Tag Archives: barat

Pembelian 42 Jet Tempur Chengdu J-10 Disorot Media Mancanegara


Jakarta

Jet tempur Chengdu J‑10 akan menjadi andalan baru militer Indonesia. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China tersebut, sekitar USD 9 miliar atau berkisar Rp146 triliun untuk 42 unit ChengduJ-10.

Artinya, dari angka itu, secara hitungan sederhana,rata‑rata biaya per unit (termasuk paket dukungan, logistik, pelatihan, dan infrastruktur) bisa mencapai sekitar US$214 juta atau sekitar Rp3,54 triliun per unitnya. Unit yang dibeli kemungkinan adalah Chengdu J-10C.

Chengdu J10C ini sejauh ini baru dioperasikan Angkatan Udara China dan Angkatan Udara Pakistan. Kabar pembelian Chengdu J-10C oleh Indonesia ini pun cukup ramai diberitakan oleh beberapa media di mancanegara.


“Vigorous Dragon: China’s J-10C fighter ready to roar in Indonesia” tulis media Asia Times melaporkan pembelian jet tempur itu oleh Indonesia. Mereka melaporkan Indonesia sedang giat membeli pesawat tempur.

“Bulan ini, sejumlah media melaporkan bahwa Indonesia telah mengonfirmasi rencana pembelian 42 pesawat tempur J-10C dalam kesepakatan senilai hampir USD 9 miliar, yang menandakan pergeseran dinamika pertahanan regional,” tulis meereka.

“Pengumuman ini merupakan tambahan terbaru dalam rencana akuisisi jet tempur Indonesia yang beragam. Sebelumnya, Indonesia menandatangani kontrak dengan Turki untuk membeli 48 jet tempur Kaan, bersama dengan kontrak terpisah dengan Prancis untuk 42 jet Rafale,” tambah media itu.

“Terlepas dari kesepakatan itu, Indonesia tetap jadi stakeholder dalam program jet KF-21 Boramae Korea Selatan, meski keterlibatannya terganggu masalah pembayaran dan potensi kebocoran informasi ke Korea Utara. Indonesia juga sedang berunding dengan AS untuk jet F-15EX setelah menunda rencananya untuk membeli Su-35 Rusia,” tulis mereka.

“Indonesia set to buy Chinese J-10 fighter jets amid push to modernise military: minister,” demikian judul yang diketengahkan oleh South China Morning Post.

“Pejabat tinggi pertahanan Indonesia mengatakan negaranya akan mengakuisisi jet tempur J-10 China, yang kemungkinan menjadikannya militer asing kedua yang mengoperasikan model tersebut setelah Pakistan. Kesepakatan ini juga akan menandai pembelian pertama pesawat tempur buatan China oleh Indonesia dalam upaya memodernisasi militernya,” tulis media yang berbasis di Hong Kong ini.

“Indonesia to buy 42 fighter jets from China marking its first non Western aircraft purchase deal” merupakan judul yang ditulis oleh Channel News Asia. Mereka menyoroti inilah pertama kalinya Indonesia membeli jet tempur yang bukan buatan Barat atau Rusia.

“Pejabat tinggi pertahanan Indonesia mengatakan pada hari Rabu (15 Oktober) bahwa Jakarta akan memperoleh setidaknya 42 jet tempur Chengdu J-10C buatan China, menandai kesepakatan pembelian pesawat non Barat pertama negara itu,” tulis mereka.

(fyk/fay)



Sumber : inet.detik.com

Ratu Rania Al Abdullah Jadi Muslim Woman of the Year, Ini Sosok dan Kiprahnya


Jakarta

Ratu Yordania Rania Al Abdullah menyabet penghargaan Woman of the Year 2025 pada daftar 500 Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia 2025 yang dirilis The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC). Istri dari Raja Yordania Abdullah II ini adalah muslimah berpengaruh nomor 1 di dunia.

“Selama lebih dari 10 tahun, Yang Mulia Ratu Rania dari Yordania telah menjadi wanita muslim paling berpengaruh nomor 1 di dunia (dalam kapasitas pribadinya, bukan sebagai Ratu Yordania) di media sosial, dalam hal statistik dan pengikut,” tulis publikasi RISSC, dikutip pada Kamis (10/10/2024).

Sejak pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, Ratu Rania menjadi tokoh yang paling vokal membela rakyat Palestina yang mengalami pembantaian oleh Israel. Ia terus berjuang mengubah persepsi negeri Barat tentang perjuangan masyarakat Palestina.


Rania Al Abdullah merupakan wanita keturunan Palestina. Ia merupakan suara ‘Palestina’ di dunia sekaligus satu-satunya wanita yang mampu membeberkan penderitaan warga Palestina di media-media Barat ternama melalui caranya sendiri.

Sebagian besar masyarakat Barat mulanya terpengaruh dengan narasi Israel yang menggambarkan rakyat Palestina sebagai agresor atau teroris. Ratu Rania turun tangan dan menanggapi misinformasi tersebut, ia menawarkan narasi tandingan yang menyoroti penderitaan rakyat Palestina terutama warga sipil dalam konflik itu.

Lantang Menentang Propaganda Israel

Salah satu peran Ratu Rania adalah menentang narasi terkait Hamas yang memenggal 40 bayi. Sang ratu membantu membongkar beberapa kepalsuan yang menarik perhatian media Barat.

Dalam wawancara dan pernyataan publiknya, Ratu Rania menentang keabsahan dari klaim tersebut. Ia bahkan dengan lantang menunjukkan konsekuensi berbahaya dari narasi palsu yang disebarluaskan Israel.

Ratu Rania tampil di banyak media ternama internasional, seperti melakukan wawancara dengan CNN, BBC, Al Jazeera, hingga The New York Times. Ia mengungkap kekhawatirannya akan krisis kemanusiaan di Gaza. Kemampuannya dalam menyampaikan pesan dengan fasih dan menyentuh hati dapat diterima dengan baik oleh jutaan orang hingga mengubah perspektif mereka.

Melalui berbagai wawancara itu, Ratu Rania dengan konsisten menyatakan bahwa dunia harus mengakui kemanusiaan rakyat Palestina dan mencari solusi seadil-adilnya untuk menjamin martabat serta hak-hak mereka. Sang ratu tak segan menantang para pemimpin dan khalayak Barat untuk melihat lebih jauh dari sekadar berita utama dan propaganda yang dilakukan Israel.

Kecam Genosida Israel terhadap Rakyat Palestina

Ratu Rania menentang keras terhadap genosida yang dilakukan oleh Israel. Ia mengecam pengeboman tanpa pandang bulu dan mengingatkan dunia akan warga sipil Gaza yang menjadi korban, termasuk anak-anak dan wanita.

Cara penyampaiannya sangat efektif. Ia bahkan menyoroti trauma psikologis dan fisik yang timbul dari anak-anak Palestina imbas perlakuan Israel yang mengabaikan korban jiwa dalam konflik tersebut.

Kiprahnya itu menjadikan Ratu Rania menyandang Woman of the Year 2025 dari RISSC.

(aeb/kri)

Sumber : www.detik.com

Image : unsplash.com/ Ahmed

Mengenal Al Khawarizmi, Sosok Muslim Jenius di Bidang Matematika



Jakarta

Al Khawarizmi adalah salah satu ilmuwan muslim di bidang matematika. Cendekiawan yang satu ini memiliki peran besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

Menukil dari buku Al-Khawarizmi: Bapak Aljabar dan Algoritma yang ditulis Hamid Sakti Wibowo, nama lengkap Al Khawarizmi adalah Ibn Musa Al Khawarizmi. Tidak hanya ahli di bidang matematika, ia juga merupakan astronom sekaligus ahli geografi pada abad ke-9.

Menurut catatan sejarah, Al Khawarizmi lahir di kota Khawarizm sekitar tahun 780. Kini, kota tersebut merupakan wilayah Uzbekistan.


Al Khawarizmi bersama keluarganya kemudian pindah ke Baghdad, Irak. Di sana, ia bekerja sebagai astronom di Bayt Al-Hikmah, sebuah pusat kebudayaan dan ilmiah di Baghdad.

Dari situlah awal mula Al Khawarizmi dikenal sebagai ilmuwan. Menjadi anggota di Bayt Al-Hikmah membuatnya bertemu banyak ilmuwan muslim terkemuka. Ini menjadikan dirinya terus belajar ilmu pengetahuan, khususnya matematika dan ilmu alam.

Turut disebutkan dalam buku Kisah Ulul Azmi dan Tokoh Islam Hebat oleh Tethy Ezokanzo, masyarakat barat memanggil Al Khawarizmi dengan nama Algorism. Nama tersebut merupakan penghormatan terhadap Al Kahawarizmi yang telah menemukan salah satu bidang matematika yang sangat penting, yaitu algoritma.

Selain itu, Al Khawarizmi juga merupakan disebut sebagai Bapak Aljabar. Ini disebabkan karya-karyanya di bidang matematika, terutama dalam pengembangan aljabar dan algoritma.

Adapun, keahliannya dalam bidang geografi adalah merevisi pandangan Ptolemaios dan mengoreksinya secara detail. Sekitar 70 ahli geografi bekerja di bawah kepemimpinan Al Khawarizmi dan berhasil membuat peta pertama bola dunia pada 830 M.

Menurut buku Pengantar Ilmu Falak susunan Watni Marpaung, Al Khawarizmi juga melahirkan banyak karya di bidang astronomi. Ia membuat tabel untuk mengelompokkan ilmu perbintangan serta memperbaiki data astronomis yang ada pada buku terjemahan Sindhind.

Lalu, Al Khawarizmi juga menemukan zodiak atau ekliptika miring sebesar 23,5 derajat terhadap equator.

Al Khawarizmi wafat pada 232 H atau sekitar 845-850 M. Namanya dikenang sebagai pemikir ilmiah paling penting dalam budaya Islam awal.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Salahuddin Al Ayyubi, Pemimpin Bijaksana yang Disegani Negara Barat dan Islam


Jakarta

Kisah Salahuddin Al Ayyubi merupakan salah satu legenda paling terkenal dalam sejarah Islam, bahkan hingga ke dunia Barat. Salahuddin, yang dikenal sebagai pendiri Dinasti Ayyubiyah, dihormati sebagai pahlawan besar dalam Perang Salib karena keberaniannya dan kecerdasannya di medan perang.

Dalam buku Kilau Mutiara Sejarah Nabi yang disusun oleh Tempo Publishing, Amanda Mustika Megarani menyebutkan bahwa Salahuddin adalah tokoh yang berhasil merebut kembali Yerusalem untuk umat Islam setelah jatuh ke tangan kaum Nasrani, prestasi yang sebelumnya pernah dicapai oleh Umar bin Khattab RA.

Di mata orang Barat, Salahuddin, yang dikenal dengan nama Saladin, dianggap sebagai pemimpin yang adil dan berani, mencerminkan sifat-sifat ksatria sejati.


Keberhasilannya dalam Perang Salib tak hanya mengukir namanya dalam sejarah Islam, tetapi juga menjadikannya sosok yang dihormati oleh lawan-lawannya. Hingga kini, kisah Salahuddin Al Ayyubi tetap hidup sebagai inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.

Biografi Salahuddin Al Ayyubi

Menurut buku Sejarah Perkembangan Islam di Mesir (Masa Khalifah Umar bin Khaththab Sampai Masa Dinasti Ayyubiyah) karya Husain Abdullah, dkk, Salahuddin Al Ayyubi lahir di Takriet, Irak, pada tahun 589 H (1137 M).

Sejak kecil, Salahuddin dibesarkan di Damaskus, di mana ia menerima pendidikan agama Islam dan pelatihan militer di bawah bimbingan pamannya, Asaddin Syirkuh, seorang panglima perang dari Turki Saljuk.

Berkat keterampilan militernya, Salahuddin bersama pamannya berhasil merebut Mesir dan menggulingkan sultan terakhir dari kekhalifahan Fatimiyah.

Atas kesuksesannya, ia diangkat menjadi panglima perang pada tahun 1169 M dan tidak butuh waktu lama bagi Salahuddin untuk memimpin Mesir dengan baik.

Salahuddin Al Ayyubi dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana dalam menyelesaikan berbagai masalah, yang membuatnya dicintai oleh rakyatnya. Selain itu, keberhasilannya dalam memperkuat kekuatan militer membuat bangsa Eropa merasa segan dan waspada terhadapnya.

Negara-negara Eropa bahkan khawatir wilayah mereka akan ditaklukkan oleh Salahuddin, sehingga mereka sepakat untuk menghancurkan kekuasaannya dengan menyerang Mesir.

Di sisi lain, ketika Dinasti Fatimiyah mulai runtuh, Salahuddin melihat kesempatan untuk mendirikan Dinasti Ayyubiyah di atas reruntuhan tersebut. Dari sinilah masa keemasan Salahuddin dimulai, dengan pencapaian-pencapaiannya yang luar biasa dalam menyatukan dunia Islam, menjadi teladan yang patut diikuti.

Kisah Salahuddin Al Ayyubi dalam Perang Salib

Diceritakan dalam buku 55 Tokoh Dunia yang Terkenal dan Paling Berpengaruh Sepanjang Waktu karya Wulan Mulya Pratiwi, dkk, Salahuddin Al Ayyubi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan Perang Salib.

Persiapan tersebut tidak hanya mencakup strategi militer dan pelatihan fisik, tetapi juga persiapan spiritual yang sangat penting. Salahuddin memfokuskan upaya untuk memperkuat pertahanan dengan membangun benteng-benteng yang kokoh, menentukan perbatasan secara jelas, mendirikan markas-markas perang, dan mempersiapkan armada kapal terbaik. Selain itu, beliau juga mendirikan rumah sakit serta memastikan ketersediaan obat-obatan bagi pasukannya.

Meskipun sedang mengalami sakit keras, hal tersebut tidak memadamkan semangatnya untuk merebut kembali Yerusalem, tanah suci Nabi. Sebaliknya, penyakit tersebut malah memperkuat tekadnya.

Salahuddin memulai perjuangannya dalam pertempuran Hathin, di mana pasukannya yang berjumlah 63.000 prajurit menghadapi Tentara Salib. Dalam pertempuran ini, pasukan Salahuddin berhasil membunuh 30.000 musuh dan menawan 30.000 lainnya.

Perjuangan berlanjut di kota Al-Quds dan Yerusalem, di mana banyak dari pasukan Salahuddin yang gugur sebagai syuhada. Ketika Tentara Salib memasang salib besar di atas Batu Shakharkh, hal ini justru memicu semangat pasukan Salahuddin, yang akhirnya berhasil meraih kemenangan dalam Perang Salib kedua.

Menurut Karen Armstrong dalam bukunya Holy War: The Crusades and Their Impact on Today’s World, yang diterjemahkan oleh Hikmat Darmawan, ketika Salahuddin Al Ayyubi membebaskan Palestina, ia tidak membunuh seorang pun dari pemeluk agama Kristen, bahkan tidak merampas harta benda mereka.

Salahuddin memegang teguh ajaran Islam yang melarang mengambil keuntungan dalam situasi sulit dan tidak mengajarkan balas dendam. Islam mengajarkan umatnya untuk memenuhi janji dan memaafkan kesalahan sesama.

Hingga saat ini, kisah Salahuddin tetap terkenal, dan ia dikenang sebagai tokoh penting dari Dinasti Ayyubiyah yang berperan besar dalam menyatukan dunia Islam.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com