Tag Archives: bertasbih

Kisah Nabi Daud dan Gunung yang Bertasbih Bersamanya



Jakarta

Nabi Daud AS adalah nabi yang dianugerahi Allah SWT dengan suara yang sangat indah dan merdu. Bahkan, ada cerita tentang kisah Nabi Daud dan gunung yang bertasbih. Bagaimanakah kisah tersebut?

Nabi Daud AS adalah utusan Allah SWT dan khalifah-Nya di wilayah Baitul Maqdis. Nama lengkapnya adalah Daud bin Aisya bin Uwaid bin Abir bin Salmun bin Nahsyun bin Uwainadzib bin Iram bin Hashrun bin Farshun bin Yahudza bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil.

Ibnu Katsir menceritakan hal ini dalam bukunya yang berjudul Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Nabi Adam Alaihissalam hingga Nabi Isa Alaihissalam.


Sejak kecil, Nabi Daud AS sudah dikaruniai banyak hal oleh Allah SWT. Kehebatannya terlihat dari keberhasilannya mengalahkan Jalut. Selain itu, ia juga dikaruniai Allah SWT suara yang sangat merdu.

Berkaitan dengan suaranya yang sangat indah, ada sebuah cerita yang sangat terkenal, di mana ada kisah Nabi Daud dan gunung yang bertasbih.

Bagaimanakah kisah tersebut? Berikut ulasannya!

Kisah Nabi Daud dan Gunung yang Bertasbih

Allah SWT berfirman dalam surah Saba ayat 10 yang berbunyi,

۞ وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ مِنَّا فَضْلًاۗ يٰجِبَالُ اَوِّبِيْ مَعَهٗ وَالطَّيْرَ ۚوَاَلَنَّا لَهُ الْحَدِيْدَۙ ١٠

Artinya: Sungguh, benar-benar telah Kami anugerahkan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), “Wahai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang kali bersama Daud!” Kami telah melunakkan besi untuknya.

Kemudian, Allah SWT juga berfirman dalam ayat selanjutnya, yakni surah Saba ayat 18 yang berbunyi,

وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَّقَدَّرْنَا فِيْهَا السَّيْرَۗ سِيْرُوْا فِيْهَا لَيَالِيَ وَاَيَّامًا اٰمِنِيْنَ ١٨

Artinya: Kami jadikan antara mereka dan negeri-negeri yang Kami berkahi (Syam) beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman.)

Ibnu Abbas, Mujahid, dan beberapa ulama lainnya berkomentar mengenai ayat ini. Gunung-gunung ikut bertasbih kepada Allah SWT sebab Dia telah menganugerahkan suara yang sangat merdu kepada Nabi Daud AS, suatu karunia yang tidak diberikan kepada siapa pun.

Oleh karena itu, ketika Nabi Daud AS membaca kitab Zabur, burung-burung yang terbang di angkasa mendarat untuk mendengar lantunan suaranya, gunung-gunung ikut bertasbih bersamanya di waktu pagi dan sore hari.

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang mendengarkan kemerduan suara Nabi Daud AS, melainkan ia akan berjalan dengan sebelah kakinya seperti berdansa.

Manusia dan segala jenis hewan akan rela berhenti untuk mendengarkan kemerduan suaranya. Bahkan ada dari hewan-hewan itu mati kelaparan dan sungai pun berhenti mengalir.

Ibnu Juraij pernah bertanya kepada Atha’ tentang membaca kitab suci dengan dilagukan. Kemudian, ia menjawab,

“Hal itu tidak mengapa. Aku pernah mendengar Ubaid bin Umar berkata: Dulu Daud AS pernah mengambil rebana dan menabuhnya. Lalu beliau membaca kitab suci. Beliau mengulang-ulang suaranya. Beliau sengaja melakukan hal itu agar beliau bisa menangis. begitu juga yang mendengarkannya.”

Di samping memiliki suara yang amat merdu dan indah, Nabi Daud AS juga sangat cepat dalam membaca kitab Zabur. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi,

“Daud sangat lincah dalam membaca (kitab). Beliau pernah memerintahkan seseorang memasang pelana kudanya sementara beliau sendiri membaca kitab. Sebelum pelana kuda itu selesai dipasang, beliau lebih dulu selesai membaca Al-Qur’an (kitab)-nya. Beliau juga tidak makan, kecuali dari hasil kerjanya sendiri.” (HR Bukhari dan Ahmad)

Mengenai anugerah suara yang sangat indah milik Nabi Daud AS, salah seorang sahabat Rasulullah SAW ternyata juga memiliki suara yang mirip dengan milik Daud AS.

Diriwayatkan oleh Ahmad, bahwasanya Aisyah RA pernah berkata, “Rasulullah SAW pernah mendengar suara Abu Musa Al Asy’ari ketika ia sedang membaca Al-Qur’an. Kemudian beliau bersabda,

“Abu Musa Al Asy’ari dianugerahi keindahan suara dari seruling kepunyaan Daud.” (HR Ahmad)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Kerikil yang Bertasbih di Tangan Rasulullah SAW



Jakarta

Dari banyaknya mukjizat yang menunjukkan kebesaran Allah SWT kepada Rasulullah SAW, salah satu mukjizat menarik yang dianugerahkan kepada beliau adalah batu kerikil yang bertasbih di tangannya.

Keajaiban yang dialami Rasulullah SAW ini tidak hanya menunjukkan kedekatan beliau dengan Allah SWT, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Rasulullah SAW terlihat istimewa di seluruh ciptaan-Nya, termasuk benda-benda mati, hingga batu kerikil pun bertasbih di tangannya. Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana mukjizat Rasulullah SAW ini terjadi, simak kisahnya berikut ini.

Kisah Kerikil yang Bertasbih di Tangan Rasulullah SAW

Dalam buku Mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad, Abdul Aziz bin Muhammad As-Salam mengutip sebuah riwayat yang dikisahkan Al-Bazzar, dari Abu Dzar yang menceritakan bahwa, kisah kerikil yang bertasbih ini terjadi ketika suatu hari, Abu Dzar mengikuti Rasulullah SAW lalu duduk di samping beliau.


Mengetahui keberadaannya, kemudian Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Wahai Abu Dzar, apa yang membuatmu datang ke sini?”

Abu Dzar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.”

Lalu datanglah Abu Bakar RA yang mengucapkan salam dan duduk di sebelah kanan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW kembali bertanya, “Apa yang membuatmu datang ke sini, wahai Abu Bakar?”

Abu Bakar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.”

Kemudian datanglah Umar yang duduk di sebelah kanan Abu Bakar. Rasulullah SAW pun bertanya kepadanya, “Wahai Umar, apa yang membuatmu datang ke sini?”

“Allah dan Rasul-Nya,” jawab Umar.

Selanjutnya, datanglah Utsman lalu duduk di sebelah kanan Umar. Kepadanya, Rasulullah SAW juga bertanya, “Wahai Utsman, apa yang membuatmu datang ke sini?” Utsman menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.”

Rasulullah SAW lalu mengambil tujuh buah kerikil (ada yang mengatakan sembilan). Kerikil-kerikil yang beliau ambil itu tiba-tiba bertasbih, hingga Abu Dzar mendengar suaranya seperti suara lebah. Lalu beliau meletakkan kerikil-kerikil itu di tanah, anehnya mereka pun diam.

Selanjutnya, Rasulullah SAW mencoba meletakkannya di tangan Abu Bakar dan kerikil-kerikil itu kembali bertasbih di tangan Abu Bakar, hingga Abu Dzar mendengar suaranya masih seperti suara lebah.

Lalu beliau mengambilnya kembali dan meletakkannya di tangan Umar. Kerikil-kerikil itu pun bertasbih, hingga Abu Dzar mendengar lagi suara yang menyerupai lebah tersebut. Beliau meletakkan lagi kerikil-kerikil itu di tanah, dan mereka pun diam.

Terakhir, Rasulullah SAW mengambil kerikil-kerikil itu dan meletakkannya di tangan Utsman. Mereka pun kembali bertasbih hingga Abu Dzar mendengarnya lagi seperti suara lebah.

Setelah diletakkan kembali ke tanah, kerikil-kerikil itu pun terdiam. Mengenai kisah kerikil yang bertasbih ini, az-Zuhri berkata, “Itu adalah petunjuk tentang khilafah.”

Selain bertasbih, para sahabat pun telah meriwayatkan bahwa sebuah batu selalu memberikan salam kepada Rasulullah SAW setiap kali beliau melewatinya.

Dari Jabir bin Samurah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

إِنِّي لَأَعْرِفُ حَجَرًا بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ إِنِّي لَأَعْرِفُهُ الآن.

“Aku masih ingat pada sebuah batu di Makkah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, sekarang pun aku masih mengenalnya,” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain, dari Ali bin Abi Thalib, beliau berkata, “Aku pernah bersama Nabi di Makkah. Kami menuju beberapa tempat di luar Makkah antara pegunungan dan pohon-pohon. Beliau tidak melewati pohon dan batu kecuali mereka mengucapkan ‘Assalamu ‘Alaika, ya Rasulullah.” (HR. Tirmidzi)

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com