Tag Archives: berkendara

5 Starter Pack Berkendara di Musim Hujan dari Brand Lokal



Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia terjadi di Januari-Februari 2024. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi para pengendara, baik mobil maupun motor.

Berkendara di musim hujan memiliki tantangan tersendiri. Selain kondisi jalan yang licin, hujan juga bisa menyebabkan visibilitas menjadi terbatas, sehingga penting bagi pengemudi untuk memastikan kendaraannya selalu dalam kondisi prima agar dapat berkendara saat musim hujan dengan lebih aman.

“Tokopedia selalu berupaya mempermudah masyarakat untuk dapat menemukan segala kebutuhan sehari-hari termasuk produk otomotif, diantaranya aksesori kendaraan mobil dan motor, lewat kampanye Tokopedia Garage,” kata Associate Vice President of Category Development Tokopedia Fransiscus Leo Chandra dalam keterangan tertulis, Senin (12/2/2024).


“Kehadiran kampanye Tokopedia Garage, di sisi lain, turut menciptakan tren belanja online tersendiri untuk kategori Otomotif. Produk body motor, produk wax dan pembersih kendaraan, lampu motor, lampu mobil hingga radiator dan komponen mobil merupakan beberapa produk yang paling laris di kategori Otomotif pada 2023 (periode data Januari-September 2023),” sambungnya.

Tokopedia melalui Fransiscus pun membagikan lima rekomendasi aksesori kendaraan mobil dan motor yang bermanfaat dan membuat berkendara saat musim hujan lebih aman dan nyaman.

1. Pastikan Punya Helm Sesuai SNI dan Siapkan Ban Cadangan

Aksesori keselamatan seperti helm dengan standar sesuai SNI wajib dimiliki pengendara motor. Aksesori keselamatan ini dapat membantu tetap aman di jalan raya, bahkan saat kondisi hujan yang deras.

Masyarakat dapat memiliki helm SNI dari berbagai dari brand lokal di Tokopedia, contohnya Cargloss.

Bagi pengendara mobil, ban cadangan wajib disediakan dalam bagasi sebagai antisipasi jika terjadi kebocoran. Pastikan tekanan angin ban mobil dalam kondisi ideal sebelum mengemudi.

“Selama bulan Januari 2024 saat musim hujan, nilai transaksi produk helm di Tokopedia naik hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan penjualan di hari biasa di luar musim hujan,” kata Fransiscus.

2. Jaga Kebersihan Kendaraan dengan Kain Lap Microfiber dan Wiper

Selain bermanfaat untuk menjaga keselamatan, kain lap dan wiper menjadi dua aksesori penting untuk menjaga kebersihan kendaraan. Pemilihan jenis kain lap mobil maupun motor juga penting untuk diperhatikan.

Pilihlah kain lap dengan bahan microfiber yang cenderung lembut dan tidak mudah menggores permukaan kaca atau body mobil maupun motor.

Jangan lupa mengganti karet wiper secara berkala agar tetap elastis dan dapat membersihkan air hujan dengan efektif. Masyarakat bisa mendapatkan wiper dan kebutuhan kebersihan untuk kendaraan dari berbagai brand lokal, termasuk Carinn Store dan Nanotech Protection di Tokopedia.

“Penjualan produk wiper mobil di Tokopedia naik lebih dari 2 kali lipat selama Januari 2024 dibandingkan dengan penjualan di hari biasa di luar musim hujan,” kata Fransiscus.

3. Pakai Stiker atau Spray Anti Fog untuk Jaga Visibilitas Saat Berkendara

Stiker atau spray anti fog bisa juga merupakan contoh aksesori kendaraan yang sangat bermanfaat saat musim hujan. Stiker atau cairan spray anti fog biasanya memiliki lapisan khusus yang dapat mengurangi atau mencegah terbentuknya embun pada permukaan kaca kendaraan sehingga dapat memastikan visibilitas yang lebih baik.

Di Tokopedia sendiri ada berbagai pilihan stiker atau spray anti fog buatan brand lokal untuk kaca helm atau kaca mobil, misalnya Oxide.

“Data internal Tokopedia menunjukkan penjualan produk stiker anti fog mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat selama Januari 2024 dibandingkan dengan penjualan di hari biasa di luar musim hujan,” jelas Fransiscus.

4. Siapkan Jas Hujan atau Payung

Bagi pengendara motor, pilihlah jas hujan yang ukurannya sesuai dengan tubuh untuk melindungi dari air hujan dan hindari menggunakan jas hujan model ponco dengan ukuran yang terlalu panjang. Bagi pengendara mobil, disarankan untuk selalu menyediakan payung di bagasi mobil, apalagi saat musim hujan.

Tokopedia menyediakan berbagai contoh brand lokal pembuat jas hujan, salah satunya Respiro asal Madiun. Ada juga brand lokal asal Bandung, Ame Raincoat, yang menawarkan jas hujan dan jaket parka yang sangat fungsional sekaligus mendukung style naik motor tetap fashionable di tengah hujan.

“Di Tokopedia sendiri, penjualan jas hujan naik hampir 7 kali lipat selama Januari 2024 dibandingkan dengan penjualan di hari biasa di luar musim hujan. Sedangkan penjualan payung mengalami kenaikan transaksi hampir 3 kali lipat di periode yang sama,” papar Fransiscus.

5. Perhatikan Kampas Rem, Busi Motor dan Aksesori Performa Kendaraan

Pastikan performa kendaraan selalu terjaga, terutama saat musim hujan, dengan rutin memeriksa kondisi aksesori atau perlengkapan kendaraan. Berbagai perlengkapan yang perlu dicek di antara lain adalah kampas rem hingga busi motor.

Pilih kampas rem dengan daya pengereman yang lebih baik, ketahanan yang lebih tinggi dan responsivitas yang lebih baik. Performa kampas rem yang baik umumnya terbuat dari bahan yang lebih keras dan tahan panas.

Masyarakat dapat membeli kampas rem motor di berbagai brand lokal di Tokopedia, salah satunya Kyta Store.

“Masyarakat juga dapat memanfaatkan layanan Jasa Pasang Otomotif di Tokopedia dimana masyarakat bisa membeli produk dan mendapatkan jasa pasang aksesori atau onderdil kendaraan oleh mekanik yang disediakan oleh penjual atau oleh mitra bengkel Tokopedia,” pungkasnya.

(akd/ega)



Sumber : oto.detik.com

Pahami Rumus 3 Detik di Jalan Tol untuk Mencegah Tabrakan Beruntun


Jakarta

Kecelakaan beruntun di jalan tol sudah sering terjadi. Tak jarang, kecelakaan tersebut melibatkan belasan kendaraan dan merenggut banyak korban jiwa.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan beruntun di jalan tol. Salah satu pemicunya karena pengendara yang tidak mau menjaga jarak aman.

Sebenarnya, ada cara untuk mencegah terjadinya tabrakan beruntun di jalan tol, yakni dengan menerapkan rumus tiga detik. Apa maksudnya? Simak penjelasannya secara lengkap dalam artikel ini.


Memahami Rumus 3 Detik di Jalan Tol

Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan, setiap pengendara yang melintas di jalan tol wajib menjaga jarak aman. Oleh karenanya, gunakan rumus tiga detik di jalan tol.

Rumus perhitungan waktu ini berfungsi untuk meminimalisir dan menghindari bahaya kecelakaan di jalan tol, khususnya karena kurang menjaga jarak aman dengan pengendara lain.

Apa maksud dari rumus tiga detik di jalan tol? Jadi, pengendara wajib menjaga jarak dengan perhitungan tiga detik. Caranya mudah, temukan patokan yang cukup besar dan tidak bergerak di sepanjang jalan. Bisa pohon, tiang lampu, ataupun benda lainnya.

Ketika kendaraan di depan telah melewati patokan yang telah kamu tentukan, mulai hitung dalam hati dengan angka 1.000 dan 1, 1.000 dan 2, lalu 1.000 dan 3. Pastikan kendaraanmu melewati patokan yang sama pada akhir hitungan. Jika sudah tepat maka detikers telah memenuhi jarak yang aman yakni selama tiga detik.

Apakah Rumus 3 Detik di Jalan Tol Efektif?

Menurut BPJT, rumus tiga detik di jalan tol sudah sesuai dengan reaksi pengemudi. Jadi, waktu 1,5-2 detik merupakan lama waktu persepsi manusia sebagai pengendara dalam mengemudikan kendaraannya dan melihat kendaraan lain di depan pada saat melakukan pengereman mendadak.

Lalu, butuh waktu sekitar 0,5-1 detik bagi seorang pengendara mendapatkan reaksi secara cepat untuk menghentikan kendaraan dengan tenang sesuai jarak aman berkendara. Cara ini agar tidak menabrak kendaraan di depannya yang telah melakukan pengereman mendadak.

“Penghitungan rumus 3 detik tersebut diharapkan untuk tetap menjaga jarak aman saat mengerem kendaraan mendadak, sehingga kendaraan tidak langsung menabrak kendaraan di depan, begitupun kendaraan di belakang yang juga menjaga jarak dengan aman,” sebut BPJT.

“Dibutuhkan fokus yang cukup tinggi saat berkendara di Jalan Tol serta jangan lengah saat sedang mengemudikan kendaraan. Pastikan kendaraan dalam kondisi aman dan tetap patuhi aturan berkendara dengan benar,” lanjutnya.

Tips Berkendara Aman di Jalan Tol

Selain menjaga jarak aman, sebenarnya masih ada sejumlah hal yang harus diperhatikan ketika berkendara di jalan tol. Mengutip laman Auto2000, berikut beberapa tipsnya:

  1. Pastikan kendaraan dalam kondisi optimal sebelum berkendara, terlebih jika menempuh perjalanan ke luar kota dan melalui jalan tol.
  2. Pastikan juga diri sendiri dalam kondisi fit. Sebab, perjalanan jauh kerap membuat pengemudi jadi mudah lelah.
  3. Gunakan jalur yang sesuai. Ingat, jalur paling kanan hanya untuk kendaraan yang hendak mendahului, sedangkan bahu jalan dipergunakan untuk kendaraan darurat.
  4. Patuhi batas kecepatan sesuai ketentuan. Jangan berkendara terlalu kencang ataupun pelan karena bisa membahayakan diri sendiri dan pengendara lain.
  5. Tetap fokus dan selalu waspada. Walau detikers sudah berkendara dengan hati-hati, namun masih ada pengendara lain yang berkendara secara sembrono. Hal tersebut berisiko menyebabkan kecelakaan.

Demikian penjelasan mengenai rumus tiga detik di jalan tol. Semoga artikel ini dapat menambah pemahaman detikers dalam berkendara.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Bagaimana Cara Tahu 1 Liter Bensin Bisa Berapa Km? Begini Penjelasannya


Jakarta

Bagi pemilik kendaraan konvensional, bahan bakar adalah hal yang wajib diperhitungkan dengan baik. Sebab, harga bensin yang kerap berubah setiap awal bulan menjadi perhatian tersendiri.

Maka dari itu, banyak pengendara yang mulai menghitung konsumsi bahan bakar setiap kali mengisi bensin. Apabila mobil yang dikendarai boros BBM, maka pengeluaran untuk membeli bensin juga turut membengkak.

Nah, ada beberapa cara untuk menghitung konsumsi bahan bakar. Lantas, 1 liter bensin dapat menempuh berapa Km? Simak cara menghitungnya yang benar dalam artikel ini.


1 Liter Bensin Berapa Km?

Dilansir situs Wuling Indonesia, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menghitung 1 liter bensin berapa kilometer pada mobil. Berikut penjelasannya:

1. Cek Konsumsi Bahan Bakar Lewat MID

Mobil keluaran terbaru telah mengusung fitur Multi-Information Display (MID). Layar digital di dekat odometer ini berfungsi untuk memberikan informasi tambahan kepada pengemudi, salah satunya mengecek konsumsi bahan bakar.

Pengendara dapat mengetahui konsumsi BBM secara otomatis berkat bantuan Electronic Control Unit (ECU) sesuai bensin yang disuplai oleh injektor. Untuk mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar, detikers bisa mengeceknya pada kolom average fuel consumption atau umumnya disingkat menjadi ‘AVG’.

2. Cek Konsumsi Bahan Bakar Lewat Metode Full to Full

Apabila mobil detikers tidak dilengkapi dengan MID, kamu masih bisa menghitung konsumsi bahan bakar lewat metode full to full. Cara ini dilakukan dengan mencari total jarak tempuh yang sudah dilalui, kemudian membaginya dengan jumlah bahan bakar yang telah diisi ulang.

Adapun rumus dalam mengecek konsumsi bahan bakar lewat metode full to full, yaitu:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir.

Sebagai contoh, Andi mengisi BBM untuk mobilnya hingga full tank. Saat mengisi bensin pertama, angka odometer yang tercatat di mobil adalah 2.000 Km. Setelah mengisi bensin, Andi menggunakan mobil untuk perjalanan sehari-hari.

Setelah melaju hingga kecepatan 60-100 Km/jam, Andi kembali mengisi BBM sampai full. Di tahap ini, Andi menghitung berapa liter bahan bakar yang diisi ke dalam tangki, ternyata mencapai 30 liter bensin.

Selain itu, Andi juga mencatat berapa kilometer jarak yang telah ditempuh setelah terakhir kali mengisi bensin. Ternyata, ia sudah menempuh jarak sejauh 300 Km, sehingga di odometer tercatat 2.300 Km.

Kini, Andi tinggal menghitung konsumsi bahan bakar sesuai rumus di atas. Perhitungannya sebagai berikut:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang diisi = Hasil akhir
(2.300 – 2.000) / 30 = 10 Km/liter.

Jadi, jawaban dari pertanyaan 1 liter bensin berapa Km adalah 10 Km/liter.

Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Bisa Berbeda

Perlu diingat, konsumsi bahan bakar bisa berbeda-beda tergantung dari sejumlah faktor. Mengutip laman Daihatsu, berikut penyebabnya:

1. Kapasitas Mesin

Faktor yang pertama terkait dengan kapasitas mesin. Saat ini, ada banyak mobil yang memiliki kapasitas mesin yang beragam, mulai dari 1.5 L, 2.0 L, hingga 1.5 L dengan teknologi mesin turbo. Kapasitas mesin yang berbeda juga menyebabkan jumlah konsumsi BBM yang tak sama.

2. Kompresi

Selain kapasitas mesin, rasio kompresi juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Sebab, efisiensi BBM selaras dengan rasio kompresi yang dimilikinya. Rasio bahan bakar yang tinggi dapat mengubah energi kimia ke energi mekanis yang jauh lebih besar.

3. Gaya Berkendara

Setiap pengendara memiliki gaya berkendara yang berbeda. Apabila mengendarai mobil dengan santai di perkotaan, maka konsumsi bahan bakar bisa irit. Namun jika mengendarai mobil dengan ngebut atau banyak melintasi tanjakan, maka mesin mobil harus bekerja ekstra sehingga lebih boros bensin.

4. Jenis BBM yang Dipakai

Menggunakan jenis BBM yang punya oktan tinggi diklaim lebih irit bensin. Meski begitu, detikers juga harus menyesuaikan kembali dengan kompresi kendaraan masing-masing, apakah bisa meminum bensin dengan oktan tinggi atau tidak.

Demikian cara menghitung 1 liter bensin berapa Km. Semoga dapat membantu detikers!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Pemudik Wajib Tahu! Jangan Mepet-mepet, Ini Jarak Aman Kendaraan saat Berkendara


Jakarta

Jarak aman berkendara merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap pengemudi. Pengendara perlu mengatur jarak aman antar kendaraan untuk memastikan keselamatan di jalan.

Menjaga jarak yang cukup antara kendaraan satu dengan lainnya juga membantu menghindari kecelakaan, apalagi di tengah kondisi jalan macet atau cuaca buruk. Berapa meter jarak aman yang seharusnya dipertahankan saat berkendara?

Jarak Aman Kendaraan

Disebutkan dalam buku Budaya Berkendara di Jalan Raya oleh Joko Subroto, berdasarkan kecepatannya berikut adalah jarak aman direkomendasikan saat berkendara secara umum:


  • Kecepatan 30 km/jam: Jarak aman 30 meter dengan jarak minimal 15 meter.
  • Kecepatan 40 km/jam: Jarak aman 40 meter dengan jarak minimal 20 meter.
  • Kecepatan 50 km/jam Jarak aman 50 meter dengan jarak minimal 25 meter.
  • Kecepatan 60 km/jam: Jarak aman 60 meter dengan jarak minimal 40 meter.
  • Kecepatan 70 km/jam: Jarak aman 70 meter dengan jarak minimal 50 meter.
  • Kecepatan 80 km/jam: Jarak aman 80 meter dengan jarak minimal 60 meter.
  • Kecepatan 90 km/jam: Jarak aman 90 meter dengan jarak minimal 70 meter.
  • Kecepatan 100 km/jam: Jarak aman 100 meter dengan jarak minimal 80 meter.

Menjaga jarak aman ini berguna sebagai antisipasi untuk memberikan waktu reaksi yang lebih baik. Utamanya jika terjadi dalam situasi mendesak.

Perlu dipahami, jarak aman merupakan rentang jarak antara di pengemudi satu dengan yang lain. Sementara, jarak minimal merupakan jarak terdekat di masing-masing kendaraan.

Unsur Jarak Aman Berkendara

Jarak aman terdiri dari 3 unsur, meliputi aman dengan kendaraan di depan, samping dan belakang.

  1. Jarak aman dengan kendaraan di depan memiliki tujuan untuk memberi waktu yang cukup agar kita bisa mengurangi kecepatan, dan mendapat ruang cukup dalam mengerem dengan aman.
  2. Jarak aman dengan kendaraan di samping, berguna untuk mengantisipasi kemungkinan kendaraan berubah jalur. Contohnya, ketika keluar dari persimpangan atau mobil keluar dari parkir.
  3. Jarak aman dengan motor atau kendaraan di belakang bermanfaat untuk menghindar dari tabrakan dari belakang.

Kondisi untuk Meningkatkan Jarak Aman Berkendara

Pada dasarnya, setiap pengendara perlu menjaga jarak aman dalam kondisi apa pun.

Mengutip Buku Petunjuk tata cara Berlalu Lintas (Highway Code) Kemenhub, penting bagi pengemudi untuk menjaga jarak aman antara kendaraan dengan kendaraan di depan, terutama ketika:

  • Waktu hujan
  • Permukaan jalan licin
  • Pendakian yang aman

Sedang mengemudikan kendaraan berat atau menarik gandengan/tempelan.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com

Perhatikan Tandanya, Ini Waktu yang Disarankan untuk Beristirahat Saat Mudik


Jakarta

Masih banyak masyarakat yang memilih mudik dengan mengendarai kendaraan pribadi. Meski begitu, rasa lelah kerap menghantui para pengendara setelah menempuh perjalanan yang jauh.

Maka dari itu, pemudik dianjurkan untuk istirahat sejenak agar tubuh tidak kelelahan. Sayangnya, beberapa orang memaksakan diri untuk terus melanjutkan perjalanan agar bisa sampai di kampung halaman dengan cepat.

Padahal, keputusan tersebut sangat berisiko karena pemudik tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Sedangkan mengemudi dalam waktu lama dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi dan kantuk, sehingga bisa memicu terjadinya kecelakaan.


Lantas, kapan pengendara harus beristirahat saat perjalanan mudik? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Kapan Pengendara Harus Beristirahat saat Mudik?

Sebenarnya, mudik merupakan kegiatan yang seru dan santai jika perjalanan lancar. Namun jika sudah bertemu dengan macet, maka pemudik bisa stres dan kelelahan karena waktu perjalanan bisa molor berjam-jam.

Apabila tubuh sudah capek, pemudik disarankan melipir ke rest area untuk istirahat sejenak. Namun, beberapa pengendara tak tahu kapan harus beristirahat saat perjalanan mudik.

Founder dan Lead Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, pemudik disarankan untuk segera beristirahat jika sudah lelah. Jika dipaksakan mengemudi, hal itu menyebabkan menurunnya refleks saat berkendara hingga berisiko terjadi microsleep.

“Mengemudi dalam keadaan lelah sangat berbahaya karena dapat mengurangi konsentrasi dan respons terhadap situasi di jalan,” kata Jusri dalam keterangan resminya yang diterima detikcom, Senin (24/3/2025).

Jusri mengimbau untuk beristirahat setiap 2-3 jam sekali selama perjalanan mudik. Langkah ini dilakukan agar pengemudi bisa tidur sekitar 15-30 menit demi menghilangkan kantuk. Selain itu, lakukan peregangan ringan pada leher, bahu, tangan dan kaki agar tubuh tetap rileks.

“Pengemudi yang lelah cenderung melakukan kesalahan, seperti salah memperhitungkan jarak atau kecepatan,” ujarnya.

“Banyak kecelakaan di jalan tol juga terjadi akibat pengemudi yang mengantuk dan kehilangan kendali atas kendaraannya,” papar Jusri.

Sebagai catatan, jangan istirahat terlalu lama di rest area saat periode mudik Lebaran. Sebab, ada banyak pemudik yang juga ingin menggunakan fasilitas di rest area. Disarankan tidur maksimal selama 30 menit, setelah itu detikers bisa melanjutkan perjalanan mudik ke tempat tujuan.

Tips Mencegah Kelelahan saat Mudik

Lebih lanjut, Jusri membagikan beberapa tips kepada pemudik untuk mencegah kelelahan saat perjalanan mudik Lebaran. Agar bisa sampai di kampung halaman dengan selamat, simak beberapa tips di bawah ini:

  • Siapkan mental yang kuat sebelum berangkat mudik. Mudah terpancing emosi bisa menyebabkan tubuh cepat lelah.
  • Istirahat setiap 2-3 jam sekali selama perjalanan.
  • Jika pergi mudik bersama keluarga, ajak salah satu anggota untuk dijadikan sopir cadangan. Jika pengemudi utama lelah, sopir cadangan bisa menggantikan sementara.
  • Minum air putih yang cukup. Tubuh yang terhidrasi akan mudah lelah dan sulit berkonsentrasi.
  • Dengarkan musik atau podcast yang kamu suka untuk membantu mengurangi rasa bosan dan stres.
  • Lakukan teknik pernapasan relaksasi untuk mengurangi ketegangan.

“Mudik Lebaran yang aman dan nyaman memerlukan persiapan yang matang. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, tubuh dalam keadaan fit, dan selalu patuhi aturan lalu lintas. Hindari mengemudi dalam keadaan lelah dan tetap tenang saat menghadapi kemacetan,” pungkas Jusri.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik Lebaran


Jakarta

Banyak masyarakat yang memilih mudik menggunakan mobil pribadi. Namun, ada banyak hal yang harus diperhitungkan sebelum berangkat mudik naik mobil, salah satunya konsumsi bahan bakar.

Bagi detikers yang menggunakan kendaraan konvensional, disarankan untuk menghitung konsumsi BBM saat perjalanan mudik. Hal ini dapat membantu menghitung berapa rata-rata konsumsi BBM dan uang yang dikeluarkan untuk membeli bensin.

Nah, ada dua cara mudah untuk menghitung konsumsi BBM selama perjalanan mudik. Bagaimana caranya? Simak dalam artikel ini.


Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik

Mengutip laman Wuling Indonesia, setidaknya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menghitung konsumsi BBM, yakni dengan metode full to full dan pengukuran lewat Multi-Information Display (MID). Berikut penjelasannya:

1. Menghitung Konsumsi BBM Melalui MID

Mobil keluaran terbaru kini telah mengusung fitur Multi-Information Display (MID). Layar digital di dekat odometer ini berfungsi untuk memberikan informasi tambahan kepada pengemudi, salah satunya mengecek konsumsi bahan bakar.

Pengemudi dapat mengetahui konsumsi BBM secara otomatis berkat bantuan Electronic Control Unit (ECU) sesuai bensin yang disuplai oleh injektor. Untuk mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar, detikers bisa mengeceknya pada kolom average fuel consumption atau umumnya disingkat menjadi ‘AVG’.

2. Menghitung Konsumsi BBM Melalui Metode Full to Full

Untuk mobil yang tidak dilengkapi dengan MID, ada cara lain untuk menghitung konsumsi bahan bakar, yakni lewat metode full to full. Cara ini dilakukan dengan menghitung total jarak tempuh yang sudah dilalui, kemudian membaginya dengan jumlah bahan bakar yang telah diisi ulang.

Agar tidak bingung, simak rumus mengecek konsumsi bahan bakar lewat metode full to full berikut ini:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir.

Misalnya, Ahmad mengisi BBM untuk mobilnya sampai full tank. Saat mengisi bensin yang pertama, angka odometer yang tercatat di mobil adalah 2.000 kilometer. Setelah mengisi bensin, Ahmad kembali menggunakan mobil untuk perjalanan mudik.

Setelah melaju hingga kecepatan 60-100 Km/jam, Ahmad kembali mengisi BBM sampai penuh. Di tahap ini, Ahmad menghitung berapa liter bahan bakar yang diisi ke dalam tangki mobilnya, ternyata mencapai 20 liter.

Selain itu, Ahmad juga mencatat berapa kilometer jarak yang telah ditempuh setelah terakhir kali mengisi bensin. Ternyata, dia sudah menempuh jarak sejauh 200 Km, sehingga di odometer tercatat 2.200 km.

Kini, Ahmad tinggal menghitung konsumsi BBM berdasarkan rumus di atas. Perhitungannya sebagai berikut:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir
(2.200 – 2.000) / 20 = 10 Km/liter.

Jadi, konsumsi BBM mobil Ahmad setelah dihitung menggunakan metode full to full adalah 10 Km/liter.

Perhitungan Konsumsi BBM dapat Berbeda

Sebagai catatan, hasil perhitungan konsumsi BBM dapat berbeda-beda tergantung oleh berbagai faktor. Dilansir situs Daihatsu, berikut sejumlah penyebabnya:

1. Kapasitas Mesin

Perhitungan konsumsi BBM dapat berbeda-beda tergantung dari kapasitas mesin. Saat ini, ada banyak mobil yang memiliki kapasitas mesin yang beragam, mulai dari 1.5 L, 2.0 L, hingga 2.5 L. Kapasitas mesin yang berbeda juga menyebabkan jumlah konsumsi BBM yang tak sama.

2. Kompresi

Tak hanya kapasitas mesin, rasio kompresi juga berpengaruh terhadap perhitungan konsumsi BBM. Soalnya, efisiensi BBM selaras dengan rasio kompresi yang dimilikinya. Rasio bahan bakar yang tinggi dapat mengubah energi kimia ke energi mekanis yang jauh lebih besar.

3. Jenis BBM yang Digunakan

Menggunakan jenis BBM dengan oktan tinggi dinilai lebih irit bensin ketimbang BBM beroktan rendah. Namun, kamu juga harus menyesuaikan kembali dengan kompresi kendaraan masing-masing, apakah bisa menenggak bensin dengan oktan tinggi atau tidak.

4. Gaya Berkendara

Konsumsi BBM juga dipengaruhi oleh gaya berkendara. Misalnya saat menyetir mobil di perkotaan, maka gaya berkendara cenderung santai sehingga lebih irit bahan bakar.

Lain halnya jika mengendarai mobil ke luar kota dengan kecepatan tinggi atau melintasi banyak tanjakan. Hal ini membuat mesin mobil harus bekerja ekstra sehingga lebih boros bensin.

Demikian cara menghitung konsumsi BBM dengan mudah untuk perjalanan mudik. Semoga bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com