Tag Archives: busa

Cara Mudah Merawat Helm Mahal Arai, Biar Tidak Cepat Rusak



Jakarta

Helm premium seperti Arai dikenal bukan hanya soal keamanan, tapi juga prestise bagi para penggunanya. Tak heran, harga helm asal Jepang ini bisa tembus jutaan rupiah, hingga puluhan juta rupiah. Dengan banderol relatif mahal, apakah helm Arai bisa dirawat dengan mudah?

Menurut Sales & Distribution Manager Prime Gears, Arief R. B, perawatan helm Arai sebenarnya tak sulit, asal dilakukan dengan cara yang benar. Bagian yang paling penting diperhatikan adalah inner helm, karena ini terkait dengan kenyamanan.

“Perawatannya dicuci kayak biasa. Bagian inner-nya kan bisa dicopot. Bagian busa (gabus) dan bagian kain untuk yang cheek pad bisa dilepas. Kain di cheek pad bisa dicuci. Tapi bagian busanya kalau bisa jangan dicuci. Karena kalau kena deterjen dan air umurnya lebih gampang cepat berkurang,” ujar Arief kepada wartawan di Jakarta, Minggu (17/8/2025).


“Untuk busanya, sebenarnya dijemur, biasa aja. Atau tinggal semprot-semprot, semprot pakai disinfektan. Dilarang keras pakai sabun yang ada deterjennya,” tambah Arief.

Selain itu, proses pengeringan juga tidak boleh sembarangan. Helm sebaiknya tidak dijemur langsung di bawah sinar matahari, melainkan cukup diangin-anginkan agar tidak merusak material. Kata Arief, tak ada panduan yang pasti soal interval pencucian helm. Kata dia, helm bisa dicuci jika sudah tak terasa nyaman digunakan.

“Sebenarnya kalau udah terasa kayak nggak nyaman dipakai, bau tidak enak karena pemakaian dan kena keringat, ya langsung saja dicuci. Jadi sebenarnya nggak ada ketentuan. Tapi ya jangan terlalu sering juga nyucinya ya,” sambung Arief. Untuk menjaga kenyamanan, helm juga boleh disemprot parfum khusus yang pakai water based.

Setelah dicuci bersih, jangan lupa untuk menyimpannya juga secara benar. Menurut Winaldi selaku bagian technical Prime Gears, helm Arai tidak harus disimpan di tempat khusus seperti lemari kaca. Yang terpenting adalah, helm harus disematkan silica gel untuk mengurangi kelembapan.

“Yang penting kalau habis dipakai atau dicuci, keringkan dulu. Di angin-anginin. Sudah kering, langsung disimpan saja. Suhu ruangan juga ngaruh ya lembap. Enak sih pakai silica gel, buat mengurangi kelembapan. Silica gelnya juga harus sering diganti ya. Untuk tempat penyimpanan, di lemari biasa juga nggak apa-apa, nggak harus lemari kaca,” bilang Winaldi dalam kesempatan yang sama.

(lua/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Kenapa Kotoran Cicak Berwarna Hitam Putih?



Jakarta

Pernah melihat kotoran cicak? Itu akan tampak berwarna hitam atau coklat memanjang dan warna putih kecil seperti titik di ujungnya. Kira-kira, kenapa kotoran cicak bisa ada dua warna yaitu hitam dan putih ya?

Jika dibandingkan dengan hewan lain, kebanyakan hewan memiliki warna kotoran serupa dengan mayoritas berwarna hitam atau gelap. Untuk mayoritas kotoran warna putih, biasa dimiliki burung atau beberapa unggas lain.

Ternyata, warna hitam atau gelap pada kotoran cicak merupakan feses. Sementara warna putih kecil merupakan urin, demikian dilansir AZ Animals.


Feses dan Urin Cicak Keluar Bersamaan

Biasanya, pada banyak hewan, feses dan urin dikeluarkan dalam waktu yang berbeda. Namun pada cicak dan jenis kadal, kotoran dan urin dikeluarkan sekaligus.

Adapun urin mereka berwarna putih karena ada kandungan asam urat. Ini sering kali dianggap bagian dari feses cicak, padahal merupakan urin. Sementara bagian kotoran warna hitam merupakan sisa makanan yang telah dicerna.

Sama seperti hewan pada umumnya, frekuensi cicak buang kotoran hitam-putih itu bergantung pada ukuran dan makanannya. Biasanya, cicak dan tokek akan buang kotoran setiap hari.

Mengutip Texas A&M University, mereka termasuk hewan nokturnal yang kerap ditemukan berada di dekat lampu pada malam hari karena menunggu serangga untuk dimakan. Mereka juga kerap ditemukan di berbagai sudut rumah dan berlindung di sekitar celah dan retakan.

Tak heran, meski tidak terlihat keberadaannya, mereka bisa ‘memperlihatkan’ diri dengan adanya kotoran di mana-mana. Sering kali, kotoran cicak yang berwarna hitam putih berada di lantai, menempel di tembok, hingga jatuh di sofa atau kursi.

Kotoran cicak sendiri mengeluarkan bau tajam dan tidak sedap karena mengandung zat amonia pada urine yang berwarna putih. Selain itu, kotoran cicak juga mengandung berbagai bakteri termasuk Salmonella dan E.coli, yang berbahaya bagi pencernaan.

Bagaimana Cara Mengatasi Cicak di Rumah?

Meskipun cicak bisa mengurangi serangga seperti nyamuk di rumah, tetapi keberadaan kotorannya sangat mengganggu. Terlebih jika kotoran menempel di tempat seperti karpet hingga gorden.

Untuk mengatasinya, bisa dengan rutin mengecek kebersihan setiap sudut rumah. Kemudian, memahami celah mana saja yang sering dijadikan persembunyian oleh cicak pada siang hari. Biasanya, celah sempit atau retakan rumah dijadikan tempat untuk bertelur dan berlindung.

Penting untuk menghilangkan sebanyak mungkin tempat persembunyian ini dengan menutupnya menggunakan dempul silikon atau sealer busa yang mengembang

Selain itu, bisa juga mencoba mengurangi jumlah cicak dengan penjebak seperti papan lem atau kertas lengket yang tersedia di toko pengendalian hama. Papan lem sebaiknya diletakkan di dekat lampu dan jendela, atau tempat biasa cicak lebih suka berkumpul.

Untuk cara alami, bisa mengusirnya dengan aroma yang tidak disukai cicak. Seperti aroma bubuk kopi, lada atau cabai, aneka bawang, hingga kapur barus.

(faz/nah)



Sumber : www.detik.com