Tag Archives: bayinya

Polusi Udara Bisa Memperlambat Perkembangan Otak Bayi yang Baru Lahir



Jakarta

Sebuah studi menemukan polusi udara bisa berdampak buruk bagi ibu hamil. Para ilmuwan dari Barcelona mengungkapkan polusi udara bisa memperlambat pematangan otak bayi yang baru lahir.

Dalam temuannya, peneliti menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang terpapar partikel halus (PM 2.5) cenderung memiliki perkembangan mielin otak relatif lambat. Hal ini dapat menjadi indikator penting dalam proses tumbuh kembang sistem saraf.

Untuk menemukan hasil ini, tim peneliti dari Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) memindai 132 otak bayi baru lahir menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI).


Pengaruh Paparan Polusi Udara terhadap Ibu Hamil

Hasil penelitian menemukan bahwa bayi yang ibunya terpapar udara dengan kadar PM2.5 tinggi selama masa kehamilan menunjukkan tingkat mielinasi (myelination) lebih rendah dibanding bayi dalam lingkungan udara yang bersih.

“Paparan polusi udara, bahkan dalam kadar yang relatif rendah, sudah cukup untuk mempengaruhi pematangan otak neonatus,” ungkap Dr Mònica Guxens, peneliti utama studi ini, dikutip dari EurekAlert.

Mielinasi merupakan proses pembentukan lapisan pelindung pada sekitar serabut saraf otak. Proses ini penting karena membuat sinyal listrik antar sel otak dapat berjalan cepat dan efisien, bisa diilustrasikan seperti “kabel listrik” yang dilindungi isolator.

Jika mengalami kelambatan dalam prosesnya, maka perkembangan yang tidak optimal pada koneksi otak bayi bisa terjadi pada fase awal kehidupan.

Tempat Tinggal Ibu Hamil dan Paparan Polusi Udara

Para ilmuwan melakukan penggabungan data kualitas udara dari lokasi tempat tinggal ibu hamil dengan hasil MRI otak bayinya di bulan pertama pasca kelahiran.

Polutan utama yang diamati adalah PM 2.5, yaitu partikel halus berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer yang dihasilkan dari pembakaran kendaraan bermotor, industri, serta asap rokok.

Hasil analisis menunjukkan hubungan linier, di mana semakin tinggi paparan PM 2.5 selama kehamilan, semakin rendah pula tingkat mielinasi otak bayi.

Namun, peneliti belum bisa memastikan zat mana dalam PM 2.5 yang paling berpengaruh, karena partikel ini terdiri dari banyak unsur termasuk logam berat seperti besi dan tembaga serta senyawa organik beracun.

Ibu Hamil Wajib Perhatikan Kualitas Udara Sekitar

Studi ini menjadi yang pertama memetakan efek polusi udara terhadap struktur otak bayi baru lahir secara langsung.

Selama ini, sebagian besar riset hanya meneliti efek jangka panjang seperti penurunan IQ atau gangguan perhatian pada anak usia sekolah.

“Mengetahui dampaknya sedini mungkin sangat penting. Jika perubahan mielinasi ini berlanjut, bisa memengaruhi fungsi kognitif dan perilaku anak di kemudian hari,” jelas Guxens.

Para ilmuwan menekankan pentingnya upaya mengurangi kadar polusi udara, terutama di kawasan perkotaan dengan lalu lintas padat.

Selain itu, ibu hamil disarankan untuk lebih memperhatikan kualitas udara di sekitar tempat tinggal, seperti menghindari paparan asap kendaraan dan memperbanyak aktivitas di ruang terbuka hijau.

“Kesehatan lingkungan ibu bukan hanya soal paru-paru, tapi juga otak generasi masa depan,” tulis para peneliti dalam laporannya di Environmental Research.

Meski temuan ini belum membuktikan hubungan sebab-akibat secara penuh, hasilnya memberikan peringatan kuat, bahwa polusi udara tidak hanya berdampak pada tubuh, tapi juga otak bayi bahkan sebelum ia lahir.

Penelitian lanjutan diharapkan dapat menjawab apakah perlambatan mielinasi ini akan berpengaruh hingga usia sekolah atau dewasa.

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Viral Bayi Tersedak Susu sampai Tak Bisa Napas di KA Bengawan, Untung Selamat



Kebumen

Viral di media sosial, video kepanikan penumpang KA Bengawan, karena ada bayi yang tersedak susu sampai tak bisa bernapas. Beruntung bayi itu selamat.

Video tersebut viral usai diunggah oleh beberapa akun Instagram, salah satunya @folkjog. Nampak dalam video itu, terlihat para penumpang panik di dalam kereta.

Seorang ibu terlihat menangis sambil bersimpuh di bangku diduga sedang memeluk bayinya. Sementara nampak seorang laki-laki yang diduga ayah si bayi ikut menangis dan berusaha ditenangkan oleh penumpang lain.


“Moment Menegangkan di KA Bengawan, Ada Bayi Tersedak Susu hingga Tidak Bisa Bernafas,” bunyi keterangan dalam video unggahan tersebut seperti dikutip, Senin (20/10/2025).

Peristiwa itu ternyata terjadi pada Minggu (19/10) sore. Hal tersebut dibenarkan oleh Manajer Humas Daop 5 Purwokerto, Krisbiyantoro.

“Betul, itu kejadian kemarin hari Minggu,” kata Krisbiyantoro saat dihubungi, Senin (20/10/2025).

Krisbiyantoro menyebut peristiwa itu terjadi di dalam KA Bengawan jurusan Pasar Senen – Purwosari. Penumpang tersebut akhirnya diturunkan darurat di Stasiun Gombong, Kebumen sekitar pukul 15.31 WIB.

“Itu jurusan Pasar Senen ke Purwosari, ke timur. Yang jelas penumpang itu tidak turun Gombong mestinya, karena turun darurat,” ungkapnya.

Sebelum diturunkan di Stasiun Gombong, kondisi bayi sudah membaik lantaran sudah mendapatkan pertolongan dari penumpang lain yang berprofesi sebagai petugas medis.

Meskipun sudah dinyatakan selamat, si bayi dan orang tuanya tetap diturunkan di Stasiun Gombong untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

“Tapi di dalam kereta sebetulnya sudah bisa teratasi itu. Kan kalau ada kejadian semacam itu, petugas kami segera menginfokan ke seluruh penumpang yang mempunyai profesi di bidang tersebut, nah kebetulan ada ditangani oleh sesama penumpang yang bisa menangani masalah itu dan berhasil. Tapi diturunkan di stasiun terdekat pertama yaitu Gombong untuk bisa orang tuanya berpikir lagi harus bagaimana,” jelasnya.

“Yang jelas sudah selamat, kemudian kami kru yang ada di dalam kereta itu sudah koordinasi dengan stasiun di depannya, pemberhentian pertama yaitu Gombong. Jadi di stasiun Gombong juga sudah siap petugas kami menerima orang tua dan anaknya itu, langsung dibantu,” sambung Krisbiyantoro.

Menurut Krisbiyantoro, sebelum peristiwa itu terjadi, si orang tua tengah memberikan minuman kepada bayinya. Entah karena apa, tiba-tiba bayi yang masih berumur 11 bulan itu tersedak hingga sulit bernapas sehingga orang tuanya histeris.

“Umur bayi sekitar 11 bulan. Dari laporan singkat yang saya baca, bahwa orang tuanya itu memberikan minum, tapi nggak tahu kenapa kok langsung tersedak,” kata Krisbiyantoro.

———–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kisah Nabi Musa AS ketika Bayi yang Dihanyutkan di Sungai Nil



Jakarta

Nabi Musa AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui muslim. Kisah mengenai Musa AS identik dengan kekejaman Firaun, raja Mesir yang berkuasa kala itu.

Menukil dari Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir terjemahan Umar Mujtahid, Nabi Musa AS lahir ketika Firaun memerintahkan rakyatnya untuk membunuh bayi laki-laki yang lahir. Namun, kalangan Qibhti mengeluh karena minimnya populasi bani Israil akibat pembunuhan bayi laki-laki.

Akhirnya, Firaun mengubah memerintahkan untuk membunuh anak laki-laki secara bergantian setiap dua tahun sekali. Para mufassir menyebut, ibu dari Musa AS sedih karena harus melahirkan anaknya pada waktu di mana bayi laki-laki harus dibunuh.


Ibu Nabi Musa AS mendapat ilham untuk meletakkan Musa AS kecil di dalam peti yang diikat dengan tali. Kala itu, rumahnya berada tepat di hulu Sungai Nil.

Setiap ia menyusui Musa AS kecil dan khawatir akan seseorang, ibu Musa AS meletakkan bayinya di peti tersebut. Lalu, peti tersebut dilepaskan ke lautan sementara talinya tetap dipegang. Ketika semua orang pergi, petinya ia tarik kembali.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qashash ayat 7-9,

وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْۚ اِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ ۝٧ فَالْتَقَطَهٗٓ اٰلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُوْنَ لَهُمْ عَدُوًّا وَّحَزَنًاۗ اِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَجُنُوْدَهُمَا كَانُوْا خٰطِـِٕيْنَ ۝٨ وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ لَا تَقْتُلُوْهُۖ عَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ۝٩

Artinya: “(7) Kami mengilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa). Jika engkau khawatir atas (keselamatan)-nya, hanyutkanlah dia ke sungai (Nil dalam sebuah peti yang mengapung). Janganlah engkau takut dan janganlah (pula) bersedih. Sesungguhnya Kami pasti mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya sebagai salah seorang rasul. (8) Kemudian, keluarga Firʻaun memungutnya agar (kelak) dia menjadi musuh dan (penyebab) kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Firʻaun, Haman, dan bala tentaranya adalah orang-orang salah. (9) Istri Firʻaun berkata (kepadanya), “(Anak ini) adalah penyejuk hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan dia memberi manfaat bagi kita atau kita mengambilnya sebagai anak.” Mereka tidak menyadari (bahwa anak itulah, Musa, yang kelak menjadi sebab kebinasaan mereka).”

As-Suhaili mengatakan bahwa ibu Musa AS bernama Ayarikha. Tetapi, ada juga yang menyebutnya sebagai Ayadzakat.

Ibu Nabi Musa AS lalu menghanyutkan Musa AS kecil ke Sungai Nil. Ia melepaskan peti itu namun lupa mengikatkan tali sehingga peti berisi Nabi Musa AS hanyut bersama aliran Sungai Nil sampai melintas tepat di depan istana Firaun.

Para mufassir mengatakan bahwa selir-selir Firaun yang memungut peti itu dari laut dalam kondisi tertutup rapat. Mereka tidak berani membukanya sehingga peti tersebut diletakkan di hadapan istri Firaun, Asiyah binti Muzahim bin ‘Ubaid bin Rayyan bin Walid.

Ketika penutup peti itu dibuka, Asiyah melihat wajah Nabi Musa AS kecil memancarkan sinar-sinar nubuwah dan kemuliaan. Begitu melihatnya, istri Firaun tersebut langsung jatuh hati dan mencintainya.

Mengetahui itu, Firaun memerintahkan untuk menyembelih Musa AS kecil. Namun, istrinya meminta agar Musa AS tidak dibunuh dan diberikan kepadanya.

Singkat cerita, Musa AS kecil yang tinggal di kerajaan Firaun enggan menerima susu dari wanita mana pun. Selain itu, ia juga tidak mau makan sehingga orang-orang sekitar bingung dibuatnya.

“Mereka kemudian mengirim Musa bersama para dukun beranak dan sejumlah wanita ke pasar, mungkin Musa mau menyusu pada seorang wanita di sana. saat semua orang berdiri di hadapan Musa, saudari Musa melihatnya. Ia tidak memperlihatkan sikap seakan-akan menganalnya,” tulis Ibnu Katsir.

Saudari Musa AS mengatakan akan menunjukkan keluarga yang akan merawat Nabi Musa AS dan berlaku baik. Akhirnya, mereka pergi bersama saudari Musa AS ke kediaman ibu Musa AS.

Musa AS kecil segera digendong oleh ibunya dan atas izin Allah SWT, ia ingin menyusu. Akhirnya, berita tersebut disampaikan kepada Asiyah bahwa Musa AS kecil sudah ingin menyusu.

Istri Firaun itu lantas memanggil ibu Nabi Musa AS dan memberinya tawaran untuk tinggal bersama serta berlaku baik terhadap Asiyah. Namun, ibu Musa AS enggan menerimanya dan mengatakan bahwa ia memiliki suami dan anak-anak.

Beliau meminta agar bayi Nabi Musa AS dibawa bersamanya. Asiyah menyetujui hal itu dan memberikannya nafkah, pakaian, serta hadiah.

Wallahu a’lam

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Musa AS Kembali ke Pelukan Ibunya Setelah Diasuh Firaun


Jakarta

Nabi Musa adalah keturunan dari Bani Israil, la lahir di negeri Mesir. Pada saat itu Mesir dikuasai oleh Firaun, seorang raja yang kejam dan menganggap dirinya sendiri sebagai Tuhan. Nabi Musa AS memiliki kisah yang diabadikan dalam Al-Qur’an.

Dalam Al-Qur’an sendiri, nama ibu Nabi Musa AS adalah Yukabad. Saat kelahirannya, Nabi Musa AS memiliki kisah menarik dalam sejarah islam. Ia sempat berpisah dari ibunya sendiri dan diasuh oleh firaun. Berikut kisah Nabi Musa AS selengkapnya.

Kisah Nabi Musa AS Kembali ke Pelukan Ibunya

Dalam buku Kisah Nabi Musa AS karya Abdillah, diceritakan bahwa kisah ini bermula pada suatu malam, firaun bermimpi seolah-olah melihat Mesir yang dipimpinnya terbakar habis. Seluruh rakyatnya mati, kecuali seorang dari Bani Israil.


Firaun menjadi gelisah sejak datangnya mimpi tersebut. la mengumpulkan seluruh ahli ramal untuk mengartikan mimpinya.

Setelah terkumpul, salah seorang dari mereka berusaha mengartikan mimpi tersebut. la berkata bahwa suatu saat akan datang seorang laki-laki dari keturunan bani Israil yang akan meruntuhkan kekuasaannya. Mendengar hal itu, Firaun menjadi gelisah dan ketakutan.

Sejak saat itu, ia memerintahkan kepada bawahannya agar membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari keturunan Bani Israil.

Setiap ibu yang hamil dari keturunan Bani Israil dilanda kegelisahan. Mereka khawatir jika bayi mereka nanti adalah laki-laki dan akan dibunuh.

Dikisahkan dalam buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul karya Ridwan Abdullah Sani, para pengawal dan tentara Firaun pun melaksanakan perintahnya, setiap rumah dimasuki dan diselidiki, dan setiap perempuan hamil menjadi perhatian mereka saat melahirkan bayinya. Banyak bayi laki-laki dari Bani Israil yang dibunuh pada saat itu.

Firaun menjadi tenang dan merasa aman setelah mendapat kabar dari pasukannya bahwa wilayah kerajaannya telah menjadi bersih dan tidak ada seorang pun dari bayi laki-laki yang masih hidup.

Namun, ia tidak mengetahui bahwa kehendak Allah SWT tidak dapat ditolak. Ternyata pada saat itu di wilayah kerajaannya masih ada seorang ibu yang sedang mengandung bayi laki-laki yang tidak diketahui sama sekali oleh Firaun dan pasukannya.

Ia adalah ibu dari Nabi Musa AS, yang sedang menantikan datangnya seorang bidan untuk memberinya pertolongan saat melahirkan. Bidan yang ditunggu pun datang dan menolong ibu Musa melahirkan, namun hati ibu Musa menjadi khawatir setelah mengetahui bahwa bayinya adalah seorang laki-laki.

Ia meminta agar bidan itu merahasiakan kelahiran bayi Musa dari siapa pun, dan hal tersebut diterima oleh sang bidan karena merasa simpati terhadap bayi Musa yang lucu itu, serta merasakan betapa sedihnya hati seorang ibu yang akan kehilangan bayi yang baru dilahirkan.

Selama beberapa waktu, ibu Musa menyusui bayinya, namun ia merasa tidak tenang dan selalu cemas serta khawatir terhadap keselamatan bayinya. Suatu ketika, Allah SWT memberi petunjuk kepadanya agar menyembunyikan bayinya dalam sebuah peti, kemudian menghanyutkan peti yang berisi bayinya itu di Sungai Nil.

Allah SWT juga memberi petunjuk bahwa ibu Musa tidak boleh bersedih dan cemas atas keselamatan bayinya, Allah SWT menjamin akan mengembalikan bayi itu kepadanya bahkan akan mengutuskannya sebagai salah seorang rasul.

Akhirnya, ibu Musa menghanyutkan peti bayi berisi Musa di permukaan air Sungai Nil dengan bertawakal kepada Allah SWT. Ibu Musa memerintahkan kakak Musa untuk mengawasi dan mengikuti peti itu agar mengetahui di mana peti itu berlabuh dan siapa yang akan mengambil peti tersebut.

Betapa khawatirnya hati kakak Musa, ketika melihat dari jauh bahwa peti yang diawasinya itu ditemukan oleh istri Firaun yang sedang berada di tepi Sungai Nil bersama beberapa dayangnya, kemudian peti tersebut dibawanya masuk ke dalam istana.

Ibu Musa yang mengetahui kejadian tersebut menjadi sedih dan sangat cemas, tetapi ia ingat bahwa Allah SWT telah menjamin keselamatan anaknya tersebut. Perlu diketahui bahwa Asiyah istri Firaun adalah orang yang beriman, walaupun suaminya adalah seorang yang kejam.

Asiyah istri firaun memberitahukan tentang bayi laki-laki yang ditemuinya di dalam peti yang terapung di atas permukaan Sungai Nil tersebut kepada firaun. Firaun segera memerintahkan untuk membunuh bayi itu sambil berkata kepada istrinya,

“Aku khawatir bahwa inilah bayi yang diramalkan, yang akan menjadi musuh dan penyebab kesedihan kami dan akan membinasakan kerajaan kami yang besar ini.”

Akan tetapi, istri firaun yang sudah telanjur menaruh simpati dan sayang terhadap bayi Musa itu, kemudian berkata kepada suaminya,

“Janganlah bayi yang tidak berdosa ini dibunuh. Aku sayang kepadanya dan lebih baik kami ambil ia sebagai anak, kalau kelak ia akan berguna dan bermanfaat bagi kita. Hatiku sangat tertarik kepadanya dan ia akan menjadi kesayanganku dan kesayanganmu.”

Demikianlah, jika Allah yang Maha kuasa menghendaki sesuatu, maka jalan bagi terlaksananya takdir itu akan dimudahkan. Allah SWT telah menakdirkan bahwa nyawa bayi tersebut akan selamat dan Musa akan diasuh oleh keluarga Firaun.

Keluarga Firaun memberikan nama Musa kepada bayi itu. Musa adalah bayi yang masih “merah” dan membutuhkan air susu sehingga keluarga Firaun mencari orang yang dapat memberikannya susu pada bayi tersebut.

Setelah itu, beberapa ibu didatangkan untuk Musa, namun semua ibu yang mencoba memberi air susunya langsung ditolak oleh bayi itu.

Istri Firaun menjadi sangat bingung memikirkan bayi angkatnya itu yang enggan meminum susu dari sekian banyak ibu yang didatangkan ke istana.

Kakak Nabi Musa AS yang memang dari awal sudah diperintahkan oleh ibunya untuk mengawasi keadaan adiknya pun mendengar informasi tersebut, kemudian ia memberanikan diri datang menjumpai istri firaun untuk menawarkan seorang ibu yang mungkin diterima oleh bayi itu untuk disusui.

Agar penyamarannya tidak diketahui oleh firaun, maka kakak Nabi Musa berkata kepada mereka,

“Aku tidak mengenal siapakah keluarga dan ibu bayi ini, hanya aku ingin menunjukkan satu keluarga yang baik dan selalu rajin mengasuh anak, kalau-kalau bayi itu dapat menerima air susu ibu keluarga itu.”

Tawaran kakak Musa diterima oleh istri Firaun, dan ibu kandung Musa dijemput untuk menyusui bayi tersebut. Begitu Musa disusukan oleh ibu kandungnya sendiri yang tidak diketahui oleh keluarga firaun, Nabi Musa AS meminumnya dengan sangat lahap.

Melihat hal tersebut maka Musa diserahkan kepada ibu kandungnya sendiri untuk diasuh selama masa menyusui dengan imbalan upah yang besar. Hal tersebut sesuai dengan janji Allah SWT kepada ibu Nabi Musa AS bahwa ia akan menerima kembali putranya itu.

Setelah selesai masa menyusui Nabi Musa, AS, Nabi Musa AS dikembalikan oleh ibunya ke istana, untuk diasuh, dibesarkan, dan dididik seperti anak-anak raja yang lain.

Nabi Musa AS mengendarai kendaraan firaun dan berpakaian sesuai dengan cara-cara Firaun, ia dikenal orang sebagai Musa bin Firaun.

Kisah Nabi Musa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-Qasas ayat 4 sampai 13.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com