sejumlah institusi lainnya.


Hidup Saat Air Ada di Gurun

Ukiran batu dari 12.000 tahun lalu di Gurun Nafud, Arab Saudi.Lokasi penelitian di Gurun Nafud, Arab Saudi. Foto: Dok Griffith University

Peneliti menjelaskan, orang-orang di peradaban kuno tersebut menetap di tanah Arab saat sumber air musiman muncul lagi. Saat itu, danau dan sungai sementara terbentuk kembali setelah kekeringan ekstrem terjadi berabad-abad.

Temuan tersebut diperoleh dari analisis sedimen pada playa, yaitu bekas dasar danau yang mengering di sekitar situs arkeologi Gurun Nafud. Mereka mendapati, sumber-sumber air kuno itu muncul sementara waktu saja di tengah iklim kering dan semi-kering gurun.

Jejak Ukiran Kuno

Kendati sementara, penduduk peradaban tersebut sempat menetap kawasan Gurun Nafud. Mereka meninggalkan jejak ukiran batu berupa gambar unta, kambing liar ibex, kuda liar, rusa, dan auroch (nenek moyang sapi ternak).

Khusus ukiran unta yang mereka buat digambarkan secara naturalistik dan detail, lengkap dengan punuk, ekor, dan terkadang garis leher yang menonjol. Ukiran bergambar badan orang dan wajah orang juga dibuat penduduk peradaban hilang tersebut.

Beberapa ukiran dibuat menimpa ukiran yang sudah lama. Peneliti memperkirakan hal itu dilakukan untuk memperbarui rupa yang lama.

Berdasarkan analisis pada seni cadas tersebut, peneliti mengatakan setidaknya ada empat waktu mengukir yang berbeda. Pada momen keempat, gambarnya sudah jauh lebih mirip kartun, dengan mata bulat dan tanduk menonjol.

Diukir di Tebing hingga Celah Sempit

Salah satu gambar diukir di celah batu sempit.Salah satu gambar di bebatuan Gurun Nafud, Arab Saudi diukir di celah batu sempit. Foto: Dok Griffith University

Ada beberapa lokasi penemuan ukiran batu di Gurun Nafud. Uniknya, sejumlah ukiran tersembunyi di celah-celah batu.

Ada pula gambar kuno yang diukir di permukaan tebing tinggi di Jabal Mleiha dan Jabal Arnaan. Beberapa di antaranya setinggi 39 meter.

Peneliti menduga, seniman peradaban hilang tersebut harus memanjat dan mengukir batu di ketinggian maupun di celah yang sempit. Jika benar demikian, maka gambar ukiran batu tersebut mungkin punya arti penting.

Kerabat Orang Levant?

Di samping batu berukir, arkeolog juga menemukan artefak mata batu Al Khiam dan Helwan khas Levant, pigmen hijau, dan manik-manik dari kerang dentalium.

Temuan artefak itu menunjukkan peradaban hilang tersebut kemungkinan punya hubungan jauh dengan masyarakat pratembikar neolotikum di Levant. Diketahui, Levant merupakan kawasan kuno yang kini menjadi wilayah Suriah, Lebanon, Yordania, Israel, dan Palestina, Semenanjung Sinai di Mesir, dan Provinsi Hatay di Turki.

Dr Faisal Al-Jibreen dari Komisi Warisan Budaya, Kementerian Kebudayaan Arab Saudi mengatakan, kendati artefaknya mirip, temuan ukiran kuno tersebut mengindikasikan peradaban yang hilang itu tidak dihuni orang Levant. Skala, isi, dan penempatan ukirannya dinilai mendukung perkiraan ini.

“Bentuk ekspresi simbolis yang unik ini merupakan bagian dari identitas budaya yang unik dan beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan yang menantang dan gersang,” tutur Faisal, dikutip dari laman Griffith University.

Hasil studi ini dipublikasi di jurnal Nature Communications dengan judul ‘Monumental rock art illustrates that humans thrived in the Arabian Desert during the Pleistocene-Holocene transition’, 30 September 2025.

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com

Turis Arab, Cara Hotel Bintang Lima Ini Bertahan



Jakarta

Grand Aston Puncak mempunyai cara unik bertahan dan memperluas pasar di industri hotel. Penginapan bintang lima itu tahu persis konsumennya dan berusaha memenuhi kebutuhan para tamu. Hotel di Kabupaten Cianjur ini ternyata jadi tujuan wisata para turis Arab.

“Memang Grand Aston Puncak ini jadi destinasi turis Arab. Kalau lihat dari tujuannya, mereka mencari yang di sana nggak ada misal cuaca sejuk, pemandangan gunung, dan kawasan Puncak memang jadi destinasi Arab,” ujar General Manager Grand Aston Puncak Andi Grinaldi Mattinetta pada detikTravel, Rabu (15/10/2025).


Sejumlah layanan disediakan Grand Aston Puncak yang bikin para turis Arab datang ke hotel. Layanan ini meliputi ketersediaan nasi biryani, kecepatan reservasi kamar, dan kamar mandi yang menyediakan bidet sesuai permintaan para tamu. Tentunya, hotel juga menyediakan kamar mandi nonbidet bagi yang memerlukannya

Layanan juga mencakup kemampuan komunikasi dalam Bahasa Arab untuk seluruh kru. Terutama kru front liner, driver, dan kitchen yang berkomunikasi langsung dengan turis Arab. Hotel juga menyediakan les bahasa Arab satu kali dalam seminggu yang dimulai pada 2025.

“Kita ada training bahasa Arab dan yang ngajarin dari kru yang memang bisa. Training ini mengajari komunikasi dasar yang biasa digunakan dengan para tamu. Misal angka dan perhitungan, mengucapkan salam (greeting), menginformasikan lift naik atau turun, dan restoran,” ujar Andi.

Saat ini di tiap departemen minimal ada satu orang yang bisa bahasa Arab. Inovasi ini terbukti mampu menarik pasar turis Arab (Arabian market) ke Grand Aston Hotel. Per 2025, hotel ini berhasil memenuhi target pasar turis Arab sebesar 40 persen.

Tentunya Grand Aston Hotel tidak hanya mengandalkan pasar turis Arab untuk bertahan di zaman serba efisiensi ini. Hotel terus berusaha menjalin relasi dengan pemerintah dan perusahaan sekitar untuk memperluas jangkauan pasar.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com