Tag Archives: bahan bakar

Sederhana tapi Bikin Mobil Boros Bensin


Jakarta

Ada beberapa hal sederhana yang tak disadari bikin konsumsi BBM kamu boros. Simak penjelasannya berikut.

Konsumsi bahan bakar mobil dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulai dari cara berkendara hingga kondisi mobil itu sendiri dapat berkontribusi terhadap konsumsi bahan bakar. Kebanyakan hal-hal sederhana yang justru tak disadari oleh pengemudi. Mengutip laman Auto2000, berikut ini hal sederhana yang memicu mobil jadi boros bensin.

Hal Sederhana yang Tak Disadari Bikin Mobil Boros Bensin

1. Tekanan Angin Ban Kurang

Kekurangan tekanan angin ban memang terlihat sederhana. Nyatanya, memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap konsumsi bahan bakar. Hal ini lantaran tapak ban yang bersinggungan langsung dengan permukaan jalan menjadi lebih besar dan mesin kerja lebih berat. Untuk menggerakan ban tersebut, maka tenaganya yang dibutuhkan juga lebih besar, dengan demikian konsumsi bakar jadi lebih banyak.


2. Telat Ganti Oli

Oli mobil diganti secara berkala. Namun ada kalanya pemilik kendaraan abai dan membiarkan oli mobil tak diganti walaupun masanya sudah lewat. Membiarkan oli mobil untuk terus bekerja membuat performanya jadi tak optimal. Alhasil, konsumsi bahan bakar jadi ikutan boros karena mesin kasar akibat pelumasan tidak maksimal. Untuk mencegah hal itu, pastikan kamu mengganti oli sesuai waktu yang ditentukan ya.

3. Mengemudi Secara Agresif

Perilaku berkendara juga memiliki pengaruh besar terhadap konsumsi bahan bakar. Kalau kamu mengemudi secara grasak-grusuk rupanya ini bisa bikin konsumsi bensin jadi lebih boros lho! Mengemudi secara grasak-grusuk maksudnya kamu kerap berakselerasi memacu mobil hingga rpm tinggi, selap-selip, dan tiba-tiba mengerem. Berkendara dengan cara seperti itu membuat mobil membutuhkan tenaga lebih besar dan ‘minum’ bahan bakar jadi lebih banyak. Kalau mau hemat, tentu harus menerapkan eco driving. Kemudikan lah mobil dengan santai, tak perlu terburu-buru karena selain bikin konsumsi BBM boros, risiko kecelakaan juga menanti.

4. Menggunakan BBM Tak Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Pastikan mobil kamu ‘minum’ bahan bakar yang sesuai dengan anjuran pabrikan ya. Untuk mengetahuinya, kamu bisa mengecek buku panduan manual. Pasalnya, penggunaan bahan bakar tak sesuai anjuran bisa membuat mobil lebih boros karena pembakarannya tidak sempurna. Tak cuma itu, penggunaan BBM yang tak sesuai rekomendasi juga bisa memicu kerusakan pada mesin di kemudian hari.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Bolehkah Ganti Tutup Tangki Bensin Nmax Pakai Punya Xmax?



Jakarta

Beberapa pengguna Yamaha Nmax mengganti tutup tangki bahan bakarnya dengan tutup tangki bahan bakar milik Yamaha Xmax. Hal itu dilakukan karena tutup tangki Nmax kerap macet akibat proses yang salah. Lantas apakah boleh mengganti tutup tangki bawaan Nmax dengan tutup tangki Xmax?

Ada salah satu masalah umum yang kerap dialami pengguna Nmax. Masalah tersebut adalah tutup tangki bensin yang kerap mengalami macet. Masalah ini terjadi karena saat menutup tangki bensin tidak dilakukan secara presisi.

Masalah ini juga dialami detikOto saat menggunakan Yamaha Nmax terbaru, varian Neo S. Setelah mengisi bensin di SPBU, karena tidak cermat ketika menutup tangki bensin, tutup tangki menjadi macet dan sulit dibuka menggunakan tangan kosong.


Pengguna Yamaha Nmax asal Bekasi, Sena Pratama, juga mengalami masalah serupa. “Beberapa kali mengalami masalah gini, sampai tangan lecet-lecet cuma buat membuka tutup tangki,” ujar Sena.

Technical & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Ferry Nurul Fajar mengatakan, pengguna Nmax harus memastikan antara pengait dan lubang tangki, posisinya pas agar tutup tangki tidak macet.

“Model kenop gitu kalau clearance-nya terlalu kecil memang harus pas masangnya, geser sedikit, terus dipaksa (nutup) pasti (akan) keras (saat membukanya lagi),” ujar Ferry melalui pesan singkat kepada detikOto.

Hati-hati saat menutup tangki bensin Yamaha Nmax, salah posisi bisa macetHati-hati saat menutup tangki bensin Yamaha Nmax, salah posisi bisa macet Foto: Luthfi Anshori/detikOto

Jika tutup tangki Nmax sudah macet, maka butuh tenaga ekstra buat membukanya dan tangan berpotensi lecet karena tutup tangki bawaan Nmax punya ujung pemutar yang lancip dan tajam.

Kemudian jika tidak bisa membukanya dengan tangan kosong, maka harus menggunakan tang untuk mempermudahnya. Tentunya bakal menjadi repot kalau pengguna Nmax tidak membawa tang di kotak tool kit-nya.

Maka itu cukup banyak pengguna Nmax yang memodifikasi tutup tangki bensin dengan menggantinya ke tutup tangki bensin motor lain. Salah satu yang dipilih adalah, tutup tangki Xmax. Jika dilihat dari desainnya, tutup tangki Xmax ini mirip seperti tutup tangki Nmax. Bedanya, dia lebih tebal, sehingga terlihat lebih elegan dan aman buat tangan.

Tapi, memangnya boleh mengganti tutup tangki Nmax dengan tutup tangki Xmax? Ferry tidak menganjurkannya. Sebab tutup tangki Xmax tidak memiliki lubang ‘pernafasan’ (breather), jadi akan menimbulkan dampak.

“Kalau (ganti ke tutup) Xmax tidak disarankan, karena nggak ada lubang breather-nya. (Jika dipaksa digunakan) tekanan di tangki naik, juga aliran bahan bakar nantinya bisa terhambat, nggak maksimal,” ungkap Ferry.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

8 Ciri-ciri Mesin Mobil Bekas Masih Bagus, Ketahui Sebelum Membeli


Jakarta

Membeli mobil bekas dapat menjadi solusi untuk mendapat kendaraan berkualitas. Meski begitu, tak semua mobil bekas menawarkan kondisi prima.

Jadi, penting untuk mengetahui ciri-ciri mobil bekas yang masih bagus agar tidak menyesal di kemudian hari. Jangan sampai mesin mobil sudah tidak bagus dan harus dilakukan perbaikan.

Ciri-ciri Mesin Mobil Bekas Masih Bagus

Saat membeli mobil bekas, perhatikan beberapa ciri-ciri mesin yang masih bagus. Berikut di antaranya:


1. Saat Menanjak Performanya Baik

Menurut laman Auto2000, mobil bekas yang masih bagus akan mempunyai performa yang baik saat melalui tanjakan. Sebab, mesin mobil yang sehat mampu menghasilkan tenaga yang cukup saat menanjak.

2. Tak Ada Indikasi Kebocoran

Ciri selanjutnya adalah tidak ada indikasi adanya kebocoran pada oli dan juga bahan bakar. Perlu diketahui, kebocoran pada oli dan bahan bakar bisa menyebabkan kerusakan pada mesin mobil. Hal tersebut dapat mengakibatkan biaya perbaikan yang besar.

3. Warna Asap Normal

Mesin yang masih bagus atau tidak juga bisa dilihat dari warna asap kendaraan. Apabila warna asapnya normal, berarti mesin mobil masih dalam kondisi baik dan tidak menghasilkan emisi berlebihan.

4. Getaran Mesin Normal

Jika masih bagus, mobil bekas tidak akan menghasilkan getaran yang tidak normal. Sebab, getaran mesin yang tidak normal bisa menjadi ciri-ciri mobil yang tidak sehat. Jadi, kemungkinan besar mobil ini memerlukan perbaikan agar bisa digunakan dengan maksimal.

5. Lampu Indikator Tidak Menyala

Lampu indikator yang menyala menandakan adanya kondisi yang tidak normal pada mesin mobil. Pada mobil bekas yang masih bagus, lampu indikatornya tidak akan menyala.

6. Bunyi Mesin Tidak Kasar

Bunyi mesin yang kasar menjadi tanda dari mesin yang rusak. Sebaliknya, bunyi mesin yang normal menandakan mesin masih bagus. Jika ada tanda bunyi mesin yang kasar dari mobil, lebih baik urungkan niat membeli karena berisiko memerlukan biaya besar untuk perbaikan.

7. Stick Oli Masih Bagus

Stick oli pada mobil bekas yang masih bagus memiliki oli yang masih bagus. Sebagai informasi, oli yang bagus bisa menjadi tanda mesin yang masih sehat.

8. Tidak Mengeluarkan Bau

Sama seperti bunyi pada mesin, bau yang aneh juga bisa menjadi tanda adanya masalah pada mesin mobil. Mengutip laman Caryanams, biasanya, bau ini disebabkan adanya kerusakan pada sistem pembuangan.

Lebih jelas lagi, menurut laman Nissan, bau terbakar pada mobil bisa ditimbulkan karena beberapa hal, seperti kebocoran oli yang masuk ke sistem pembuangan, v-belt terbakar, hingga brake pads atau rotor mengalami overheat.

(elk/row)



Sumber : oto.detik.com

Beda Bensin RON 90, 92, 95 dan 98, Mana yang Cocok buat Kendaraan Kamu?


Jakarta

Di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) saat ini tersedia beragam pilihan bahan bakar minyak (BBM) khususnya untuk jenis bensin. Ragam BBM itu ditawarkan dengan angka oktan atau research octane number (RON) yang berbeda-beda. Mana yang sesuai untuk kendaraan kamu?

Saat ini, bensin yang ditawarkan di SPBU memiliki angka oktan atau RON 90, RON 92, RON 95, bahkan sampai RON 98. Apa bedanya jenis BBM tersebut?

RON pada bensin itu dapat menjadi patokan kecocokan dengan mesin kendaraan. Rasio kompresi mesin menjadi satu faktor penting sebelum menentukan pilihan BBM. Rasio kompresi mesin merupakan nilai yang menandakan perbandingan volume ruang pembakaran yang berasal dari kapasitas terbesar ke kapasitas terkecil.


Anda dapat mengetahui angka rasio kompresi mesin dari Buku Pedoman Pemilik yang didapat saat membeli kendaraan. Makin tinggi rasio kompresi mesin, maka makin tinggi angka oktan BBM yang dibutuhkan.

Bensin RON 90

Saat ini tersedia BBM dengan RON 90. BBM sekelas Pertalite ini cocoknya dipakai untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 hingga 10:1.

Bensin RON 92

Di atas RON 90 ada bensin dengan oktan 92. BBM sekelas Pertamax atau Shell Super ini memiliki kualitas lebih unggul dibandingkan dengan oktan 90. Angka oktan 92 dapat membuat proses pembakaran mesin jadi lebih sempurna serta memiliki kemampuan untuk membantu membersihkan residu karbon pembakaran di dalam mesin. Hal ini membuat performa mesin lebih baik, awet, dan konsumsi bahan bakar lebih efisien. BBM jenis ini dapat digunakan untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 10:1 hingga 11:1.

Bensin RON 95

Di pasaran juga dijual bensin dengan RON 95. BBM jenis ini dapat digunakan untuk mesin yang memiliki rasio kompresi lebih tinggi seperti 11:1 hingga 12:1. BBM dengan oktan 95 memiliki kemampuan mengurangi endapan residu karbon dengan lebih baik. Sehingga mampu mendorong kinerja mesin untuk mendapatkan performa lebih tinggi, efisien, dan dapat mengurangi gesekan guna memperkecil energi yang terbuang akibat panas. Keuntungannya dapat mengurangi keausan komponen mesin.

Bensin RON 98

Terakhir ada juga bahan bakar dengan oktan 98. Bensin jenis ini lebih cocok untuk mesin mobil berperforma tinggi. Kemampuannya dalam memberikan efisiensi dan perlindungan komponen mesin sangat dibutuhkan oleh mesin dengan spesifikasi kompresi tinggi yaitu hingga 13:1. Harganya lebih mahal jika dibandingkan jenis BBM lainnya. Apabila digunakan pada mesin berkompresi rendah akan dapat mengakibatkan gejala fuel dilution. Gejala itu membuat BBM tidak terbakar seluruhnya secara sempurna, meninggalkan sisa yang mengakibatkan konsumsi bahan bakar terasa lebih boros.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com

Dampak Ngeri Kalau Kendaraan ‘Minum’ BBM Oplosan



Jakarta

Menggunakan BBM oplosan sangat membahayakan. Dampaknya pun mengerikan karena dapat merusak mesin.

Penggunaan BBM harus sesuai dengan spesifikasi kendaraan. Kamu bisa mengetahui jenis BBM yang sesuai dengan spesifikasi mesin pada buku panduan manual kendaraan. Hindari untuk menggunakan BBM yang speknya tak sesuai apalagi BBM oplosan karena risikonya mengerikan untuk mesin kendaraan kamu.

Mengutip laman Dunlop Indonesia, menggunakan BBM oplosan bisa merusak sistem bahan bakar. BBM biasanya mengandung deterjen yang bermanfaat dalam membersihkan kerak dan deposit. Jika BBM oplosan, justru deterjen tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, kinerja mesin bahan bakar juga tidak maksimal. Biasanya, sistem bahan bakar yang akan terganggu akibat alasan ini adalah bagian pompa BBM-nya karena banyaknya kerak dan deposit akan membuat pompa tersebut macet.


Kerusakan juga bisa dialami oleh mesin kendaraan. BBM oplosan itu bisa mengakibatkan korosi logam pada komponen seperti katup dan piston. Apabila katup dan piston berkarat atau mengalami masalah lain, suhu dan tekanan dalam mesin akan meningkat. Kalau sudah parah, proses pembakaran pada katup dan piston tersebut tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja tiba-tiba rusak. Tak hanya itu saja, masih ada beberapa komponen mesin lain yang terbuat dari logam sehingga bisa memicu risiko kerusakan dan gangguan di bagian komponen lain.

Performa kendaraan juga berpotensi menurun gegara penggunaan BBM oplosan. Sebab, pembakaran tidak optimal. Pembakaran yang tak optimal itu membuat daya mesin menurun. Pada akhirnya performa kontrol kecepatan dan respons kendaraan juga akan menurun.

Selanjutnya, katalisator juga bisa terganggu karena tercemar zat tambahan dari BBM oplosan. Padahal katalisator berfungsi untuk mengurangi emisi gas berbahaya yang dihasilkan mesin. Kalau katalisator rusak, mesin kendaraan justru mengeluarkan emisi gas berbahaya.

Seperti disebutkan sebelumnya, BBM oplosan membuat pembakaran tidak optimal. Hal ini juga bisa membuat konsumsi bahan bakar jadi lebih boros. Kamu yang niatnya berhemat menggunakan BBM oplosan karena harganya lebih murah, jadi harus keluar duit lebih karena jadi lebih sering isi BBM.

Nah itu tadi dampak mengerikan dari menggunakan BBM oplosan. Pastikan BBM yang kamu gunakan sesuai ya sebagai bentuk perawatan kendaraan sekaligus menjaga performa mesin.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik Lebaran


Jakarta

Banyak masyarakat yang memilih mudik menggunakan mobil pribadi. Namun, ada banyak hal yang harus diperhitungkan sebelum berangkat mudik naik mobil, salah satunya konsumsi bahan bakar.

Bagi detikers yang menggunakan kendaraan konvensional, disarankan untuk menghitung konsumsi BBM saat perjalanan mudik. Hal ini dapat membantu menghitung berapa rata-rata konsumsi BBM dan uang yang dikeluarkan untuk membeli bensin.

Nah, ada dua cara mudah untuk menghitung konsumsi BBM selama perjalanan mudik. Bagaimana caranya? Simak dalam artikel ini.


Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik

Mengutip laman Wuling Indonesia, setidaknya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menghitung konsumsi BBM, yakni dengan metode full to full dan pengukuran lewat Multi-Information Display (MID). Berikut penjelasannya:

1. Menghitung Konsumsi BBM Melalui MID

Mobil keluaran terbaru kini telah mengusung fitur Multi-Information Display (MID). Layar digital di dekat odometer ini berfungsi untuk memberikan informasi tambahan kepada pengemudi, salah satunya mengecek konsumsi bahan bakar.

Pengemudi dapat mengetahui konsumsi BBM secara otomatis berkat bantuan Electronic Control Unit (ECU) sesuai bensin yang disuplai oleh injektor. Untuk mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar, detikers bisa mengeceknya pada kolom average fuel consumption atau umumnya disingkat menjadi ‘AVG’.

2. Menghitung Konsumsi BBM Melalui Metode Full to Full

Untuk mobil yang tidak dilengkapi dengan MID, ada cara lain untuk menghitung konsumsi bahan bakar, yakni lewat metode full to full. Cara ini dilakukan dengan menghitung total jarak tempuh yang sudah dilalui, kemudian membaginya dengan jumlah bahan bakar yang telah diisi ulang.

Agar tidak bingung, simak rumus mengecek konsumsi bahan bakar lewat metode full to full berikut ini:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir.

Misalnya, Ahmad mengisi BBM untuk mobilnya sampai full tank. Saat mengisi bensin yang pertama, angka odometer yang tercatat di mobil adalah 2.000 kilometer. Setelah mengisi bensin, Ahmad kembali menggunakan mobil untuk perjalanan mudik.

Setelah melaju hingga kecepatan 60-100 Km/jam, Ahmad kembali mengisi BBM sampai penuh. Di tahap ini, Ahmad menghitung berapa liter bahan bakar yang diisi ke dalam tangki mobilnya, ternyata mencapai 20 liter.

Selain itu, Ahmad juga mencatat berapa kilometer jarak yang telah ditempuh setelah terakhir kali mengisi bensin. Ternyata, dia sudah menempuh jarak sejauh 200 Km, sehingga di odometer tercatat 2.200 km.

Kini, Ahmad tinggal menghitung konsumsi BBM berdasarkan rumus di atas. Perhitungannya sebagai berikut:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir
(2.200 – 2.000) / 20 = 10 Km/liter.

Jadi, konsumsi BBM mobil Ahmad setelah dihitung menggunakan metode full to full adalah 10 Km/liter.

Perhitungan Konsumsi BBM dapat Berbeda

Sebagai catatan, hasil perhitungan konsumsi BBM dapat berbeda-beda tergantung oleh berbagai faktor. Dilansir situs Daihatsu, berikut sejumlah penyebabnya:

1. Kapasitas Mesin

Perhitungan konsumsi BBM dapat berbeda-beda tergantung dari kapasitas mesin. Saat ini, ada banyak mobil yang memiliki kapasitas mesin yang beragam, mulai dari 1.5 L, 2.0 L, hingga 2.5 L. Kapasitas mesin yang berbeda juga menyebabkan jumlah konsumsi BBM yang tak sama.

2. Kompresi

Tak hanya kapasitas mesin, rasio kompresi juga berpengaruh terhadap perhitungan konsumsi BBM. Soalnya, efisiensi BBM selaras dengan rasio kompresi yang dimilikinya. Rasio bahan bakar yang tinggi dapat mengubah energi kimia ke energi mekanis yang jauh lebih besar.

3. Jenis BBM yang Digunakan

Menggunakan jenis BBM dengan oktan tinggi dinilai lebih irit bensin ketimbang BBM beroktan rendah. Namun, kamu juga harus menyesuaikan kembali dengan kompresi kendaraan masing-masing, apakah bisa menenggak bensin dengan oktan tinggi atau tidak.

4. Gaya Berkendara

Konsumsi BBM juga dipengaruhi oleh gaya berkendara. Misalnya saat menyetir mobil di perkotaan, maka gaya berkendara cenderung santai sehingga lebih irit bahan bakar.

Lain halnya jika mengendarai mobil ke luar kota dengan kecepatan tinggi atau melintasi banyak tanjakan. Hal ini membuat mesin mobil harus bekerja ekstra sehingga lebih boros bensin.

Demikian cara menghitung konsumsi BBM dengan mudah untuk perjalanan mudik. Semoga bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ingin Istirahat, tapi Rest Area Membludak saat Arus Balik? Ini Tipsnya


Jakarta

Jutaan pengendara diprediksi akan balik ke ibu kota untuk setelah melakukan tradisi mudik menyambut hari raya Idul Fitri 2025. Nah, bukan hal baru jika di rest area kerap terjadi antre panjang, bahkan tidak sedikit pengendara yang tidak bisa memasukinya karena terlalu penuh.

Untuk itu diharapkan pengendara lebih cermat dalam menghadapi situasi tersebut, agar bisa mengakalinya. Seperti tips yang disampaikan Auto2000. Penasaran, simak ulasannya berikut ini:

1. Pelajari Kebijakan Pemerintah

Pemerintah memprediksi puncak arus mudik Lebaran tahun ini akan terjadi pada 28-30 Maret 2025, sementara puncak arus balik pada 5-7 April 2025. Artinya, kalau waktu detikers lebih fleksibel, bisa menghindari tanggal tersebut karena dikhawatirkan rest area akan padat oleh pemudik.

Pemerintah juga akan mengeluarkan pengaturan arus lalu lintas. Seperti one way di jalan tol yang tahun lalu diterapkan di Jalan Tol Trans Jawa antara Jakarta hingga Semarang. Tahun ini, kebijakan tersebut bersama skema contraflow dan ganjil-genap akan kembali diterapkan. Pantau terus update-nya untuk kelancaran perjalanan.


2. Masukkan Rest Area Dalam Rencana Perjalanan

Masukkan rest area ke dalam rencana perjalanan dengan menyesuaikan kondisi kendaraan, bahan bakar, dan pengemudi. Dengan begitu, detikers sudah memperkirakan di rest area mana akan berhenti. Beberapa rest area menawarkan sarana hiburan seperti tempat wisata yang dapat dikunjungi bersama keluarga.

3. Persiapkan Kondisi Mobil

Mobil yang sehat membuat detikers tidak perlu khawatir sehingga tidak tergantung kepada rest area. Pastikan sudah mengecek kondisi ban hingga ban serep dan dongkrak, oli mesin dan transmisi, komponen kaki-kaki mobil, serta cairan pendukung mobil lainnya sebelum berangkat.

Solusi paling tepat adalah servis berkala di bengkel resmi seperti Auto2000 bagi pemilik mobil Toyota atau order layanan THS Auto2000 Home Service ke rumah. Tersedia program bengkel yang dapat dimanfaatkan untuk persiapan mudik Lebaran.Promo Kupon Servis Toyotadengan pilihan Kupon Ganti Oli atau Kupon General Check Up, danPaket SPONTAN(Siaga Kupon Perawatan) untuk mobil Toyota yang sudah tidak memiliki kuota free servis berkala.

4. Jaga Kondisi Fisik Pengemudi

Alangkah baiknya jika ada 2 pengemudi mobil supaya dapat bergantian setiap 2 jam sehingga tidak mengandalkan rest area untuk istirahat. Namun jika hanya mengemudi sendiri, pastikan detikers sudah tidur minimal selama 6 jam sebelum berangkat sebagai antisipasi jika tidak dapat masuk rest area.

5. Makanan dan Minuman Wajib Diperhatikan

Rest area menyediakan kebutuhan makan dan minum, namun di masa mudik Lebaran pengunjungnya dapat membeludak dan menyulitkan, bahkan untuk sekadar mencari tempat parkir. detikers bisa menyiapkan kebutuhan logistik penumpang sebelum perjalanan, khususnya kalau mengajak anak atau lansia.

6. Perhatikan Bahan Bakar

Isi penuh bensin sebelum masuk jalan tol dan gunakan data di MID untuk memperhitungkan penggunaan bahan bakar dalam perjalanan. Dengan begitu, detikers bisa memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk masuk ke rest area tanpa perlu khawatir kehabisan bensin.

7. Manajemen Perjalanan dengan Baik

Pemilihan waktu perjalanan memegang peran sangat penting, terutama untuk ruas tol Jakarta hingga Semarang. Biasanya, makin mendekati hari Lebaran, arus lalu lintas akan padat. Optimalkan aturan one way di jalan tol sehingga waktu perjalanan dapat dipangkas. Manfaatkan peta digital dan social media resmi untuk mengecek situasi lalu lintas terkini dan mencari rest area.

Kendaraan arus balik di tol Cikampek arah Jakarta semakin padat. Sejumlah pemudik memilih menepi di bahu jalan untuk istirahat imbas macet dan rest area penuh, Senin (15/4/2024)Ilustrasi – Kendaraan arus balik di tol Cikampek arah Jakarta semakin padat. Sejumlah pemudik memilih menepi di bahu jalan untuk istirahat imbas macet dan rest area penuh, Senin (15/4/2024) Foto: Rifkianto Nugroho

8. Dilarang Berhenti di Bahu Jalan Tol!

Kecuali darurat, jangan pernah berhenti di bahu jalan tol karena berisiko ditabrak dari belakang. Bagaimana kalau anak atau lansia tidak bisa menahan keinginan buang air kecil? Jika masih jauh dari rest area, tepikan mobil dan pastikan posisinya aman dengan memperhatikan garis marka jalan. Pasang rambu-rambu darurat seperti segitiga pengaman di belakang mobil dan nyalakan lampu hazard. Segera jalan begitu urusan selesai.

9. Manfaatkan Pom Bensin Dekat Exit Tol

detikers bisa memanfaatkan exit tol untuk mencari pom bensin di jalan raya terdekat dengan menggunakan aplikasi peta digital. Sambil isi bensin, detikers bisa leluasa beristirahat, ke kamar mandi, atau makan. Sempatkan tidur sekitar 30 menit kalau mengemudi sendiri, dan lanjutkan perjalanan ketika fisik sudah mulai bugar.

“Rest area merupakan kebutuhan penting pemudik sehingga menjadi memicu kemacetan panjang, bahkan sampai ditutup sementara. Karena itu, harus mempersiapkan mobil dengan baik supaya tidak tergantung rest area. Buat yang belum servis berkala atau mobilnya mengalami gangguan, bisa berkunjung ke Posko Siaga Auto2000 yang beroperasi 24 jam, sekaligus memberi waktu bagi penumpang untuk istirahat,” terang Chief Marketing Auto2000, Yagimin.

Posko Siaga Auto2000

Bagian dari komitmen Auto2000 dari tahun ke tahun, terdapat 8 Posko Siaga Auto2000 yang akan beroperasi selama 24 jam nonstop dan tersebar mulai dari Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur hingga Bali. Berikut daftar lengkap Posko Siaga Auto2000 yang beroperasi antara 27 Maret – 6 April 2025:

Sumatera

1. Palembang : Pondok pindang & Sambal seruit sarwana Jl. Sriwijaya No. 16 Karya Jaya, Palembang

2. Lampung : Rest Area 49 A Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar

Jawa-Bali

1.Serang : Tol Merak-Jakarta Rest Area KM 68B

2.Cikampek KM 57 : Tol Cikampek Rest Area KM 57

3.Cikampek KM 62 : Tol Cikampek Rest Area KM 62B

4.Cipali : Tol Cipali Rest Area KM 166A

5.Situbondo : Rest Area Utama Raya Jl. Raya Banyuglugur – Situbondo

6.Tabanan, Bali Warung Pantai, Jl. Raya Denpasar – Gilimanuk, Lalanglinggah, Kabupaten Tabanan

Posko Siaga Auto2000 sanggup melayani kebutuhan servis berkala, ganti oli, dan perbaikan kendaraan ringan dengan waktu pengerjaan di bawah 2 jam. Jika ternyata kerusakan mobil membutuhkan penanganan lebih lanjut atau masuk kategori Service berat, maka disarankan untuk dibawa ke bengkel Auto2000 terdekat.

(lth/lua)



Sumber : oto.detik.com

Ganti Oli Mesin Mobil, Patokannya Jarak Tempuh atau Lama Pemakaian?



Jakarta

Oli mesin merupakan komponen chemical penting pada mobil yang wajib diganti secara rutin. Biasanya pabrikan merekomendasikan penggantian oli mesin mobil berdasarkan jarak tempuh atau lama pemakaian. Tapi sebenarnya manakah yang lebih harus didahulukan?

Seiring bertambahnya jam kerja mesin, senyawa kimia oli mesin mobil pasti akan berubah, dan kemampuannya dalam melumasi dan melindungi komponen mesin yang saling bergesekan akan ikut menurun. Khususnya kalau mobil sering menghadapi kondisi berat seperti macet. Parkir di rumah sekalipun, tidak berarti aman karena akan terjadi oksidasi di dalam mesin mobil yang membuat formula oli rusak dan memicu karat.

Masalahnya, turunnya kemampuan oli akan membuat gesekan antar komponen mesin makin meningkat, serta meninggalkan banyak residu. Selain membuat komponen mesin menjadi cepat rusak, jika dibiarkan kotoran akan menumpuk di dalam saluran oli mesin, bahkan menyumbatnya jika sudah terlalu banyak.


Residu berlebihan turut mempengaruhi kerja pompa dan filter oli mesin, di mana kalau sudah parah dapat mengakibatkan keduanya tersumbat. Karena itu, pemilik mobil wajib mengganti filter oli secara rutin waktu ganti oli mesin yang sebaiknya dilakukan ketika servis berkala.

Fungsi oli lainnya juga akan menurun, seperti kemampuan melepaskan panas mesin sehingga kerja radiator makin berat. Padahal, suhu kerja yang terlalu tinggi akan membuat mesin kesulitan beroperasi dengan baik. Selain mengurangi tenaga yang dihasilkan, mobil juga akan menjadi lebih boros bahan bakar.

Mobil yang tidak dipakai dalam jangka waktu lama tetap harus ganti oli mesin secara berkala. Seiring waktu, senyawa kimia oli mesin akan mengalami perubahan akibat proses oksidasi secara alami. Kandungan air sebagai hasil dari oksidasi akan meningkat pada oli mesin hingga mencapai tingkat yang berbahaya jika didiamkan.

Begitu mesin dinyalakan dan oli bekerja, kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya dalam melumasi dan melindungi komponen mesin. Lantas akhirnya, mesin mobil rusak akibat pelumas gagal melindungi komponen mesin.

Tidak lupa, ruang mesin turut memiliki potensi timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli mesin. Jika hal itu dibiarkan, karat akan merambat ke berbagai komponen di dalam mesin dan mengakibatkan kerusakan parah.

Ganti Oli Mesin Berdasarkan Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian?

Melihat pentingnya tugas oli mesin, cairan pelumas ini harus selalu dalam pengawasan, minimal menggantinya ketika servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu.

Meski demikian, masih banyak pemilik mobil yang bingung soal kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli. Ada yang berpatokan pada jarak tempuh ada juga yang mengacu pada jangka waktu pemakaian. Dari kedua acuan tersebut, mana sebenarnya yang paling tepat?

Dijelaskan Auto2000 dalam keterangan resmi, keduanya bisa dijadikan patokan oleh pemilik mobil untuk menentukan jadwal penggantian oli mesin. Tinggal melihat mana yang lebih dulu tercapai. Misalnya, karena mobilitas sangat tinggi seperti untuk taksi online atau sering bepergian ke luar kota, tidak sulit untuk mencapai jarak tempuh 10.000 km.

Jangan ditunda, segera ganti oli mesin meskipun waktu operasional belum mencapai 6 bulan. Karena bekerja keras, maka ada potensi timbul residu di dalam oli. Ada pula risiko formula oli berubah atau rusak sehingga kemampuannya dalam melindungi dan melumasi komponen mesin tidak lagi efektif.

Untuk pemilik mobil yang lebih sering beraktivitas di dalam kota atau jarang mengendarai mobil, odometer 10.000 km mungkin akan sulit tercapai dalam jangka waktu 6 bulan. Namun patut dicatat, situasi berkendara stop and go di dalam kota sangat ‘menyiksa’ mesin yang membuat oli harus bekerja lebih keras lagi.

Salah satu alasannya karena mesin mobil kesulitan memperoleh pendingin alami yang berembus dari depan akibat banyak berhenti. Alhasil, oli dan juga cairan pendingin harus bekerja lebih berat. Padahal seiring waktu, senyawa oli akan berubah di mana suhu tinggi akan mempercepat proses kerusakan.

Jangan lupa pula, oli pada mobil yang banyak parkir di rumah berisiko mengalami perubahan akibat proses oksidasi alami. Begitu mesin dinyalakan, maka kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya. Ruang mesin turut memiliki potensi timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli.

“Urusan Toyota lebih mudah, AutoFamily tinggal menyesuaikan waktu ganti oli mesin dengan mobilitas setiap hari. Lihat mana yang tercapai lebih dahulu, baik itu jarak tempuh ataupun waktu pemakaian, segera ganti oli kalau sudah melampauinya. Jangan ditunda karena banyak risiko yang timbul akibat tidak ganti oli mesin secara rutin, selanjutnya booking servis berkala via website Auto2000.co.id,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000, dalam keterangannya Senin (5/5/2025).

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Mesin Motor Injeksi Masih Perlu Dipanaskan?



Jakarta

Motor-motor keluaran terbaru sudah menggunakan sistem pengabutan bahan bakar injeksi yang lebih modern dan canggih. Dengan teknologi yang semakin maju, apakah motor injeksi masih perlu dipanaskan mesinnya sebelum digunakan?

Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati (WMS) Wahyu Budhi menjelaskan, motor injeksi tetap perlu dipanaskan mesinnya, sebab ada manfaatnya. Kata Wahyu, motor injeksi tetap perlu dipanaskan mesinnya, terutama jika mau digunakan setelah motor didiamkan semalaman. Memanaskan mesin motor injeksi bisa melancarkan sirkulasi pelumas atau oli mesin.


All New Honda Vario 160Ilustrasi motor injeksi Foto: Luthfi Anshori/detikOto

Lalu berapa lama waktu yang diperlukan buat memanaskan mesin motor injeksi sebelum digunakan? 10 menit atau 15 menit? Menurut Wahyu, memanaskan motor zaman sekarang tidak perlu lama-lama.

“Asalkan, saat dipanaskan, mesin motor dalam kondisi langsam atau idle dan tidak digeber-geber,” bilang Wahyu dalam keterangan resmi yang diterima detikOto beberapa waktu lalu.

Dengan kata lain, tidak perlu memainkan gas atau menggeber motor saat mesinnya dipanaskan.

“Saat memanaskan mesin motor injeksi juga jangan terlalu lama. Cukup satu sampai lima menit,” tegasnya lagi. Menurut Wahyu, jika terlalu lama memanaskan mesin motor injeksi, maka yang ada bensin akan terbuang.

“Jika terlalu lama dipanaskan, bakal percuma juga karena bensin akan terbuang sia-sia,” tambahnya.

Tak kalah penting, buat menjaga kondisi motor Honda tetap prima, selalu lakukan pemeriksaan dan perawatan rutin di bengkel resmi. Kalau di Honda, biasanya Astra Honda Authorized Service Station (AHASS). Selain bengkel resmi, servis motor juga bisa dilakukan di bengkel-bengkel umum kepercayaan Anda.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com

Isi Bensin Mobil Jangan Nunggu Tangki Kosong, Pokoknya Jangan!



Jakarta

Isi bensin jangan menunggu tangki kosong dulu. Ini sebabnya isi bensin sebaiknya jangan menunggu tangki kosong.

Biasakan mengisi bensin mobil saat tangki masih ada isinya. Ini merupakan salah satu cara merawat mobil. Hindari untuk mengisi bensin dalam posisi tangki kosong. Kebiasaan mengisi bensin dalam posisi tangki kosong ini bisa-bisa bikin mobil mogok!

Mengisi bensin saat kondisi tangki masih terisi juga merupakan upaya untuk membuat kondisi tangki terus bersih. Kepala bengkel Auto2000 Wahono menjelaskan, tangki yang kosong itu berpotensi menimbulkan kondensasi udara sehingga timbul air dan karat.


Jika hal ini sering terjadi, bukan tak mungkin tangki BBM akan memiliki banyak air, kemudian muncul karat yang menggerus dinding tangki. Seperti diketahui, massa air lebih berat dibandingkan minyak, sehingga air akan turun ke bawah dan menempel langsung di tangki.

“Kalau bercampur kotoran filter akan mampet sehingga suplai bahan bakar ke mesin terganggu atau malah tidak tersuplai sama sekali. Pompa Bahan bakar bisa rusak dan tidak bekerja. Mesin jadi mogok,” urai Wahono dihubungi detikOto belum lama ini.

Selain mengisi tangki saat masih terisi, Wahono juga mengurai dua cara lain merawat tangki bensin agar tetap bersih.

“Isi di pom bensin yang ramai dengan asumsi isi tangki penampungan cepat sirkulasinya setiap hari diganti,” tambah Wahono.

Dia juga mengingatkan setelah mengisi bensin, pastikan tutupnya rapat. Ini dilakukan untuk mencegah ada udara yang masuk ke dalam tangki. Pastikan sebelum melakukan perjalanan, tangki BBM kamu tidak kosong ya. Kondisi tangki bensin yang ada isinya juga bisa meminimalisir kekhawatiran kehabisan bensin. Terlebih bila jalan yang dilalui sangat padat dan di lokasi sekitar tak ada SPBU. Ini tentu bikin kamu jadi was-was takut kehabisan bensin dan ujung-ujungnya harus mendorong mobil.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com