Jakarta –
Konsumsi gula yang berlebihan dapat berdampak negatif untuk tubuh. Ternyata segini batas aman konsumsi gula harian yang masih diperbolehkan ahli gizi.
Gula yang manis tidak memberikan efek semanis dengan rasa yang ada di lidah. Berbagai penyakit kronis hingga metabolisme dapat disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan.
Maka bukan hal yang aneh jika dokter dan ahli gizi justru tidak menyarankan untuk konsumsi gula secara berlebihan. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan guna menyeimbangkan asupan gula yang masuk ke dalam tubuh.
Melansir Health, konsumsi gula alami dan gula tambahan di dalam makanan memiliki aturan perbedaannya. Merujuk pada kesepakatan aturan diet dari ahli gizi, orang dewasa dibatasi konsumsinya hanya 10% dari total asupan kalori harian yang disarankan.
Konsumsi gula tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan harus sesuai takaran. Foto: Getty Images/hoozone |
Misalnya jika setiap hari mengonsumsi 2.000 kalori pada jumlah gula yang boleh dikonsumsi hanya 50 gram atau setara dengan 12 sendok teh saja. Tetapi American Heart Association, selaku lembaga yang berfokus pada kesehatan jantung memiliki takaran yang berbeda.
Pada aturan yang dilansir oleh AHA orang dewasa dibatasi konsumsi gula per hari hanya 6% dari total kalori keseluruhan. Artinya setiap orang dewasa hanya boleh konsumsi gula 6-9 sendok teh saja.
Takaran ini bahkan lebih rendah lagi jika berbicara batas aman konsumsi gula untuk anak-anak. American Academy of Pediatrics mengatakan anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak diperbolehkan mengonsumsi gula tambahan dari makanannya.
Sementara remaja dan anak-anak di atas usia 2 tahun hanya disarankan konsumsi gula sebanyak 25 gram sehari. Takaran ini setara dengan 6 sendok teh gula yang boleh ditambahkan ke dalam makanan maupun minumannya.
Orang dewasa sekalipun tidak disarankan melewati aturan takaran yang direkomendasikan. Foto: Getty Images/hoozone |
Gula alami dan gula tambahan dibedakan dengan alasan proses pencernaan di dalam tubuh yang berbeda. GUla alami yang datang dari makan akan dicerna sebagai karbohidrat kompleks yang dicerna perlahan sehingga tidak memicu lonjakan insulin.
Sementara gula atau pemanis tambahan justru dianggap sebagai salah satu karbohidrat pecahan yang dicerna dengan cepat. Dampaknya insulin akan melonjak secara instan untuk mencerna gula.
Ketika tidak segera dihentikan atau dikurangi kebiasaan buruk ini, lambat laun sensitivitas pankreas akan berkurang dalam mencerna gula. Ini yang akan menjadi pemicu atau gejala awal pada penderita diabetes tipe 2.
Tips yang paling ampuh untuk tidak mengonsumsi gula berlebihan adalah dengan tidak mengonsumsi minuman manis. Biarkan gula masuk melalui makanan agar lebih mudah diperhatikan dan disesuaikan jumlahnya.
(dfl/odi)
![]() |
||
Source : unsplash.com / Brooke Lark
5 Cara Konsumsi Gula yang Tepat, Ada Batas dan Alternatifnya! Jakarta – Kebutuhan gula tidak bisa sepenuhnya dihilangkan, tetapi butuh disesuaikan. Perhatikan cara yang tepat untuk meminimalisir efek negatifnya. Banyak dipercaya bahwa konsumsi gula dapat menimbulkan efek berbahaya untuk tubuh. Padahal gula tidak bisa dipangkas habis konsumsinya maupun dihilangkan sepenuhnya dalam makanan. Berbagai penyakit metabolik yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan menjadi momok yang menakutkan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan batas konsumsi gula harian tidak lebih dari 50 gram atau 4 sendok makan.
Laman National Health Service United Kingdom, selaku lembaga yang memerhatikan kesehatan nasional di Inggris punya tips mengonsumsi gula yang tepat. Baca juga: Beli Hotpot Gratis Handphone! Wanita Hampir Celaka Gegara Makanannya Berikut ini 5 tips mengonsumsi gula untuk meminimalisir efek sampingnya:
1. Pahami Jenis GulaGula tidak hanya dalam bentuk gula pasir atau gula merah yang sering ditemukan di dapur rumah. Namun ada banyak jenis gula yang dapat ditemukan di dunia. Melansir Harvard Health (20/10/23) ada beberapa jenis gula yang secara alami terbentuk pada sayur dan buah. Adalah fruktosa, glukosa, dan sukrosa yang tidak bisa dihilangkan pada buah dan sayur. Pada produk susu sekalipun mengandung gula alaminya yang berjenis laktosa. Sementara pada kecambah dan biji-bijian terkandung gula dalam jenis maltosa. 2. Batasi TakarannyaLaman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (30/1/24) mencatat takaran aman yang perlu diperhatikan ketika konsumsi gula. Takarannya menjadi satu padu pada batas konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL). Setiap satu orang dewasa dianjurkan untuk hanya mengonsumsi 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan gula. Jika lebih dari itu dikhawatirkan akan memicu risiko gangguan kesehatan jantung hingga diabetes yang tinggi. Merujuk pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 terjadi peningkatan obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas. Begitupula dengan prevalensi obesitas pada anak-anak yang meningkat hingga 6,1%. Tips mengonsumsi gula dengan tepat berlanjut di halaman berikutnya.3. Aturan Konsumsi GulaLaman The Nutrition Source sendiri menyebut ada cara terbaik untuk megonsumsi gula dengan bijak. Ialah dengan selalu memperhatikan label makanan. Terutama pada label makanan kemasan, ada peraturan di mana produsen harus menuliskan kandungan gula di dalamnya. Maka penting bagi konsumen untuk mengenali istilah-istilah gula tersembunyi. Konsumsi gula juga perlu disesuaikan dengan berat badan. Ketika tubuhmu sudah memiliki berat badan yang berlebih upayakan untuk meminimalisir asupan makanan mengandung gula.
4. Kombinasikan dengan Nutrisi LainKonsumsi gula alami sekalipun tetap perlu mempertimbangkan kombinasi makanan pendampingnya. Misalnya seperti buah yang tinggi gula harus diseimbangkan dengan bahan makanan lain, seperti yang dikutip dari laman Lingo. Memadukannya dengan protein dapat menjadi cara termudah untuk dilakukan. Seperti membuat smoothie dengan campuran yoghurt tinggi protein dan lemak sehat. Nasi yang secara alami mengandung gula di dalamnya juga bisa tetap disajikan sebagai makanan sehat. Caranya dengan memadukannya bersama tumisan sayur dan sumber protein. 5. Cari AlternatifnyaDibandingkan menambahkan gula pasir, gula merah, atau pemanis buatan seperti sirup, pilihlah gula yang lebih alami, saran dari laman John Hopkins Medicine. Penggunaan gula pasir dapat diganti dengan stevia. Rasanya yang tak berbeda namun stevia memiliki kalori yang lebih rendah dan lebih aman untuk gula darah. Beberapa makanan juga dapat diandalkan sebagai sumber asupan pengganti gula. Misalnya buah, sayur, susu, protein rendah lemak, hingga kcang dan biji-bijian. Namun ada satu hal yang tetap harus diingat. Memangkas habis asupan gula untuk tubuh sangat tidak disarankan oleh ahli gizi. (dfl/adr) Sari Berita Penting |





