Tag Archives: ban mobil

Jangan Remehkan Ban Kempis, Bisa Bikin Kecelakaan!



Jakarta

Belum lama ini banyak keluhan dari salah satu pengguna mobil MPV yang tiba-tiba mengalami pecah ban. Perlu diketahui, pecah ban bisa dipicu lantaran tekanan angin ban kempis.

Dikutip dari siaran pers Auto2000, dalam banyak kasus, ban mobil pecah sampai rusak berat umumnya disebabkan oleh tekanan udara yang kurang alias ban kempis dan dibiarkan terlalu lama. Situasi ini jelas berbahaya karena dapat mengakibatkan kecelakaan.

“Tekanan udara ban yang pas, sanggup menjaga bidang kontak telapak ban agar tetap optimal sehingga daya cengkeram ban ke permukaan jalan selalu pas. Tekanan udara ban yang sesuai juga membantu dinding ban menopang berat mobil serta meredam gaya akibat gerakan ban. Alhasil, tekanan udara yang sesuai memegang peran sangat penting dalam menjaga performa ban di jalan,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000, Selasa (9/7/2024).


Tekanan udara ban yang sesuai rekomendasi bisa dilihat pada stiker petunjuk di pilar B sisi pengemudi atau buku petunjuk pemilik kendaraan. Di sana ada tabel tekanan udara yang direkomendasikan untuk beberapa kondisi berkendara, seperti muatan kosong atau penuh.

Pengendara disarankan selalu memeriksa tekanan udara ban mobil di pagi hari saat ban belum berjalan dan suhu lingkungan masih dingin. Kalau repot setiap hari cek tekanan ban, paling tidak usahakan minimal seminggu sekali.

Sebab, kalau ban dibiarkan kempis ada potensi bahaya. Lantaran kempis, ban tidak memiliki area kontak dengan aspal (contact patch) yang cukup. Bahkan cenderung berlebih akibat hanya tertumpu di pinggir telapak ban. Kondisi ini dapat mengakibatkan ban aus di pinggir sisi luar dan dalam saja. Mobil juga akan terasa semakin berat dikemudikan karena daya cengkeramnya terlalu kuat ke aspal jalan.

Gerakan naik turun dinding ban menjadi tidak terkendali ketika kempis. Alhasil, ban menjadi terlalu lentur dan dapat membuat anyaman kawat baja dinding ban rusak. Bahkan dalam kondisi terburuk ketika muatan mobil penuh, perjalanan jauh, dan tekanan udara ban terlalu kempis, bibir pelek dapat menyentuh dinding ban dan berpotensi membuat ban robek.

Tekanan udara ban yang kurang akan langsung terasa pada pengendalian mobil yang lebih sulit. Selain itu, biasanya mobil akan menarik ke sisi ban yang kempis atau mobil bergoyang akibat gerakan dinding ban yang berlebihan.

Tak cuma itu, kenyamanan berkendara juga jadi berkurang akibat gerakan dinding ban yang tiada henti. Gerakan berlebih pada ban juga dapat terjadi ketika mobil berakselerasi atau melakukan pengereman, termasuk ketika belok ke kiri atau ke kanan.

Akibatnya, mobil kian sulit dikendalikan karena gerakan dinding ban semakin liar, termasuk membutuhkan jarak pengereman yang lebih jauh sehingga mengurangi keselamatan berkendara. Dalam kondisi ekstrem di mana tekanan udara ban sangat rendah, dapat membuat ban terlepas dari pelek.

“Jangan pernah lupa mengecek tekanan udara ban setidaknya satu minggu sekali. Dengan begitu, kemungkinan ban kempis yang berisiko pecah atau sobek dapat ditekan. Termasuk pula servis berkala, jangan pernah lupa melakukannya untuk menjaga kondisi mobil supaya selalu prima cukup dengan booking via Auto2000.co.id,” tutup Yagimin.

(rgr/dry)

Sumber : oto.detik.com

Alhamdulillah mobil Otomotif اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / obi

Penting! Ini 9 Komponen Mobil yang Perlu Dicek sebelum Trabas Hujan



Jakarta

Musim hujan mulai intens di berbagai daerah. Jalanan licin, genangan air, hingga kabut menjadi tantangan tersendiri bagi pengemudi mobil. Karena itu, sebelum mobil dipakai menembus hujan, penting untuk memastikan semua komponennya dalam kondisi prima agar perjalanan tetap aman dan nyaman.

9 Komponen Wajib Dicek Sebelum Terabas Hujan

Dijelaskan Auto2000, berikut sembilan komponen mobil yang wajib dicek sebelum menghadapi cuaca ekstrem:

1. Ban Mobil

Pastikan kondisi ban masih layak pakai dan tekanan udaranya sesuai rekomendasi pabrikan. Ban aus bisa memicu aquaplaning alias kehilangan cengkeraman di jalan basah. “Gejala aquaplaning bisa membuat mobil tergelincir, karena itu penting memastikan kondisi ban prima,” jelas Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000.


2. Sistem Rem

Periksa kampas rem dan cairan rem agar daya pengereman tetap optimal di jalan licin. Hindari kebocoran atau endapan kotoran di saluran rem.

3. Wiper dan Washer

Pastikan karet wiper tidak getas dan tangki washer terisi penuh agar kaca tetap bersih dan visibilitas terjaga.

4. Lampu Mobil

Pastikan semua lampu berfungsi, baik depan maupun belakang, untuk meningkatkan visibilitas saat hujan deras.

5. Karet Pintu dan Jendela

Periksa kondisi karet agar air tidak masuk ke dalam kabin. Termasuk karet panoramic roof jika ada.

6. AC Mobil

AC yang dingin membantu mencegah embun di kaca depan dan menjaga kenyamanan kabin.

7. Perlengkapan Darurat

Senter, dongkrak, kunci roda, dan kotak P3K wajib ada di mobil, termasuk ban serep yang siap pakai.

8. Sistem Kelistrikan

Cek aki dan sistem listrik, apalagi saat hujan semua fitur seperti lampu dan wiper bekerja bersamaan.

9. Kaki-kaki Mobil

Pastikan shock absorber, bushing, dan sistem kemudi tidak bermasalah agar mobil tetap stabil di jalan licin.

Sebagai tambahan, pengemudi juga perlu menyiapkan payung, sandal plastik, pakaian ganti, dan air minum di mobil. Kalau tak sempat ke bengkel, servis bisa dilakukan lewat THS – Auto2000 Home Service, yang siap datang ke rumah atau kantor untuk perawatan ringan di musim hujan.

(lua/dry)

Sumber : oto.detik.com

Alhamdulillah mobil Otomotif اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / obi

Boleh Saja Ganti Ban Mobil Cuma Dua Buah, tapi…



Jakarta

Untuk memastikan keamanan dan keselamatan berkendara, ban mobil wajib diganti jika sudah aus. Pada sepeda motor, ban harus diganti sepasang, tidak boleh salah satunya. Kalau ban mobil gimana ya? Apakah harus diganti keempatnya atau boleh dua saja?

Michelin Indonesia dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa ban mobil boleh diganti dua buah terlebih dahulu. Tapi, ban yang harus diganti adalah ban yang posisinya di belakang, bukan di depan.

“Pastikan ban kendaraan masih dalam kondisi baik (tidak aus) ketika Anda ingin membawanya dalam perjalanan jauh. Pengecekan oleh profesional disarankan. Jika Anda ingin melakukan penggantian dua ban saja, pastikan ban tersebut dipasang di bagian belakang, ini untuk mengurangi resiko terjadinya hydroplaning,” tulis Michelin Indonesia.


Apa yang dimaksud hydroplaning? Itu adalah kondisi ban tergelincir dan tidak merespons kemudi, pengereman, atau akselerasi. Mobil bahkan bisa tergelincir, berputar ketika air di antara ban dan jalan tidak dapat dialirkan dengan cukup cepat. Lapisan air ini menumpuk di bagian depan dan berujung pada kehilangan kontak dengan jalan.

Bagi Anda yang hendak bepergian ke luar kota saat libur natal dan tahun baru nanti, periksa juga tekanan ban untuk keempat ban dan ban cadangan. Lakukan hal ini untuk mengoptimalkan keselamatan dan menjaga ketahanan ban.

Saat memeriksa tekanan, perhatikan komponen muatan kendaraan (jumlah penumpang dan barang bawaan). Pastikan tekanan ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan pembuat kendaraan yang bisa dilihat di pilar pintu pengemudi atau tutup bahan bakar.

Jaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Karena visibilitas atau jarak pandang menurun di tengah hujan, pengemudi perlu memperpanjang jarak antar kendaraan. Jarak pengereman yang berpotensi menjadi lebih panjang di aspal basah-karena sistem pengereman yang terganggu atau traksi ban berkurang-membuat jarak aman semakin penting untuk diperhatikan.

Cek kendaraan secara menyeluruh sebelum melakukan perjalanan jauh, terutama di musim hujan, seperti minyak rem, bantalan rem, wiper, lampu-lampu, dan perangkat keselamatan, seperti segitiga pengaman, senter, kotak P3K beserta isinya, dan pemadam api portabel.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Balik Mudik Jangan Sampai Jadi Petaka, Ini Tanda-tanda Ban Mobil Mau Pecah



Jakarta

Perjalanan jauh untuk mudik dan balik membutuhkan persiapan matang. Jangan sampai, perjalanan silaturahmi ke kampung halaman dan balik ke daerah asal justru menimbulkan petaka.

Salah satu penyebab kecelakaan yang paling berbahaya dan sering terjadi adalah pecah ban. Nah, ban yang sudah mau pecah biasanya memberikan tanda-tanda yang harusnya disadari pengendara. Demikian dikutip dari situs resmi Hyundai.

Setidaknya ada beberapa tanda yang bisa kita ketahuisaat kondisi ban mobil tidak lagi sehat dan harus diganti segera.


Empat tanda ban mobil mau pecah

1. Visual

Ban yang hendak pecah biasanya ban yang kondisinya sudah kurang layak dan memberikan tampilan visual tertentu. Ban yang sudah tidak layak misalnya sudah retak-retak, botak, hingga benang terlihat keluar.

2. Bunyi

Ban yang sudah tidak layak dan sudah mau pecah sering kali menghasilkan bunyi. Hal ini karena ban sudah mulai tidak memiliki integritas dan melepas beberapa lapisan satu per satu. Biasanya akan ada bunyi seperti “dug dug dug” yang intervalnya menyesuaikan dengan kecepatan mobil.

3. Tidak Stabil

Ketika ban mau pecah, biasanya ban mulai tidak stabil. Ketidakstabilan ini akan berdampak pada pengendalian mobil yang membuat mobil tidak stabil. Bila mobil tidak stabil, terasa seperti mengayun atau bergoyang dengan bunyi ban tadi, sebaiknya segera kurangi kecepatan.

4. Ban Berasap

Ketika ban sudah benar-benar mau pecah, sering kali mengeluarkan asap karena mulai ada bagian yang tersangkut dan tergesek dengan jalan. Jika sudah ada asap dari ban, maka siapkan diri untuk mengendalikan mobil.

“Harap diingat, hal utama pemicu pecah ban adalah keteledoran, baik dalam perawatan ban maupun dalam mengangkut beban pada mobil,” sebut Hyundai.

Maka dari itu, pemilik kendaraan harus peka terhadap kendaraannya dan rutin melakukan perawatan berkala.

====

Ikuti berita-berita terkini arus mudik dan arus balik di BRI Teman Mudik pada tautan ini.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com

Kapan Ban Mobil Harus Diganti?



Jakarta

Ban merupakan komponen vital pada mobil karena langsung bersentuhan dengan permukaan jalan. Ban harus diganti saat sudah digunakan dalam jangka beberapa tahun atau setelah melewati interval kilometer tertentu. Lalu kapan sebaiknya mengganti ban mobil?

PT Sumi Rubber Indonesia, produsen ban Dunlop di Indonesia, dalam keterangan resminya mengatakan, ban perlu diganti saat kembangan ban sudah menyentuh indikator TWI atau Tread Wear Indicator. Selain itu, ban bisa diganti ketika permukaannya sudah memiliki retak, bergelombang, ada benjolan atau ban sudah sering bocor dan ditambal.

Idealnya, ban harus diganti setiap tiga tahun sekali atau ketika ban mobil sudah menyentuh interval jarak tempuh 40 ribu km. Jadi, kendati pemakaian ban belum mencapai tiga tahun, tapi intervalnya sudah melebihi 40 ribu km, maka sebaiknya segera diganti.


Saat mengganti ban, Hal pertama yang harus diperhatikan yaitu tipe dan ukuran ban, dikaitkan dengan medan yang akan kita lalui. Pastikan ban yang digunakan sesuai dengan rekomendasi dari produsen kendaraan dan hanya menggunakan yang sesuai dengan spesifikasi itu untuk menjamin kinerja yang baik pada ban.

Perjalanan darat dengan kondisi jalan yang baik bisa dipilih ban dengan tapak yang lebih rata, sehingga bisa mengurangi kebisingan dan mengoptimalkan efisiensi bahan bakar. Periksa juga label kinerja pada ban seperti label traksi basah, daya cengkeram, kebisingan, dan efisiensi bahan bakar.

“Ban merupakan bagian yang akan menjadi dasar dari bobot dan pergerakan kendaraan, makanya jangan kompromi pada bagian ini, serta selalu pastikan menggunakan produk yang tepat. Selain menggunakan produk yang tepat, lakukan pengecekan rutin untuk menjamin durabilitasnya,” bilang Tomohiro Senna selaku Sales & Marketing Director PT Sumi Rubber Indonesia.

Dunlop Indonesia menyelenggarakan safety campaign yang pada tahun ini diselenggarakan di 10 kota-kota besar Indonesia. Safety campaign diharapkan bisa menyebarluaskan informasi terkait pentingnya perawatan ban yang tepat untuk keamanan dan kenyamanan berkendara.

“Kami terus mendorong awareness kepada masyarakat khususnya pengguna kendaraan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan kendaraan melalui perawatan ban yang tepat. Dengan pemahaman ini diharapkan setiap perjalanan yang dilakukan bisa mencapai tagline yang diusung yaitu More Safety For Your More Fun Journey,” kata Tomohiro.

Tahun 2024 Dunlop telah mencanangkan event safety campaign sejak sebelum libur lebaran. Tim profesional memeriksa kondisi ban dan memberikan penjelasan komprehensif terkait ban yang tepat, secara gratis. Booth juga dirancang menarik, sehingga tidak monoton terlebih disediakan aneka panganan, games yang menarik, hingga merchandise eksklusif.

Setiap konsumen yang datang berkesempatan mendapat souvenir menarik dari Dunlop dengan wheel of fortune, ada voucher diskon spooring, dan bundling program beli ban berkesempatan dapat mobil di periode tertentu.

(lua/riar)



Sumber : oto.detik.com

Kapan Waktunya Ganti Ban Mobil?



Jakarta

Ban merupakan komponen yang vital pada kendaraan, termasuk mobil. Lantas bagaimana caranya mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengganti ban mobil?

Dilansir dari TOMO, authorized outlet dari PT Bridgestone Tire Indonesia, cara terbaik untuk mengetahui waktu yang tepat ban mobil harus diganti adalah dengan mengecek kondisinya.

Ilustrasi pengecekan ban mobilIlustrasi pengecekan ban mobil Foto: Dok. Michelin

“Anda dapat memeriksa ban Anda sendiri melalui inspeksi visual. Mulai dengan tapak-alur di sekitar ban yang membuat kontak dengan permukaan jalan,” tulis TOMO pada laman blog resminya.


“Pastikan tapak ban cukup dalam dan itu dipakai secara merata di seluruh jalan tanpa ada penyimpangan. Semua ban yang diatur DOT memiliki indikator keausan tapak terpasang yang disebut ‘wear bars’ yang akan membantu Anda melihat saat tapak mulai usang,” lanjut mereka.

Sederhananya, ban mobil dilengkapi dengan indikator yang dapat menunjukkan kondisi ketebalannya. Indikator ini umumnya terletak di tengah-tengah alur ban dan dapat menjadi acuan kelayakannya.

Umumnya, indikator ketebalan ban ini ditandai dengan tanda segitiga. Lantas ketika tebal ban sudah rata dengan segitiga indikator tersebut, maka ketebalan ban sudah hampir habis.

Tak hanya dari ketebalannya, menurut TOMO, penting juga untuk memeriksa dinding samping setiap ban. Di mana, ketika ada bagian yang rusak atau sudah aus, maka hal tersebut dapat menjadi acuan ban harus segera diganti.

“Sebaiknya evaluasi ulang tapak setiap beberapa ribu kilometer atau sebulan sekali, dan lebih sering lagi jika Anda mengenakan banyak keausan di kendaraan Anda atau mengemudi untuk jarak yang jauh,” tutup TOMO.

(mhg/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Dampak Ban Mobil Lebih Besar dari Standar, Jangan Asal Modifikasi!


Jakarta

Beberapa orang memilih untuk memilih untuk memodifikasi ban mobil lebih besar dari ukuran standarnya. Alasannya juga macam-macam baik alasan kenyamanan berkendara, meningkatkan kinerja, hingga alasan estetika supaya terlihat garang dan sporty.

Akan tetapi sebaiknya tidak asal-asalan dalam memilih ukuran ban, karena ini berkaitan dengan kenyamanan, keamananan, dan keselamatan berkendara. Nah jika kamu berniat mengganti ukuran ban mobil lebih besar dari standar, sebaiknya baca artikel berikut lebih dulu.

Dampak Mengganti Ukuran Ban

Sebelum membahas tentang dampak dari modifikasi ukuran ban mobil menjadi lebih besar, hal yang perlu ditekankan sebelumnya adalah sebaiknya tetap pada ukuran yang direkomendasikan pabrik.


Mengutip dari Caliber (19/6/2024) alasan untuk tetap pada setelan pabrik adalah karena produsen telah merancang dan merekayasa kendaraan dengan dimensi ban tertentu. Ini mencakup sistem suspensi, ruang roda, jarak fender, dan drivetrain dikalibrasi dengan tepat untuk bekerja secara harmonis pada ukuran ban yang direkomendasikan.

Oleh karena itu mengganti ukuran ban jauh dari ukuran yang direkomendasikan dapat mempengaruhi kinerja, pengendalian dan keselamatan berkendara. Selain itu pergantian ukuran ban yang tidak sesuai juga dapat mempengaruhi sistem kerja speedometer dan odometer dalam mengukur.

Hal ini karena speedometer dan odometer dikalibrasi pada diameter gulir ban yang direkomendasikan. Kemudian yang perlu lebih diperhatikan adalah penggantian ukuran ban menjadi lebih besar, yang bisa mengganggu keseimbangan dan mempengaruhi kinerja pengereman. Ini berpotensi membuat jarak pengereman yang lebih panjang dan mengurangi keselamatan.

Bolehkah Untuk Tetap Mengganti Ukuran Ban Menjadi Lebih Besar?

Meskipun tidak direkomendasikan, meningkatkan ukuran roda kendaraannya. Dengan catatan, peningkatan ukuran tersebut masih dalam batas wajar dan beberapa hal diperhatikan.

Manager Proving Ground Bridgestone Tire Indonesia Zulpata Zaenal menjelaskan tentang peningkatan ukuran ban pada detikOto sebagai berikut.

“Begitu kita mau grade up, yang harus diperhatikan tetap standar pabrikan mobil itu berapa. Pertama dimensi ban. Misalnya, mobil A ukuran ring 14, enggak tiba-tiba langsung 18 inci. Ada hitungannya. Minimal sama tingginya. Jadi misalnya ukuran 175/65-14, mau naikin ke ring 15 boleh, jadi 185 tapi aspek rasionya turun jadi 60, tingginya jadi sama. Itu gunanya nanti odometer enggak kacau, fuel consumption di situ ada, pengereman juga. Minimal naik satu atau turun satu,” kata Zulpata.

Adapun yang perlu diperhatikan pada penggantian ukuran mobil adalah load index. Load index merupakan sebuah indeks kemampuan ban menopang beban. Load index tidak boleh turun sama sekali.

“Kalau di ban itu suka ada tulisan 185/65 R15 82H, misalnya, 82 itu adalah load index. Load index itu kemampuan ban menopang beban. Load index enggak boleh turun sama sekali, itu harus sama karena menyangkut kemampuan ban. Karena mereka sudah dihitung,” tuturnya.

Tips Sebelum Meningkatkan Ukuran Ban

Dari catatan detikOto, sebelum meningkatkan ukuran ban beberapa tips berikut ini perlu diperhatikan, terutama untuk detikers yang masih awam tentang dunia otomotif.

1. Tinggi dan Diameter Total Tidak Berubah Drastis

Saat mengganti ban, pilih ukuran dengan diameter yang berbeda maksimal ±3% dari ban asli. Jika mengganti dengan velg yang lebih besar, tambahkan 10 mm lebar penampang ban untuk setiap kenaikan 1 inch velg.

Kemudian untuk mencegah gesekan dengan fender, pilih ban dengan dinding lebih rendah, menurunkan aspek rasio sebesar 5-10%. Hal ini penting untuk menjaga akurasi speedometer, handling, dan kinerja pengereman, serta mencegah kerusakan pada kendaraan.

2. Perhatikan Indeks Beban dan Simbol Kecepatan

Saat mengganti ukuran ban, pastikan indeks beban dan simbol kecepatan ban baru setara dengan ban bawaan. Sesuaikan tekanan angin jika simbol kecepatan berbeda untuk mencegah kerusakan ban, ketidakstabilan, dan panas berlebih. Indeks beban harus minimal sama dengan ban asli untuk menjaga distribusi beban dan menghindari overload.

3. Pastikan Bead Ban Tertopang Sepenuhnya oleh Velg

Ban dengan lebar penampang yang melebihi lebar badan kendaraan dapat mempercantik penampilan mobil, tetapi terlalu lebar bisa berbahaya. Jika bead ban tidak sepenuhnya ditopang oleh velg, risiko bead terlepas saat menikung tajam atau berpindah jalur sangat mungkin terjadi. Ini menimbulkan resiko bahaya yang perlu diperhatikan.

4. Konsultasi dengan Profesional

Kemudian yang paling penting adalah berkonsultasi dengan profesional. Saat memilih dan memasang ban, penting untuk meminta saran profesional dari mekanik terpercaya untuk memastikan kompatibilitas dan keselamatan optimal. Terlebih lagi jika detikers awam dengan dunia otomotif.

Itu dia ulasan mengenai dampak ban mobil lebih besar dari standar (tidak sesuai standar). Jadi, jangan asal-asalan modif ya!

(khq/khq)



Sumber : oto.detik.com

Kasus Pencurian Ban Mobil di Rest Area Bikin Heran, Begini Cara Mencegahnya


Jakarta

Media sosial dihebohkan aksi pencurian ban dan pelek Toyota Rush di rest area suatu jalan tol. Padahal, kendaraan tersebut diparkir di tempat terbuka dan ramai. Lantas, bagaimana cara mencegah peristiwa yang sama terjadi?

Diberitakan sebelumnya, pemilik Toyota Rush kebingungan ketika mobilnya kehilangan ban dan pelek belakang. Kendaraan itu diganjal maling menggunakan balok-balok batu agar tak miring sebelah.

Sayangnya, belum diketahui pasti lokasi kejadian tersebut. Namun, yang jelas, itu ada di parkiran terbuka di rest area jalan tol.


“Beredar video sekeluarga panik dan heran mobilnya Toyota Rush berplat nomor B 2185 KOB tiba-tiba kehilangan salah satu bannya saat parkir di rest area. Belum diketahui lokasi kejadiannya,” demikian tulis akun Instagram @lagi.viral, dikutip Selasa (16/7).

Ban dan pelek mobil dicuri di rest area.Ban dan pelek mobil dicuri di rest area. Foto: Doc. Tangkapan layar.

Pengemudi yang datang bersama rombongan bingung bagaimana cara melanjutkan perjalanan. Dia juga bertanya-tanya, bagaimana bisa maling mengambil ban dan peleknya di tempat terbuka yang ramai? Seharusnya aksi tersebut mudah dipergoki orang lain, terutama petugas keamanan.

“Masa iya security nggak tau? Orang nggak penuh banget kok parkirannya. Masa iya security nggak lihat? Iya (ini kan tempatnya terbuka),” ungkapnya.

Sebagai catatan, kasus kehilangan ban dan pelek memang kerap terjadi di rest area tol. Biasanya, pencuri menggunakan dongkrak dan impact wrench untuk melancarkan aksinya tersebut. Bahkan, mereka hanya memerlukan waktu 5-10 menit untuk bisa menggasak ban dan pelek kendaraan.

[Gambas:Instagram]

Cara Mencegah Pencurian Ban di Rest Area

Dilansir dari laman resmi Toyota Astra Motor (TAM) ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya pencurian ban dan pelek kendaraan di rest area. Berikut kami rangkum tips dan triknya:

1. Ganti kepala nut yang tidak lazim bentuknya, semisal bentuk kembang atau kotak dalam. Adapun harga untuk kepala nut tersebut beragam. Namun, biasanya berkisar Rp 30.000 sampai Rp 100.000.

2. Bila ingin lebih aman, bisa juga gunakan nut yang terkunci. Model ini juga biasa digunakan untuk ban cadangan yang digantung di belakang mobil. Hanya saja, ketika digunakan, ada sedikit bunyi dan vibrasi.

3. Untuk yang alarm mobilnya ada sensor getaran dan dimatikan, coba aktifkan lagi alarm guncangannya. Jadi, ketika mobil tergoncang, sirene alarm akan berbunyi. Risikonya, alarm jadi mudah berbunyi, apalagi saat diparkir di lokasi ramai seperti mall.

4. Perhatikan juga tempat parkir mobilnya. Jangan ditempatkan di wilayah yang sepi agar pas alarm berbunyi, orang di sekitar langsung memperhatikan. Maka, sangat dianjurkan untuk memarkirkan kendaraan di tempat aman dan terlihat banyak orang.

Pastikan ada petugas keamanan yang terlihat berjaga-jaga di tempat kita memarkirkan kendaraan. Kalau perlu, cari area parkir yang terang serta dilengkapi CCTV. Biasanya, pelaku kejahatan enggan melancarkan aksinya di area tersebut.

(sfn/sfn)





Sumber : oto.detik.com

Waspada! Ban Mobil Bisa Pecah Gara-gara Cuaca Panas



Jakarta

Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juli dan Agustus 2024. Bagi pengendara mobil disarankan lebih hati-hati. Sebab cuaca panas yang berlebih bisa bikin ban mobil pecah.

Ya, cuaca panas bisa membuat suhu permukaan jalan meningkat, yang membuat tekanan angin pada ban juga dapat ikut meningkat. Kondisi ini membuat ban berpotensi mengalami overheating, di mana ban bisa memuai, bahkan pecah akibat panas berlebihan. Overheating terjadi karena gesekan antara ban dengan permukaan jalan yang panas terjadi secara terus menerus.

“Pada dasarnya setiap ban memiliki temperature rating dengan kapasitas menahan panas yang berbeda. Misal, ban dengan temperatur A yaitu grade tertinggi yang dapat menahan panas hingga kecepatan 185 km/jam, sedangkan ban temperatur B bisa tahan panas pada kecepatan 160 km/jam, dan ban temperatur C mampu menahan panas hanya pada kecepatan 135 km/jam. Namun, sebagai pengendara kita tetap perlu melakukan sejumlah antisipasi terhadap musim kemarau, agar ban senantiasa dalam kondisi optimal,” bilang Product Manager dan Regional Sales Hankook Tire Indonesia, Billy Cahyadi, dalam keterangannya.


Berikut sejumlah tips penting untuk merawat kondisi ban saat cuaca panas:

1. Pertama, periksa kondisi dan tekanan angin pada ban. Tekanan angin yang sesuai dapat memberikan daya cengkeram maksimal dan kontrol berkendara yang baik, serta mengurangi getaran dan kebisingan dari jalan. Ban yang terlalu kempis dapat mengurangi efisiensi bahan bakar dan meningkatkan risiko pecah ban. Sementara kelebihan tekanan angin dapat mempercepat keausan dan meningkatkan resiko slip. Berikut rekomendasi tekanan angin ban untuk masing-masing jenis kendaraan:

Mobil MPV: (33-36) Psi

Mobil City Car: (30-36) Psi

Mobil Sedan: (30-33) Psi

Mobil SUV: (35-40) Psi

2. Kedua, rotasi ban secara berkala untuk memastikan pemakaian merata di semua roda kendaraan. Rotasi ini membantu memperpanjang umur pakai ban dan mengurangi biaya perawatan jangka panjang. Idealnya, lakukan rotasi ban setiap enam bulan atau setiap 10.000 km. Ada sejumlah teknik rotasi ban, mulai dari front wheel drive, yaitu mengganti posisi ban depan secara silang, sedangkan teknik rear wheel drive, yaitu ban belakang pindah ke sisi depan secara silang, sementara all wheel drive, ban depan serta belakang dipindah satu sama lain secara silang.

3. Ketiga, hindari teknik berkendara yang menyebabkan ban cepat rusak. Pengemudi tidak disarankan melakukan pengereman mendadak dan mengemudi dengan kecepatan tinggi terus menerus dalam waktu lama agar mengurangi risiko overheating yang menyebabkan pecah ban. Disarankan untuk melakukan istirahat (cooling down) secara berkala untuk menurunkan temperatur ban setelah lama bergesekan dengan aspal yang panas. Disarankan istirahat selama setengah jam usai berkendara empat jam berturut-turut, sesuai aturan lalu lintas yang berlaku.

4. Keempat, perhatikan muatan yang dibawa. Setiap kendaraan memiliki batas beban maksimal yang direkomendasikan oleh pabrik. Semakin berat beban yang ditanggung ban, semakin besar gesekan ban pada permukaan jalan yang bersuhu tinggi sehingga meningkatkan risiko pecah ban. Usahakan beban terdistribusi merata di seluruh ban, alih-alih terpusat pada satu sisi saja untuk menjaga keamanan dan kinerja ban agar tetap optimal.

5. Kelima, hindari ‘miss application’. Pastikan ban yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Misalnya, ban yang dirancang untuk jalan aspal tidak seharusnya digunakan di jalan non-aspal. Hal ini dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban ‘spinning’, yang pada akhirnya menyebabkan keausan tidak normal. Begitu juga dengan ban tipe M/T yang dirancang untuk offroad, jika digunakan di jalan aspal atau beton, akan mengalami keausan abnormal. Penggunaan ban yang tidak sesuai ini dapat mengurangi umur serta performa ban secara signifikan.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Berapa Tekanan Ban Mobil Ideal saat Musim Hujan?


Jakarta

Tekanan angin ban termasuk hal penting yang perlu diperhatikan saat berkendara, terutama di musim hujan. Karena itu, pengendara diimbau mengecek tekanan ban sebelum bepergian.

Ada yang mengatakan bahwa tekanan ban mobil mesti dikurangi saat musim hujan. Alasannya karena ban berisiko mengalami aquaplaning sehingga tekanan perlu disesuaikan agar cengkeramannya ke permukaan jalan lebih kuat. Namun, benarkah demikian?

Apakah Perlu Menyesuaikan Tekanan Ban Mobil saat Musim Hujan?

Tekanan udara ban mobil tidak perlu dikurangi atau dilebihkan selama musim hujan. Mengutip catatan detikcom, tekanan angin yang kurang atau berlebihan justru mampu mempengaruhi performa ban dan meningkatkatkan risiko aquaplaning.


Aquaplaning merupakan kondisi ban kehilangan traksi atau penapakan pada permukaan jalan. Di kala hujan, jalan menjadi basah serta licin sehingga ban rentan mengalami kondisi tersebut. Aquaplaning bisa membuat pengemudi kehilangan kontrol atas kendaraannya.

Sport segmen Business Manager Michelin Indonesia, Refil Hidayat, menjelaskan mengapa aquaplaning bisa terjadi jika tekanan ban dikurangi. “Karena dia bebannya tidak ditampung dengan baik oleh bannya jadi ketika lewat jalan basah dia akan memiliki tingkat floating tinggi, sehingga saat floating terjadi antara karet dan aspal itu ada jarak, makanya tekanannya harus benar.”

Begitu juga sebaliknya, tekanan angin yang dilebihkan saat musim hujan membuat ban berisiko bergelembung di tengahnya. “Sehingga yang napak ke aspal tengahnya saja, kanan kiri akan memiliki jarak dengan aspal,” jelas Refil.

Di sisi lain, ban tidak perlu dikurangi atau dilebihkan tekanannya untuk berkendara di jalan raya saat hujan karena kontur jalanan aspal itu rata dan keras. Untuk mendapatkan cengkeraman yang kuat pada jalan basah akibat diguyur hujan, tekanan angin yang diperlukan sesuai dengan rekomendasi.

Tekanan Ban Mobil Ideal saat Musim Hujan

Tekanan angin ban yang ideal untuk mobil adalah mengikuti standar pabrik kendaraan. Rekomendasi tekanan udara produsen sudah melalui proses penghitungan dengan teliti sehingga cocok di kondisi jalan basah maupun kering.

“Tekanan ideal adalah yang sesuai dengan rujukan dari produsen mobil. Tidak ada istilahnya harus menurunkan tekanan ban. Justru menurunkan tekanan ban di bawah rekomendasi yang sudah ditentukan akan sangat membahayakan,” ujar Rifat Sungkar, Direktur Rifat Drive Labs.

Tekanan ban untuk tiap-tiap mobil dapat berbeda. Untuk Toyota Avanza contohnya. Dikutip dari laman Auto2000, tekanan angin yang dianjurkan untuk mobil Low MPV ini sekitar 30-32 Psi. Rujukan tekanan udara yang pas dapat dilihat di bagian pilar B atau dekat dengan pintu di kursi pengemudi.

(azn/row)



Sumber : oto.detik.com