Tag Archives: bahasa mandarin

25 Bahasa dengan Penutur Terbanyak di Dunia, Indonesia dan Portugis Nomor Berapa?


Jakarta

Miliaran orang di seluruh dunia berbicara lebih dari satu bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, memiliki kurang dari 400 juta penutur asli (native speakers), tetapi lebih dari 1 miliar penutur non-asli.

Sebaliknya, bahasa Mandarin yang memiliki jumlah penutur asli tertinggi di antara bahasa-bahasa di dunia, memiliki relatif sedikit penutur non-asli di luar China. Demikian pula beberapa bahasa, seperti bahasa Jawa dan Italia, termasuk di antara 25 bahasa yang paling banyak digunakan dalam hal penutur asli, tetapi jumlah penutur non-asli dari bahasa-bahasa tersebut sangat sedikit.

Menariknya, berdasarkan data katalog bahasa Ethnologue, bahasa Indonesia termasuk dalam salah satu dengan total penutur terbanyak. Daftar bahasa dengan penutur terbanyak ini juga bisa kalian gunakan sebagai acuan untuk belajar bahasa.


Bahasa dengan Penutur Terbanyak di Dunia

Dikutip dari ensiklopedia Britannica, berikut ini adalah daftar 25 bahasa dengan jumlah penutur terbanyak. Pemeringkatan adalah berdasarkan katalog bahasa Ethnologue dan didapat dari data awal tahun 2020-an.

  1. Bahasa Inggris: 1.456.448.320 penutur
  2. Bahasa Mandarin: 1.138.222.350 penutur
  3. Bahasa Hindi: 609.454.770 penutur
  4. Bahasa Spanyol: 559.078.890 penutur
  5. Bahasa Prancis: 309.804.220 penutur
  6. Bahasa Arab standar modern: 273.989.700 penutur
  7. Bahasa Bengali: 272.828.760 penutur
  8. Bahasa Rusia: 254.997.130 penutur
  9. Bahasa Portugis: 263.638.850 penutur
  10. Bahasa Urdu: 231.717.940 penutur
  11. Bahasa Indonesia: 199.113.300 penutur
  12. Bahasa Jerman: 133.245.880 penutur
  13. Bahasa Jepang: 123.445.570 penutur
  14. Bahasa Pidgin Nigeria: 120.650.000 penutur
  15. Bahasa Arab Mesir: 102.436.230 penutur
  16. Bahasa Marathi: 99.216.870 penutur
  17. Bahasa Telugu: 95.981.790 penutur
  18. Bahasa Turki: 90.028.000 penutur
  19. Bahasa Tamil: 86.640.030 penutur
  20. Bahasa Kanton: 86.633.370 penutur
  21. Bahasa Vietnam: 85.807.700 penutur
  22. Bahasa Tiongkok Wu: 83.421.190 penutur
  23. Bahasa Tagalog: 83.054.910 penutur
  24. Bahasa Korea: 81.740.540 penutur
  25. Bahasa Farsi: 78.623.350 penutur.

Perlu diketahui, peringkat bahasa dengan penutur terbanyak dapat berbeda tergantung pada apa yang dianggap sebagai bahasa tersendiri. Misalnya, bahasa Arab secara tradisional dianggap sebagai satu bahasa yang terdiri dari beberapa ragam lisan, yang tidak selalu dapat dipahami satu sama lain, tetapi disatukan oleh penggunaan dialek yang sama dalam konteks sosial tertentu.

Jika dihitung bersama-sama, jumlah total penutur semua ragam bahasa Arab akan melebihi jumlah total penutur bahasa Prancis (peringkat kelima). Namun, karena banyak penutur bahasa Arab fasih dalam lebih dari satu ragam bahasa Arab, sulit untuk menghitung semua penutur bahasa Arab tanpa menghitung satu penutur beberapa kali.

Ragam bahasa Arab (juga, berbagai ragam bahasa Mandarin dan Melayu) yang masing-masing masuk dalam 25 peringkat teratas, oleh karena itu dibedakan dalam daftar ini.

Bahasa dengan Penutur Asli Terbanyak di Dunia

Sementara, dari 8 miliar penduduk di dunia ada sekitar 5 miliar yang merupakan penutur asli (native speakers) dari 25 bahasa.

Berikut adalah daftar 25 bahasa dengan jumlah penutur asli terbanyak. Peringkat ini berdasarkan katalog bahasa Ethnologue dan didapat dari data awal 2020-an,

  1. Bahasa China: 1.346.000.000 penutur (bahasa Mandarin: 939.237.350 penutur)
  2. Bahasa Spanyol: 485.063.960 penutur
  3. Bahasa Inggris: 379.682.200 penutur
  4. Bahasa Arab: 373.000.000 penutur (bahasa Arab Mesir: 77.436.230 penutur)
  5. Bahasa Hindi: 344.650.870 penutur
  6. Bahasa Portugis: 236.266.650 penutur
  7. Bahasa Bengali: 33.808.880 penutur
  8. Bahasa Rusia: 146.954.150 penutur
  9. Bahasa Jepang: 123.285.670 penutur
  10. Bahasa Lahnda: 103.000.000 penutur (bahasa Punjabi Barat: 66.715.480 penutur)
  11. Bahasa Vietnam: 85.023.700penutur
  12. Bahasa Turki: 84.010.500 penutur
  13. Bahasa Marathi: 83.201.270 penutur
  14. Bahasa Telugu: 82.966.790 penutur
  15. Bahasa Melayu: 82.200.000penutur (bahasa Indonesia: 43.666.200 penutur)
  16. Bahasa Korea: 81.721.540 penutur
  17. Bahasa Prancis: 80.770.190 penutur
  18. Bahasa Tamil: 78.587.030 penutur
  19. Bahasa Jerman: 75.282.080 penutur
  20. Bahasa Urdu: 70.555.140 penutur
  21. Bahasa Jawa: 68.278.400 penutur
  22. Bahasa Italia: 64.647.380 penutur
  23. Bahasa Farsi: 57.192.350 penutur
  24. Bahasa Gujarat: 57.076.220 penutur
  25. Bahasa Pashtun: 53.800.000 penutur.

Pemeringkatan di atas dapat berbeda tergantung pada apa yang dianggap sebagai bahasa yang berbeda. Misalnya, bahasa Mandarin dan bahasa Arab terdiri dari banyak ragam lisan yang tidak selalu dapat dipahami satu sama lain.

Dalam beberapa konteks, ragam lisan tersebut dihitung sebagai bahasa yang terpisah, yang masing-masing memiliki jumlah penutur yang jauh lebih sedikit. Ragam bahasa Arab dengan jumlah penutur asli terbanyak, bahasa Arab Mesir, akan berada di bawah bahasa Tamil (ke-18) jika ragam bahasa Arab tersebut diperlakukan sebagai bahasa yang berbeda.

Sebaliknya, bahasa Hindi dan bahasa Urdu (yang masing-masing berada di peringkat ke-5 dan ke-20) dapat dipahami satu sama lain dalam ucapan meskipun memiliki sistem penulisan dan tradisi sastra yang berbeda. Jika keduanya dihitung sebagai satu bahasa, bahasa Hindustan, maka bahasa tersebut akan berada di peringkat ke-3 di atas bahasa Inggris, berdasarkan jumlah penutur asli.

(nah/nwk)



Sumber : www.detik.com

Prabowo Ingin Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, DPR: Lebih Strategis Mandarin



Jakarta

Presiden Prabowo Subianto berencana memasukan bahasa Portugis sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah. Prabowo menyampaikan hal ini saat bertemu Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

“Sebagai bukti bahwa kami memandang Brasil sangat penting, saya telah memutuskan bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu prioritas bahasa disiplin pendidikan Indonesia,” kata Prabowo, dikutip dari detikNews.

Sontak, rencana Prabowo tersebut mendapat berbagai respons dari publik. Begitu juga pakar pendidikan hingga Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Salah satunya yakni anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana.


Bonnie mengapresiasi upaya pemerintah memperluas pengajaran bahasa asing. Namun, ia menilai perlu ada pertimbangan mendalam terkait manfaat bahasa tersebut dalam konteks global.

DPR Tanyakan Urgensi Bahasa Portugis

Menurut Bonnie, bahasa Portugis belum menjadi bahasa yang umum digunakan dalam pergaulan internasional. Bahasa Portugis juga menurutnya belum menjadi bahasa pengetahuan umum dalam dunia akademik.

“Bahasa Portugis itu bukan bahasa pergaulan internasional. Bukan pula bahasa pengetahuan umum digunakan di kalangan akademik. Mungkin Presiden sedang meng-entertain Presiden Lula sebagai bagian dari diplomasi,” kata Bonnie dalam keterangannya, Sabtu (25/10/2025).

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa Brasil adalah mitra penting bagi Indonesia. Salah satu bentuk penguatan kerja sama itu adalah rencana memasukkan pembelajaran bahasa Portugis ke sekolah-sekolah Tanah Air.

Komisi X DPR Usul Fokus Bahasa Inggris dan Mandarin

Sebagai usulan, Bonnie menyarankan agar pemerintah sebaiknya memaksimalkan terlebih dahulu kualitas pembelajaran bahasa Inggris yang sudah menjadi standar global. Jika ingin menambah bahasa asing lain, menurutnya bahasa Mandarin lebih tepat.

“Lebih baik maksimalkan mutu pengajaran bahasa Inggris. Atau kalau mau ada tambahan pelajaran bahasa, bahasa Mandarin jauh lebih strategis untuk diajarkan,” katanya.

Bonnie Soroti Beban Siswa-Guru dan Kesiapan Anggaran

Bonnie, yang membidangi urusan pendidikan melalui Komisi X DPR, menilai wacana itu bisa menambah beban siswa dan guru. Ia mengingatkan, jika pelajaran bahasa ini diberlakukan, maka perlu tenaga pendidik yang mahir bahasa Portugis juga.

Menurutnya, lebih masuk akal jika bahasa Portugis jadi mata pelajaran pilihan atau ekstrakurikuler saja. Hal ini dipandang tidak terlalu membebani siswa dan guru dengan pelajaran tambahan.

“Kalaupun dipelajari di sekolah, apalagi wajib, malah jadi beban siswa, begitu pula pendidik, karena pasti perlu pengajar bahasa Portugis. Lain halnya kalau jadi mata pelajaran pilihan, tak wajib. Siswa boleh memilih ikut atau tidak pelajarannya,” tuturnya.

Selain kesiapan SDM, Bonnie juga mempertanyakan sumber anggaran yang diperlukan untuk menyiapkan pelatihan guru dan penerapan mata pelajaran baru itu. Menurutnya, banyak hal teknis yang belum dan perlu dijelaskan pemerintah.

“Namun, lagi-lagi, pertanyaannya, siapa yang akan mengajar? Gurunya dari mana? Apakah juga siap dengan anggarannya?” tanya Bonnie.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com