Tag Archives: bunker

Bunker Rahasia Tempat Saudagar Batik di Solo Menyimpan Harta



Solo

Di Kampung Setono, Solo ada sebuah bunker yang dulunya digunakan sebagai tempat para saudagar Batik untuk menyimpan harta benda mereka. Bagaimana kisahnya?

Bunker tersebut kini sudah ditinggal pemiliknya dan menjadi lokasi wisata. Bunker Setono berada di salah satu rumah di RT 02/02 Kampung Setono, Laweyan, Solo.

Sekilas rumah tempat bunker tersebut berada terlihat seperti rumah adat Jawa biasa. Bunker tersebut rupanya berada di ruang kedua. Di ruangan tersebut, terlihat lubang berukuran 0,5 X 1 meter untuk masuk ke dalam bunker.


Kami mencoba untuk turun ke bawah untuk melihat isi dalam bunker. Untuk turun, terdapat empat anak tangga yang bisa dimasuki satu orang. Saat detikJateng menjajal masuk, bunker tersebut dalam kondisi kosong.

Bunker tersebut berukuran 2×2 meter dengan tinggi sekira 2 meter. Tidak terdapat apa-apa di dalam bunker tersebut selain pencahayaan dengan warna lampu warna kuning.

Suasana di bunker Setono milik pengusaha batik asal Laweyan, Senin (15/9/2025).Suasana di bunker Setono milik pengusaha batik asal Laweyan, Senin (15/9/2025). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng

Di ruangan yang disebut Sitinggil itu, juga terdapat tiga lemari lawas. Dua lemari terletak di sisi utara dan satu lemari di sisi selatan.

Pengelola pariwisata Laweyan yang juga Pokdarwis, Widiharso mengatakan rumah tersebut dulunya milik pengusaha batik yang bernama Wiryosupadmo. Ia mengatakan bangunan tersebut dibangun sekira tahun 1700-an.

“Dilihat dari kayu dan bangunan terlihat seperti tahun 1700-an di era Mataram, apalagi ini semua masih asli, bunker ini peninggalan pengusaha yang merupakan pasangan suami istri,” katanya ditemui di Bunker Setono, Senin (15/9/2025).

Widi mengatakan, bunker tersebut dulu berfungsi sebagai menyimpan harta benda serta sebagian connecting door. Selain milik Wiryosupadmo, rumah-rumah yang berada di sekitar sana juga mempunyai bunker yang menjadi milik pribadi.

“Bunker itu berfungsi ganda. Selain untuk menyimpan harta benda juga sebagai connecting door dan di wilayah sini memang banyak, banyak banget tapi memang yang bisa diekspos yang kita lihat adalah di bunker ini. Karena yang lainnya sudah milik private,”ungkapnya.

Widi mengatakan, dulunya di rumah tersebut ada aktivitas seperti biasanya yakni membatik. Sayangnya, Wiryosupadmo bersama sang istri tidak mempunyai keturunan untuk melanjutkan.

“Beliau tidak punya anak, jadi memang kita sudah tidak berhubungan dengan keluarga, sudah nggak tahu keluarganya,” ungkapnya.

Usai Wiryosupadmo meninggal dunia, istrinya membawa seorang pembantu bernama Muryadi dan tinggal di sini. Tapi pada tahun 2023, Muryadi meninggal dunia dan dipulangkan ke Wonogiri.

“Di sini itu ada yang ngikut dulu namanya Pak Muryadi ada ngikut di sini dan akhirnya waktu sakit dari warga ya kita kembalikan kepada keluarganya. Karena dia bukan keturunan atau ahli waris yang ada di sini,” bebernya.

Rumah tersebut, kata Widi mempunyai luas 550 meter persegi dan masih menjadi destinasi wisata yang berada di Laweyan. Meski berada di tengah-tengah rumah, Widi menyebut bahwa biasanya ditutupi oleh lemari atau tempat tidur.

“Kalau bunker kan dulu dulu diklamuflase ya, biasanya di atasnya ada almari atau tempat tidur gitu saja. Maka dulu kalau bunker ini cuma ditutup papan gitu terus ada meja,” bebernya.

Bunker untuk Tempat Berlindung dan Menyimpan Harta

Hal serupa juga pernah disampaikan pengelola bunker Setono, Sutanto. Sutanto bilang, bunker ini dulunya memiliki dua fungsi. Yaitu untuk berlindung dari bahaya dan untuk menyimpan harta.

“Kalau ada rame-rame dulu itu (seperti) rampok, bisa langsung masuk bunker lewat kolong. Di halaman depan itu kan ada kerikil-kerikil, jadi kalau ada orang masuk itu tahu (karena) ada suaranya,” ujar Sutanto saat diwawancara September 2024 lalu.

“Dulu zaman (penjajahan) Jepang, kalau ada (tentara) Jepang itu penghuni juga bisa masuk sini. Tapi fungsi utamanya bunker itu untuk menyimpan perhiasan, harta,” imbuhnya.

Sutanto juga menepis kabar bahwa bunker ini dulunya sempat terhubung dengan bunker-bunker di rumah lain.

“Oh nggak, bukan, bukan gitu. Kalau bunker itu ya tetep berhenti di situ (tidak terhubung dengan bunker lain). Kalau yang (dikabarkan) nyambung itu, maksudnya rumah yang belakang itu ada sisa tanah, di sana ada pintu,” terang Sutanto.

“Jadi ketika ada apa-apa, orangnya lari ke belakang kemudian bisa tembus ke rumah sebelahnya. Kalau bunkernya ya susah (jika dibuat terhubung). Menerobos mau tembus ke mana?” sambung dia.

Rumah Itu Kini Dikelola Warga untuk Wisata

Rumah milik Wiryosupadmo kini dikelola oleh warga dan juga Kelurahan Laweyan. Meski dikelola warga, Widi menyebut tidak ada tarif yang dipatok.

“Warga yang mengelola, kalau tarif selama ini kan kita belum menerima tarif ya. Jadi istilahnya ya kalau ada yang berkunjung berempati dengan apa ya monggo sajalah untuk ninggalin untuk apa,” bebernya.

Selain itu, kata Widi, warga juga membersihkan rumah tersebut baik dari luar maupun dalam rumah.

“Ya cuma bersih-bersih aja. Ya di dalam sama luar nyapu-nyapu gitu terus untuk kegiatan sebulan atau 2 minggu sekali ya untuk kegiatan ibu-ibu Posyandu. Biar nggak kosong gitu ya,” pungkasnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Bunker Misterius di Solo, Konon Tempat Sembunyi dan Menyimpan Harta


Jakarta

Masih ingat bunker misterius dalam salah satu rumah di Laweyan, Solo? Ruang bawah tanah yang disebut Bunker Setono ini zaman dulu digunakan sebagai brankas dan benteng persembunyian dari musuh. Kini, Bunker Setono jadi destinasi wisata sejarah baru di Jawa Tengah.

“Keren, apalagi pas malam,” tulis akun Aznan Adviis dalam google review tentang Bunker Setono dilihat detikTravel, Selasa (28/10/2025).

Lokasi Bunker Setono

Bunker Setono berlokasi di Kampung Batik, RT 02/RW 02, Kampung Setono, Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah. Saat ini, bunker yang berada di salah satu rumah tak berpenghuni tersebut dikelola langsung oleh warga setempat.


“Dulunya rumah (tempat bunker) ini adalah milik pengusaha batik Wiryosupadmo. Setelah dia meninggal, istrinya menempati rumah ini bersama pembantu bernama Harun Muryadi. Setelah Bu Wiryo wafat, Muryadi tinggal sendirian di rumah ini hingga meninggal juga,” kata pengelola bunker Setono, Sutanto, dikutip dari detikJateng.

Suasana di bunker Setono milik pengusaha batik asal Laweyan, Senin (15/9/2025).Suasana di bunker Setono (dok. Tara Wahyu NV/detikJateng)

Wujud Bunker Setono

Menurut pengelola pariwisata Laweyan yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Widiharso, Bunker Setono telah berusia sekitar tiga abad. Usia bunker sama dengan rumah yang menjadi lokasi ruangan spesial ini. Bunker dan rumah menjadi saksi sejarah perkembangan Laweyan.

“Dilihat dari kayu dan bangunan terlihat seperti tahun 1700-an di era Mataram. Bunker ini peninggalan suami istri pemilik rumah,” kata Widiharso.

Bunker ini memiliki luas 2×2 meter dengan ketinggian 2 meter. Lubang bunker berukuran 0,5 x 1 meter dengan permukaan lubang yang ditutupi oleh papan. Untuk masuk ke dalam bunker, terdapat empat buah anak tangga, tidak terdapat ventilasi di dalamnya, hanya dihiasi oleh satu lampu temaram berwarna kuning.

Lokasi bunker berada di bagian tengah ruangan yang disebut sitinggil. Tempat tersebut digunakan sebagai tempat atasan untuk melihat hasil kerja membatik karyawan. Ruang sitinggil lebih tinggi 30 cm daripada area lain di dalam rumah.

Rumah tempat Bunker Setono berada memiliki luas 500 meter persegi, dengan pelataran berukuran 7 x 8 meter. Dulunya, pelataran digunakan sebagai tempat karyawan Wiryosupadmo membatik. Lalu, pengusaha tersebut akan memeriksa hasil pekerjaan karyawan dari sitinggil.

Pernah Jadi Tempat Sembunyi dan Menyimpan Harta

Pada zaman dulu, bunker biasanya berada di ruang utama pemilik rumah. Letaknya berada tepat di bawah kolong kasur atau ditutupi oleh lemari. Bunker digunakan untuk bersembunyi atau menyimpan harta kekayaan.

“Kalau ada tentara atau rampok, penghuni rumah bisa masuk ke sini untuk bersembunyi. Tapi fungsi utama bunker itu untuk menyimpan perhiasan atau harta kekayaan,” jelas Sutanto.

Fungsi bunker sebagai tempat sembunyi dan menyimpan harta, tentu kini tak lagi dijalankan. Namun kesan misterius dan sejarah yang pernah terjadi di bunker masih bisa disaksikan publik. Detikers yang ingin melihat langsung Bunker Setono, bisa datang Senin-Jumat pukul 09.00-17.00 WIB tanpa dipungut biaya alias gratis.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com