Tag Archives: byd

Cara Rawat Baterai Mobil Listrik biar Awet



Jakarta

Baterai adalah salah satu komponen paling penting dalam kendaraan listrik. Merawatnya dengan baik adalah kunci untuk memastikan kinerja yang optimal dan umur yang panjang.

Di bawah ini adalah beberapa tips penting dari Chief Adviser, After Sales, & Technical BYD Auto Japan, Tatsuya Mikami,untuk merawat baterai mobil listrik agar tidak mudah rusak.

1. Tidak Terlalu Sering Mengisi Daya

Mikami memberi contoh serupa dengan olahraga, terlalu sering mengisi daya baterai mobil listrik tidak disarankan. Ini bisa dianalogikan dengan terus-menerus melakukan pemanasan tanpa melakukan aktivitas utama. Jadi, pastikan untuk tidak terlalu sering mengisi daya baterai jika tidak diperlukan.


2. Mengisi Daya Sesuai Waktu yang Disarankan

Menurut Mikami penting untuk mengisi daya baterai mobil listrik pada waktu yang tepat, sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Ini membantu menjaga kondisi baterai tetap optimal dan mencegah overcharging yang dapat merusak baterai.

3. Merawat Kapasitas Baterai

Menghindari penggunaan baterai mobil sampai benar-benar kosong atau diisi penuh dapat berkontribusi pada peningkatan umur baterai. Disarankan untuk menjaga kapasitas baterai dalam kisaran antara 20% hingga 80%. Pendekatan ini akan mengurangi beban yang diterima oleh sel-sel baterai dan mengurangi risiko degradasi yang berlebihan.

4. Hindari Benturan pada Baterai

Benturan atau goncangan keras dapat merusak sel-sel baterai dan mengganggu kinerja baterai secara keseluruhan. Seiring dengan itu, sel-sel baterai sangat sensitif terhadap benturan, sehingga penting untuk menghindari situasi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada baterai.

5. Perhatikan Tempat Parkir

Tempat parkir juga dapat mempengaruhi kinerja baterai mobil listrik. Memarkir mobil listrik di area dengan suhu lebih rendah dapat membantu menjaga baterai tetap dingin dan meningkatkan efisiensi. Sebaliknya, hindari memarkir mobil di tempat dengan suhu yang sangat tinggi, karena hal ini dapat mempercepat degradasi baterai.

6. Hindari Mengisi Baterai sampai 100 Persen

Kebiasaan mengisi ulang daya sampai penuh, atau mencapai 100 persen, dapat memperpendek usia dan kapasitas baterai mobil listrik. Sebagai gantinya, cobalah untuk mengisi daya hingga sekitar 80-90 persen untuk meminimalkan stres pada sel-sel baterai dan memperpanjang umur baterai secara keseluruhan.

Dengan mengikuti tips-tips dari Mikami di atas, Anda dapat memastikan bahwa baterai mobil listrik Anda tetap dalam kondisi yang optimal, memberikan kinerja terbaik dan umur yang panjang. Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat menikmati pengalaman berkendara yang lancar dan efisien dengan mobil listrik Anda.

(rgr/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Tips Aman Tinggalkan Mobil Listrik Berhari-hari di Garasi



Jakarta

Pakar kendaraan listrik dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agus Purwadi membagikan tips atau cara aman meninggalkan mobil listrik berhari-hari di garasi rumah. Harapannya, insiden BYD Seal keluar asap di Palmerah, Jakarta Barat, tak terulang lagi di masa depan.

Agus menjelaskan, ketika mobil listrik mau ditinggal lama, maka pastikan ruang garasinya tak panas atau lembab. Maka, pilihlah tempat yang sejuk dan berventilasi baik. Hal tersebut untuk menjaga suhu kendaraan tetap ideal.

“Terkait tips umum agar lebih aman bila ingin EV (electric vehicle) ingin ditinggal cukup lama maka perlu diperhatikan kondisi area penyimpanan tidak panas maupun lembab tapi sejuk dan berventilasi baik,” ujar Agus Purwadi saat dihubungi detikOto, Kamis (15/5).


Selain itu, kata Agus, ada satu komponen mobil listrik yang perlu mendapat perhatian lebih, yakni baterai. Dia mengingatkan, pastikan baterai tidak kosong atau terlalu penuh saat kendaraan ditinggal berhari-hari di garasi.

“Kemudian (yang harus diperhatikan lagi), kondisi muatan baterai kendaraan tidak kosong ataupun terisi penuh. Pastikan muatan baterai di angka sekitar 50 persen atau sesuai rekomendasi dari pabrikannya,” ungkapnya.

Proses pemadaman mobil listrik BYD Seal yang terbakar di dalam garasi rumah di Jakbar.BYD Seal mengeluarkan asap. Foto: Dok. istimewa

Di kesempatan yang sama, Agus Purwadi juga menyampaikan analisisnya mengenai kasus BYD Seal yang mengeluarkan asap di Palmerah, Jakarta Barat. Dia mengira, ada tiga pemicu utama di balik insiden tersebut.

Pertama, kata Agus, kepulan asap tersebut berasal dari baterai kendaraan. Sebab, komponen itu mudah bermasalah ketika overheat atau terlalu panas. Kerusakan pada baterai tak melulu memunculkan api, melainkan bisa hanya kepulan asap.

Kedua, lanjut dia, ada kerusakan di sistem kelistrikan seperti hubung singkat. Kondisi tersebut bisa memicu panas berlebih dan menyebabkan asap atau kebakaran.

“Lalu yang ketiga, komponen elektronika daya. Kerusakan pada komponen elektronika daya seperti inverter atau charger bisa juga menyebabkan masalah (di kendaraan),” ungkapnya.

Meski punya analisis pribadi, namun Agus menyarankan agar publik menunggu hasil pemeriksaan tim BYD Indonesia. Sebab, perusahaan asal China itu berjanji akan melakukan investigasi secara menyeluruh.

“Untuk lebih jelasnya maka sebaiknya bisa tunggu hasil investigasi Tim BYD yang pasti sedang menangani secara serius dan mendalam karena saat ini merupakan market leader baik di Indonesia maupun dunia,” kata dia.

(sfn/din)



Sumber : oto.detik.com

Pasang Dashcam di Mobil Listrik, Kelistrikan Aman Nggak Ya?



Jakarta

Kamera dasbor atau dashcam saat ini menjadi kebutuhan buat pemilik kendaraan. Rekaman dari dashcam dapat menjadi bukti jika terjadi sesuatu di jalan. Namun, ada kekhwatiran soal instalasi dashcam di mobil listrik, apakah kelistrikan dan kesehatan baterai tetap aman?

Dashcam berfungsi sebagai “saksi mata digital” yang tidak memihak. Dalam kasus kecelakaan, rekaman dashcam bisa menjadi alat bukti yang kuat dan mencegah konflik hukum. Selain itu, dashcam juga membantu mencegah penipuan lalu lintas, mendeteksi aksi kriminal seperti pencurian, pemalakan dan vandalisme, memberikan pemantauan saat parkir, dan mendokumentasikan perjalanan.

Namun, ada kekhawatiran umum yang sering muncul dari pengguna kendaraan listrik (EV), apakah dashcam bisa mengganggu sistem kelistrikan EV atau memperpendek usia baterai?


Salah satu produsen dashcam, BlackVue, mengklaim, kamera dasbornya tetap aman digunakan oleh kendaraan listrik. “Banyak pengguna EV kami di Asia, AS, dan Eropa memilih BlackVue karena sistem kami aman, efisien, dan tidak mengganggu sistem kendaraan modern, termasuk EV dengan fitur ADAS sekalipun,” kata Direktur Pemasaran Blackvue Indonesia, Rudy.

Salah satunya karena adanya fitur dashcam yang tidak memiliki daya tinggi. Di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, BlackVue meluncurkan dashcam flagship terbarunya, Elite 8 Series. Dashcam itu diklaim memiliki kualitas rekaman tinggi, efisiensi daya, dan konektivitas canggih.

Dashcam Elite 8 memiliki fitur Power Saving Parking Mode. Fitur itu memastikan kamera tetap aktif hingga berminggu-minggu tanpa menguras aki, berkat konsumsi daya ultra-rendah di bawah 1mA. Kamera akan aktif otomatis saat ada benturan, dengan waktu respon kurang dari 1 detik.

Dengan konsumsi daya di bawah 1mA dan sistem voltase cut-off otomatis, ELITE 8 cocok untuk kendaraan listrik seperti Tesla, Hyundai IONIQ, Nissan Leaf, Wuling EV, hingga BYD yang mementingkan efisiensi penggunaan baterai.

Dashcam ini dilengkapi dengan Dual HDR dan sensor Sony STARVIS 2, ELITE 8 memberikan video jernih di segala kondisi, termasuk cahaya rendah di bawah 0.03 Lux atau hampir gelap total. ELITE 8 juga memiliki fitur Full-Color Night Vision, hasil rekaman tetap berwarna dalam kondisi gelap, hal ini berguna untuk melihat detail seperti warna kendaraan, pelat nomor dan rambu lalu lintas.

Ketika terjadi tabrakan, dashcam Blackvue Elite 8 memiliki Event buffer. Ketika mobil mengalami tabrakan, Blackvue akan memastikan rekaman 10 detik sebelum terjadinya tabrakan tetap terekam dan bisa digunakan untuk memperjelas bukti rekaman sebelum kejadian. Ini berarti klip video peristiwa yang direkam saat mengemudi atau parkir menyertakan rekaman lima detik yang terjadi sebelum peristiwa pemicu terjadi.

ELITE 8 juga menyertakan Built-in GPS, Wi-Fi.GPS yang menyematkan data kecepatan dan lokasi dalam video yang direkam, memungkinkan pengguna untuk melihat lokasi kamera di peta selama pemutaran di Aplikasi Blackvue atau BlackVue Viewer.Wi-Fi memungkinkan pengguna untuk terhubung ke aplikasi BlackVue mereka dengan smartphone atau tablet untuk transfer file cepat.

Fitur penting lainnya dari ELITE 8 termasuk speaker internal, sensor benturan, dan deteksi gerakan.Kamera dasbor memberi tahu pengguna saat menyala, mati, atau mendeteksi kesalahan, melalui speaker yang disematkan di kamera depan. Akselerometer internal kamera depan mendeteksi benturan untuk memicu perekaman event, dan mengaktifkan Mode Parkir saat tidak bergerak selama lima menit. BlackVue menandai semua video (Normal, Event, Mode Parkir, dll.) sehingga pengguna dapat memfilternya dan dengan cepat menemukan yang mereka butuhkan di aplikasi atau BlackVue Viewer.

Blackvue memiliki fitur tahan panas, sehingga bisa tetap beroperasi pada suhu yang sangat tinggi. Hasil rekaman akan selalu ada pada saat dibutuhkan.

(rgr/riar)



Sumber : oto.detik.com

Kapal Jumbo Pengangkut Ribuan Mobil BYD Tinggalkan RI, Atto 1 Sudah Mendarat?



Jakarta

BYD Explorer No. 1 disebut meninggalkan Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta. Informasi ini muncul berdasarkan unggahan video singkat yang menyebar di media sosial.

Akun instagram @pelabuhantanjungpriok dan @stevroni, mengunggah video yang memperlihatkan BYD Explorer No 1 sedang meninggalkan Tanjung Priok. Kata akun itu, kapal tersebut baru saja menurunkan unit baru di pelabuhan dan kini bergerak kembali ke Shanghai.

Dalam video unggahan lain, keluar mobil-mobil city car seperti Atto 1 yang sedang berjalan keluar dari BYD Explorer No 1.


BYD pertama kali mengoperasikan kapal pengirim ribuan mobilnya pada tahun 2024 lalu. BYD Explorer No. 1 adalah kapal pertama BYD. Kapal itu bisa mengangkut 7.000 kendaraan dalam satu kali berlayar.

Sayangnya Pihak BYD Indonesia belum memberikan respons terkait berlabuhnya BYD Explorer No. 1 di Indonesia.

BYD diketahui punya delapan pengangkut jumbo dengan misi mengirim kendaraan ekspor hingga 1 juta unit per tahun. Selain Explorer No.1, nama kapal BYD lainnya adalah Hefei, Changzhou, Shenzhen, Xi’an, Changsha, Zhengzhou dan Jinan.

PT BYD Motor Indonesia memastikan komitmennya untuk mendistribusikan mobil listrik terbarunya, BYD Atto 1, sesuai jadwal yang telah dijanjikan kepada konsumen. Model terbaru ini mendapat sambutan positif sejak diperkenalkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.

Sejak awal peluncurannya, BYD menargetkan pengiriman Atto 1 dimulai pada Oktober 2025.

“Ya sementara ini selama GIIAS, kita memang janjikan di bulan Oktober (pengiriman). Tapi saya memantau–karena ini kita bekerja sama dengan partner kita di dealer ya– pergerakannya itu lebih dipahami oleh dealer, terkait promise delivery dan customer satisfaction (kepuasan konsumen) ini kita juga menakar ekspektasi konsumen. Jadi kayaknya paruh tengah GIIAS, sudah mulai masuk ke November, dan sekarang sudah ada yang menyentuh Desember. Kita pasti akan upayakan semaksimal mungkin, mengirim kendaraan ini bila memang sudah waktunya,” ungkap Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan, di sela kegiatan media test drive BYD Atto 1 rute Semarang-Solo-Yogyakarta, Rabu (13/8/2025) lalu.

(riar/din)



Sumber : oto.detik.com

BYD Recall 115 Ribu Mobil di China, Ini Masalahnya



Jakarta

BYD mengajukan rencana penarikan kembali (recall) ke Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar China (SAMR). Langkah ini diambil untuk mengatasi potensi masalah keselamatan pada dua model kendaraan dengan total 115.783 unit yang terdampak.

Recall ini muncul setelah SAMR melakukan investigasi dan menemukan adanya cacat pada komponen tertentu. Masalah yang akan diperbaiki mencakup malfungsi pada pengendali motor penggerak hingga kekurangan dalam penyegelan baterai daya, yang berpotensi memengaruhi performa dan keselamatan kendaraan listrik BYD.


Recall pertama, dengan kode S2025M0165I, menyasar 44.535 unit BYD Tang tahun 2015 yang diproduksi antara 28 Maret 2015 hingga 28 Juli 2017. Masalahnya berasal dari desain dan pemilihan komponen pada pengendali motor penggerak. Komponen ini berpotensi mengalami fungsi pelepasan daya (active discharge) yang tidak normal saat digunakan. Dalam kondisi ekstrem, hal ini bisa menyebabkan papan sirkuit terbakar dan mode penggerak listrik murni kendaraan gagal berfungsi-jelas menjadi risiko keselamatan.

Untuk mengatasi hal tersebut, diler resmi BYD akan melakukan pembaruan perangkat lunak, mengganti metode pelepasan daya menjadi motor discharge, guna menghilangkan potensi bahaya.

Recall kedua, dengan kode S2025M0166I, mencakup 71.248 unit BYD Yuan Pro listrik murni yang diproduksi dari 6 Februari 2021 hingga 5 Agustus 2022. Kali ini, masalahnya ada pada proses produksi, di mana gasket penyegel baterai kemungkinan terpasang tidak sempurna, sehingga mengurangi kemampuan kedap air. Jika kendaraan melaju dalam kondisi genangan atau berkendara cepat melewati air dalam waktu lama, air bisa masuk ke dalam baterai, mengurangi isolasi listrik. Dalam situasi ekstrem, daya baterai bisa turun drastis dan menimbulkan risiko keselamatan.

Sebagai solusi, BYD akan memperkuat casing baterai menggunakan sealant khusus yang memastikan kembali fungsi tahan air dan menghilangkan potensi bahaya.

BYD Tang 2015 yang terdampak recall merupakan model Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Sesuai namanya, mobil ini pertama kali diluncurkan pada 2015 dan menjadi salah satu pionir SUV hybrid BYD yang menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik.

Sementara itu, BYD Yuan Pro adalah mobil listrik murni (pure EV) yang diperkenalkan pada 2021. Unit yang ikut dalam recall ini diproduksi antara 2021 hingga 2022, ketika model tersebut mulai menarik perhatian pasar karena harga yang relatif terjangkau dan jarak tempuh yang kompetitif.

Kedua model ini tidak dipasarkan di Indonesia.

(riar/lua)



Sumber : oto.detik.com

BYD Recall 115 Ribu Mobil di China, Indonesia Aman?



Jakarta

BYD melakukan penarikan kembali (recall) ke Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar China (SAMR) untuk model BYD Tang dan BYD Yuan Pro. BYD Indonesia mengatakan kedua produk tersebut tidak dijual di Indonesia.

Diberitakan detikcom sebelumnya, sebanyak dua model kendaraan dengan total 115.783 unit yang terdampak di China.

“Perihal pemberitahuan resmi recall untuk model BYD Tang keluaran tahun 2015-2017 dan Yuan Pro tahun 2021-2022. Kami memastikan bahwa model dan tipe pada program tersebut bukan merupakan model yang dijual di Indonesia,” ujar Luther Panjaitan, Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia kepada detikOto, Minggu (19/10/2025).


Program recall menunjukkan keseriusan dan tanggung jawab pabrikan terhadap keselamatan dan kepuasan konsumen, bahkan setelah produk terjual. Ini merupakan langkah preventif untuk menghindari kecelakaan, cedera, atau bahaya fatal akibat cacat tersembunyi.

“Perbaikan yang dilakukan bertujuan untuk menghindari potensi kejadian yang tidak diinginkan, dan dalam keadaan extreme.”

“Hal ini merupakan praktik umum di industri otomotif, sebagai bagian komitmen pabrikan terhadap keselamatan, serta menjaga kualitas & kepercayaan pelanggan,” kata Luther.

Kedua model yang masuk program recall itu tidak dijual di Indonesia saat ini. BYD Indonesia saat ini baru memasarkan M6, Sealion 7, Atto 1, Atto 3, Seal, Dolphin dan sub brand merek mewah Denza D9.

Recall kedua produk itu muncul setelah SAMR melakukan investigasi dan menemukan adanya cacat pada komponen tertentu. Masalah yang akan diperbaiki mencakup malfungsi pada pengendali motor penggerak hingga kekurangan dalam penyegelan baterai daya, yang berpotensi memengaruhi performa dan keselamatan kendaraan listrik BYD.

Recall pertama, dengan kode S2025M0165I, menyasar 44.535 unit BYD Tang tahun 2015 yang diproduksi antara 28 Maret 2015 hingga 28 Juli 2017. Masalahnya berasal dari desain dan pemilihan komponen pada pengendali motor penggerak. Komponen ini berpotensi mengalami fungsi pelepasan daya (active discharge) yang tidak normal saat digunakan. Dalam kondisi ekstrem, hal ini bisa menyebabkan papan sirkuit terbakar dan mode penggerak listrik murni kendaraan gagal berfungsi-jelas menjadi risiko keselamatan.

Untuk mengatasi hal tersebut, diler resmi BYD akan melakukan pembaruan perangkat lunak, mengganti metode pelepasan daya menjadi motor discharge, guna menghilangkan potensi bahaya.

Recall kedua, dengan kode S2025M0166I, mencakup 71.248 unit BYD Yuan Pro listrik murni yang diproduksi dari 6 Februari 2021 hingga 5 Agustus 2022. Kali ini, masalahnya ada pada proses produksi, di mana gasket penyegel baterai kemungkinan terpasang tidak sempurna, sehingga mengurangi kemampuan kedap air. Jika kendaraan melaju dalam kondisi genangan atau berkendara cepat melewati air dalam waktu lama, air bisa masuk ke dalam baterai, mengurangi isolasi listrik. Dalam situasi ekstrem, daya baterai bisa turun drastis dan menimbulkan risiko keselamatan.

Sebagai solusi, BYD akan memperkuat casing baterai menggunakan sealant khusus yang memastikan kembali fungsi tahan air dan menghilangkan potensi bahaya.

BYD Tang 2015 yang terdampak recall merupakan model Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Sesuai namanya, mobil ini pertama kali diluncurkan pada 2015 dan menjadi salah satu pionir SUV hybrid BYD yang menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik.

Sementara itu, BYD Yuan Pro adalah mobil listrik murni (pure EV) yang diperkenalkan pada 2021. Unit yang ikut dalam recall ini diproduksi antara 2021 hingga 2022. Model tersebut mulai menarik perhatian pasar karena harga yang relatif terjangkau dan jarak tempuh yang kompetitif.

(riar/lua)



Sumber : oto.detik.com

Langkah Berani BYD di Jepang, Rilis Produk Tantang Kei Car



Jakarta

BYD sedang mengekspansi pasar Jepang. Brand asal China ini bakal merilis mobil listrik untuk menyasar pasar Kei Car (K-Car).

Pasar otomotif Jepang dikenal kompetitif. BYD mengambil langkah berani bukan dengan mobil sport atau SUV mewah, melainkan dengan sesuatu yang jauh lebih sederhana dan jauh lebih simbolis: kei car, kendaraan mungil yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari jalanan Jepang pasca Perang Dunia II.


BYD baru saja merilis teaser untuk mobil listrik kei pertamanya. Dari segi tampilan, mobil ini dirancang khusus untuk segmen mobil mikro di Jepang. Hal ini tercermin dari profil sampingnya, mobil ini punya overhang pendek, garis atap mobil terlihat tinggi, dan roda yang diletakkan di sudut-sudut ekstrem untuk membantu memaksimalkan ruang kabin.

Foto-foto spy yang beredar di media sosial Tiongkok menunjukkan bahwa mobil ini juga akan memiliki pintu geser di bagian belakang, meningkatkan sisi kepraktisannya.

Mobil mini BYD ini diproyeksikan bakal memiliki baterai 20 kWh dengan jangkauan sekitar 180 km (111 mil) berdasarkan siklus uji WLTC.

Segmen kei car merupakan pasar yang sangat unik dan secara kompetisi didominasi oleh produsen mobil domestik Jepang, seperti Daihatsu, Honda, Suzuki, dan aliansi Nissan-Mitsubishi.

Mobil listrik kecil ini akan debut pada akhir bulan ini di Japan Mobility Show (JMS) 2025.

Singkatnya, langkah BYD memasuki segmen Kei car adalah upaya yang berani untuk menembus pasar Jepang.

Harga mobil ini diperkirakan akan dimulai sekitar ¥2,5 juta (sekitar Rp 270 jutaan), menempatkannya di bawah pesaing seperti Nissan Sakura dan Mitsubishi eK X EV

(riar/rgr)



Sumber : oto.detik.com