Tag Archives: bedugul

Kuil Murugan, Simbol Toleransi Umat Hindu Keturunan India Selatan



Jakarta

Kuil Murugan, rumah ibadah paling warna-warni dan termegah se-Asia Tenggara, hadir di Jakarta Barat. Kuil itu menjadi tanda toleransi Nusantara.

Ada kerinduan panjang, sekitar 75 tahun, untuk dapat mewujudkan Kuil Murugan atau Murugan Temple. Berlokasi di Jalan Bedugul, Daan Mogot No.2, RT.6/RW.17, Kalideres, Kec. Kalideres, Kota Jakarta Barat, kuil ini sukses menarik perhatian dunia.

Baru diresmikan pada 2 Februari 2025, bertepatan dengan Maha Kumbh Mela, Kuil Murugan didapuk sebagai kuil hindu terbesar se-Asia Tenggara. Menara setinggi 47 meter menjulang megah.


Dr. A.S Kobalen. M.Phil. PhD (61), inisiator dari pembangunan Kuil Murugan menceritakan bagaimana perjuangan rumah ibadah ini. Umat hindu keturunan India Selatan sudah cukup lama mendambanya, sekitar 75 tahun perjuangan.

“Tempat ini lahir di latar belakangnya sebuah kerinduan panjang oleh masyarakat Hindu perantau dari Sumatra Utara yang ada di Jakarta selama 75 tahun tidak punya rumah ibadah,” katanya kepada rombongan wartawan ditemui di Kuil Murugan pada Sabtu (2/8).

“Kalau mau ibadah numpang-numpang,” kenangnya.

Dr. A.S Kobalen. M.Phil. PhD Inisiator Murugan TempleDr. A.S Kobalen. M.Phil. PhD Inisiator Murugan Temple Foto: (Andhika Prasetia/detikFoto)

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa umat hindu perantauan biasanya masyarakat Sumatra Utara yang berasal dari India Selatan, suku Tamil atau orang India yang bisa berbahasa Tamil.

“Kebetulan di India Selatan itu dewa favoritnya Murugan,” jelasnya.

Dewa Murugan dalam agama hindu dikenal sebagai dewa perang, keberanian dan kebijaksanaan. Ia adalah putra Dewa Siwa dan Dewi Parwati, adik dari Dewa Ganesha.

Sebelum kuil ini hadir, jemaat beribadah ke Durga Temple di Tangerang atau Karawaci. Namun, dewa di kuil-kuil tersebut bukanlah Dewa Murugan.

Dengan air muka yang cerah, Kobalen menceritakan bagaimana Gema Sadhana menjadi payung dan organisasi yang memperjuangkan pembangunan Murugan Temple. Sebagai ketua umum, dirinya mengaku ada banyak orang yang membantu pembangunan rumah ibadah sejak perencanaannya digemakan.

“50 persen pembangunan dari kuil ini merupakan bantuan dari non-hindu. Kebanyakan mengirimkan bahan bangunan,” jelasnya.

Kuil Murugan di Jakarta Barat, menghadirkan nuansa India Selatan lewat arsitektur warna-warni dan patung dewa yang megah.Kuil Murugan di Jakarta Barat, menghadirkan nuansa India Selatan lewat arsitektur warna-warni dan patung dewa yang megah. Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Tahun 2019 Gema Sadhana, organisasi kesetaraan dan keragaman agama yang berada di bawah naungan Partai Gerindra mulai bergerak untuk meminta izin pembangunan kepada gubernur DKI. Pada 27 Oktober 2019, saat perayaan Hari Raya Depawali di Ancol, Anies Baswedan yang waktu itu menjabat sebagai gubernur menyetujui permohonan itu secara verbal di depan 4500 orang.

Singkat cerita 14 Februari 2020 diadakan peletakan batu pertama. Di tengah pandemi pembangunan sempat mandek, sampai dua tahun. Setelah itu perlahan-lahan wujud bangunan terlihat berkat bantuan material dan donasi dari masyarakat.

Mantap dengan pondasi, barulah pengurus kuil mendatangkan tenaga ahli seni dari India. “Hampir 61 orang tenaga seni di sini, 44 orang mengerjakan arca yang sudah indah itu di India,” ungkapnya.

Kuil Murugan di Jakarta Barat, menghadirkan nuansa India Selatan lewat arsitektur warna-warni dan patung dewa yang megah.Kuil Murugan di Jakarta Barat, menghadirkan nuansa India Selatan lewat arsitektur warna-warni dan patung dewa yang megah. Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Melihat banyaknya dukungan dari berbagai agama, Kobalen menjanjikan Murugan sebagai simbol kebhinnekaan Indonesia. Selain rumah ibadah, kuil tersebut memang akan dijadikan sebagai tempat wisata. Ia mengapresiasi banyak pihak yang turut mendukung pembangunan kuil.

Saat ini Kuil Murugan masih ditutup untuk umum karena pekerjaan konstruksi dan masih belum menandainya dengan tanda tata tertib. Kolaben mengatakan bahwa saat ini pengurus kuil sedang mengerjakan situs resmi dan aplikasi khusus pengunjung, sehingga di masa depan wisatawan bisa masuk tanpa antrean panjang seperti kemarin.

(bnl/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Kisah Pura Tempat Meminta Jodoh di Bali



Tabanan

Pulau Bali memiliki julukan Pulau Seribu Pura. Dari ribuan pura di Bali, ada satu yang dikenal sebagai tempat untuk meminta jodoh. Seperti apa kisahnya?

Pura Muncak Sari yang berada di Tabanan adalah salah satu pura kahyangan yang terletak di lereng Gunung Batukaru. Pura ini menarik perhatian masyarakat, karena punya ‘fungsi’ lain.

Selain fungsinya sebagai tempat sembahyang umum, masyarakat setempat meyakini pura ini sebagai tempat untuk memohon amertha atau kemakmuran dan bahkan tempat ‘nunas jodoh’ atau memohon jodoh.


Sejarah Pura Muncak Sari

Sejarah Pura Muncak Sari berakar dari tradisi lokal dan asal-usul yang berkaitan dengan alam niskala setempat. Dulunya pura ini berupa bebaturan, kumpulan batu-batu suci yang disakralkan sehingga awalnya dikenal dengan sebutan Pura Bedugul Gumi.

Seiring waktu, pura dipelihara oleh keluarga adat setempat dan atas petunjuk niskala, berganti nama menjadi Pura Muncak Sari, tempat-tempat pemujaan di kompleks pura pun menyimpan nama-nama altar atau saren yang terkait dengan tokoh-tokoh leluhur setempat.

Pura ini berada di kawasan yang dulu sering dipakai leluhur melakukan tapa brata, sehingga aura spiritualnya kuat dan dijaga benar oleh komunitas adat setempat.

Mitos Jodoh di Pura Muncak Sari

Pura Muncak Sari menjadi pusat ritual untuk memohon kesejahteraan pertanian, keselamatan warga, dan berkah hidup sehari-hari, fungsi umum purakahyangan pada umumnya.

Selain itu, ada kepercayaan khusus yang berkembang, sebagian warga lokal danpemedek datang untuk “nunas jodoh” (memohon jodoh) atau meminta kemakmuran sebelum memulai musim tanam.

Berbagai pengakuan pun muncul, ada orang yang mengaku mendapat jawaban atas permohonan tersebut, sehingga tradisi meminta jodoh di pura ini semakin dikenal. Bersembahyang di sini dengan hati tulus akan dipermudah urusan jodohnya, kata mereka.

Ada juga cerita orang dipertemukan pasangan setelah meminta tirta di sini. Selain itu, ada juga cerita tentang pasangan suami istri yang merasa hubungannya kembali harmonis setelah sembahyang bersama di pura ini.

Tradisi di Pura Muncak Sari

Pemedek datang berpakaian adat membawa canang dan persembahan sesuai aturan adat, melaksanakan persembahyangan di mandala tertentu.

Pada hari-hari piodalan atau upacara adat besar pura akan dipenuhi prosesi ritual yang melibatkan warga banjar atau masyarakat setempat.

Ada pula aturan adat terkait pemeliharaan pelinggih. Sampai saat ini, berbagai tradisi masih dilestarikan untuk menjaga kesucian Pura ini. Karena itu, Pura ini sekarang menjadi salah satu cagar budaya yang ada di Bali.

Lokasi dan Cara Menuju ke Sini

Pura Muncak Sri berada di Banjar Anyar, Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Tabanan. Tepatnya berada di lereng atau sekitar kaki Gunung Batukaru.

Akses ke pura biasanya melewati jalan pedesaan dan jalur menuju kawasan pegunungan. Pengunjung disarankan menyesuaikan waktu dan persiapan karena suasana di sana cenderung tenang dan lingkungan alamnya masih dominan perbukitan.

——–

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

dari Inggris Kembali ke Habitat Aslinya di Bali



Gianyar

Salah satu satwa endemik Bali yang populasinya menyedihkan adalah burung perkici dada merah. Namun angin segar kini tengah berhembus.

Di Taman Safari Bali, kini ada tempat konservasi burung tersebut. Selain sebagai destinasi wisata edukasi, Taman Safari Indonesia bukanlah tempat yang sekadar rekreasi saja, tapi juga konservasi.

Meski burung perkici dada merah ini adalah burung endemik Bali, tapi keberadaannya di Bali sendiri sudah sangat sulit untuk ditemukan. Menurut Husbandry Manager Taman Safari Bali, Ayudis Husadhi, menjelaskan burung perkici dada merah yang ada di Lorikeet Breeding Center di Taman Safari Bali ini merupakan hasil transfer dari Paradise Park di Inggris.


“Burung perkici dada merah atau common name-nya Michelle Lorikeet atau dalam bahasa Bali ini dikenal dengan nama atat Bali. Burung ini dikenal sudah hampir tidak ada ya di alam, sudah hampir tidak ditemukan di alam,” ujar Ayudis di Bali, Sabtu (11/10/2025).

Melalui koneksi dengan World Parrot Trust, Taman Safari Bali akhirnya menemukan spesies endemik Bali itu di Paradise Park Inggris. Karena di Paradise Park itu populasi dari burung perkici dada merah ini sangat banyak.

Hingga akhirnya di bulan Juli 2025 lalu, sebanyak 10 pasang burung perkici dada merah ditransfer ke Taman Safari Bali untuk nantinya dikembalikan lagi ke alam Bali.

“Dan kabar baiknya sudah mulai ada yang bertelur, ya mudah-mudah dalam waktu dekat (bisa menetas),” jelas Ayudis.

Taman Safari Indonesia bukan sekadar tempat rekreasi tapi juga jadi tempat edukasi sekaligus tempat konservasiLorikeet Breeding Center di Taman Safari Bali. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Menurutnya, masa pengeraman telur burung perkici dada merah ini membutuhkan waktu sekitar 24 hingga 27 hari. Untuk saat ini Taman Safari Bali akan terlebih dahulu fokus untuk pengembangbiakan, sebelum nantinya burung-burung perkici dada merah ini dilepas liarkan ke alam.

“Untuk habitatnya masih kita cari berdasarkan referensi dan juga informasi-informasi yang kita terima itu di sekitar daerah Bedugul. Cuma memang sulit sekali melihat (burung perkici dada merah) ini di alam,” ucapnya.

Burung perkici ini sebetulnya memiliki banyak jenisnya dan tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Namun, khusus untuk jenis perkici dada merah merupakan endemik dari Pulau Bali.

Sehingga pelestariannya di Taman Safari Bali ini menjadi sangat penting untuk mengembalikan lagi spesies satwa yang telah hilang dari alam asalnya.

Belum Ada Informasi Awal Tiba di Inggris

“Asal usul pertama kali burung (ada di Inggris) kita belum mendapatkan sejarahnya secara khusus, namun yang kita dapatkan ini adalah hasil pengembangbiakan. Jadi di Inggris itu ada banyak kebun binatang yang punya jenis ini, jadi ada di Paradise Park, di Chester Zoo, dan tempat lainnya,” ucap Kurator Satwa di Taman Safari Bali, Ari.

“Kebetulan saja Paradise Park yang jumlahnya sangat banyak dan mereka juga punya program untuk mengembalikan kembali burung ini ke habitat aslinya. Dan mereka tahu kalau di Bali jumlah burung ini sudah semakin sedikit,” lanjut Ari.

Serupa dengan program untuk burung endemik Bali lainnya yakni Jalak Bali. Burung perkici dada merah ini nantinya setelah populasi yang dianggap cukup akan dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Wisata Pulau Dewata yang Komplet, dari Kuliner sampai Budaya Ada

Badung

Wisata pulau Dewata bisa dibilang sangat komplet. Mulai dari wisata kuliner sampai budaya semuanya ada di Bali.

Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak pada bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara, bagian timur dari pulau Jawa, serta beribu kota di Kota Denpasar.

Pulau Bali memiliki beberapa julukan, di antaranya Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Selain itu, Bali juga terkenal dengan wisata dan kulinernya. Berikut beberapa di antaranya:


1. Babi Guling

Babi yang dimasak dengan bara api sambil diputar dan perut babi diisi dengan rempah biasanya dimakan dengan nasi, kerupuk kulit, sate babi, dan lain sebagainya.

2. Ayam Betutu

Ayam khas Bali yang sangat berempah biasanya dimakan dengan nasi putih hangat.

3. Nasi Jinggo

Nasi yang dibungkus daun pisang dengan porsi sedikit biasanya berisi nasi, mie tumis, sambal, ayam suir pedas, tempe balado, dan sebagainya.

4. Sate Babi Bawah Pohon

Sate babi yang sangat enak memiliki rasa yang gurih dan manis.

5. Seafood Jimbaran

Tempat makan seafood di pinggir pantai, jadi kalian bisa makan sambil menikmati pemandangan sunset pantai yang indah

Tempat Wisata

1. Tanah Lot

Pantai dengan pemandangan batu karang menakjubkan yang berlubang di tengahnya.

2. Pura Ulun Danu Beratan Bedugul

Sebuah pura cantik di atas danau. Pemandangan pura ini begitu ikonik.

3. Pura Uluwatu

Uluwatu terkenal dengan keindahannya dan pertunjukan tari tradisional tari kecak.

Sejarah Pura Uluwatu

Uluwatu berasal dari dua kata: “ulu” yang berarti ujung dan “watu” yang berarti batu. Selain keindahannya Uluwatu juga ada pertunjukan tari kecak pada jam sesi pertama pukul 18.00-19.00, dan sesi kedua pukul 19.00-20.00 WITA.

Selain wisatanya, Bali juga terkenal dengan tari tradisionalnya, yaitu tari kecak dan tari barong.



Sumber : travel.detik.com