Tag Archives: brian yuliarto

Sudah Saatnya Kampus Bertransformasi Jadi University 4.0



Jakarta

Pendidikan tinggi kini tak lagi cukup hanya mencetak sarjana. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan bahwa kampus harus menjadi motor perubahan sosial dan ekonomi.

Pesan itu disampaikan dalam forum Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (Winner) 2025, yang digelar di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025). Ia menekankan riset harus memberikan dampak lain, tidak hanya untuk kampus itu saja.

“Kami meyakini bahwa pendidikan tinggi harus memainkan peran penting, tidak hanya dalam sektor akademik, tetapi juga dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat,” tegasnya saat memberikan sambutan secara daring.


Perubahan Paradigma University 4.0

Brian kemudian menyebut soal University 4.0. Istilah tersebut merujuk pada kondisi kampus yang sudah merambah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, kampus tak hanya unggul dalam akademik tapi juga aktif melakukan riset bersama industri.

“Perubahan paradigma lembaga pendidikan tinggi menuju Universitas 4.0 dilihat sebagai kesempatan untuk memperkuat peran universitas, bukan hanya sebagai tempat mengajar dan belajar, tetapi juga sebagai penggerak transformasi sosial dan ekonomi,” kata Brian.

Dalam pidatonya, Mendiktisaintek menyoroti kerja sama erat antara Indonesia dan Belanda di bidang riset dan pendidikan. Ia menyebut, hingga kini terdapat 459 dokumen kerja sama aktif antar universitas (U2U) yang menjadi bukti kuat sinergi kedua negara.

“Forum Winner 2025 adalah contoh bagaimana kolaborasi di tingkat pemerintah bisa tumbuh hingga ke ranah akademik dan teknis. Ini ruang penting bagi peneliti, akademisi, dan mahasiswa untuk berbagi ide dan solusi,” ujarnya.

Kini, Saatnya Era Magang Berdampak

Lebih lanjut, Brian mengungkapkan arah baru kebijakan pendidikan tinggi Indonesia melalui program Magang Berdampak. Program ini menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga pada kontribusi langsung terhadap masyarakat dan dunia kerja.

“Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia telah meluncurkan arah kebijakan baru dalam pendidikan tinggi yang disebut Pendidikan, Sains, dan Teknologi Berdampak (Design Tech atau Magang Berdampak),” kata Brian.

Untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi tersebut, Brian menyebut kolaborasi harus dilakukan. Dengan begitu, pengetahuan dan inovasi bisa dibagikan secara lebih luas dan tanpa batas.

“Ketika kita berbicara tentang upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, kita tidak bisa bekerja sendiri atau membatasi diri pada satu negara atau satu universitas saja. Kita perlu bekerja bersama sebagai bagian dari ekosistem global,” lanjutnya.

4 Pilar Penting dalam Riset Nasional

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Fauzan Aziman dalam acara yang sama memaparkan empat pilar penting dalam mendukung riset nasional.

Empat pilar tersebut yaitu peningkatan sumber daya manusia dan talenta riset, peningkatan kualitas dan kapasitas penelitian, hilirisasi atau komersialisasi hasil riset, dan kebijakan riset yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan sosial.

“Kita mendorong penelitian yang fokus menyelesaikan tantangan nyata bangsa, mulai dari produktivitas tanah, transisi energi, kesehatan, hingga kota cerdas,” ujarnya.

Menurut Fauzan, riset dan pendidikan tinggi kini berada di titik krusial. Indonesia memiliki peluang besar dengan bonus demografi 65% penduduk usia produktif pada 2045. Namun di sisi lain, tantangan produktivitas nasional masih tinggi.

“Untuk masuk ke era emas Indonesia, kita perlu membangun ekosistem riset dan inovasi yang kuat, berbasis kualitas dan kolaborasi,” pungkasnnya.

(cyu/faz)



Sumber : www.detik.com

Kurikulum Sekolah Garuda Siapkan Siswa Bersaing dengan Lulusan LN


Jakarta

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengatakan kurikulum Sekolah Garuda tidak berbeda dengan sekolah pada umumnya. Hanya saja, ada beberapa tambahan.

“Kurikulumnya nggak beda, kita hanya menambahkan saja supaya mereka lebih siap berkompetisi dengan sesama lulusan SMA dari negara lain,” katanya di SMAN Unggulan MH Thamrin, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (8/10/2025).


Persiapan SDM Unggul

Saat ini, Sekolah Garuda sudah resmi diperkenalkan kepada masyarakat. Sekolah Garuda adalah sekolah yang difokuskan untuk mencetak siswa yang unggul dalam bidang science, technology, engineering, dan mathematics (STEM).

Selain itu, Brian mengatakan siswa di Sekolah Garuda memang disiapkan agar berdaya saing global. Mereka diharapkan bisa unggul dari siswa-siswa di luar negeri.

“Sehingga nantinya mereka-mereka itu akan bisa menimba ilmu dari tempat-tempat yang memang memiliki keunggulan,” kata Brian.

Setelah lulus, siswa Sekolah Garuda memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi di luar negeri. Selama sekolah, mereka juga akan diarahkan untuk untuk memilih kampus-kampus unggul.

“Harapannya bisa mencetak SDM-SDM unggul untuk berkompetisi dengan SDM-SDM dari negara lain,” ujar Brian.

Siswa Sekolah Garuda Harus Unggul di Bidang STEM

Dalam pengenalan resmi Sekolah Garuda di MH Thamrin tersebut, hadir pula Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti. Ia juga menekankan pentingnya keahlian dalam STEM.

“Dengan Sekolah Garuda ini kita berharap dapat melahirkan saintis dan juga ilmuwan di berbagai bidang, khususnya STEM, untuk mereka bisa melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi yang ternama, baik di dalam maupun di luar negeri,” ujar Mu’ti.

Lewat Sekolah Garuda ini, Mu’ti juga berharap agar siswa dapat pandai dalam hal akademik hingga kepemimpinan. Menurutnya, sudah saatnya siswa memiliki dua kemampuan tersebut di zaman ini.

“Diharapkan mereka juga memiliki kemampuan-kemampuan yang saya kira juga tidak kalah pentingnya adalah kemampuan leadership atau kepemimpinan sehingga (mereka) bisa mengombinasikan kemampuan akademik dengan leadership,” katanya.

Sekolah Garuda Resmi Dikenalkan Hari Ini

Sekolah Garuda resmi diperkenalkan kepada masyarakat pada Rabu, 8 Oktober 2025. Mendiktisaintek menjelaskan bahwa pemerintah menganggarkan Rp 200 miliar untuk pembangunan satu Sekolah Garuda baru.

Program ini memiliki dua skema, yakni Sekolah Garuda Baru yang dibangun dari nol di daerah yang masih minim sekolah menengah dan Sekolah Garuda Transformasi yang merupakan hasil pengembangan dari sekolah unggulan yang sudah ada.

Sebanyak 12 sekolah unggulan telah bertransformasi menjadi Sekolah Garuda yakni SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, SMAS Unggul Del Toba, MAN Insan Cendekia (IC) Ogan Komering Ilir, SMANU MH Thamrin Jakarta, SMA Cahaya Rancamaya Bogor, SMA Pradita Dirgantara Boyolali,SMA Taruna Nusantara Magelang, SMA Banua Kalsel Banjarbaru, SMAN Siwalima Ambon, MAN IC Gorontalo, SMA Averos Sorong, dan SMAN 10 Samarinda.

Pada tahun 2026, pemerintah akan membangun empat Sekolah Garuda baru di Belitung Timur (Babel), Timor Tengah Selatan (NTT), Konawe (Sultra), dan Bulungan (Kaltara). Penerimaan siswa baru akan dimulai pada tahun yang sama.

Program Sekolah Garuda merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo. Setiap Sekolah Garuda baru akan dibangun di lahan sekitar 20 hektare, dilengkapi asrama siswa, rumah guru, fasilitas olahraga, serta ruang pembelajaran dan pengabdian masyarakat.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Kisah Mendikti Brian Saat Kuliah di Jepang, Sempat Jadi Tukang Pel Kereta



Jakarta

Aula SMAN Unggulan MH Thamrin Jakarta pada Rabu siang terasa berbeda. Puluhan siswa berseragam lengkap tampak antusias menyimak cerita dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto yang tampil sederhana tapi penuh energi.

Di hadapan siswa-siswi SMAN Unggulan MH Thamrin, ia berbagi pengalaman hidup dan motivasi. Brian menceritakan pengalamannya semasa kuliah di Jepang.

“Saya pilih Jepang karena beasiswanya langsung S2-S3, yang lain hanya S2,” kata Brian dalam acara pengenalan Sekolah Garuda di Auditorium SMAN Unggulan MH Thamrin, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (8/10/2025).


Kuliah di Jepang untuk Wujudkan Jadi Dosen

Brian bercerita kehidupannya saat kecil hingga remaja sederhana. Ia tumbuh dari keluarga bersahaja dan bersekolah di SMA Negeri 14 Jakarta.

“Saya biasa-biasa, saya SMAN 14 (Jakarta) loh, dekat situ, Cililitan,” ujarnya.

Brian mengaku sudah bermimpi menjadi dosen sejak sekolah. Namun, saat itu kondisinya belum memungkinkan untuk membiayai sekolah tinggi. Ia akhirnya cari beasiswa.

“Saya pengen kuliah, kemudian saya memang dari dulu pengen jadi dosen, kayaknya dosen enak gitu. Akhirnya saya cari beasiswa, saya tahu saya orang yang nggak mungkin sekolah biayain sendiri keluar negeri,” katanya.

Usahanya tidak mudah. Ia sempat mendaftar kuliah dengan beasiswa ke berbagai negara, mulai dari Australia, Jerman, hingga Jepang. Pilihannya berlabuh di Jepang.

Jadi Tukang Pel Kereta karena Beasiswa Terhenti

Namun, jalan Brian dalam mengenyam pendidikan di Jepang tak semulus itu. Di tengah perkuliahan, ia harus berhenti menerima beasiswa. Situasi ini membuatnya harus bekerja sebagai tukang pel kereta.

“Nah tapi ternyata di tengah jalan beasiswanya berhenti, jadi saya bekerja jadi tukang pel kereta. Jadi kereta itu kalau di ujung udah selesai, saya yang bersihin. Saya inget, jam 9 sampai jam 1 malam,” kenang Brian.

Kunci Sukses Mendikti Brian: Grit, Persistence, dan Perseverance

Menurut Brian, kesuksesan tidak datang dari keberuntungan semata, tetapi dari kombinasi kerja keras dan ketekunan. Ia menekankan tiga nilai utama, yakni grit (pantang menyerah), persistence (tekun), dan perseverance (gigih).

“Grit itu ngotot terus, kekeuh bahasa Sundanya. Kejar terus, pengen dapet kuliah di luar negeri, tapi saya biasa-biasa, kejar aja terus, nanti akan ada jalan. Atau persistent, persistent itu tekun; perseverance gigih. Jadi ini 3 kata, kalau menurut saya, amazing,” ucap Brian.

Salah satu pesan yang ia tekankan pada siswa adalah tentang pentingnya gagal. Ia menilai, banyak anak muda sekarang mudah stres saat gagal karena tidak terbiasa menghadapinya.

Brian mengaku pernah melihat mahasiswa lulusan terbaik dari Indonesia yang kuliah di University of Tokyo sampai dirawat karena tidak tahan tekanan akademik.

“Jadi adik-adik, kalau gagal ya, kalau ada yang gagal, justru harus disyukuri. Itu latihan Anda untuk mengatasi kegagalan. Ada banyak orang yang bilang gagal, langsung putus asa,” kata Mendikti.

Ia pun menyinggung pentingnya kesabaran dan doa dalam meraih kesuksesan. Ia mencontohkan, peraih Nobel Fisika 2025 untuk bidang komputasi kuantum meneliti selama 20 tahun sebelum hasilnya diakui dunia.
Sembunyikan kutipan teks

“Kesuksesan itu proses panjang. Kalau kita tekun, bekerja keras, berdoa, dan siap gagal, pasti akan sampai juga pada hasil yang kita impikan,” ujarnya

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Prabowo Minta Mendikti Siapkan Ribuan Pemuda Siap Kerja di BUMN-Swasta


Jakarta

Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto untuk menyiapkan lebih dari 2.000 putra-putri terbaik Indonesia agar siap bekerja di berbagai sektor strategis dalam waktu dekat.

Para talenta muda tersebut direncanakan akan ditempatkan di badan usaha milik negara (BUMN) maupun perusahaan swasta nasional, sebagai bagian dari upaya memperkuat kapasitas sumber daya manusia Indonesia di bidang-bidang kunci pembangunan.

Instruksi itu disampaikan Presiden dalam Rapat Terbatas Kabinet Merah Putih yang digelar di Kertanegara, Kamis (16/10/2025).


“Presiden menginstruksikan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk menyiapkan lebih dari 2.000 putra-putri terbaik Indonesia agar dalam waktu dekat ini siap bekerja di sektor-sektor strategis, baik di BUMN maupun perusahaan swasta nasional,” terang Sekretariat Kabinet melalui unggahan Instagram @sekretariat.kabinet.

Percepatan Penyiapan SDM Unggul

Melansir Antara, Sekretaris Kabinet RI Teddy Indra Wijaya menjelaskan arahan Presiden tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam memperkuat ekosistem talenta nasional di bidang-bidang prioritas, seperti teknologi, energi, ketahanan pangan, hingga keuangan digital.

Melalui program ini, pemerintah ingin memastikan sumber daya manusia unggul Indonesia siap menghadapi dinamika dan tantangan industri masa depan. Selain itu, percepatan pengembangan kapasitas individu juga diharapkan menjadi jembatan kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

Ratas tersebut di antaranya dihadiri Mendiktisaintek Brian Yuliarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Jaksa Agung ST Burhanuddin, hingga Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo.

Presidential Fellowship

Terpisah, Prabowo sebelumnya menggagas program Presidential Fellowship in Economics and Business Leadership. Sebanyak 82 profesional muda lulusan universitas dalam negeri dan luar negeri yang terpilih sebagai peserta berkumpul di kediaman Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/7/2025) lalu.

Dalam pertemuan tersebut, para peserta memaparkan ide dan analisis, menjalani sesi tanya jawab, berdiskusi, dan bertukar pandangan soal perkembangan iptek, bisnis, dan perekonomian global bersama Prabowo selama lebih dari 5 jam.

Teddy mengatakan para peserta di antaranya diseleksi berdasarkan kualitas, integritas, dan visi kepemimpinan. Seleksi dilakukan oleh Kemdiktisaintek.

“Proses pencarian dan seleksi terhadap peserta program dilakukan secara ketat oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi,” kata Teddy, dikutip dari laman Kementerian Sekretariat Negara RI.

“Melalui program ini, diharapkan akan muncul pemimpin-pemimpin baru dalam bidang bisnis dan ekonomi yang lahir dari anak-anak muda Indonesia yang berbakat dan memiliki pengalaman dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com

Prabowo Minta Mendiktisaintek Perbanyak Prodi soal Air: Masih Sedikit yang Pelajari



Jakarta

Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto untuk memperbanyak program studi (prodi) soal air. Prabowo ingin agar air bisa memberi manfaat, bukan hanya menjadi bencana.

“Tidak mungkin pangan kita aman kalau tidak ada air yang cukup, jadi ini saya kira catatan pekerjaan rumah kita ke depan kita harus jalani masalah air ini. Saya juga minta Menteri Dikti dan Sains coba dipelajari prodi-prodi di universitas universitas kita apakah cukup mempelajari masalah air ini,” ujar Prabowo dalam detikNews, dikutip Senin (20/10/2025).

“Bagaimana mencari air, bagaimana mengelola distribusi air, bagaimana mencegah banjir, air harus jadi sumber produktivitas, jangan menjadi sumber bencana,” tambahnya.


Dia juga menambahkan jika studi soal air di Indonesia masih jarang diminati.

“Kalau tidak salah bidang air ini masih sedikit yang dipelajari di fakultas-fakultas kita, ini tergolong mungkin hidrologi kalau tidak salah ya, hidrologi,” ujarnya.

Prodi Soal Air di Indonesia

Berdasarkan penelusuran detikEdu, prodi soal air di Indonesia terbilang lebih sedikit dibanding prodi lainnya seperti Hukum, Kedokteran, atau Teknik. Bidang tentang air sendiri bisa dipelajari dalam jurusan-jurusan teknik seperti Teknik Sipil atau Teknik Lingkungan. Namun, prodi yang hanya mempelajari tentang air masih bisa dihitung jari. Berikut daftarnya:

1. Jurusan Teknik Pengairan atau Teknik Sumber Daya Air

Jurusan Teknik Pengairan adalah cabang ilmu teknik yang berfokus pada perencanaan, perancangan, dan manajemen pengelolaan air. Mengutip laman Universitas Brawijaya, mahasiswa Teknik Pengairan akan mempelajari berbagai aspek terkait, seperti sumber air, distribusi air, irigasi, drainase, pengelolaan banjir, dan pemantauan kualitas air.

Universitas yang menyediakan Jurusan Teknik Pengairan atau Teknik Sumber Daya Air adalah Universitas Brawijaya (UB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas (UNAND).

2. Teknik Lingkungan

Teknik Lingkungan adalah bidang keilmuan yang mempelajari tindakan kuratif dan preventif yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan hidup yang terdiri dari air, tanah, udara, dan kesehatan lingkungan. Melalui pendekatan rekayasa teknik, seorang lulusan Teknik Lingkungan dapat meminimalisir efek negatif limbah (baik dari industri maupun rumah tangga) terhadap lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

Jurusan Teknik Lingkungan dapat dipelajari di Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Kalimantan, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com

Prabowo Minta UI Bisa Masuk Top 100 Kampus Terbaik Dunia, ITB-UGM-ITS Menyusul


Jakarta

Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi capaian Universitas Indonesia (UI) masuk Top 200 QS World University Rankings 2026. Capaian ini menurutnya simbol kemajuan pendidikan tinggi nasional.

Hal ini disampaikan Prabowo pada Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia meminta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto beserta wakil menterinya (wamen) untuk memastikan UI selanjutnya dapat masuk peringkat 100 besar universitas terbaik dunia.


Target ini, menurut Prabowo, dapat memacu perguruan tinggi lainnya seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut melesat di pemeringkatan universitas global.

“Tapi Menteri Dikti, Wamen, saya minta top 100. Bisa? Bisa? Pasti nanti akan disusul oleh ITB, UGM, ITS, dan sebagainya,” ucapnya optimistis, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.

Capaian Top 200 QS WUR 2026 merupakan kali pertama bagi UI. Pada pemeringkatan universitas global tersebut, UI menduduki peringkat 189, naik dari peringkat 206 pada QS WUR 2025.

Universitas Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2026

Berikut peringkat universitas di Indonesia pada tingkat global versi QS WUR 2026:

1. Universitas Indonesia (UI)

Peringkat dunia: 189

2. Universitas Gadjah Mada (UGM)

Peringkat dunia: 224

3. Institut Teknologi Bandung (ITB)

Peringkat dunia: 255

4. Universitas Airlangga (Unair)

Peringkat dunia: 287

5. IPB University

Peringkat dunia: 399

6. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Peringkat dunia: 509

7. Universitas Padjadjaran (Unpad)

Peringkat dunia: 515

8. Universitas Diponegoro (Undip)

Peringkat dunia: 624

9. Universitas Brawijaya (UB)

Peringkat dunia: 680

10. Binus University

Peringkat dunia: 851-900

11. Universitas Hasanuddin (Unhas)

Peringkat dunia: 951-1.000

12. Telkom University

Peringkat dunia: 1.001-1.200

13. Universitas Sebelas Maret (UNS)

Peringkat dunia: 1.001-1.200

14. Universitas Sumatera Utara (USU)

Peringkat dunia: 1.001-1.200

15. Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung

Peringkat dunia: 1.201-1.400

16. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

Peringkat dunia: 1.201-1.400

17. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Peringkat dunia: 1.201-1.400

18. Universitas Trisakti (Usakti)

Peringkat dunia: 1.201-1.400

19. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Peringkat dunia: 1.201-1.400

20. Universitas Kristen Indonesia (Unika) Atma Jaya

Peringkat dunia: 1.400+

21. Universitas Negeri Padang (UNP)

Peringkat dunia: 1.400+

22. Universitas Negeri Malang (UM)

Peringkat dunia: 1.400+

23. Universitas Syiah Kuala (USK)

Peringkat dunia: 1.400+

24. Universitas Andalas (Unand)

Peringkat dunia: 1.400+

25. Universitas Islam Indonesia (UII)

Peringkat dunia: 1.400+

26. Universitas Kristen Petra

Peringkat dunia: 1.400+

(twu/nwk)



Sumber : www.detik.com