Tag Archives: cengkeram

Jangan Remehkan Ban Kempis, Bisa Bikin Kecelakaan!



Jakarta

Belum lama ini banyak keluhan dari salah satu pengguna mobil MPV yang tiba-tiba mengalami pecah ban. Perlu diketahui, pecah ban bisa dipicu lantaran tekanan angin ban kempis.

Dikutip dari siaran pers Auto2000, dalam banyak kasus, ban mobil pecah sampai rusak berat umumnya disebabkan oleh tekanan udara yang kurang alias ban kempis dan dibiarkan terlalu lama. Situasi ini jelas berbahaya karena dapat mengakibatkan kecelakaan.

“Tekanan udara ban yang pas, sanggup menjaga bidang kontak telapak ban agar tetap optimal sehingga daya cengkeram ban ke permukaan jalan selalu pas. Tekanan udara ban yang sesuai juga membantu dinding ban menopang berat mobil serta meredam gaya akibat gerakan ban. Alhasil, tekanan udara yang sesuai memegang peran sangat penting dalam menjaga performa ban di jalan,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000, Selasa (9/7/2024).


Tekanan udara ban yang sesuai rekomendasi bisa dilihat pada stiker petunjuk di pilar B sisi pengemudi atau buku petunjuk pemilik kendaraan. Di sana ada tabel tekanan udara yang direkomendasikan untuk beberapa kondisi berkendara, seperti muatan kosong atau penuh.

Pengendara disarankan selalu memeriksa tekanan udara ban mobil di pagi hari saat ban belum berjalan dan suhu lingkungan masih dingin. Kalau repot setiap hari cek tekanan ban, paling tidak usahakan minimal seminggu sekali.

Sebab, kalau ban dibiarkan kempis ada potensi bahaya. Lantaran kempis, ban tidak memiliki area kontak dengan aspal (contact patch) yang cukup. Bahkan cenderung berlebih akibat hanya tertumpu di pinggir telapak ban. Kondisi ini dapat mengakibatkan ban aus di pinggir sisi luar dan dalam saja. Mobil juga akan terasa semakin berat dikemudikan karena daya cengkeramnya terlalu kuat ke aspal jalan.

Gerakan naik turun dinding ban menjadi tidak terkendali ketika kempis. Alhasil, ban menjadi terlalu lentur dan dapat membuat anyaman kawat baja dinding ban rusak. Bahkan dalam kondisi terburuk ketika muatan mobil penuh, perjalanan jauh, dan tekanan udara ban terlalu kempis, bibir pelek dapat menyentuh dinding ban dan berpotensi membuat ban robek.

Tekanan udara ban yang kurang akan langsung terasa pada pengendalian mobil yang lebih sulit. Selain itu, biasanya mobil akan menarik ke sisi ban yang kempis atau mobil bergoyang akibat gerakan dinding ban yang berlebihan.

Tak cuma itu, kenyamanan berkendara juga jadi berkurang akibat gerakan dinding ban yang tiada henti. Gerakan berlebih pada ban juga dapat terjadi ketika mobil berakselerasi atau melakukan pengereman, termasuk ketika belok ke kiri atau ke kanan.

Akibatnya, mobil kian sulit dikendalikan karena gerakan dinding ban semakin liar, termasuk membutuhkan jarak pengereman yang lebih jauh sehingga mengurangi keselamatan berkendara. Dalam kondisi ekstrem di mana tekanan udara ban sangat rendah, dapat membuat ban terlepas dari pelek.

“Jangan pernah lupa mengecek tekanan udara ban setidaknya satu minggu sekali. Dengan begitu, kemungkinan ban kempis yang berisiko pecah atau sobek dapat ditekan. Termasuk pula servis berkala, jangan pernah lupa melakukannya untuk menjaga kondisi mobil supaya selalu prima cukup dengan booking via Auto2000.co.id,” tutup Yagimin.

(rgr/dry)

Sumber : oto.detik.com

Alhamdulillah mobil Otomotif اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / obi

5 Cara Ngerem Motor Matic di Turunan, Pahami Biar Nggak Nyelonong


Jakarta

Cara mengerem motor matic di turunan tak bisa asal. Pahami cara ngerem motor matic di turunan biar nggak nyelonong.

Mengendarai motor matic cenderung lebih mudah. Pengendalian seluruhnya hanya ada pada tangan kiri dan kanan. Meski begitu, kamu tetap harus memahami teknik-teknik berkendara motor matic.


Khususnya saat melintasi turunan, salah-salah bisa jadi motor nyelonong dan berujung celaka. Berikut ini teknik berkendara motor matic di turunan yang dipahami agar tetap aman, dikutip dari laman Suzuki Indonesia.

Cara Ngerem Motor Matic di Turunan

1. Rem Berfungsi dengan Baik

Sebelum melakukan perjalanan, pastikan motor dalam kondisi baik. Cek kondisi rem apakah dapat berfungsi dengan baik dan pastikan tidak ada bagian yang aus atau rusak. Periksa juga kondisi cairan rem. Bila cairan rem terlalu sedikit, maka tambahkan sesuai dengan anjuran.

2. Tak Perlu Ngebut

Saat melintas di turunan, pastikan kecepatan motor tak melebihi ambang batas. Tak perlu ngebut-ngebut saat melintas diturunan agar kondisi motor tetap stabil. Perlu diingat juga agar tidak langsung mengosongkan gas saat melintas di turunan. Jadi saat melintas di turunan tajam, hanya perlu mengurangi kecepatan.

3. Posisi Jari di Masing-masing tuas Rem

Posisikan empat jari tangan kanan dan kiri di masing-masing tuas rem. Ingat, ketika mengerem di jalanan yang turun keempat jari (kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) harus selalu siaga di handle rem.

Sementara itu, jari jempol harus selalu siap di grip gas untuk mengatur laju gas motor matic. Cengkeram tuas rem secukupnya, jangan terlalu dalam agar rem tidak terlalu mencengkeram yang malah bisa membuat motor kehilangan kestabilannya.

4. Prioritas Gunakan Rem Depan

Saat melewati jalan menurun, prioritaskan untuk menggunakan rem depan. rem depan dapat menahan daya dorong motor ke depan. Saat melintasi jalanan menurun, daya dorong motor ke depan lebih besar. Jadi dibutuhkan rem depan untuk menahan laju motor.

Ketika dalam jalanan menurun panjang, hindari untuk mengerem secara terus menerus dalam waktu lama. Hal ini bisa membuat perangkat rem motor menjadi panas dan mengakibatkan kekuatan rem berkurang. Jika kamu merasakan kekuatan rem yang berkurang, sebaiknya berhenti sejenak untuk membiarkan suhu rem turun.

5. Pakai Kaki untuk Membantu Menjaga Keseimbangan

Gunakan kaki kanan untuk membantu menjaga keseimbangan motor saat melintasi turunan. Jadi saat kondisi lalu lintas padat kendaraan, kaki kanan bisa kita manfaatkan untuk menopang motor yang suka tidak suka harus sering berhenti.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Cara Inreyen Motor Baru, Kecepatan Maksimal Cuma Segini


Jakarta

Meski teknologi terus berkembang, motor baru tetap perlu melakukan inreyen untuk mengoptimalkan kinerja seluruh komponen, sehingga tak ada kendala ketika digunakan. Begini cara inreyen motor yang benar.

Inreyen atau break-in merupakan proses adaptasi, atau penyesuaian komponen-komponen kendaraan. Tentunya di masa inreyen, konsumen harus mengikuti petunjuk yang telah tertera di buku servis atau buku pedoman pemilik dan garansi.

Wahana Makmur Sejati selaku Main Dealer Sepeda Motor Honda di Jakarta-Tangerang memiliki beberapa tips jitu yang dapat diterapkan oleh konsumen setia Honda. Berikut tips cara melakukan proses inreyen agar optimal.


1. Kecepatan Kendaraan Stabil

Konsumen disarankan tidak memacu sepeda motor barunya dengan maksimal ketika digunakan selama 500 km pertama dengan maksimal kecepatan 50 km/jam. Rpm juga disarankan tidak terlalu tinggi di masa inreyen sehingga komponen mesin akan tetap terjaga.

2. Hindari Berkendara Ekstrem Ketika Kondisi Jalan Basah atau Licin

Untuk sepeda motor baru, konsumen disarankan tidak melakukan rem mendadak di kondisi apapun. Di 500 km pertama, daya cengkeram ban juga mengalami adaptasi sehingga sangat berbahaya apabila melaju di jalanan basah atau licin.

3. Jangan Mengangkut Beban Berlebih

Berdasarkan buku panduan pemilik, terdapat informasi terkait bobot yang mampu diangkut sepeda motor. Di masa inreyen, konsumen disarankan untuk tidak membawa barang yang melebihi batas berat agar usia komponen tidak berkurang.

4. Ganti Oli Motor Berkala

Di buku servis terdapat informasi bahwa konsumen wajib melakukan penggantian oli setelah menempuh jarak 1.000 km. Ini bertujuan buat membersihkan komponen dari serpihan logam hasil gesekan sehingga tidak ada penggumpalan partikel sisa di dalam mesin.

5. Patuhi Setiap Panduan di Buku Pedoman

Dengan mengikuti panduan dari buku pedoman pemilik, kondisi komponen sepeda motor akan lebih baik dan tahan lama. Tentunya didukung dengan cara berkendara konsumen yang tidak agresif.

“Untuk setiap motor baru Honda tentunya akan dites dan diuji terlebih dahulu sebelum diantar ke konsumen. Namun alangkah lebih baiknya jika konsumen juga melakukan inreyen untuk memaksimalkan performa dan mencegah terjadinya kerusakan komponen,” tutur Wahyu Budhi selaku Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati.

Selain melalui proses inreyen, konsumen juga disarankan dapat segera beradaptasi dengan motor baru, baik itu dari sisi posisi berkendara, handling, pengereman dan membuka tuas gas untuk mencegah risiko terjadinya kecelakaan di jalan raya.

“Beradaptasi dengan motor baru terkadang memakan waktu lebih bagi konsumen, tapi hal ini harus tetap dilakukan. Setelah terbiasa, konsumen harus mengedepankan keselamatan berkendara agar selalu aman dan tidak mengalami insiden ketika berkendara,” tutup Wahyu.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com

Manfaat Cairan Ban Tubeless, Ketahanan, dan Efek Sampingnya


Jakarta

Cairan ban tubeless menjadi salah satu komponen penting yang dalam perawatan ban kendaraan. Cairan ini juga berperan dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan berkendara.

Mulai dari mengurangi risiko kebocoran hingga kenyamanan yang lebih baik ketika berkendara. Simak manfaat dan fungsinya berikut ini.

Apakah Bagus Ban Tubles Dikasih Cairan Penambal?

Mengutip situs OC1, nama cairan untuk ban tubeless adalah sealant, yakni cairan yang diformulasikan secara khusus yang dimasukkan ke dalam ban tubeless.


Fungsi utama cairan ban tubeless adalah untuk mencegah kebocoran udara, menutup kebocoran saat terjadi, dan menjaga tekanan ban tetap optimal.

Sealant ban tubeless biasanya terbuat dari larutan berbasis lateks, yang mengandung partikel tersuspensi. Kandungan tersebutlah yang menempel pada kebocoran dan membentuk segel pada ban.

Manfaat Penggunaan Cairan Ban Tubeless

Berikut adalah beberapa manfaat dari ban tubeless pada kendaraan:

1. Mencegah Kebocoran Ban

Cairan ban tubeless berguna agar menjaga kerapatan ban, sehingga tidak mudah mengalami kebocoran jika terkena benda tajam (paku, pecahan kaca, dan lainnya). Jadi, jika terkena benda tajam, ban tidak akan mudah bocor.

2. Memperkuat Ketahanan Ban

Cairan tersebut juga memberikan perlindungan pada ban, dengan menutup celah ban saat ada bagian yang terbuka. Hal ini membuat ban menjadi jadi lebih kuat. sehingga perjalanan bisa lebih aman dan nyaman.

Sealant ban tubeless digunakan untuk mengatasi kebocoran pada ban. Saat terjadi kebocoran, cairan akan bereaksi dengan udara dan mulai mengering di dalam kebocoran.

Karena berbahan dasar lateks, ia akan menempel pada tepi kebocoran dan partikel yang tersuspensi membentuk gumpalan, sehingga lubang tertutup rapat. Begini cara kerja cairan ban tubeless dalam mencegah udara keluar dan menjaga tekanan ban.

Efek Samping Cairan Ban Tubeless

Mengutip laman Planet Ban, terdapat kemungkinan efek samping dari penggunaan cairan ban tubeless, di antaranya:

  • Berpotensi menyumbat luban penting pada ban, karena kemungkinan terjadi penyumbatan yang bisa membuat ban sulit diisi angin saat diperlukan.
  • Berisiko membuat kerusakan pelek akibat korosi atau karat pada pelek. Pasalnya, kandungan pH atau tingkat asam basa cairan biasanya terlalu tinggi. Ini bisa mengakibatkan pelek mudah berkarat.

Berapa Lama Tahan Cairan Ban Tubeless?

Lama masa pakai cairan ban tubeless bervariasi. Hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi berkendara, suhu, dan jenis sealant.

Secara umum, kinerja cairan ban tubeless bisa bertahan lama antara 3 – 12 bulan. Namun, pemeriksaan dan penambahan secara berkala, juga diperlukan untuk mempertahankan kinerja penyegelan optimal.

Kelebihan Ban Tubeless

1. Tidak Langsung Kempes jika Tertusuk Benda Tajam

Mengutip laman Astra Daihatsu, salah satu kelebihan dari ban tubeless adalah mampu membuat pengendara terhindar dari masalah tusukan benda tajam, yang menembus ban luar sehingga bisa merusak ban dalam.

2. Performa yang Lebih Baik

Ban tubeless mampu memberikan performa yang lebih baik, terutama dalam m hal traksi dan handling. Pasalnya, ban ini dirancang dengan teknologi yang lebih modern.

Dengan daya cengkeram terhadap permukaan jalan yang baik, ban ini bisa meningkatkan keselamatan dalam berkendara.

3. Minim Risiko Kebocoran

ban tubeless mampu menahan kebocoran yang lebih baik, karena ia memiliki kemampuan untuk menahan udara lebih lama jika dibandingkan dengan ban biasa. Hal ini membuat pengendara punya waktu yang lebih lama jika ingin melakukan perbaikan.

4. Membantu Meningkatkan Keamanan saat Berkendara

Dilansir laman Tyreplus, kendaraan akan sulit dikendalikan jika ban tipe tabung tiba-tiba bocor. Ini akan membuat situs berkendara lebih berbahaya, ketika dalam kecepatan tinggi di jalan raya.

Namun, risiko tersebut bisa berkurang secara signifikan dengan ban tanpa ban dalam. Mengapa? karena udara keluar secara perlahan dan ban tidak langsung kempes sepenuhnya.

Dengan begitu, pengemudi tidak mudah kehilangan kendali. Hal ini juga memungkinkan pengemudi memiliki lebih banyak waktu untuk bergerak di sisi jalan.

Meski begitu, berkendara dengan kecepatan tinggi tetap memiliki risiko keselamatan. Jadi, perhatikanlah batas kecepatan maksimum.

5. Kenyamanan Berkendara

Pemasangan ban tanpa ban hanya terdiri dari dua komponen, yakni roda dan ban. Hal ini memungkinkan pemasangan ban yang lebih baik secara keseluruhan ,dan lebih presisi pada roda.

Hal tersebut pada akhirnya juga berperan untuk meningkatkan kenyamanan berkendara, jika dibandingkan dengan pemasangan ban tipe ban dalam.

6. Hemat Bahan Bakar

Karena bobotnya yang lebih ringan, tekanan di mesin berkurang. Artinya, akan lebih sedikit energi yang dikonsumsi. Hal ini membuatnya bisa menempuh jarak lebih jauh, dengan jumlah bahan bakar yang sama.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com

6 Cara Membuat Rem Mobil Pakem agar Lebih Cepat Berhenti dan Efektif


Jakarta

Kinerja sistem rem jadi salah satu aspek terpenting dalam berkendara, baik itu pada mobil atau sepeda motor. Pasalnya, rem sangat mempengaruhi keamanan dan keselamatan dalam berkendara.

Oleh karena itu, pemeliharaan dan penyesuaian yang tepat perlu dilakukan. Tujuannya untuk memastikan daya pengereman rem mobil pakem setiap saat.

Cara Membuat Rem Mobil Pakem

Rem pakem adalah kondisi di mana sistem rem kendaraan mampu menghentikan atau memperlambat laju kendaraan dengan efektif serta cepat.


Rem hanya akan berfungsi kalau ban dan suspensi memungkinkannya berfungsi. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat rem mobil lebih pakem:

1. Tingkatkan Radius Cakram

Dilansir laman, Car Throttle, torsi rem yang lebih besar akan meningkatkan cengkeraman rem. Torsi rem sama dengan gaya yang diberikan oleh bantalan dikalikan dengan jarak penerapan gaya dari pusat roda.

2. Tingkatkan Gesekan antara Bantalan Pengereman dan Rotor

Mengutip Autos Community, bantalan rem dan rotor termasuk dua bagian penting dari roda. Keduanya akan menciptakan gesekan yang diperlukan, untuk menghentikan kendaraan.

Kalau salah satunya aus, maka mobil akan tergelincir. Bantalan rem yang lebih tebal mendorong rotor dan bahan yang menyerap lebih banyak panas untuk rotor bisa membantu pengemudi meningkatkan daya pengereman.

3. Pakai Ban dengan Cengkeraman Lebih Baik

Untuk menciptakan traksi ketika melaju di jalan, ban memerlukan daya cengkeram tertentu. Daya cengkeram diperoleh dari karet dan telapak ban yang kuat di permukaan ban.

Pola-pola di telapak ban akan membantu ban mencengkeram jalan/bagian jalan yang tidak rata, contohnya lubang di jalan.

Karet ban perlu daya tahan dan kekuatan tekstil, agar bisa sesuai dengan permukaan jalan. Hal tersebut akan memungkinkan pengemudi melaju dengan kecepatan tetap (terlepas dari kondisi jalan).

Faktor ban tersebut penting untuk meningkatkan daya pengereman. Mobil bisa berhenti berkat cengkeraman ban, mobil bisa berhenti.

Rotasi ban secara teratur juga penting untuk memastikan ban tidak cepat aus di jalan, akibat terus-menerus berhenti dan tidak selip saat direm.

4. Terapkan Disk yang Lebih Besar

Cakram pada roda adalah komponen utama yang menyebabkan roda berhenti bergerak, sehingga memungkinkan mobil mengerem. Ketika roda bergerak, cakram bergerak mengikuti gerakan roda.

Saat pengemudi menginjak rem mobil, cakram akan menjepit roda lalu menciptakan gesekan untuk menghentikan roda berputar. Jika roda ini lebih besar, maka akan ada lebih banyak permukaan yang mendorong roda. Hal ini menyebabkan penghentian yang lebih cepat, yang akan membantu rem pakem.

5. Tingkatkan Area Piston Kaliper

Meningkatkan ukuran piston (atau jumlah piston) bisa membuat lebih banyak area yang menerapkan tekanan tertentu. Kalau tekanan tetap konstan dan area meningkat, maka gaya yang diberikan akan meningkat artinya rem akan lebih pakem.

6. Tekanan Saluran Udara

Dorong kaki lebih keras ke rem, maka mobil akan mengerem lebih keras. Mengapa? Karena tekanan saluran udara meningkat.

Jika pengemudi bisa meningkatkan tekanan saluran udara (mungkin dengan membuat lengan tuas yang lebih besar supaya pedal rem bisa bekerja), maka hal ini akan akan meningkatkan torsi rem.

Rem mobil perlu diservis setiap enam bulan. Hal ini untuk memastikan bahwa komponennya terawat dengan baik dan bisa membuat kendaraan berhenti.

Mengutip buku Cara Mudah Merawat Mobil karya Panuwun Budi, disebutkan bahwa pemeriksaan rem untuk mobil biasanya dilakukan mengikuti jadwal servis rutin yang ditetapkan produsen mobil. Ketika pemeriksaan rem, bengkel akan mengganti minyak dan saringannya.

Pastikan kamu mempertimbangkan kiat-kiat tadi untuk membantu meningkatkan pakem rem mobil. Dengan begitu, pengereman lebih reaktif sehingga bisa mencegah kecelakaan.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti Ban Mobil?


Jakarta

Ban adalah salah satu komponen penting dalam mobil, yang tidak boleh luput dari perhatian pemiliknya. Padahal, komponen ini berperan besar dalam menjaga keamanan dan kenyamanan saat berkendara.

Kondisi ban yang sudah aus atau rusak bisa meningkatkan risiko kecelakaan. Sehingga, penting untuk mengetahui saatnya mengganti ban.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti Ban Mobil?

Idealnya ban mobil harus diganti tiga tahun sekali atau jarak tempuh mencapai 40.000 km. Jika pemakaian belum sampai tiga tahun, tapi intervalnya sudah lebih dari 40.000 km, maka ban sebaiknya segera diganti.


Selain itu, ada indikator yang menentukan waktu penggantian ban. Menurut produsen ban Dunlop di Indonesia, PT Sumi Rubber Indonesia, dan Auto2000, ban harus diganti ketika:

1. Kedalaman Alur Ban Menipis

Indikator pertama ban harus diganti adalah kedalaman alur ban yang menipis. Perlu diketahui, alur ban dirancang untuk memberi traksi dan mencegah aquaplaning.

Apabila alur ban sudah terlalu tipis atau dangkal, maka kemampuan untuk dicengkeram rem menurun. Hal ini berbahaya saat berada di jalan basah atau menurun, ketika mobil berisiko selip. Untuk mengukur kedalaman ban bisa dilihat melalui indikator keausan (Tread Wear Indicator).

2. Permukaannya Retak atau Ada Benjolan

Adanya keretakan atau benjolan pada sisi ban menjadi tanda struktur ban melemah. Retaknya sisi ban bisa disebabkan paparan sinar matahari, usia ban makin tua, atau tekanan udara tidak tepat. Sementara penyebab benjolan ban adalah kerusakan internal yang berisiko mengakibatkan ledakan.

3. Ban Sering Bocor

Seringnya kehilangan tekanan udara tanpa alasan, bisa menjadi tanda ban perlu diganti. Kebocoran kecil yang berulang, meski sudah diperbaiki dapat menjadi ban tidak dalam kondisi optimal. Ban yang terus menerus kehilangan tekanan dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

4. Adanya Getaran Berlebih Saat Berkendara

Getaran lebih saat berkendara bisa menjadi tanda ada masalah pada ban atau roda. Adanya getaran bisa disebabkan karena ban tidak seimbang, keausan tidak merata, atau ada kerusakan internal pada ban. Apabila getaran itu berlanjut setelah melakukan balancing roda, ada baiknya untuk memeriksa kondisi ban secara menyeluruh dan ganti jika ditemukan kerusakan.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengganti Ban

Sebelum mengganti ban, ada hal yang perlu diperhatikan. Berikut di antaranya:

1. Perhatikan Tipe dan Ukuran Ban

Hal pertama yang harus diperhatikan saat mengganti banda adalah tipe dan ukuran ban serta kaitkan dengan medan yang akan dilalui. Pastikan ban yang digunakan sesuai dengan rekomendasi dari produsen kendaraan. Selain itu, pastikan juga hanya menggunakan ban yang sesuai dengan spesifikasinya.

2. Periksa Label Kinerja pada Ban

Periksa juga label kinerja pada ban misal label traksi basah, daya cengkeram, kebisingan, dan efisiensi bahan bakar. Selain itu, untuk perjalanan darat dengan kondisi jalan yang baik bisa memilih ban dengan tapak lebih rata. Hal ini agar dapat mengurangi kebisingan dan mengoptimalkan efisiensi bahan bakar.

Menurut Sales Marketing Director PT Sumi Rubber Indonesia, Tomohiro Senna, ban merupakan bagian yang akan menjadi dasar dari bobot dan pergerakan kendaraan. Sehingga, penting untuk menggunakan produk yang tepat. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan pengecekan rutin untuk menjamin durabilitasnya.

Itulah penjelasan mengenai waktu yang tepat untuk mengganti ban. Semoga artikel ini membantumu ya.

(elk/row)



Sumber : oto.detik.com

6 Tips Merawat Ban Motor agar Tetap Awet dan Tidak Cepat Botak


Jakarta

Ban merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah kendaraan. Apabila ban mengalami kerusakan, seperti bocor atau sudah botak, maka bisa mengganggu kenyamanan berkendara.

Jika ban motor detikers sudah botak, itu tandanya sudah harus diganti dengan yang baru. Jangan sampai telat menggantinya karena sangat berbahaya dan berisiko menyebabkan kecelakaan.

Setelah menggantinya dengan ban yang baru, detikers harus rutin merawatnya agar ban tidak cepat botak. Sebab, harga ban motor sendiri juga tidak murah.


Lantas, bagaimana cara merawat ban motor agar tetap awet dan tidak cepat botak? Simak tipsnya dalam artikel ini.

Tips Merawat Ban Motor Tetap Awet dan Tidak Cepat Botak

Ada sejumlah cara dalam merawat ban motor agar tetap awet dan tidak cepat botak. Dilansir situs Astra Oto Shop, berikut beberapa tipsnya:

1. Cek Tekanan Angin Ban

Tips yang pertama adalah dengan rutin mengecek tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrikan. Sebab, tekanan angin yang tepat dapat membantu menjaga performa ban motor sekaligus mencegah ban cepat botak.

Kalau tekanan angin ban kurang dapat menyebabkan aus pada sisi kanan dan kiri ban. Sementara itu, tekanan angin yang terlalu tinggi mengakibatkan aus di bagian tengah ban.

2. Pilih Ban yang Sesuai dengan Kendaraan

Saat membeli ban, pastikan kamu memilih ukuran yang sesuai dengan tipe sepeda motor. Usahakan untuk tidak menaikkan ukuran (upsize) ban karena dapat mempengaruhi daya cengkeram, kenyamanan, dan kestabilan saat berkendara.

3. Cek Kondisi Ban Secara Rutin

Selain mengecek tekanan angin ban, detikers juga wajib memeriksa kondisi ban. Perhatikan apakah ban dalam kondisi baik atau ditemukan ada kebocoran kecil.

Selain itu, perhatikan juga indikator keausan pada ban. Jika sudah terlihat keausan yang cukup signifikan, maka sebaiknya segera ganti dengan ban yang baru.

4. Membersihkan Ban

Mencuci motor tak hanya sekadar bagian bodinya saja yang kinclong, tapi bagian ban juga harus dibersihkan secara berkala. Bersihkan ban motor dari batu atau kerikil yang terselip di sela-sela alur ban, serta debu dan kotoran yang menempel.

Saat mencuci ban, hindari menggunakan bahan kimia yang keras karena berisiko dapat merusak permukaan ban. Jadi, cukup gunakan sabun dan air bersih untuk membersihkannya.

5. Jangan Membawa Muatan yang Berlebihan

Tips selanjutnya adalah memperhatikan beban yang dibawa saat mengendarai sepeda motor. Pastikan tidak melebihi batas beban maksimal karena bisa membuat ban cepat botak, muncul retakan halus, bahkan mengalami pecah.

Untuk mengantisipasi adanya kerusakan, detikers bisa melakukan pengecekan terhadap ban motor setiap 10.000 km atau membawanya ke bengkel resmi terdekat.

6. Perhatikan Siklus Pergantian Ban

Perlu diingat bahwa ban juga memiliki usia pakai. Pada umumnya, siklus pergantian ban motor sekitar 12-15 bulan untuk ban depan, sementara bagian ban belakang sekitar 10-12 bulan. Namun, usia pakai bisa lebih cepat jika kamu mengendarai motor setiap hari atau sering melalui jalanan yang rusak.

Itu dia enam tips merawat ban motor agar tetap awet dan tidak cepat botak. Semoga membantu detikers!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Saat Keuangan Menipis, Bisakah Ganti 2 Ban Mobil Terlebih Dulu?


Jakarta

Ban mobil yang sudah aus harus segera diganti demi keselamatan berkendara. Jika dibiarkan, daya cengkeram ban pada permukaan jalan semakin kecil sehingga kendaraan tidak bisa langsung berhenti saat mengerem. Akibatnya, risiko kecelakaan tidak dapat dihindari.

Namun mobil memiliki empat ban. Jika langsung mengganti keempat ban akan mengeluarkan biaya besar. Lantas, apakah boleh mengganti dua ban terlebih dahulu atau perlu keempatnya segera?

Bisakah Ganti 2 Ban Mobil Terlebih Dulu?

Mengutip pemberitaan detikcom, ban mobil boleh diganti dua buah terlebih dahulu. Sisa ban dapat diganti kemudian. Dan penting diingat, posisi ban yang mesti diganti duluan adalah ban belakang, bukan ban depan.


Penggantian ban harus yang di belakang terlebih dulu untuk menghindari terjadinya oversteer, yaitu situasi ban belakang kehilangan traksi atau selip, terutama saat berbelok di jalan yang basah yang membuat mobil lebih sulit dikendalikan.

Oversteer dapat terjadi akibat setir yang diputar tiba-tiba ketika mobil memasuki belokan dengan kecepatan tinggi. Situasi ini bisa diperparah dengan kondisi ban yang gundul.

Maka dari itu, ban baru perlu dipasang di posisi belakang terlebih dahulu supaya meminimalisasi gejala oversteer. Di sisi lain, diharapkan mempermudah pengemudi mengendalikan ketika terjadi selip.

Namun penting juga memperhatikan tingkat keausan ban. Dilansir Auto2000, ban yang mengalami aus paling parah mesti diganti duluan.

Ban depan cenderung lebih cepat aus dibanding posisi belakang karena menerima beban lebih besar saat mengerem dan mengarahkan kendaraan. Direkomendasikan mengganti ban terlebih dahulu, tetapi segera ganti juga ban belakang setelahnya untuk menghindari kondisi oversteer.

Bisakah Hanya Ganti 1 Ban Saja?

Dalam kondisi finansial sedang benar-benar terhambat, mengganti satu ban terlebih dulu tidak dilarang tetapi lebih disarankan mengganti dua ban sekaligus. Dengan syarat, ban lainnya mesti diganti menyusul dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama.

Sebab hanya mengganti satu ban akan mempengaruhi grip kendaraan. Jika mengganti dua ban langsung maka tapaknya akan sama. Sementara jika satu saja maka tingkat keausan bannya sudah pasti berbeda. Pemasangan satu ban juga akan menyebabkan ketidaknyamanan selama berkendara.

Karena itu, penggantian satu ban dan lainnya bisa diberikan jeda tetapi jangan terlalu lama rentang waktunya agar tidak memberikan tingkat keausan yang jauh berbeda di antara ban.

Perlu digarisbawahi, idealnya adalah mengganti keempat ban sekaligus. Hal ini untuk memastikan seluruh ban punya umur dan performa yang sama. Dengan begitu, risiko bahaya yang mempengaruhi keselamatan berkendara dapat dihindari.

(azn/row)



Sumber : oto.detik.com

4 Tips Beli Ban Mobil Listrik, Harus Tepat Biar Jarak Tempuh Jauh


Jakarta

Mengganti ban mobil listrik tak bisa sembarangan. Soalnya, ban mobil listrik memiliki perbedaan dibandingkan dengan ban mobil konvensional.

Dunlop mengingatkan setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan saat melakukan pergantian ban mobil listrik. Sebab, pemilihan ban yang tepat sangat diperlukan guna mengoptimalkan performa serta efisiensi energi.

4 Tips Sebelum Membeli Ban Mobil Listrik


1. Perhatikan Konstruksi Ban dan Kompon Karet yang Kuat

Mesin mobil listrik menghasilkan torsi instan yang tinggi. Kondisi ini menciptakan kebutuhan akan ban dengan konstruksi dan kompon karet yang lebih kuat. Selain itu, ban yang kuat juga mampu mengurangi risiko keretakan atau deformasi yang disebabkan oleh daya torsi tinggi pada permukaan jalan yang kasar atau tidak rata.

2. Cari yang Rolling Resistance Rendah

Rolling resistance, atau hambatan gulir, adalah salah satu aspek terpenting dalam desain ban mobil listrik. Hambatan gulir yang rendah membantu:

  • Mengimbangi bobot kendaraan:Mobil listrik memerlukan ban dengan rolling resistance rendah agar dapat bergerak lebih efisien.
  • Menghemat penggunaan baterai:Pilih ban yang mampu meminimalkan energi untuk mempertahankan gerakan kendaraan, sehingga memperpanjang jarak tempuh per pengisian daya.

3. Pastikan Daya Cengkeram Baik

Mengapa daya cengkeram penting? Mobil listrik sering kali mampu mencapai kecepatan tinggi dalam waktu singkat. Ban dengan daya cengkeram tinggi memastikan kendaraan tetap stabil selama akselerasi. Selain itu, ban yang berkualitas dapat mengurangi jarak pengereman, terutama di jalan yang licin atau basah. Ban dengan grip yang baik memberikan pengalaman berkendara yang lebih halus dan responsif. Desain tapak ban (tread design) juga berperan besar dalam meningkatkan daya cengkeram.

4. Memiliki Teknologi Peredam Kebisingan

Salah satu keunggulan mobil listrik adalah suara mesinnya yang hampir tidak terdengar. Namun, hal ini juga berarti bahwa suara ban menjadi lebih jelas terdengar oleh penumpang. Untuk itu, perlu dipastikan bahwa ban memiliki peredam kebisingan agar perjalanan nyaman.

Itu tadi empat tips yang wajib diperhatikan sebelum membeli ban untuk mobil listrik. Terlebih buat yang mau melakukan perjalanan mudik, sebaiknya melakukan pengecekan mendalam terhadap ban. Kalau memang harus diganti, jangan ditunda. Buat kamu pengguna ban Dunlop yang ingin membeli ban baru, bisa juga memanfaatkan program Kejutan Dunlop.

Kejutan Dunlop Spesial diluncurkan pada awal Maret 2025 hingga 31 Mei 2025, di mana setiap konsumen yang melakukan pembelian ban Dunlop berkesempatan untuk mendapatkan hadiah utama, Mitsubishi X-Force Ultimate.

Selain itu, masih sederet hadiah menarik lainnya, seperti 2 unit Yamaha X-Max 250, 9 unit Smart TV 65″ inch, dan cashback sampai dengan 3 Juta Rupiah dengan pajak ditanggung Dunlop diberikan kepada konsumen.

Dunlop Grandtrek SeriesDunlop Grandtrek Series Foto: dok. Dunlop

“Spesial Bannya, Spesial Promonya melekat pada program ini. Ada 100 konsumen pertama pada tiap bulannya mendapat Rp 100 ribu. Cashback lainnya berlaku bagi konsumen yang bertransaksi dengan pembelian min.4 ban RIM 17 ke atas, akan mendapatkan cashback hingga Rp 3 juta,” ujar Marketing Department Head PT Sumi Rubber Indonesia, Johan Tri dalam siaran persnya.

Caranya pun cukup mudah, konsumen cukup mendatangi Dunlop Shop terdekat dan melakukan pembelian min. 2 ban Dunlop dengan tipe SP Sportmaxx 050+, SP Sport LM705, Direzza DZ102, Enasave Series, Grandtrek Series, dan OEM series tipe tertentu atau min.4 ban SP Touring R1 akan mendapatkan 1 nomor undian (berlaku kelipatan). Sementara untuk line-up Dunlop di atas RIM 17 inci mendapatkan 2 nomor undian.

Setelah itu, scan barcode untuk mengisi form Kejutan Dunlop Spesial, lalu menunggu konfirmasi dari Dunlop Tyres Indonesia ke WA aktif pelanggan yang berisikan info transaksi dan kode unik. Untuk lebih jelasnya, konsumen dapat mengunjungi kejutandunlop.com.

Sementara pengumuman pemenang akan dilaksanakan tanggal 23 Juni 2025 di hadapan Notaris, Kepolisian setempat, Dinas Sosial, dan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Puncak pengumuman Kejutan Dunlop Spesial akan ditayangkan secara live di Youtube Channel Dunlop Tyre Indonesia

(lth/dry)



Sumber : oto.detik.com

Banyak Ditemui di Tol Trans Jawa, Ini Cara Aman Nyetir di Jalan Beton



Jakarta

Jalanan dengan material beton banyak ditemui bahkan di jalan tol. Namun, masih ada anggapan saat lewat jalan beton ban mobil bisa lebih cepat aus. Begini cara aman nyetir di jalan beton.

Di jalan tol seperti Tol Trans Jawa atau Trans Sumatera banyak ditemui jalanan beton. Penggunaan beton untuk material jalan didasarkan fakta bahwa tingkat durabilitasnya lebih tinggi dibandingkan aspal yang butuh pelapisan ulang secara berkala. Pemilihan beton sebagai material pembangunan jalan juga didasarkan pada kemampuan material ini dalam menahan rembesan air yang keluar dari permukaan tanah sehingga tidak mudah lapuk dibandingkan jalan aspal.

Karakter ini sangat menguntungkan mengingat cuaca di Indonesia yang curah hujannya tinggi disertai tingkat kelembaban tinggi dengan risiko membuat aspal lebih cepat rusak. Apalagi jika ternyata sistem drainase jalan tidak optimal sehingga mengakibatkan genangan air.

Banyak anggapan jalan beton bikin berkendara kurang nyaman karena traksi yang diberikan tidak seoptimal bahan aspal. Sehingga, pengemudi cukup kesulitan merasakan grip ban ke permukaan beton sekaligus lebih sulit dikendalikan.


Juga ada anggapan bahwa jalan beton bisa menyebabkan ban mobil lebih cepat aus, khususnya pada jalan beton yang alur pembuangan air hujannya melintang (cross) alias memotong arah laju kendaraan.

Kebisingan akibat gesekan ban terhadap jalan beton pun terdengar lebih tinggi. Ada pula anggapan jalan beton lebih panas ketimbang aspal. Tapi faktanya, baik jalan aspal maupun jalan beton sama-sama menyimpan panas di tengah cuaca siang hari yang terik.

Cara Aman Lewat Jalan Beton

Menurut Yagimin, Chief Marketing Auto2000, sebenarnya tidak ada bedanya berkendara di jalan aspal maupun jalan beton. Yang terpenting adalah kondisi ban kendaraan harus terjaga.

“Pada dasarnya, tidak ada perbedaan mengemudi di permukaan jalan beton maupun aspal. Syarat utamanya, ban dalam kondisi optimal. Berikutnya tentu mengatur perilaku berkendara sesuai prinsip safety driving,” kata Yagimin dikutip dari siaran persnya.

Untuk lebih aman lewat jalan tol bermaterial beton, kamu harus lebih fokus dalam melihat marka jalan dan menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Gunakan jarak minimal 3 detik dengan kendaraan yang ada di depan untuk mengantisipasi potensi masalah.

Menjaga jarak bertujuan agar pengendara bisa bertindak dan berhenti tepat waktu pada jarak yang tepat bila di depan ada kejadian bahaya. Apalagi di momen libur Lebaran, jalan akan padat lantaran banyak pengguna mobil yang pergi keluar kota untuk mudik atau wisata.

Jangan lupa pula, sekarang sudah memasuki musim hujan. Begitu hujan turun, segera kurangi kecepatan untuk menjaga fokus berkendara dan ban mobil tidak kehilangan daya cengkeram ke jalan. Meskipun bukan aspal, tetap ada potensi aquaplaning kalau mobil melewati genangan air.

Kunci dari mengemudi aman di jalan berbahan beton adalah penggunaan ban yang layak. Seperti telapak ban yang harus tebal sesuai aturan, tidak ada masalah seperti benjol di telapak atau dinding ban, apalagi kalau sampai terlihat kawat ban. Pastikan tekanan udara ban dalam perjalanan mudik sesuai rekomendasi pabrikan.

Jangan lupa istirahat di rest area setelah mengemudi selama 2 jam. Selain memberikan ruang bagi pengemudi untuk istirahat, mobil juga bisa cooling down. Termasuk ban mobil yang langsung bersentuhan dengan permukaan beton yang panas.

Sebelum berangkat mudik, pastikan lakukan perawatan kendaraan. Jangan segan untuk mengganti ban jika terdeteksi sudah tidak layak, seperti alur ban tipis atau dinding ban sobek, apalagi kalau sampai anyaman kawat baja terlihat.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com