Tag Archives: ban

Jangan Remehkan Ban Kempis, Bisa Bikin Kecelakaan!



Jakarta

Belum lama ini banyak keluhan dari salah satu pengguna mobil MPV yang tiba-tiba mengalami pecah ban. Perlu diketahui, pecah ban bisa dipicu lantaran tekanan angin ban kempis.

Dikutip dari siaran pers Auto2000, dalam banyak kasus, ban mobil pecah sampai rusak berat umumnya disebabkan oleh tekanan udara yang kurang alias ban kempis dan dibiarkan terlalu lama. Situasi ini jelas berbahaya karena dapat mengakibatkan kecelakaan.

“Tekanan udara ban yang pas, sanggup menjaga bidang kontak telapak ban agar tetap optimal sehingga daya cengkeram ban ke permukaan jalan selalu pas. Tekanan udara ban yang sesuai juga membantu dinding ban menopang berat mobil serta meredam gaya akibat gerakan ban. Alhasil, tekanan udara yang sesuai memegang peran sangat penting dalam menjaga performa ban di jalan,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000, Selasa (9/7/2024).


Tekanan udara ban yang sesuai rekomendasi bisa dilihat pada stiker petunjuk di pilar B sisi pengemudi atau buku petunjuk pemilik kendaraan. Di sana ada tabel tekanan udara yang direkomendasikan untuk beberapa kondisi berkendara, seperti muatan kosong atau penuh.

Pengendara disarankan selalu memeriksa tekanan udara ban mobil di pagi hari saat ban belum berjalan dan suhu lingkungan masih dingin. Kalau repot setiap hari cek tekanan ban, paling tidak usahakan minimal seminggu sekali.

Sebab, kalau ban dibiarkan kempis ada potensi bahaya. Lantaran kempis, ban tidak memiliki area kontak dengan aspal (contact patch) yang cukup. Bahkan cenderung berlebih akibat hanya tertumpu di pinggir telapak ban. Kondisi ini dapat mengakibatkan ban aus di pinggir sisi luar dan dalam saja. Mobil juga akan terasa semakin berat dikemudikan karena daya cengkeramnya terlalu kuat ke aspal jalan.

Gerakan naik turun dinding ban menjadi tidak terkendali ketika kempis. Alhasil, ban menjadi terlalu lentur dan dapat membuat anyaman kawat baja dinding ban rusak. Bahkan dalam kondisi terburuk ketika muatan mobil penuh, perjalanan jauh, dan tekanan udara ban terlalu kempis, bibir pelek dapat menyentuh dinding ban dan berpotensi membuat ban robek.

Tekanan udara ban yang kurang akan langsung terasa pada pengendalian mobil yang lebih sulit. Selain itu, biasanya mobil akan menarik ke sisi ban yang kempis atau mobil bergoyang akibat gerakan dinding ban yang berlebihan.

Tak cuma itu, kenyamanan berkendara juga jadi berkurang akibat gerakan dinding ban yang tiada henti. Gerakan berlebih pada ban juga dapat terjadi ketika mobil berakselerasi atau melakukan pengereman, termasuk ketika belok ke kiri atau ke kanan.

Akibatnya, mobil kian sulit dikendalikan karena gerakan dinding ban semakin liar, termasuk membutuhkan jarak pengereman yang lebih jauh sehingga mengurangi keselamatan berkendara. Dalam kondisi ekstrem di mana tekanan udara ban sangat rendah, dapat membuat ban terlepas dari pelek.

“Jangan pernah lupa mengecek tekanan udara ban setidaknya satu minggu sekali. Dengan begitu, kemungkinan ban kempis yang berisiko pecah atau sobek dapat ditekan. Termasuk pula servis berkala, jangan pernah lupa melakukannya untuk menjaga kondisi mobil supaya selalu prima cukup dengan booking via Auto2000.co.id,” tutup Yagimin.

(rgr/dry)

Sumber : oto.detik.com

Alhamdulillah mobil Otomotif اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / obi

9 Perbedaan Ban Tubeless dan Ban Biasa, Kenali Sebelum Beli!


Jakarta

Ban adalah komponen penting dari kendaraan agar dapat bergerak dengan nyaman. Karena faktor usia dan penggunaan, ban akan menipis dan harus diganti dengan yang baru.

Di toko, detikers akan diberi pilihan apakah ingin menggunakan ban tubeless atau ban biasa. Sebelum beli, ketahui dulu 9 perbedaan ban tubeless dan ban biasa berikut ini, supaya tidak keliru.

Perbedaan Ban Tubeless dan Ban Biasa

Dirangkum dari situs Astra Daihatsu dan Suzuki Aceh, berikut ini perbedaan ban tubeless dan ban biasa, mulai dari bahan baku, komponen, hingga harganya:


1. Bahan Baku

Perbedaan ban tubeless dan ban biasa yang pertama adalah dilihat dari bahan baku bannya. Memang kedua jenis ban sama-sama berbahan baku karet.

Namun pada ban tubeless terdapat lapisan fluid sealant yang mempertahankan kerapatan ban. Fluid sealant berfungsi membuat ban tubeless tidak mudah bocor.

Sementara ban biasa tidak memiliki lapisan fluid sealant, sehingga membutuhkan ban dalam. Hal inilah yang membuat ban tubeless tidak cepat kehabisan udara jika terkena benda tajam.

2. Bobot

Dilihat dari bobot atau beratnya, ban tubeless biasanya lebih berat dari ban biasa. Hal ini disebabkan ban tubeless memiliki desain yang lebih kompleks dan lebih tebal untuk menahan tekanan udara langsung.

3. Komponen

Jika dilihat dari komponennya, ban tubeless lebih ringkas karena hanya terdiri dari ban dan velg. Sementara pada ban biasa terdapat beberapa komponen yang harus dipasang, seperti velg, ban dalam, ban luar, flap, dan lock ring.

4. Daya Tahan

Daya tahan atau durability juga penting untuk menjadi pertimbangan memilih ban tubeless atau ban biasa. Ban tubeless biasanya cenderung lebih kuat dan kokoh, sehingga cocok untuk melewati berbagai jenis medan jalan.

Sementara ban biasa dirancang mampu meredam berbagai jenis getaran, karena ban ni mempunyai tambahan bantalan dari dalam.

5. Tekanan Udara

Dalam hal pemakaian, pengguna harus memperhatikan tekanan udara ketika mengisi angin. Cek pabrikan ban masing-masing untuk mengetahui besaran tekanan udara yang tepat.

Namun pada umumnya, tekanan udara ban tubeless berkisar antara 2,2 hingga 2,5 bar. Sedangkan tekanan udara ban biasa berkisar antara 1,8 hingga 2,3 bar

6. Kenyamanan

Dalam hal kenyamanan, masing-masing jenis ban memiliki kelebihan dan kekurangan. Ban tubeless lebih terasa enteng saat berkendara, tetapi tidak nyaman dipakai melewati jalanan yang basah dan licin

Sementara ban biasa mungkin terasa lebih berat, namun ban biasa nyaman dipakai melewati jalanan yang basah dan licin.

7. Lama Pemakaian

Lama pemakaian ban bisa berbeda-beda tergantung penggunaannya. Namun ban tubeless cenderung lebih pendek masa pakainya dibandingkan ban biasa.

Ban tubeless biasanya bisa dipakai hingga sekitar 1,5 tahun, sedangkan ban biasa bisa dipakai sampai 2 tahun

8. Ketika Ban Bocor

Hal lain yang membedakan adalah ketika ban bocor. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Ban tubeless ketika bocor biasanya lebih mudah penanganannya, karena cukup menutup lubang dengan cairan anti bocor. Namun jika lubangnya cukup parah, maka tidak semua bengkel bisa memperbaikinya.

Sementara ban biasa akan langsung bocor ketika tertancap benda tajam. Penanganannya adalah dengan menambalnya menggunakan karet perekat. Ada yang cukup ditempel dan di-press, ada juga yang harus dipanaskan.

Jika tambalan di ban dalam sudah banyak, maka ban dalam harus diganti baru. Bengkel tambal ban biasa dapat ditemukan di banyak tempat.

9. Harga

Perbedaan terakhir adalah terkait harga. Ban tubeless biasanya lebih mahal dari ban biasa, karena memiliki desain lebih kompleks dan teknologi lebih modern.

Sementara ban biasa cenderung lebih murah. Ban dalam dibeli secara terpisah. Ban biasa cocok bagi konsumen yang ingin berhemat.

Itulah 9 perbedaan ban tubeless dan ban biasa yang wajib detikers ketahui sebelum membeli. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalian bisa membeli sesuai kebutuhan.

(bai/row)

Sumber : oto.detik.com

Alhamdulillah mobil Otomotif اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / obi

Boleh Saja Ganti Ban Mobil Cuma Dua Buah, tapi…



Jakarta

Untuk memastikan keamanan dan keselamatan berkendara, ban mobil wajib diganti jika sudah aus. Pada sepeda motor, ban harus diganti sepasang, tidak boleh salah satunya. Kalau ban mobil gimana ya? Apakah harus diganti keempatnya atau boleh dua saja?

Michelin Indonesia dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa ban mobil boleh diganti dua buah terlebih dahulu. Tapi, ban yang harus diganti adalah ban yang posisinya di belakang, bukan di depan.

“Pastikan ban kendaraan masih dalam kondisi baik (tidak aus) ketika Anda ingin membawanya dalam perjalanan jauh. Pengecekan oleh profesional disarankan. Jika Anda ingin melakukan penggantian dua ban saja, pastikan ban tersebut dipasang di bagian belakang, ini untuk mengurangi resiko terjadinya hydroplaning,” tulis Michelin Indonesia.


Apa yang dimaksud hydroplaning? Itu adalah kondisi ban tergelincir dan tidak merespons kemudi, pengereman, atau akselerasi. Mobil bahkan bisa tergelincir, berputar ketika air di antara ban dan jalan tidak dapat dialirkan dengan cukup cepat. Lapisan air ini menumpuk di bagian depan dan berujung pada kehilangan kontak dengan jalan.

Bagi Anda yang hendak bepergian ke luar kota saat libur natal dan tahun baru nanti, periksa juga tekanan ban untuk keempat ban dan ban cadangan. Lakukan hal ini untuk mengoptimalkan keselamatan dan menjaga ketahanan ban.

Saat memeriksa tekanan, perhatikan komponen muatan kendaraan (jumlah penumpang dan barang bawaan). Pastikan tekanan ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan pembuat kendaraan yang bisa dilihat di pilar pintu pengemudi atau tutup bahan bakar.

Jaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Karena visibilitas atau jarak pandang menurun di tengah hujan, pengemudi perlu memperpanjang jarak antar kendaraan. Jarak pengereman yang berpotensi menjadi lebih panjang di aspal basah-karena sistem pengereman yang terganggu atau traksi ban berkurang-membuat jarak aman semakin penting untuk diperhatikan.

Cek kendaraan secara menyeluruh sebelum melakukan perjalanan jauh, terutama di musim hujan, seperti minyak rem, bantalan rem, wiper, lampu-lampu, dan perangkat keselamatan, seperti segitiga pengaman, senter, kotak P3K beserta isinya, dan pemadam api portabel.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Ban Mobil Listrik dan Bensin Itu Berbeda! Ini 4 Tips Memilih Ban Mobil Listrik



Jakarta

Pemilihan ban menjadi hal paling penting saat berkendara, karena bisa dipastikan bobot berat dari satu kendaraan hanya akan ditopang karet bundar yang disebut ban. Artinya jika salah memilih ban, bisa sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Lalu bagaimana memilih ban mobil listrik yang tepat ya? Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, Fisa Rizqiano, memberikan tips dalam memilih ban khusus mobil listrik.

Fisa menjelaskan ban untuk mobil listrik memiliki perbedaan dengan ban mobil konvensinal, karena bisa dipastikan bobot kendaraan listrik dan konvensioanal sangatlah berbeda.


“Kendaraan EV memang menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen yang menginginkan mobilitas yang efisien serta ramah lingkungan. Akan tetapi, tidak seperti kendaraan bermesin konvensional, mobil EV hadir dengan serangkaian karakteristik khusus yang memiliki tantangan, seperti torsi yang besar dan instan serta bobot baterai yang berat sehingga sebaiknya dilengkapi dengan ban yang tepat. Ban khusus ini dirancang untuk memenuhi berbagai tuntutan ini sehingga dapat mengoptimalkan pengalaman berkendara untuk keselamatan, efisiensi, dan kenyamanan maksimal,” ujar Fisa Rizqiano.

Fisa menambahkan, karakteristik mobil listrik (EV) meliputi beberapa hal, di antaranya bobot yang umumnya lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional, karena baterai mobil EV sendiri memiliki bobot sekitar 30-50% dari bobot total. Selain itu, kabin mobil EV lebih senyap dibandingkan kendaraan konvensional, sehingga suara (noise) yang keluar dari ban akan lebih terdengar, baik noise dari telapak (umumnya frekuensi tinggi), maupun noise akibat ban bersinggung dengan permukaan jalan (umumnya frekuensi rendah).

Karakteristik selanjutnya, ada pada karakteristik akselerasi dan pengereman kendaraan EV. Torsi sesaat (instan) dan besar yang dihasilkan oleh kendaraan listrik dapat meningkatkan laju keausan ban, sehingga ban kendaraan listrik harus memiliki ketahanan aus yang lebih tinggi. Untuk itu, ban yang digunakan pada mobil EV harus memiliki teknologi yang mampu meminimalisasi hambatan gulir (rolling resistance) guna menghemat penggunaan laju pengurangan daya baterai, mengurangi akumulasi panas, dan menahan gesekan.

Selain itu, konstruksi ban dengan kekuatan tambahan (reinforced) juga perlu untuk mengakomodasi peningkatan bobot baterai kendaraan listrikserta meningkatkan kemampuan ban dalam meminimalkan kebisingan eksterior.

Sehingga, jika dirinci secara lebih detil, berikut adalah hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan utama dalam memilih ban untuk mobil EV yang tepat:

Indeks Beban

Baterai mobil EV menambah bobot kendaraan secara signifikan dibandingkan kendaraan bermesin konvensional. Bobot tambahan tersebut dapat memberikan tekanan tambahan pada ban oleh karena itu diperlukan ban dengan indeks beban yang sesuai dengan bobot kendaraan.

Informasi Indeks beban ini dapat ditemui di dinding ban, yang penulisannya satu kesatuan dengan ukuran ban. Hal ini turut menentukan seberapa besar tekanan udara yang sesuai untuk ban tersebut.

Ilustrasi Indeks Ban dari BridgestoneIlustrasi Indeks Ban dari Bridgestone Foto: dok. Bridgestone

Gesekan Rendah

Memilih ban dengan hambatan gesek (rolling resistance coefficient) yang lebih kecil akan berkontribusi terhadap hambatan gulir yang lebih rendah. Artinya, Anda akan mendapatkan lebih banyak jangkauan dan efisiensi dari kendaraan listrik Anda, yang dapat membantu berkontribusi terhadap keberlanjutan dan masa pakai baterai.
Kebisingan Rendah

Kendaraan listrik sudah lebih senyap karena tidak adanya kebisingan mesin, jadi untuk menjaga berkendara tetap mulus dan senyap, sebaiknya pilih ban dengan teknologi peredam kebisingan.

Senyawa Karet yang Kuat

Torsi instan pada kendaraan listrik dapat menyebabkan peningkatan keausan pada ban. Ban yang dibuat dengan kompon karet berkualitas dirancang memiliki kekuatan untuk menahan torsi tambahan tersebut.

“Selain pemilihan ban yang cocok, perawatan, dan pemeliharaan ban sangat penting untuk mempertahankan umur ban/mengurangi tingkat keausan, dan juga memaksimalkan jarak tempuh (drive range),” tutup Fisa.

(lth/lth)



Sumber : oto.detik.com

Persiapan Mudik 2024, Pahami Peran Penting dan Kondisi Ban!



Jakarta

Ban (tyres) merupakan bagian penting dari keseluruhan kendaraan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan kita berkendara. Ibarat alas kaki pada manusia, ada beberapa fungsi vital dari ban yaitu menahan beban seluruh kendaraan beserta isinya, fungsi untuk meredam getaran, memindahkan putaran menjadi gerakan maju hingga pengereman, juga untuk menjaga dan mengubah arah kendaraan.

Menyadari fungsi penting ban pada kendaraan, beberapa faktor harus menjadi perhatian khususnya menjelang libur bulan puasa hingga Lebaran tahun ini. Sales & Marketing Director PT Sumi Rubber Indonesia (Surindo), Tomihiro Senna, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan berkendara harus dipahami kebutuhan hingga kondisi perjalanan yang akan dilalui.

“Sangat penting untuk benar-benar memahami kebutuhan dan kondisi perjalanan yang akan kita hadapi. Apakah perjalanan jarak pendek, panjang, hingga yang harus ditempuh berhari-hari seperti saat mudik. Pemahaman yang tepat bisa menjamin keamanan dan kenyamanan kita berkendara,” katanya.

Hal pertama yang harus diperhatikan yaitu tipe dan ukuran ban dikaitkan dengan medan yang akan kita lalui. Pastikan ban yang digunakan sesuai dengan rekomendasi dari produsen kendaraan dan hanya menggunakan yang sesuai dengan spesifikasi itu untuk menjamin kinerja yang baik pada ban.

Perjalanan darat dengan kondisi jalan yang baik bisa dipilih ban dengan tapak yang lebih rata sehingga bisa mengurangi kebisingan dan mengoptimalkan efisiensi bahan bakar. Periksa juga label kinerja pada ban seperti label traksi basah, daya cengkram, kebisingan, dan efisiensi bahan bakar. Dengan memerhatikan label kinerja ban ini bisa dipilih ban yang bisa memberikan kinerja terbaik sesuai kebutuhan perjalanan.

“Ban merupakan bagian yang akan menjadi dasar dari bobot dan pergerakan kendaraan, makanya jangan kompromi pada bagian ini dan selalu pastikan menggunakan produk yang tepat. Selain menggunakan produk yang tepat, lakukan pengecekan rutin untuk menjamin durabilitasnya. Ingat, pihak kepolisian memprediksi akan ada pergerakan traffic mudik tahun ini mencapai 136 juta yang kita ikut berada di dalamnya makanya kondisi ban harus prima,” pungkas Tomohiro.


Ilustrasi DunlopIlustrasi Dunlop Foto: Pool (Dunlop)

Untuk mempersiapkan perjalanan mudik Lebaran tahun ini, Dunlop juga menggelar campaign promo dengan konsep baru yang akan memanjakan konsumen. Promo Kejutan Dunlop berlaku di toko resmi Dunlop Shop seluruh Indonesia melalui pembelian dua ban di atas Rim 17 inci akan mendapatkan dua nomor undian (berlaku kelipatan) dan dua ban di bawah Rim 17 inci mendapatkan satu nomor undian (berlaku kelipatan). Cukup melakukan scan barcode untuk mengisi form dan kode undian akan langsung dikirm ke nomor WhatsApp pembeli.

Hadiah yang bisa dimenangkan dalam promo ini yaitu satu unit Mitsubishi XForce, tiga unit iPhone 15 Pro, lima unit Smart LED TV 50 Inci 4K, 10 unit sepeda listrik dan 100 voucher belanja MAP masing-masing senilai Rp250.000. Undian ini berlaku untuk pembelian ban Dunlop dengan pattern SP Sport Maxx 050+, SP Sport LM705, Direzza DZ102, Enasave Series, Grandtrek Series, dan OEM Series tipe tertentu.

Periode promo undian dimulai tanggal 1 Maret – 31 Mei 2024. Pengundian dan pengumuman pemenang akan dilaksanakan tanggal 27 Juni 2024 dan ditayangkan secara live di Youtube Channel dan Instagram Dunlop Tyres Indonesia.

Sebagai catatan Dunlop merupakan brand tyres global sejak ditemukan oleh John Boyd Dunlop (1840-1921) yang mendirikan perusahaan ban Dunlop Pneumatic Tyre Company. Tahun 1887, Dunlop mengembangkan ban berisi angin yang pertama dan menandakan ban bertekanan udara pertama di dunia. Sejak itu teknologi ban terus bergulir.

Brand ini telah berhasil mengembangkan produknya seperti record kecepatan khusus mencapai 326,6 km/jam pada tahun 1905, memproduksi ban tubeles pertama tahun 1960, hingga menemukan teknologi pertama untuk menjelaskan fenomena hydroplaning pada ban. Tahun 1979 Dunlop memproduksi ban radial pertama untuk motor sport sekaligus memproduksi secara masal.

Pada 2006 Dunlop memulai penjualan untuk ban Low Noise pertama di dunia yang menggunakan spons khusus. Dunlop juga memulai penjualan ban yang 70 persen bahan bakunya menggunakan bahan material non oil hingga tahun 2013 diluncurkannya Enasave 100 yang merupakan 100 persen ban berbahan baku alami non oil. Inovasi itu terus berlanjut hingga saat ini.

(dna/lth)



Sumber : oto.detik.com

Begini Cara Mencegah Pecah Ban Truk di Jalan Tol



Jakarta

Kendaraan niaga seperti truk acap mengalami pecah ban saat melaju di jalan tol. Kelebihan muatan, ditambah kondisi ban yang sudah tidak prima kerap menjadi penyebabnya. Lalu bagaimana cara mencegah ban truk pecah saat melaju di jalan tol? Ini tipsnya.

Baru-baru ini, sebuah truk bak terbuka bermuatan ratusan ekor ayam mengalami kecelakaan tunggal akibat pecah ban, Sabtu (14/9/2024). Truk itu terguling dan melintang di tol Jombang – Mojokerto, KM 685 +500 A.

Ahmad Juweni, National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT. Hankook Tire Sales Indonesia, menyorot pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk meningkatkan keselamatan berkendara. Menurutnya, pecah ban bukan hanya masalah teknis, tapi juga merupakan isu keselamatan yang bisa berdampak luas, karena ketika ban meledak di tengah perjalanan, risiko kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain meningkat secara signifikan.


Ini beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

1. Sesuaikan beban muatan

Beban muatan yang melebihi kapasitas sering kali menjadi penyebab utama pecah ban di jalan tol. Ahmad menjelaskan bahwa setiap ban memiliki spesifikasi tertentu untuk menopang beban maksimal. Muatan yang melebihi spesifikasi akan meningkatkan risiko kerusakan hingga pecah ban.

Untuk mengetahui kapasitas angkut ban, pengguna dapat memeriksa indeks beban yang tertera pada dinding samping ban. Misalnya, ban Hankook 1100R20 AH30 memiliki indeks beban 150/147, yang artinya ban ini mampu menopang beban 3.350 kg per ban untuk roda depan (steer), dan 3.075 kg per ban jika dipasangkan pada ban ganda, dengan tekanan angin 120 psi.

Jika terpaksa membawa muatan yang melebihi spesifikasi ban, usahakan untuk menyesuaikan tekanan angin dan mengurangi kecepatan guna menjaga kendali kendaraan. Namun, sebaiknya hindari muatan berlebih karena dapat merusak performa ban dan meningkatkan risiko kerusakan.

2. Periksa tekanan angin

Tekanan angin yang tidak sesuai muatan akan menurunkan performa ban dan menyebabkan kerusakan. Kekurangan tekanan angin bisa mengakibatkan defleksi berlebih, yaitu kondisi di mana dinding samping ban menekuk atau melengkung secara berlebihan saat berkendara. Hal ini menghasilkan panas berlebih dan melemahkan lapisan ban, sehingga meningkatkan risiko pecah.

Perbedaan tekanan angin pada ban ganda juga berbahaya. Ban dengan tekanan lebih rendah akan mengalami gesekan berlebih dan cepat aus, sementara ban dengan tekanan lebih tinggi dapat pecah akibat beban yang tidak merata. Oleh karena itu, pengendara disarankan untuk rutin memeriksa tekanan ban sebelum perjalanan, atau setidaknya setiap dua minggu.

3. Lakukan perawatan rutin

Kurangnya perawatan ban dapat meningkatkan risiko pecah ban di jalan. Sebelum perjalanan, pengemudi disarankan buat memeriksa kondisi telapak ban secara rutin. Bersihkan kerikil atau batu kecil yang tersangkut di permukaan ban, karena jika dibiarkan, benda tersebut dapat menembus dan merusak telapak ban, sehingga memperbesar risiko pecah.

Selain itu, penting untuk menjaga kondisi kaki-kaki kendaraan dan ban. Perawatan yang diabaikan akan menyebabkan ketidakstabilan pada kemudi dan keausan ban yang tidak merata, yang akhirnya memperpendek umur pakai ban.

4. Jaga kecepatan berkendara

Kebiasaan mengemudi dengan kecepatan tinggi secara konstan juga meningkatkan risiko potensi menabrak dan melindas objek tajam di jalan tol juga lebih besar, sehingga memicu pecah ban. Untuk kendaraan niaga disarankan menggunakan jalur paling kiri atau jalur lambat, dengan kecepatan sesuai dengan rambu-rambu yang berlaku.

Hankook Tire juga memberikan langkah darurat yang dapat dilakukan jika sewaktu-waktu kendaraan niaga mengalami pecah ban di jalan tol, antara lain:

1. Tetap tenang dan tidak menginjak rem sekaligus

Pertama, usahakan jangan panik dan tetap tenang agar pengendara bisa tetap konsentrasi. “Jangan menginjak rem sekaligus saat kondisi ban pecah, karena beban kendaraan akan bertumpu pada ban yang pecah. Hal ini dapat berakibat fatal karena berkurangnya daya cengkeram dan mengakibatkan kendaraan kehilangan kendali atau tergelincir,” jelas Ahmad.

2. Kendalikan setir dan nyalakan lampu hazard

Kedua, pegang kendali setir dengan posisi tangan di arah jarum jam 3 dan 9. Kemudian, secara perlahan arahkan kendaraan ke bahu jalan. “Segera nyalakan lampu hazard untuk memberikan tanda bagi pengemudi lain bahwa kendaraan anda mengalami gangguan, sehingga mereka akan menjaga jarak aman,” tambah Ahmad.

3. Hindari manuver berlawanan arah

Terakhir, jangan membelokkan kemudi ke arah yang berlawanan dari posisi ban yang pecah, karena dapat menyebabkan kendaraan terguling. Saat ban belakang pecah, biasanya lebih mudah dikendalikan dibandingkan dengan pecah ban depan, karena ban depan yang masih berfungsi tetap menjadi tumpuan arah kemudi.

(lua/riar)



Sumber : oto.detik.com

Kisaran Biaya Ganti Oli Mobil 2024 di Bengkel dan Sendiri


Jakarta

Dalam upaya menjaga performa dan kesehatan mesin, kendaraan seperti mobil perlu mengganti oli. Salah satu proses perawatan mobil ini tidak hanya berfungsi untuk memperpanjang usia mesin, namun juga memastikan efisiensi bahan bakar dan kinerja optimal.

Tapi, kira-kira berapa ya biaya ganti oli mobil? Simak penjelasannya di bawah ini.

Biaya Ganti Oli Mobil 2024

Sejatinya, biaya ganti oli mobil bisa bervariasi. Hal ini tergantung dari tipe mobil, jumlah oli, jarak tempuh mobil, merek, ataupun layanan tambahan yang mungkin diperlukan.


Biaya Ganti Oli Mobil di Bengkel

Dikutip dari laman distribusi produk otomotif Top 1, secara umum kisaran rentang ganti oli mobil yaitu Rp 400.000 hingga RP 800.000.

Untuk contoh, dilansir laman Auto2000 sebagai dealer resmi Toyota Avanza, dengan menggunakan kupon ganti oli mobil Avanza, biaya ganti oli bisa didapatkan sekitar Rp 400.000. Sementara untuk ganti oli mobil Fortuner dibanderol Rp 653.700.

Sebagai perbandingan, berikut adalah rincian biaya ganti oli di Mobeng member of Planet Ban tempat ganti oli & servis mobil:

Unit mobilnya Toyota Avanza tahun 2017. Mereka merekomendasikan menggunakan oli Sae 5w30 di kekentalan olinya.

Harga paket ganti oli 5w30 + servis = Rp 762. 000 (paket *)

* 4L 5w30 X-TEN

Servis meliputi pembersihan sebagai berikut.

  • Ruang mesin dari kerak oli, menggunakan X-Ten Pollutant Clean Up.
  • Saluran bahan bakar menggunakan X-Ten Auto Injector clean Up.
  • Throttle body dan sensor yang ada di intake menggunakan X-Ten Throttle Body Cleaner.
  • Layanan gratis pengecekan 30 titik
  • Harga belum termasuk oil filter. Untuk oil filter dikenakan biaya sekitar Rp 38.000 sampai Rp 45.000 untuk merek Denso atau Mobeng.

Biaya Ganti Oli Mobil Sendiri

Selain di bengkel atau service mobil, pemilik mobil juga bisa mengganti oli mobil sendiri. Mengganti oli sendiri hanya perlu mengeluarkan biaya untuk membeli oli dan filter sesuai kebutuhan.

Untuk kisaran biaya lagi-lagi bervariasi tergantung merek dan spesifikasi oli yang diinginkan. Di lapak online, oli mobil ada yang dijual dari harga puluhan sampai ratusan ribu rupiah per liternya.

Apa pun merek olinya pastikan sudah sesuai dengan kebutuhan mesin mobil dan merupakan produk asli.

Tanda-tanda Mobil Perlu Ganti Oli

Mobil disarankan mengganti oli mesin setiap jarak tempuh 10.000 km atau setara dengan 4-6 bulan sekali. Namun, tergantung pemakaiannya juga.

Dilansir laman Suzuki Indonesia, berikut adalah tanda-tanda bahwa oli mesin perlu diganti secara umum:

  • Oli berwarna hitam pekat
  • Lampu indikator oli menyala
  • Suara mesin terdengar kasar
  • Asap knalpot berwarna gelap
  • Getaran mesin tinggi dan akselerasi menjadi berat.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com

Benarkah Ban Jadi Mudah Kempes saat Musim Hujan?


Jakarta

Di musim hujan, ban jadi salah satu komponen kendaraan yang perlu diperhatikan sebelum melakukan perjalanan. Kondisinya harus prima dengan telapak ban cukup tebal dan tekanan anginnya sesuai agar dapat bekerja maksimal pada permukaan jalan basah dan licin.

Namun, pengendara justru kerap mengeluhkan ban kempes selama musim hujan. Padahal, tekanan ban yang kurang rentan mengalami aquaplaning atau hilangnya cengkeraman pada permukaan jalan. Kondisi bisa berbahaya karena mampu membuat pengemudi kehilangan kontrol atas kendaraannya. Lantas, benarkah ban menjadi mudah kempes saat musim hujan?

Apakah Ban Mudah Kempes saat Musim Hujan?

Ban kendaraan biasanya mudah bocor atau kempes selama musim hujan. Terdapat sejumlah penyebab mengapa hal tersebut dapat terjadi. Dilansir Dilansir WBIR.com, Consumer Reports, dan Burt Brothers, berikut alasan ban menjadi mudah kempes di kala hujan.


1. Air Hujan Membawa Sampah

Sampah berupa benda tajam seperti puing-puing, paku, sekrup, hingga staples dari pinggir jalan atau tempat lainnya dapat terbawa air hujan sampai ke tengah jalan. Benda-benda itu berukuran kecil sehingga cukup sulit terlihat saat berkendara.

Barang tajam tersebut dapat menancap di ban saat kendaraan melaju. Akibatnya, ban berlubang atau bocor dan angin di dalamnya lambat laun berkurang.

Jikalau sampah tajam itu berukuran cukup besar sehingga terlihat, pengemudi bisa saja menghindarinya dan ban pun tidak akan bocor.

2. Suhu Udara Dingin

Ban memiliki tekanan udara di dalamnya. Selama musim hujan, suhu menurun sehingga udara cenderung terasa dingin. Pada suhu dingin, molekul tekanan udara internal ban tidak bergerak. Akibatnya, molekul itu tidak dapat mengisi ruang dalam ban.

Jika ruang tersebut tidak terisi, dinding ban akan mengempis dan membuat tekanan udara ban di dalamnya menurun. Inilah yang menyebabkan ban kempes saat hujan.

3. Karet Ban Mengeras

Udara dingin juga mampu membuat karet ban menjadi keras dan menyebabkan kempes. Ketika mulai mengeras, ban tidak efektif dalam meredam guncangan dari permukaan jalan yang tidak rata. Akibatnya, pengendara bisa merasakan guncangan lebih kuat meski kendaraan telah dilengkapi suspensi.

Saat ban mengeras dan rusak, komponen yang bersinggungan langsung dengan jalan ini mungkin tidak bisa kembali ke bentuk semulanya. Sehingga detikers perlu menggantinya sesegera mungkin untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.

Nah, itu tadi penyebab ban mudah kempes saat musim hujan. Semoga menjadi informasi bermanfaat!

(azn/row)



Sumber : oto.detik.com

Berapa Tekanan Ban Mobil Ideal saat Musim Hujan?


Jakarta

Tekanan angin ban termasuk hal penting yang perlu diperhatikan saat berkendara, terutama di musim hujan. Karena itu, pengendara diimbau mengecek tekanan ban sebelum bepergian.

Ada yang mengatakan bahwa tekanan ban mobil mesti dikurangi saat musim hujan. Alasannya karena ban berisiko mengalami aquaplaning sehingga tekanan perlu disesuaikan agar cengkeramannya ke permukaan jalan lebih kuat. Namun, benarkah demikian?

Apakah Perlu Menyesuaikan Tekanan Ban Mobil saat Musim Hujan?

Tekanan udara ban mobil tidak perlu dikurangi atau dilebihkan selama musim hujan. Mengutip catatan detikcom, tekanan angin yang kurang atau berlebihan justru mampu mempengaruhi performa ban dan meningkatkatkan risiko aquaplaning.


Aquaplaning merupakan kondisi ban kehilangan traksi atau penapakan pada permukaan jalan. Di kala hujan, jalan menjadi basah serta licin sehingga ban rentan mengalami kondisi tersebut. Aquaplaning bisa membuat pengemudi kehilangan kontrol atas kendaraannya.

Sport segmen Business Manager Michelin Indonesia, Refil Hidayat, menjelaskan mengapa aquaplaning bisa terjadi jika tekanan ban dikurangi. “Karena dia bebannya tidak ditampung dengan baik oleh bannya jadi ketika lewat jalan basah dia akan memiliki tingkat floating tinggi, sehingga saat floating terjadi antara karet dan aspal itu ada jarak, makanya tekanannya harus benar.”

Begitu juga sebaliknya, tekanan angin yang dilebihkan saat musim hujan membuat ban berisiko bergelembung di tengahnya. “Sehingga yang napak ke aspal tengahnya saja, kanan kiri akan memiliki jarak dengan aspal,” jelas Refil.

Di sisi lain, ban tidak perlu dikurangi atau dilebihkan tekanannya untuk berkendara di jalan raya saat hujan karena kontur jalanan aspal itu rata dan keras. Untuk mendapatkan cengkeraman yang kuat pada jalan basah akibat diguyur hujan, tekanan angin yang diperlukan sesuai dengan rekomendasi.

Tekanan Ban Mobil Ideal saat Musim Hujan

Tekanan angin ban yang ideal untuk mobil adalah mengikuti standar pabrik kendaraan. Rekomendasi tekanan udara produsen sudah melalui proses penghitungan dengan teliti sehingga cocok di kondisi jalan basah maupun kering.

“Tekanan ideal adalah yang sesuai dengan rujukan dari produsen mobil. Tidak ada istilahnya harus menurunkan tekanan ban. Justru menurunkan tekanan ban di bawah rekomendasi yang sudah ditentukan akan sangat membahayakan,” ujar Rifat Sungkar, Direktur Rifat Drive Labs.

Tekanan ban untuk tiap-tiap mobil dapat berbeda. Untuk Toyota Avanza contohnya. Dikutip dari laman Auto2000, tekanan angin yang dianjurkan untuk mobil Low MPV ini sekitar 30-32 Psi. Rujukan tekanan udara yang pas dapat dilihat di bagian pilar B atau dekat dengan pintu di kursi pengemudi.

(azn/row)



Sumber : oto.detik.com

Manfaat Cairan Ban Tubeless, Ketahanan, dan Efek Sampingnya


Jakarta

Cairan ban tubeless menjadi salah satu komponen penting yang dalam perawatan ban kendaraan. Cairan ini juga berperan dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan berkendara.

Mulai dari mengurangi risiko kebocoran hingga kenyamanan yang lebih baik ketika berkendara. Simak manfaat dan fungsinya berikut ini.

Apakah Bagus Ban Tubles Dikasih Cairan Penambal?

Mengutip situs OC1, nama cairan untuk ban tubeless adalah sealant, yakni cairan yang diformulasikan secara khusus yang dimasukkan ke dalam ban tubeless.


Fungsi utama cairan ban tubeless adalah untuk mencegah kebocoran udara, menutup kebocoran saat terjadi, dan menjaga tekanan ban tetap optimal.

Sealant ban tubeless biasanya terbuat dari larutan berbasis lateks, yang mengandung partikel tersuspensi. Kandungan tersebutlah yang menempel pada kebocoran dan membentuk segel pada ban.

Manfaat Penggunaan Cairan Ban Tubeless

Berikut adalah beberapa manfaat dari ban tubeless pada kendaraan:

1. Mencegah Kebocoran Ban

Cairan ban tubeless berguna agar menjaga kerapatan ban, sehingga tidak mudah mengalami kebocoran jika terkena benda tajam (paku, pecahan kaca, dan lainnya). Jadi, jika terkena benda tajam, ban tidak akan mudah bocor.

2. Memperkuat Ketahanan Ban

Cairan tersebut juga memberikan perlindungan pada ban, dengan menutup celah ban saat ada bagian yang terbuka. Hal ini membuat ban menjadi jadi lebih kuat. sehingga perjalanan bisa lebih aman dan nyaman.

Sealant ban tubeless digunakan untuk mengatasi kebocoran pada ban. Saat terjadi kebocoran, cairan akan bereaksi dengan udara dan mulai mengering di dalam kebocoran.

Karena berbahan dasar lateks, ia akan menempel pada tepi kebocoran dan partikel yang tersuspensi membentuk gumpalan, sehingga lubang tertutup rapat. Begini cara kerja cairan ban tubeless dalam mencegah udara keluar dan menjaga tekanan ban.

Efek Samping Cairan Ban Tubeless

Mengutip laman Planet Ban, terdapat kemungkinan efek samping dari penggunaan cairan ban tubeless, di antaranya:

  • Berpotensi menyumbat luban penting pada ban, karena kemungkinan terjadi penyumbatan yang bisa membuat ban sulit diisi angin saat diperlukan.
  • Berisiko membuat kerusakan pelek akibat korosi atau karat pada pelek. Pasalnya, kandungan pH atau tingkat asam basa cairan biasanya terlalu tinggi. Ini bisa mengakibatkan pelek mudah berkarat.

Berapa Lama Tahan Cairan Ban Tubeless?

Lama masa pakai cairan ban tubeless bervariasi. Hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi berkendara, suhu, dan jenis sealant.

Secara umum, kinerja cairan ban tubeless bisa bertahan lama antara 3 – 12 bulan. Namun, pemeriksaan dan penambahan secara berkala, juga diperlukan untuk mempertahankan kinerja penyegelan optimal.

Kelebihan Ban Tubeless

1. Tidak Langsung Kempes jika Tertusuk Benda Tajam

Mengutip laman Astra Daihatsu, salah satu kelebihan dari ban tubeless adalah mampu membuat pengendara terhindar dari masalah tusukan benda tajam, yang menembus ban luar sehingga bisa merusak ban dalam.

2. Performa yang Lebih Baik

Ban tubeless mampu memberikan performa yang lebih baik, terutama dalam m hal traksi dan handling. Pasalnya, ban ini dirancang dengan teknologi yang lebih modern.

Dengan daya cengkeram terhadap permukaan jalan yang baik, ban ini bisa meningkatkan keselamatan dalam berkendara.

3. Minim Risiko Kebocoran

ban tubeless mampu menahan kebocoran yang lebih baik, karena ia memiliki kemampuan untuk menahan udara lebih lama jika dibandingkan dengan ban biasa. Hal ini membuat pengendara punya waktu yang lebih lama jika ingin melakukan perbaikan.

4. Membantu Meningkatkan Keamanan saat Berkendara

Dilansir laman Tyreplus, kendaraan akan sulit dikendalikan jika ban tipe tabung tiba-tiba bocor. Ini akan membuat situs berkendara lebih berbahaya, ketika dalam kecepatan tinggi di jalan raya.

Namun, risiko tersebut bisa berkurang secara signifikan dengan ban tanpa ban dalam. Mengapa? karena udara keluar secara perlahan dan ban tidak langsung kempes sepenuhnya.

Dengan begitu, pengemudi tidak mudah kehilangan kendali. Hal ini juga memungkinkan pengemudi memiliki lebih banyak waktu untuk bergerak di sisi jalan.

Meski begitu, berkendara dengan kecepatan tinggi tetap memiliki risiko keselamatan. Jadi, perhatikanlah batas kecepatan maksimum.

5. Kenyamanan Berkendara

Pemasangan ban tanpa ban hanya terdiri dari dua komponen, yakni roda dan ban. Hal ini memungkinkan pemasangan ban yang lebih baik secara keseluruhan ,dan lebih presisi pada roda.

Hal tersebut pada akhirnya juga berperan untuk meningkatkan kenyamanan berkendara, jika dibandingkan dengan pemasangan ban tipe ban dalam.

6. Hemat Bahan Bakar

Karena bobotnya yang lebih ringan, tekanan di mesin berkurang. Artinya, akan lebih sedikit energi yang dikonsumsi. Hal ini membuatnya bisa menempuh jarak lebih jauh, dengan jumlah bahan bakar yang sama.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com