Tag Archives: ciri-ciri

9 Tanda Tubuh Overdosis Gula, Sering Haus dan Lapar


Jakarta

Gula dengan rasa manis disukai banyak orang. Meski demikian asupan gula tak boleh berlebihan. Kenali tanda jika kamu overdosis asupan gula.

Gula sering dipakai sebagai pemanis tambahan makanan atau minuman, terutama camilan. Meskipun makanan dan minuman akan terasa lebih enak jika ditambahkan gula, ternyata jumlah konsumsi gula harian tidak bisa sebanyak yang diinginkan.

Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) bahkan sudah merekomendasikan batas maksimum konsumsi gula per hari.


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, Kemenkes RI merekomendasikan konsumsi gula sebanyak 10 persen dari total energi yang 200 kkal.

Jika mengacu pada Permenkes tersebut maka jumlah konsumsi gula harian yang direkomendasikan adalah 50 gram gula atau sekitar empat sendok makan per hari.

Bukan tanpa alasan, mengonsumsi gula melebihi batas rekomendasi harian dapat menyebabkan penumpukan kandungan gula dalam tubuh. Akibatnya, risiko diabetes, tekanan darah tinggi, dan kardiovaskular semakin meningkat.

Mengingat risiko penyakit lanjutan yang berbahaya, setiap individu wajib mengenali tanda-tanda yang muncul di tubuh akibat kelebihan gula. Lantas, apa saja tanda-tanda tubuh kelebihan asupan gula?

5 Manfaat Konsumsi Makanan Manis dengan Porsi Tak BerlebihanSering merasa haus dan selalu ingin buang cair bisa menjadi tanda tubuh yang berlebihan asupan gula. Foto: Getty Images/emrah_oztas

1. Sering haus dan kencing

Sering merasa haus dan buang air kecil adalah salah satu tanda umum tubuh mengandung terlalu banyak gula. Melansir dari Everyday Health, terlalu sering buang air kecil menandakan bahwa ginjal sudah “bekerja terlalu keras” untuk membuang kelebihan glukosa.

2. Mudah lapar dan berat badan turun

Penderita gula darah tinggi cenderung sering mengalami lapar atau polifagia. Namun, catatan Cleveland Clinic menemukan bahwa penderita gula darah tinggi mengalami penurunan berat badan yang signifikan meskipun banyak makan.

“Hal ini disebabkan oleh tubuh yang tidak mendapat energi dari sumber yang diinginkan. Dengan demikian, energi beralih ke otot dan lemak,” jelas Ahli Diet, Lori Zanini, dikutip Jumat (12/1/2024).
“Saat tubuh mulai memecah otot dan lemak untuk menghasilkan energi, Anda mengalami penurunan berat badan yang tidak sehat,” imbuhnya.

Selain perubahan berat badan dan nafsu makan, penderita gula darah tinggi cenderung sering mengalami lemah otot dan sering terjatuh.

3. Sering kelelahan

Sering merasa lelah adalah salah satu tanda gula darah dalam tubuh tidak terkontrol.
“Sederhananya, ketika tubuh tidak memproses insulin dengan baik atau jumah insulin tidak cukup, gula akan menetap di dalam darah dan tidak masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi,” kata Zanini.

4. Penglihatan buram dan sering pusing

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pembengkakan lensa di mata akibat cairan bocor.

Pembengkakan lensa tersebut diklaim dapat mengubah bentuk lensa sehingga penglihatan buram dan sulit fokus. Selain itu, penderita kadar gula darah tinggi juga akan sering mengalami sakit kepala.

5. Luka di kulit sulit sembuh

Menurut NIDDK, luka; goresan; hingga memar pada penderita kadar gula darah tinggi akan lambat atau sulit sembuh. Sebab, diabetes yang merusak saraf dapat memengaruhi sirkulasi darah sehingga menunda penyembuhan luka akibat aliran darah tidak cukup.

Dalam beberapa kasus, luka ringan pada penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Akibatnya, luka ringan tersebut bisa meningkatkan risiko kaki diamputasi.

6. Kaki dan tangan sering kesemutan

Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf atau neuropati diabetik.
Melansir dari Everyday Health, neuropati diabetik tersebut menimbulkan gejala berupa sensasi kesemutan atau bahkan mati rasa di kaki dan tangan.

Dalam beberapa kasus, penderita kadar gula tinggi juga sering mengalami nyeri kaki dan tangan, terutama pada malam hari.

7. Perubahan warna kulit

Camilan Tidak Sehat yang Bikin Ngidam Makanan ManisOverdosis gula juga dapat memicu gangguan kesehatan pada kulit. Foto: Getty Images/iStockphoto/

Menurut American Diabetes Association (ADA), umumnya kulit penderita diabetes akan muncul kutil. Selain itu, sejumlah area kulit, terutama di bagian belakang leher, tangan, ketiak, dan wajah juga akan menebal dan gelap.

Zanini mengatakan, perubahan pada kulit tersebut bisa menjadi pertanda dari resistensi insulin dan peringatan kadar gula darah meningkat.

8. Sering alami infeksi jamur

Menurut ADA, hiperglikemia dapat membuat para penderita diabetes rentan terkena infeksi jamur di area genital yang disebabkan oleh candida albicans.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala infeksi jamur pada wanita umumnya berupa vagina gatal, kemerahan atau nyeri, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri saat buang air kecil, dan keputihan yang kental dan tidak normal.

Meskipun infeksi jamur sering terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes, memiliki lebih banyak glukosa dalam darah membuat berisiko lebih tinggi terkena penyakit tersebut.

“Ragi memakan glukosa, dan jika gula darah Anda tinggi, maka lebih banyak glukosa di saluran kemih,” jelas Ahli Endokrinologi di MemorialCare South County Kidney and Endocrine Center, Rail Bandukwala.

9. Gusi Berdarah

NIDDK menyatakan bahwa penyakit gusi adalah salah satu bagian dari komplikasi diabetes yang membuat diabetes lebih sulit dikendalikan. Sebab, respons tubuh terhadap infeksi adalah melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah.

Saat kadar gula tinggi, kandungan glukosa dalam air liur juga turut meningkat. Semakin banyak kandungan glukosa, semakin banyak pula bakteri yang bergabung dengan makanan di mulut untuk membentuk plak dan menyebabkan penyakit gusi.

Melansir dari Mayo Clinic, jika tidak diatasi, penyakit ini dapat berkembang menjadi periodontitis, yang dapat menyebabkan gusi terlepas dari gigi, munculnya nanah atau bisul, atau bahkan gigi tanggal.

Tentang overdosis asupan gula bisa dibaca di sini!

(dfl/odi)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makan Minum Makanan Minuman Sehat Wal Afiyat di JumatBerkah.Com اللهم صلّ على محمد
Source : unsplash / Ella Olsson

Aturan Baru Membawa Powerbank di Kereta, Cek di Sini!


Jakarta

Powerbank merupakan salah satu barang yang wajib dibawa saat bepergian jarak jauh. Tujuannya untuk berjaga-jaga apabila dibutuhkan ketika handphone lowbat.

KAI mengeluarkan aturan baru untuk membawa powerbank di kereta api, seperti maksimal berapa watt sampai larangan untuk mengisi daya powerbank pada stopkontak kereta. Ketentuan baru ini dibuat untuk meminimalisir risiko kebakaran yang bisa dipicu, sehingga mengganggu keselamatan, keamanan, dan kenyamanan perjalanan bersama.

Berikut informasinya.

Mengutip dari unggahan akun Instagram KAI (@kai121_), ini aturan baru membawa powerbank di kereta api.

  • Selama dalam perjalanan dengan kereta api, penumpang diperbolehkan menggunakan powerbank untuk mengisi daya perangkat pribadi.
  • Pelanggan diperbolehkan membawa powerbank dengan kapasitas maksimal 100 Wh (Watt-hour).
  • Pastikan kondisi powerbank dalam keadaan baik dan memiliki label kapasitas.
  • Pelanggan dilarang mengisi daya ulang powerbank di kereta api.

*Cara menghitung Wh (Watt-hour):
Wh = (kapasitas mAh x Voltase)/1.000

– Larangan mengisi daya powerbank di kereta

Perlu diketahui, penumpang kereta dilarang mengisi daya (mengecas) powerbank di kereta api. Mengapa?

Stopkontak di kereta api hanya boleh digunakan untuk perangkat-perangkat dengan konsumsi daya rendah, seperti:

  • Earphone
  • Handphone
  • Tablet
  • Laptop

Cara Lapor Ketinggalan Barang di Kereta

Jika ada barang yang tertinggal di kereta api atau di stasiun dan ditemukan oleh petugas KAI, biasanya akan langsung diumumkan melalui pengeras suara. Bila tidak ada pihak yang mengambil, maka barang akan disimpan di pos pengamanan stasiun dan akan dimasukkan pada pendataan sistem lost and found yang dimiliki oleh KAI.

Penumpang kereta yang merasa kehilangan atau tertinggal barang di dalam kereta api atau di lingkungan stasiun, dapat melakukan hal-hal berikut ini.

  • Membuat laporan kepada petugas, seperti kondektur yang sedang berdinas di kereta api, petugas pengamanan yang ada di stasiun, atau customer service on station
  • Lalu, penumpang mengunjungi bagian lost and found yang ada di stasiun untuk melaporkan kehilangan atau ketinggalan barang
  • Sampaikan ciri-ciri barang hilang, kode booking tiket, dan perkiraan lokasi barang tertinggal
  • Hindari memberikan informasi kode booking dan detail barang kepada pihak yang tidak berkepentingan
  • Setelah itu, lakukan verifikasi
  • Barang dikembalikan dan dilakukan pendokumentasian
  • Selesai, barang yang tertinggal kembali.

Penumpang kereta yang merasa kehilangan atau ketinggalan barang di kereta juga bisa membuat laporan melalui Contact Center KAI 121.

Simak juga Video: Power Bank Berasap di Pesawat Tujuan Belanda, Penumpang Panik!

(kny/imk)



Sumber : news.detik.com

Penjelasan Psikolog soal Ciri-ciri IQ Tinggi dan Rendah, Bisa Dilihat dari Hal Ini


Jakarta

IQ atau Intelligence Quotient merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam berpikir logis, memecahkan masalah, memahami konsep abstrak, serta beradaptasi terhadap situasi baru. Tes IQ biasanya digunakan untuk menilai kemampuan kognitif seseorang secara menyeluruh, mulai dari daya ingat, penalaran, hingga kecepatan berpikir.

Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi mengatakan, IQ menggambarkan tingkat intelegensi seseorang yang mencakup banyak aspek, bukan hanya soal kepintaran akademis.

“Kalau IQ itu terkait tingkat intelegensi, kecerdasan seseorang, ciri-cirinya itu apakah bisa dilihat dari ucapan atau perilaku. Sebenarnya kalau secara ucapan ini nanti menyangkut ke daya persuasi lagi ya, ke kemampuan komunikasi,” katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (19/10/2025).


“Tapi kalau IQ itu aspeknya ada banyak, ada kemampuan daya abstraksi, secara numerik, secara daya tangkap, secara logika, analisa masalah, kemampuan dia berpikir secara fleksibel dan secara abstrak atau secara utuh, jadi aspeknya itu ada banyak kalau di inteligensi,” lanjutnya.

Ia menegaskan, tidak ada korelasi pasti antara kemampuan berbicara atau perilaku seseorang dengan tingkat kecerdasannya. Orang yang pandai berbicara belum tentu memiliki IQ tinggi, begitu juga sebaliknya.

Meski begitu, orang dengan IQ tinggi umumnya mampu berucap dan bertindak secara logis serta mempertimbangkan risiko sebelum mengambil keputusan. Mereka juga cenderung cepat memahami informasi baru dan mampu mengolahnya menjadi kesimpulan yang tepat.

“Saat dia dihadapkan pada situasi atau mendapat informasi baru, daya tangkapnya cepat, dia bisa merangkai informasi-informasi yang ada menjadi satu kesatuan dan bisa menarik kesimpulan itu dengan relatif tepat, sesuai dengan informasi yang dia miliki,” kata Sari.

Sebaliknya, individu dengan IQ yang lebih rendah biasanya menunjukkan kesulitan dalam memahami konteks pembicaraan atau berpikir secara analitis.

“Kalau IQ rendah biasanya kalau diajak komunikasi agak sulit nyambung, kemudian menanyakan hal yang sama berulang kali, secara logika sebab-akibat atau analisa masalahnya juga kesulitan, saat menarik kesimpulan juga kurang tepat, proses berpikirnya juga tidak jangka panjang. Itu biasanya ciri-cirinya,” ungkapnya.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com