Tag Archives: bakar

Ini Toolkit Mobil yang Wajib Dibawa untuk Perjalanan Mudik



Jakarta

Bagi masyarakat Indonesia yang ingin melakukan perjalanan mudik menggunakan mobil, wajib membawa perlengkapan toolkit untuk mendukung kelancaran berkendara. Ini adalah beberapa toolkit yang wajib ada di kendaraan Anda saat melakukan perjalanan jarak jauh.

Multimeter Digital

Sistem kelistrikan perlu mendapatkan perhatian khusus selama perjalanan mudik. Hujan deras, juga kelembapan tinggi dapat memicu gangguan pada aki maupun komponen elektronik lainnya. Multimeter Digital membantu memastikan kondisi aki dan komponen elektronik tetap stabil, menghindari risiko kendaraan mogok di tengah perjalanan. Dengan alat ini, pengemudi dapat mendeteksi potensi masalah kelistrikan sejak dini, sehingga perjalanan lebih aman dan bebas kendala.


Tire Pressure Gauge

Menjaga tekanan ban yang optimal sangat penting untuk mendukung kenyamanan dan keamanan selama perjalanan mudik, terutama di jalanan basah. Tire Pressure Gauge atau alat pengukur tekanan angin ban kendaraan membantu pengemudi memastikan tekanan ban tetap ideal, sehingga mengurangi risiko selip dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Tekanan ban yang tidak sesuai juga dapat mempercepat keausan ban yang berpotensi berbahaya saat berkendara di jalan licin.

Toolkit yang wajib dibawa untuk perjalanan mudik dengan mobilToolkit yang wajib dibawa untuk perjalanan mudik dengan mobil Foto: Dok. Tekiro

Kunci Roda

Kunci roda adalah peralatan wajib bagi setiap pemudik. Perjalanan mudik sering kali melewati berbagai medan yang berisiko menyebabkan ban kempis atau bocor. Dengan alat ini, pengemudi dapat mengganti ban dengan lebih mudah dan cepat. Dipadukan dengan Tire Seal String (obat karet tambal ban tubless), pemudik dapat menangani ban bocor secara mandiri tanpa harus bergantung pada bengkel terdekat, sehingga perjalanan tidak terganggu terlalu lama.

Lampu LED

Untuk kondisi darurat di malam hari atau saat kondisi hujan deras, senter LED tahan air dengan daya tahan baterai tinggi dapat menjadi alat bantu yang berguna. Selain bisa membantu visibilitas saat memperbaiki kendaraan, lampu LED juga dapat digunakan sebagai sinyal darurat jika kendaraan mengalami kendala di jalan raya.

“Dengan persiapan yang tepat dan perkakas yang memadai, perjalanan mudik akan lebih aman, nyaman, dan bebas dari kendala teknis di tengah cuaca ekstrem,” ujar Brand Marketing Manager Tekiro Tools Novitasari, dalam keterangannya.

Penting juga buat pemudik untuk memperhatikan potensi karat yang bisa terjadi di mobil. Kondisi hujan deras dan kemacetan panjang dapat juga menyebabkan kelembapan berlebih yang memicu karat pada engsel pintu mobil, aki mobil atau komponen dari metal atau besi lainnya.

Kalau terjadi di pintu mobil dan kelembapannya dibiarkan, gesekan antar bagian logam bisa semakin terasa, membuat pintu berbunyi atau bahkan sulit dibuka. Menggunakan Multipurpose Lubricant (pelumas serbaguna) dapat mencegah karat dan memastikan komponen kendaraan tetap bekerja dengan optimal.

“Setelah hujan deras, perjalanan jauh sering kali melewati jalan berlumpur atau terkena cipratan air banjir di badan kendaraan. Membersihkan bagian ini secara rutin dengan multipurpose lubricant, degreaser, dan contact cleaner dapat membantu menjaga performa kendaraan tetap optimal,” ujar Tomy Tambrani selaku Brand Marketing Manager Rexco Chemical.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik Lebaran


Jakarta

Banyak masyarakat yang memilih mudik menggunakan mobil pribadi. Namun, ada banyak hal yang harus diperhitungkan sebelum berangkat mudik naik mobil, salah satunya konsumsi bahan bakar.

Bagi detikers yang menggunakan kendaraan konvensional, disarankan untuk menghitung konsumsi BBM saat perjalanan mudik. Hal ini dapat membantu menghitung berapa rata-rata konsumsi BBM dan uang yang dikeluarkan untuk membeli bensin.

Nah, ada dua cara mudah untuk menghitung konsumsi BBM selama perjalanan mudik. Bagaimana caranya? Simak dalam artikel ini.


Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik

Mengutip laman Wuling Indonesia, setidaknya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menghitung konsumsi BBM, yakni dengan metode full to full dan pengukuran lewat Multi-Information Display (MID). Berikut penjelasannya:

1. Menghitung Konsumsi BBM Melalui MID

Mobil keluaran terbaru kini telah mengusung fitur Multi-Information Display (MID). Layar digital di dekat odometer ini berfungsi untuk memberikan informasi tambahan kepada pengemudi, salah satunya mengecek konsumsi bahan bakar.

Pengemudi dapat mengetahui konsumsi BBM secara otomatis berkat bantuan Electronic Control Unit (ECU) sesuai bensin yang disuplai oleh injektor. Untuk mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar, detikers bisa mengeceknya pada kolom average fuel consumption atau umumnya disingkat menjadi ‘AVG’.

2. Menghitung Konsumsi BBM Melalui Metode Full to Full

Untuk mobil yang tidak dilengkapi dengan MID, ada cara lain untuk menghitung konsumsi bahan bakar, yakni lewat metode full to full. Cara ini dilakukan dengan menghitung total jarak tempuh yang sudah dilalui, kemudian membaginya dengan jumlah bahan bakar yang telah diisi ulang.

Agar tidak bingung, simak rumus mengecek konsumsi bahan bakar lewat metode full to full berikut ini:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir.

Misalnya, Ahmad mengisi BBM untuk mobilnya sampai full tank. Saat mengisi bensin yang pertama, angka odometer yang tercatat di mobil adalah 2.000 kilometer. Setelah mengisi bensin, Ahmad kembali menggunakan mobil untuk perjalanan mudik.

Setelah melaju hingga kecepatan 60-100 Km/jam, Ahmad kembali mengisi BBM sampai penuh. Di tahap ini, Ahmad menghitung berapa liter bahan bakar yang diisi ke dalam tangki mobilnya, ternyata mencapai 20 liter.

Selain itu, Ahmad juga mencatat berapa kilometer jarak yang telah ditempuh setelah terakhir kali mengisi bensin. Ternyata, dia sudah menempuh jarak sejauh 200 Km, sehingga di odometer tercatat 2.200 km.

Kini, Ahmad tinggal menghitung konsumsi BBM berdasarkan rumus di atas. Perhitungannya sebagai berikut:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir
(2.200 – 2.000) / 20 = 10 Km/liter.

Jadi, konsumsi BBM mobil Ahmad setelah dihitung menggunakan metode full to full adalah 10 Km/liter.

Perhitungan Konsumsi BBM dapat Berbeda

Sebagai catatan, hasil perhitungan konsumsi BBM dapat berbeda-beda tergantung oleh berbagai faktor. Dilansir situs Daihatsu, berikut sejumlah penyebabnya:

1. Kapasitas Mesin

Perhitungan konsumsi BBM dapat berbeda-beda tergantung dari kapasitas mesin. Saat ini, ada banyak mobil yang memiliki kapasitas mesin yang beragam, mulai dari 1.5 L, 2.0 L, hingga 2.5 L. Kapasitas mesin yang berbeda juga menyebabkan jumlah konsumsi BBM yang tak sama.

2. Kompresi

Tak hanya kapasitas mesin, rasio kompresi juga berpengaruh terhadap perhitungan konsumsi BBM. Soalnya, efisiensi BBM selaras dengan rasio kompresi yang dimilikinya. Rasio bahan bakar yang tinggi dapat mengubah energi kimia ke energi mekanis yang jauh lebih besar.

3. Jenis BBM yang Digunakan

Menggunakan jenis BBM dengan oktan tinggi dinilai lebih irit bensin ketimbang BBM beroktan rendah. Namun, kamu juga harus menyesuaikan kembali dengan kompresi kendaraan masing-masing, apakah bisa menenggak bensin dengan oktan tinggi atau tidak.

4. Gaya Berkendara

Konsumsi BBM juga dipengaruhi oleh gaya berkendara. Misalnya saat menyetir mobil di perkotaan, maka gaya berkendara cenderung santai sehingga lebih irit bahan bakar.

Lain halnya jika mengendarai mobil ke luar kota dengan kecepatan tinggi atau melintasi banyak tanjakan. Hal ini membuat mesin mobil harus bekerja ekstra sehingga lebih boros bensin.

Demikian cara menghitung konsumsi BBM dengan mudah untuk perjalanan mudik. Semoga bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Matikan AC Sebelum Mematikan Mesin, Benarkah Bikin Mobil Lebih Awet?



Jakarta

Banyak pemilik mobil yang memiliki kebiasaan mematikan mesin tanpa terlebih dahulu mematikan AC. Kebiasaan ini terkesan sepele, tetapi ternyata bisa berdampak buruk pada komponen kendaraan.

Lantas, benarkah mematikan AC sebelum mesin dapat membuat mobil lebih awet

Dampak Buruk pada Kompresor AC

Dilansir dari Dokter Mobil, saat mesin mobil dimatikan dalam keadaan AC masih menyala, kompresor AC yang bertugas sebagai pendingin kabin bisa mengalami tekanan berlebih.


Hal ini yang membuat ketika mobil dinyalakan kembali, sistem AC akan langsung aktif dan memberikan beban tambahan pada mesin yang masih dalam tahap awal bekerja. Ini bisa memperpendek umur kompresor AC dan membuat kinerjanya menurun.

Meningkatkan Risiko Aki Cepat Habis

Aki mobil berperan dalam menjalankan sistem kelistrikan, termasuk AC. Jika AC dalam kondisi menyala sebelum mesin dinyalakan, aki diklaim harus bekerja ekstra keras untuk mengaktifkan motor blower AC sebelum mendapat suplai listrik dari alternator. Akibatnya, aki lebih cepat tekor dan bisa menyulitkan proses menyalakan mesin.

Pada mobil dengan sistem karburator atau injeksi modern, kompresor AC mengambil tenaga langsung dari mesin. Jika AC menyala saat mesin baru dinyalakan, beban mesin menjadi lebih berat, meningkatkan konsumsi bahan bakar serta mengurangi efisiensi kerja mesin dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Dokter Mobil menyebutkan bahwa mematikan AC sebelum mesin mobil mati bukan hanya kebiasaan yang baik, tetapi juga bisa membantu menjaga kompresor AC, memperpanjang usia aki, dan mengurangi beban mesin.

Jadi, jika ingin mobil lebih awet dan tetap dalam kondisi prima, biasakan untuk mematikan AC terlebih dahulu sebelum mematikan mesin. Dengan begitu, performa kendaraan tetap optimal dan biaya perawatan pun bisa ditekan.

(mhg/dry)



Sumber : oto.detik.com

Hampir Semua Mobil Punya Tombol Ini, tapi Banyak yang Tak Tahu Fungsinya



Jakarta

Tombol ini biasanya terletak tak jauh dari tombol untuk menghidupkan dan menyalakan AC. Apa sih fungsinya?

Mobil-mobil kekinian dilengkapi dengan banyak teknologi canggih, yang umumnya bisa dilihat pada makin banyak tombol-tombol fitur yang terpampang di dashboard.

Tapi tombol bergambar tanda panah memutar di dalam kabin ini sebenarnya sudah bisa ditemui juga pada mobil-mobil lama. Beberapa menyebutnya sebagai ‘air circulation button’. Alias tombol sirkulasi udara. Apa fungsi tombol ‘air circulation button’ dengan gambar panah berputar ini?


Dikutip dari berbagai sumber, ketika tombol ini dipencet, maka mobil akan menyirkulasikan udara yang sudah berada di dalam kabin. Mobil tidak akan menyedot udara dari luar untuk disirkulasikan dalam kabin.

Keuntungan utamanya akan sangat terasa ketika udara luar sedang tinggi/panas sementara kamu mau mendinginkan udara di dalam kabin. Fungsi ini akan membuat AC mobil mendinginkan kabin lebih cepat.

Ini memungkinkan terjadi karena, alih-alih mesin menyedot udara dari luar untuk didinginkan lalu digunakan dalam kabin, sistem pendingin akan menggunakan udara yang ada di dalam kabin, yang tentunya punya suhu lebih rendah dan kuantitas lebih sedikit.

Tombol sirkulasi udara ini juga diklaim akan membuat efisiensi kendaraan jadi lebih baik.

Mobil umumnya lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar saat AC dipilih menggunakan mode sirkulasi dalam kabin. Ini memungkinkan terjadi karena menjaga udara (dalam kabin) tetap dingin membutuhkan energi yang lebih sedikit dibanding ketika mesin secara terus menerus mendinginkan udara panas dari luar. Demikian dikutip dari KTLA.

Karena sistem menyirkulasikan udara di dalam kabin, fungsi ini juga bisa membantu mengurangi polutan masuk ke dalam mobil. Ketika terjebak kemacetan, fungsi ini disarankan untuk digunakan.

(din/din)



Sumber : oto.detik.com

7 Tips Merawat Motor yang Jarang Dipakai, Jangan Sampai Rusak!


Jakarta

Motor yang jarang digunakan bukan berarti tidak perlu perawatan. Mesin dan body motor tetap harus dirawat untuk menjaga kondisi kendaraan ini tetap prima serta mampu bekerja maksimal.

Proses perawatan motor jarang digunakan hampir sama dengan kendaraan yang menemani aktivitas tiap hari. Sebagai catatan, motor yang didiamkan begitu saja tanpa perawatan berisiko rusak.

Tips Merawat Motor yang Jarang Digunakan

Dilansir dari situs Astra Otoshop, berikut ini sejumlah tips menyimpan sepeda motor yang jarang dipakai agar tetap sehat dan nyaman digunakan:


1. Bersihkan Sepeda Motor

Jika motor tidak dipakai dalam jangka waktu lama, maka bersihkan dulu motor tersebut sebelum disimpan. Cucilah sepeda motor secara menyeluruh agar debu dan sisa bahan kimia bisa hilang. Jangan lupa keringkan dengan lap untuk mencegah korosi.

2. Lakukan Perawatan Mesin

Tetap lakukan servis secara berkala, misalnya satu atau dua bulan sekali. Komponennya akan dicek sekaligus akan dilakukan pelumasan di bagian tertentu untuk mencegah korosi. Jangan lupa untuk memanaskan mesin untuk mencegah pengentalan cairan.

3. Pilih Tempat Penyimpanan

Pilihlah tempat penyimpanan yang kering atau tidak lembap, sehingga motor tetap terlindungi dari cuaca ekstrem. Selain itu, lokasi penyimpanan motor sebaiknya memiliki ventilasi dan cukup teduh untuk menghindari paparan langsung sinar matahari.

4. Jaga Aki Tetap Penuh

Aki motor tetap harus penuh meski tidak sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Detikers bisa menggunakan pengisi baterai agar daya tetap penuh selama penyimpanan. Detikers juga bisa mempertimbangkan pelepasan klem baterai atau menggunakan pemutus sirkuit untuk mencegah pengurasan daya.

5. Penuhi Tangki Bahan Bakar

Pastikan pula untuk memenuhi tangki bahan bakar. Tangki yang kosong lebih berisiko mengalami korosi, karena proses kondensasi di dalamnya. Hal ini juga dapat merusak kualitas bahan bakar.

Bahan bakar yang tidak berkualitas bisa menimbulkan endapan atau kerak di dalam karburator atau injektor. Endapan atau kerak yang dibiarkan berisiko menyebabkan kerja mesin tidak maksimal.

6. Pastikan Kualitas dan Kuantitas Oli

Oli juga harus dipastikan selalu berada pada batas yang direkomendasikan. Sebelum ditinggal pergi, motor sebaiknya diganti oli terlebih dahulu. Selain masalah kuantitas, kualitas oli juga membuat komponen bisa terjaga lebih optimal.

7. Cek Kondisi Ban

Terakhir, periksa tekanan udara pada ban secara berkala. Pastikan tekanan udaranya sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Lebih aman menggunakan standar tengah agar ban tidak mendapatkan tekanan berat.

Nah, dengan tips merawat motor di atas, maka kendaraan yang jarang dipakai bisa tetap awet. Jangan sampai motor rusak karena jarang dipakai, karena biaya penanganan kerusakannya bisa lebih mahal.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Ganti Oli Mesin Mobil, Patokannya Jarak Tempuh atau Lama Pemakaian?



Jakarta

Oli mesin merupakan komponen chemical penting pada mobil yang wajib diganti secara rutin. Biasanya pabrikan merekomendasikan penggantian oli mesin mobil berdasarkan jarak tempuh atau lama pemakaian. Tapi sebenarnya manakah yang lebih harus didahulukan?

Seiring bertambahnya jam kerja mesin, senyawa kimia oli mesin mobil pasti akan berubah, dan kemampuannya dalam melumasi dan melindungi komponen mesin yang saling bergesekan akan ikut menurun. Khususnya kalau mobil sering menghadapi kondisi berat seperti macet. Parkir di rumah sekalipun, tidak berarti aman karena akan terjadi oksidasi di dalam mesin mobil yang membuat formula oli rusak dan memicu karat.

Masalahnya, turunnya kemampuan oli akan membuat gesekan antar komponen mesin makin meningkat, serta meninggalkan banyak residu. Selain membuat komponen mesin menjadi cepat rusak, jika dibiarkan kotoran akan menumpuk di dalam saluran oli mesin, bahkan menyumbatnya jika sudah terlalu banyak.


Residu berlebihan turut mempengaruhi kerja pompa dan filter oli mesin, di mana kalau sudah parah dapat mengakibatkan keduanya tersumbat. Karena itu, pemilik mobil wajib mengganti filter oli secara rutin waktu ganti oli mesin yang sebaiknya dilakukan ketika servis berkala.

Fungsi oli lainnya juga akan menurun, seperti kemampuan melepaskan panas mesin sehingga kerja radiator makin berat. Padahal, suhu kerja yang terlalu tinggi akan membuat mesin kesulitan beroperasi dengan baik. Selain mengurangi tenaga yang dihasilkan, mobil juga akan menjadi lebih boros bahan bakar.

Mobil yang tidak dipakai dalam jangka waktu lama tetap harus ganti oli mesin secara berkala. Seiring waktu, senyawa kimia oli mesin akan mengalami perubahan akibat proses oksidasi secara alami. Kandungan air sebagai hasil dari oksidasi akan meningkat pada oli mesin hingga mencapai tingkat yang berbahaya jika didiamkan.

Begitu mesin dinyalakan dan oli bekerja, kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya dalam melumasi dan melindungi komponen mesin. Lantas akhirnya, mesin mobil rusak akibat pelumas gagal melindungi komponen mesin.

Tidak lupa, ruang mesin turut memiliki potensi timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli mesin. Jika hal itu dibiarkan, karat akan merambat ke berbagai komponen di dalam mesin dan mengakibatkan kerusakan parah.

Ganti Oli Mesin Berdasarkan Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian?

Melihat pentingnya tugas oli mesin, cairan pelumas ini harus selalu dalam pengawasan, minimal menggantinya ketika servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu.

Meski demikian, masih banyak pemilik mobil yang bingung soal kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli. Ada yang berpatokan pada jarak tempuh ada juga yang mengacu pada jangka waktu pemakaian. Dari kedua acuan tersebut, mana sebenarnya yang paling tepat?

Dijelaskan Auto2000 dalam keterangan resmi, keduanya bisa dijadikan patokan oleh pemilik mobil untuk menentukan jadwal penggantian oli mesin. Tinggal melihat mana yang lebih dulu tercapai. Misalnya, karena mobilitas sangat tinggi seperti untuk taksi online atau sering bepergian ke luar kota, tidak sulit untuk mencapai jarak tempuh 10.000 km.

Jangan ditunda, segera ganti oli mesin meskipun waktu operasional belum mencapai 6 bulan. Karena bekerja keras, maka ada potensi timbul residu di dalam oli. Ada pula risiko formula oli berubah atau rusak sehingga kemampuannya dalam melindungi dan melumasi komponen mesin tidak lagi efektif.

Untuk pemilik mobil yang lebih sering beraktivitas di dalam kota atau jarang mengendarai mobil, odometer 10.000 km mungkin akan sulit tercapai dalam jangka waktu 6 bulan. Namun patut dicatat, situasi berkendara stop and go di dalam kota sangat ‘menyiksa’ mesin yang membuat oli harus bekerja lebih keras lagi.

Salah satu alasannya karena mesin mobil kesulitan memperoleh pendingin alami yang berembus dari depan akibat banyak berhenti. Alhasil, oli dan juga cairan pendingin harus bekerja lebih berat. Padahal seiring waktu, senyawa oli akan berubah di mana suhu tinggi akan mempercepat proses kerusakan.

Jangan lupa pula, oli pada mobil yang banyak parkir di rumah berisiko mengalami perubahan akibat proses oksidasi alami. Begitu mesin dinyalakan, maka kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya. Ruang mesin turut memiliki potensi timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli.

“Urusan Toyota lebih mudah, AutoFamily tinggal menyesuaikan waktu ganti oli mesin dengan mobilitas setiap hari. Lihat mana yang tercapai lebih dahulu, baik itu jarak tempuh ataupun waktu pemakaian, segera ganti oli kalau sudah melampauinya. Jangan ditunda karena banyak risiko yang timbul akibat tidak ganti oli mesin secara rutin, selanjutnya booking servis berkala via website Auto2000.co.id,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000, dalam keterangannya Senin (5/5/2025).

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Mesin Motor Injeksi Masih Perlu Dipanaskan?



Jakarta

Motor-motor keluaran terbaru sudah menggunakan sistem pengabutan bahan bakar injeksi yang lebih modern dan canggih. Dengan teknologi yang semakin maju, apakah motor injeksi masih perlu dipanaskan mesinnya sebelum digunakan?

Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati (WMS) Wahyu Budhi menjelaskan, motor injeksi tetap perlu dipanaskan mesinnya, sebab ada manfaatnya. Kata Wahyu, motor injeksi tetap perlu dipanaskan mesinnya, terutama jika mau digunakan setelah motor didiamkan semalaman. Memanaskan mesin motor injeksi bisa melancarkan sirkulasi pelumas atau oli mesin.


All New Honda Vario 160Ilustrasi motor injeksi Foto: Luthfi Anshori/detikOto

Lalu berapa lama waktu yang diperlukan buat memanaskan mesin motor injeksi sebelum digunakan? 10 menit atau 15 menit? Menurut Wahyu, memanaskan motor zaman sekarang tidak perlu lama-lama.

“Asalkan, saat dipanaskan, mesin motor dalam kondisi langsam atau idle dan tidak digeber-geber,” bilang Wahyu dalam keterangan resmi yang diterima detikOto beberapa waktu lalu.

Dengan kata lain, tidak perlu memainkan gas atau menggeber motor saat mesinnya dipanaskan.

“Saat memanaskan mesin motor injeksi juga jangan terlalu lama. Cukup satu sampai lima menit,” tegasnya lagi. Menurut Wahyu, jika terlalu lama memanaskan mesin motor injeksi, maka yang ada bensin akan terbuang.

“Jika terlalu lama dipanaskan, bakal percuma juga karena bensin akan terbuang sia-sia,” tambahnya.

Tak kalah penting, buat menjaga kondisi motor Honda tetap prima, selalu lakukan pemeriksaan dan perawatan rutin di bengkel resmi. Kalau di Honda, biasanya Astra Honda Authorized Service Station (AHASS). Selain bengkel resmi, servis motor juga bisa dilakukan di bengkel-bengkel umum kepercayaan Anda.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com

4 Risiko Mobil Nekat Menerjang Banjir, Jangan Anggap Sepele



Jakarta

Banjir menggenangi sejumlah titik di wilayah Jakarta. Bagi pengendara mobil, disarankan supaya jangan sembarangan menerobos banjir. Ada empat risiko yang ditimbulkan jika mobil menerobos banjir sembarangan. Apa saja?

1. Water Hammer

Water hammer merupakan risiko paling berbahaya saat terdampak banjir. Ketika air mulai masuk ke dalam mesin, air yang terisap ke dalam ruang bakar akan menyebabkan kerusakan. Dampak dari kerusakan bisa sangat fatal, mulai piston yang rusak, setang piston yang bengkok, sampai crankcase yang pecah akibat tekanan air yang besar saat mesin bekerja. Tidak sedikit waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan dengan melakukan turun mesin.


2. Kecelakaan

Anda bisa terlibat kecelakaan jika tidak hati-hati saat melewati jalan banjir. Seperti ketika mobil di depan tiba-tiba berhenti karena mogok. Kalau tidak bisa menghindar, bisa menabrak mobil tersebut. Menghindar pun bisa bermasalah jika mobil masuk ke lubang atau turun ke bahu jalan yang tidak terlihat oleh mata, bahkan terbawa arus air yang deras.

3. Kabin Kemasukan Air

Meski pintu sudah ditutup rapat, bukan berarti air banjir tidak dapat masuk ke dalam kabin mobil. Celah sempit pada bodi mobil sudah cukup sebagai jalan masuk air karena tekanannya yang sangat tinggi. Efek negatifnya, panel bodi mobil dapat terkena air kotor yang bau dan membuat kabin tidak nyaman. Ditambah, membersihkan bahan pada kabin mobil bukanlah perkara mudah.

4. Garansi Kendaraan dan Klaim Asuransi Beresiko Ditolak

Yang tidak kalah penting, ada risiko klaim asuransi atas kerusakan mobil akibat banjir bisa ditolak. Water hammer terjadi karena Anda tetap memaksakan menyalakan mesin dan melajukan mobil padahal sudah terendam banjir. Perbuatan tersebut bisa dikategorikan sebagai kelalaian yang mengakibatkan kerusakan pada kendaraan sehingga klaim ditolak. Hal yang sama juga berlaku ketika Anda mengajukan klaim garansi ke bengkel pada spare parts mobil yang rusak saat menerjang banjir.

Cara Melewati Jalan Banjir

Jalan terbaik adalah Anda harus menghindari jalan yang terkena banjir. Masalahnya adalah bukan perkara mudah mencari jalan alternatif, alhasil kalau jalan di depan ada genangan air, pastikan ketinggian air masih aman untuk dilewati. Pelajari jalur yang akan dilewati dan pastikan tidak ada potensi masalah.

Kalau mesin mobil mati ketika melewati jalan yang tergenang air, jangan coba nyalakan dengan alasan apapun untuk mencegah water hammer. Tepikan kendaraan dengan cara mendorong dan pastikan parkir dengan aman.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Isi Bensin Mobil Jangan Nunggu Tangki Kosong, Pokoknya Jangan!



Jakarta

Isi bensin jangan menunggu tangki kosong dulu. Ini sebabnya isi bensin sebaiknya jangan menunggu tangki kosong.

Biasakan mengisi bensin mobil saat tangki masih ada isinya. Ini merupakan salah satu cara merawat mobil. Hindari untuk mengisi bensin dalam posisi tangki kosong. Kebiasaan mengisi bensin dalam posisi tangki kosong ini bisa-bisa bikin mobil mogok!

Mengisi bensin saat kondisi tangki masih terisi juga merupakan upaya untuk membuat kondisi tangki terus bersih. Kepala bengkel Auto2000 Wahono menjelaskan, tangki yang kosong itu berpotensi menimbulkan kondensasi udara sehingga timbul air dan karat.


Jika hal ini sering terjadi, bukan tak mungkin tangki BBM akan memiliki banyak air, kemudian muncul karat yang menggerus dinding tangki. Seperti diketahui, massa air lebih berat dibandingkan minyak, sehingga air akan turun ke bawah dan menempel langsung di tangki.

“Kalau bercampur kotoran filter akan mampet sehingga suplai bahan bakar ke mesin terganggu atau malah tidak tersuplai sama sekali. Pompa Bahan bakar bisa rusak dan tidak bekerja. Mesin jadi mogok,” urai Wahono dihubungi detikOto belum lama ini.

Selain mengisi tangki saat masih terisi, Wahono juga mengurai dua cara lain merawat tangki bensin agar tetap bersih.

“Isi di pom bensin yang ramai dengan asumsi isi tangki penampungan cepat sirkulasinya setiap hari diganti,” tambah Wahono.

Dia juga mengingatkan setelah mengisi bensin, pastikan tutupnya rapat. Ini dilakukan untuk mencegah ada udara yang masuk ke dalam tangki. Pastikan sebelum melakukan perjalanan, tangki BBM kamu tidak kosong ya. Kondisi tangki bensin yang ada isinya juga bisa meminimalisir kekhawatiran kehabisan bensin. Terlebih bila jalan yang dilalui sangat padat dan di lokasi sekitar tak ada SPBU. Ini tentu bikin kamu jadi was-was takut kehabisan bensin dan ujung-ujungnya harus mendorong mobil.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Ini Ciri-ciri Suku Cadang Motor Palsu, Jangan Sampai Kena Tipu!


Jakarta

Banyaknya suku cadang atau sparepart palsu yang beredar di Indonesia dinilai cukup meresahkan. Soalnya dengan menggunakan suku cadang palsu tidak hanya bisa merugikan para pelaku usaha, keselamatan pengendara juga dipertaruhkan.

Tapi bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa suku cadang motor yang hendak kita beli palsu atau original? Rupanya untuk mengetahui suku cadang palsu atau original bisa dilihat secara mata telanjang. Seperti tertulis dalam situs resmi Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).


Dalam situs AISI dijelaskan penggunaan suku cadang palsu pada sepeda motor merupakan salah satu masalah serius yang dapat membahayakan keselamatan pengendara sekaligus merugikan dari sisi teknis maupun ekonomi. Walaupun tampilan luarnya seringkali mirip dengan produk asli, kualitas dan fungsinya sangat berbeda, bahkan dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada kendaraan.

Berikut contoh ciri-ciri suku cadang palsu dan dampak saat menggunakannya:

1. Cakram Rem Palsu

* Memiliki ciri-ciri, Permukaan piringan tidak rata dan jumlah lubang pendingin lebih sedikit.
* Risiko/Dampak:Hal ini menyebabkan pengereman tidak maksimal, bahkan dapat membuat roda terkunci secara tiba-tiba. Akibatnya, risiko kecelakaan saat berkendara meningkat secara signifikan.

2. Saringan Oli Palsu

* Saringan oli palsu memiliki ciri: Tidak dilengkapi dengan katup pengaman.
* Risiko/Dampak:Bila terjadi penyumbatan, sirkulasi oli bisa terhenti, sehingga mesin macet atau bahkan mati mendadak. Oli juga dapat menyembur keluar, membahayakan mesin maupun pengendara.

3. Oli Palsu

* Kualitas aditif sangat rendah, sehingga menyebabkan mesin overheat.
* Risiko/Dampak:Menggunakan oli palsu menyebabkan mesin bekerja lebih berat, menimbulkan kebisingan dan getaran berlebihan, serta meningkatkan konsumsi bahan bakar. Dalam jangka panjang, pengguna akan mengeluarkan biaya perawatan yang lebih tinggi untuk mengganti komponen yang rusak.

4. Piston Palsu

* Jika menggunakan piston palsu, pengendara akan mengalami kerugian, karena tidak memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi akibat pembakaran.
* Permukaan silinder piston palsu memiliki resistansi gesekan yang tinggi, sehingga efisiensi bahan bakar menurun. Hal ini membuat mesin menjadi lebih mudah macet, dan umur pakai kendaraan menjadi jauh lebih singkat.

5. V-Belt Palsu

* V-Belt Palsu terbuat dari bahan dengan kualitas rendah, daya rekat buruk, dan ketahanan rendah terhadap pengelupasan.
* Selain itu presisi dimensi tidak akurat, dengan bentuk gigi yang tidak rata dan melengkung.
* Sehingga saat menggunakan V-Belt palsu, Akibatnya, daya tahan sabuk menjadi pendek dan kemampuan pengendalian kendaraan dapat berkurang tiba-tiba.

6. Kampas Rem dan Rem Tromol Palsu

* Bahan material kampas rem dan rem tromol Palsu tidak dilapisi krom sehingga mudah berkarat.
* Dimensi tidak presisi, braket tidak stabil, serta kemampuan pengereman rendah.
* Sangat berisiko menyebabkan roda terkunci saat pengereman.

Dengan berbagai contoh yang diberikan, AISI mengingatkan untuk seluruh pengendara motor agar tidak mudah tertipu, dan berani mengatakan tidak pada suku cadang palsu, karena bisa merugikan.

(lth/rgr)



Sumber : oto.detik.com