Tag Archives: cuaca

Hujan Meteor Leonis Minorid 24 Oktober 2025, Jam Berapa? Cek Infonya

Jakarta

Langit malam akan kembali dihiasi fenomena hujan meteor pada penghujung bulan Oktober ini. Kali ini giliran hujan meteor Leonis Minorid yang diperkirakan mencapai puncaknya pada tanggal 24 Oktober 2025.

Hujan meteor ini termasuk peristiwa tahunan yang selalu terjadi pada bulan Oktober. Lalu, kapan waktu terbaik untuk melihat hujan meteor Leonis Minorid tahun ini dan seperti apa karakteristiknya? Berikut informasinya.

Puncak Hujan Meteor Leonis Minorid

Menurut situs astronomi In The Sky, hujan meteor Leonis Minorid akan mencapai puncak pada Kamis, 24 Oktober 2025. Fenomena ini dapat diamati sepanjang malam, terutama setelah tengah malam hingga menjelang fajar. Pada saat itu, posisi rasi bintang Leo Minor yang menjadi arah datang meteor berada di atas cakrawala sehingga peluang pengamatan lebih optimal.

Meski tidak sepopuler Perseid atau Geminid, hujan meteor Leonis Minorid tetap menarik karena kemunculannya yang halus dan konsisten setiap tahun. Puncaknya diperkirakan menghasilkan beberapa meteor per jam, tergantung pada kondisi langit dan tingkat polusi cahaya di lokasi pengamatan.

Asal Usul Hujan Meteor Leonis Minorid

Hujan meteor Leonis Minorid berasal dari sisa debu komet yang melintasi orbit Bumi. Ketika Bumi melewati jalur partikel tersebut, debu-debu kecil memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi dan terbakar, menimbulkan kilatan cahaya yang kita kenal sebagai meteor.

Nama “Leonis Minorid” diambil dari rasi bintang Leo Minor, titik radiannya atau tempat asal tampak meteor muncul di langit. Walau berasal dari arah rasi tersebut, meteor dapat terlihat di seluruh penjuru langit sehingga pengamatan tidak harus berfokus ke satu arah saja.

Tips Cara untuk Melihat Hujan Meteor

Untuk menikmati hujan meteor Leonis Minorid secara maksimal, berikut panduan pengamatan yang dapat diikuti:

  1. Cari lokasi dengan langit gelap
    Pilih area yang jauh dari lampu kota seperti pegunungan, pantai, atau pedesaan agar meteor terlihat lebih jelas.
  2. Mulai pengamatan pada dini hari
    Waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah setelah tengah malam, saat langit cukup gelap dan rasi Leo Minor sudah berada tinggi di langit timur laut.
  3. Arahkan pandangan ke timur laut
    Titik radian hujan meteor ini berasal dari rasi Leo Minor, yang terletak di arah timur laut langit. Namun, meteor dapat muncul di berbagai arah, jadi cukup arahkan pandangan ke area langit yang luas.
  4. Tidak perlu teleskop atau alat bantu khusus
    Hujan meteor dapat diamati langsung dengan mata telanjang. Siapkan alas atau kursi santai untuk menikmati pemandangan lebih nyaman.
  5. Biarkan mata beradaptasi dengan kegelapan
    Hindari menatap cahaya terang selama 15-20 menit sebelum pengamatan agar mata lebih sensitif terhadap cahaya meteor.
  6. Perhatikan kondisi cuaca
    Pastikan langit cerah tanpa awan dan hindari lokasi berkabut atau berawan tebal yang dapat menghalangi pandangan.

Simak juga Video: Hujan Meteor Sextantids Akan Hiasi Langit pada Akhir September

(wia/imk)



Sumber : news.detik.com

Hujan-hujan di Bandung, Jajan Bakso Kekinian Dulu di Arcamanik

Bandung

Di tengah cuaca Bandung yang sering hujan, saatnya untuk jajan bakso kekinian di daerah Arcamanik yang sayang dilewatkan.

Maraknya kuliner bakso yang bertebaran di Kota Bandung, membuat wisatawan punya banyak pilihan. Salah satunya adalah Bakso Sedjahtera dengan cita rasa yang khas dan tak terlupakan.

Berlokasi di kawasan Arcamanik, warung bakso ini telah menjadi primadona warga setempat. Warung kekinian menawarkan kelezatan bakso dengan kuah misdasem yang begitu menggoda.


Keistimewaan Bakso Sedjahtera terletak pada tekstur baksonya yang kenyal, namun tetap lembut di mulut. Kuah kaldu yang disajikan memiliki cita rasa gurih alami tanpa penyedap, hasil dari proses perebusan tulang sapi pilihan.

Setiap mangkuk bakso dilengkapi dengan mie kuning, bihun, dan sayuran segar yang menambah kesempurnaan hidangan.

“Rasanya konsisten enak, apalagi kuahnya misdasem, gurih. Baksonya juga besar-besar dan dagingnya kerasa banget, menunya juga variatif, saya paling suka bakso begah sih,” ungkap Sari, salah satu pelanggan Bakso Sedjahtera.

Menu andalan yang wajib dicoba adalah Bakso selimut jando misdasem yang berisi kombinasi bakso cincang dan jando yang melimpah. Pelengkap berupa tahu walik menambah variasi tekstur dalam satu mangkuk. Harga yang ditawarkan pun cukup bersahabat, mulai dari Rp25.000.

Yang membedakan Bakso Sedjahtera dengan bakso lainnya adalah konsistensi rasa yang selalu terjaga. Setiap mangkuk disajikan dengan penuh kehati-hatian, memastikan setiap pelanggan mendapatkan pengalaman makan yang memuaskan. Tidak heran jika banyak pelanggan yang rela antri, terutama di jam makan siang dan makan malam.

“Yang bikin saya suka di sini tuh porsinya pas banget, terus yang paling penting, tempatnya bersih dan pelayanannya ramah, ada playground juga buat anak-anak biar gak rewel. Recommended banget buat yang mau makan bakso enak!” tambah Rudi, pengunjung di lokasi.

Selain menu bakso Selimut Jando, Bakso Sedjahtera juga menawarkan variasi menu seperti Bakso Iga Mmbludak, Bakso Begah, Bakso Urat Cincang, Bakso Sedjahtera, Bakso Urat Cocok, Mie Yamin dan Bakso Pendekar.

Ada juga menu baru yaitu Oseng Tulang Rangu, dan sudah disediakan Nasi atau Lontong sebagai makanan beratnya. Gak lupa juga sama minumannya yang jadi favorit pelanggan yaitu Es Teler Abadi.

Untuk menjaga kualitas, warung ini menggunakan daging sapi segar yang dipilih langsung setiap harinya. Proses pengolahan yang higienis dan bahan-bahan berkualitas menjadi standar yang tak bisa ditawar, sehingga pelanggan bisa menikmati hidangan yang tidak hanya lezat tapi juga aman.

Bakso Sedjahtera buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 22.00 WIB. Selain menyediakan tempat makan yang nyaman, mereka juga melayani pesan antar melalui berbagai aplikasi ojek online.

Untuk yang ingin mencoba kelezatan bakso yang satu ini, bisa langsung mengunjungi Jalan Arcamanik Endah No.101, Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.



Sumber : travel.detik.com

Waduh! Pengguna Keluhkan Warna iPhone 17 Pro Pudar


Jakarta

Sejumlah pengguna iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max melaporkan bodi ponsel mereka mengalami perubahan warna setelah terkena sinar matahari.

Keluhan ini bermunculan dalam berbagai postingan di Reddit. Awalnya, keluhan datang dari pemilik varian Cosmic Orange, tapi laporan serupa juga muncul dari pengguna Deep Blue, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Senin (20/10/2025).

Yang berubah bukan sekadar pudar halus, tapi warna logamnya benar-benar berubah, dimulai dari area kamera dan merambat ke seluruh sisi aluminium. Bagian kaca matte di tengah justru tetap utuh.


Beberapa pengguna menduga penyebabnya adalah paparan sinar UV. Yang bikin kaget, perubahan warna disebut muncul hanya setelah ponsel dipakai sebentar di luar ruangan saat cuaca terik.

Beberapa keluhan yang muncul itu antara lain adalah:

  • Warna Cosmic Orange bisa berubah menyerupai Rose Gold setelah terjemur singkat.
  • Dekolorasi paling awal terlihat di island kamera, lalu menyebar ke frame.
  • Efek hanya terjadi pada bodi aluminium, bukan kaca belakang.

Tim penguji dari sejumlah media teknologi, termasuk detikINET, mengaku belum mengalami kasus serupa pada unit review mereka.

Hingga saat ini belum jelas seberapa luas masalah terjadi. Namun publik memperkirakan Apple akan mengganti unit yang terdampak, terutama jika perubahan warna dianggap cacat produksi.

Jika tren laporan terus bertambah, bukan tak mungkin Apple akan mengeluarkan pernyataan resmi–apalagi ini menyangkut seri flagship yang baru dirilis dan dijual dengan harga premium.

Sebagai informasi, deretan iPhone 17 series terbaru ini — termasuk iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max — sudah mulai dijual di Indonesia sejak pertengahan Oktober lalu. Berikut adalah harga resmi dua seri iPhone tersebut.

Model Varian Penyimpanan Harga (Rp)
iPhone 17 Pro 256GB 23.749.000
Phone 17 Pro 512 GB 28.249.000
Phone 17 Pro 1 TB 32.999.000
iPhone 17 Pro Max 256GB 25.749.000
iPhone 17 Pro Max 512GB 30.249.000
iPhone 17 Pro Max 1TB 34.999.000
iPhone 17 Pro Max 2TB 43.999.000

(asj/fay)



Sumber : inet.detik.com

4 Imbauan dan Warning BMKG di Tengah Cuaca yang Lagi Panas-panasnya


Jakarta

Cuaca yang terasa lebih panas dari biasanya ternyata ada benarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi suhu saat ini berada di atas rata-rata, terutama di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan fenomena panas ekstrem merupakan dampak dari pergeseran semu matahari ke selatan, yang meningkatkan intensitas radiasi matahari di wilayah Indonesia bagian selatan. Kondisi ini diperparah oleh minimnya tutupan awan, sehingga sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa banyak hambatan.

“Situasi ini umum terjadi saat masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Namun, suhu udara kali ini memang terasa lebih terik karena kelembapan udara rendah dan langit relatif cerah hampir sepanjang hari,” jelasnya, saat dihubungi detikcom Selasa (14/10/2025).


Menurut BMKG, suhu udara maksimum di sejumlah wilayah tercatat mencapai 34 hingga 36 derajat Celsius, bahkan terasa lebih tinggi akibat efek panas permukaan. Daerah seperti DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, hingga Bali dan Nusa Tenggara termasuk yang paling terdampak.

BMKG memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, sebelum berangsur mereda dengan datangnya musim hujan dan meningkatnya tutupan awan.

Imbauan dan Warning BMKG

Guswanto mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan risiko paparan panas ekstrem yang bisa berdampak pada kesehatan, mulai dari dehidrasi, kelelahan akibat panas (heat exhaustion), hingga heat stroke yang berpotensi fatal.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan berikut:

  1. Hindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00-16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari berada pada titik tertinggi.
  2. Gunakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya (sunscreen) saat harus beraktivitas di luar ruangan.
  3. Perbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menurunkan suhu tubuh.
  4. Kurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

Pantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, termasuk aplikasi InfoBMKG dan akun media sosial resminya.

BMKG menegaskan fenomena ini masih tergolong normal untuk periode pancaroba, meski dampaknya kini terasa lebih ekstrem karena perubahan iklim global dan urbanisasi yang memperparah efek panas permukaan.

“Yang penting masyarakat tetap tenang, tetapi waspada. Pastikan kondisi tubuh terjaga, kurangi aktivitas di bawah matahari langsung, dan ikuti perkembangan cuaca dari sumber resmi,” tutup Guswanto.

(naf/naf)



Sumber : health.detik.com

Sampai Kapan Cuaca Panas Melanda RI? Ini Penjelasan BMKG


Jakarta

Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan cuaca panas yang terjadi disebabkan oleh sejumlah faktor meteorologis. Salah satu penyebab utamanya adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober telah berada sedikit di selatan ekuator.

“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga suhu udara terasa lebih tinggi, terutama pada siang hari,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (15/10/2025).

Selain itu, lanjutnya, penguatan angin timuran atau Monsun Australia turut membawa massa udara kering dan hangat dari Benua Australia menuju wilayah Indonesia. Kondisi ini mengurangi pembentukan awan dan membuat cuaca cenderung cerah.


Radiasi matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal dan radiasi balik dari permukaan juga meningkatkan suhu udara.

“Kombinasi kedua faktor tersebut menyebabkan cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia,” sambungnya lagi.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG pada 14 Oktober 2025, suhu maksimum di Indonesia berkisar antara 34-37 derajat celcius. Beberapa wilayah mencatat suhu maksimum 35-37 derajat celcius, di antaranya Kalimantan, Papua, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selama periode 12-14 Oktober 2025, pengamatan suhu udara maksimum di berbagai stasiun BMKG menunjukkan sebaran suhu di atas 35 derajat celcius secara luas di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun wilayah yang paling sering mencatat suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8 derajat celcius di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Pada 13 Oktober suhu sedikit menurun menjadi 36,6 derajat celcius di Sabu Barat (NTT).

Namun pada 14 Oktober, suhu maksimum kembali meningkat hingga 37,6 derajat celcius di Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua). Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan.

Sampai Kapan Cuaca Panas Berakhir?

Andri mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan diperkirakan masih didominasi cuaca cerah hingga berawan dengan potensi hujan yang relatif kecil.

Kondisi panas ini kemungkinan masih berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, tergantung pada waktu mulai masuknya musim hujan di masing-masing daerah.

“Meski demikian, pada sore hingga malam hari masih berpotensi terjadi hujan lokal akibat aktivitas konvektif, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua,” lanjutnya.

Melihat Tren Suhu di Indonesia Sejak 1981 Lewat Warming Stripe:

(suc/up)



Sumber : health.detik.com

Cuaca Panas Bak Pintu Neraka Terbuka! Ini Tips Kemenkes RI Biar Nggak Gampang Sakit


Jakarta

Cuaca panas dikeluhkan warga dalam beberapa waktu terakhir. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan beberapa trik yang bisa dilakukan agar tak gampang tumbang di tengah cuaca panas.

Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengimbau untuk menjaga hidrasi dengan cukup minum air di tengah cuaca panas yang terjadi di beberapa wilayah RI.

Menurut Nadia, paparan cuaca panas berlebih dapat meningkatkan risiko dehidrasi yang jika tidak ditangani dapat memicu masalah lebih serius.


“Minum sebelum haus itu menjadi penting. Kalau dulu anjuran kita kan 8 gelas per hari. Ya kalau dengan cuaca panas ini ya 12-18 gelas per hari. Jadi jangan tunggu haus, baru kita minum,” ujar Nadia ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

Selain itu, untuk aktivitas di luar ruangan, Nadia menyarankan untuk mengenakan pakaian pelindung. Beberapa pelindung yang bisa digunakan seperti payung, topi, pakaian yang bersirkulasi baik, dan tidak berwarna hitam.

Nadia menambahkan pada cuaca panas, risiko untuk sakit menjadi lebih besar. Beberapa di antaranya yang harus diwaspadai seperti batuk, pilek, dan infeksi saluran pernapasan atas lain.

“Kalau kita aktivitas di luar, padat dengan cuaca kering, gunakan masker. Apalagi kalau di sekitar kita banyak orang yang sakit tenggorokan, suara serak, karena kan sekarang banyak kan yang tiba-tiba kok ‘Suara saya tiba-tiba serak’. Bukan kebanyakan konser, tapi memang karena kering ya. Karena kering, akhirnya kan tenggorokan mudah iritasi,” tandasnya.

(avk/suc)



Sumber : health.detik.com

10 Kota Terpanas di Dunia Versi Realtime AQI, Nomor Satu dari Indonesia


Jakarta

Berbagai wilayah di Indonesia tengah menghadapi cuaca yang panas menyengat belakangan ini. Namun, kota mana yang termasuk paling panas cuacanya?

Deputi Bidang Meteorologi di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto menyampaikan cuaca panas yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia diakibatkan oleh pergeseran Matahari. Ia mengatakan saat ini Matahari sudah bergeser ke selatan wilayah Indonesia.

Pergeseran ke selatan ini menyebabkan pertumbuhan awan hujan menjadi jarang. Karena tidak ada awan penutup dan hujan, maka cuaca menjadi panas menyengat.


“Dan ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan. Sehingga inilah yang terasa panas, tidak ada awan yang menutup sinar matahari langsung,” ucap Guswanto, dikutip dari detikNews.

Cuaca yang panas di Indonesia ini, ternyata tercatat oleh laporan waktu nyata atau realtime AQI, platform yang memantau cuaca dan polusi udara di kota seluruh dunia.

Menurut laporan AQI per Rabu, 15 Oktober 2025 pukul 01:03 siang, ada dua kota di Indonesia yang tercatat memiliki top 15 cuaca terpanas di dunia. Untuk mengetahuinya, simak penjelasan di bawah ini.

Kota Terpanas di Dunia

Berdasarkan laporan realtime AQI, Rabu (15/10/2025) siang, Mojokerto di Indonesia menjadi kota terpanas di dunia. Suhu udaranya mencapai 37 derajat Celsius.

Kota terpanas selanjutnya ada Katherine dan Mount Isa di Australia, dengan suhu yang sama 36 derajat Celsius. Menyusul kota Bade di Taiwan dengan suhu 36 derajat Celsius.

Peringkat empat sampai sepuluh, mayoritas diisi oleh kota-kota asal Taiwan dengan suhu 36 derajat Celsius. Kecuali nomor 10, ada satu lagi kota asal Indonesia yaitu Martapura.

Untuk mengetahui daftar lengkapnya, berikut kota-kota terpanas di dunia menurut laporan AQI pada 15 Oktober 2025 per pukul 01:03 siang (berdasarkan suhu tertinggi antara pukul 12.00-14.00 di masing-masing kota).

Daftar 10 Kota Terpanas di Dunia pada 15 Oktober 2025 Versi AQI

1. Mojokerto, Indonesia

Suhu tertinggi: 37 °C

Status: Hot (panas)

2. Katherine, Australia

Suhu tertinggi: 36 °C

Status: Hot (panas)

3. Mount Isa, Australia

Suhu tertinggi: 36 °C

Status: Hot (panas)

4. Bade, Taiwan

Suhu tertinggi: 36 °C

Status: Hot (panas)

5. Zhongli, Taiwan

Suhu tertinggi: 36 °C

Status: Hot (panas)

6. Taoyuan District, Taiwan

Suhu tertinggi: 36 °C

Status: Hot (panas)

7. Pingzhen, Taiwan

Suhu tertinggi: 36 °C

Status: Hot (panas)

8. Yangmei, Taiwan

Suhu tertinggi: 36 °C

Status: Hot (panas)

9. Hsinchu, Taiwan

Suhu tertinggi: 36 °C

Status: Hot (panas)

10. Martapura, Indonesia

Suhu tertinggi: 35 °C

Status: Hot (panas)

(faz/nah)



Sumber : www.detik.com

BMKG Imbau Warga Hindari Paparan Matahari Langsung Jam 10-16 WIB, Ini Alasannya


Jakarta

Kondisi cuaca pada saat peralihan musim dari awal hingga pertengahan Oktober, diwarnai dengan cuaca panas dan terik yang terjadi di banyak wilayah di Indonesia. Hal ini didukung oleh kombinasi gerak semu matahari, yang pada bulan Oktober sudah berada sedikit di selatan ekuator, sehingga wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima pemanasan yang intens.

Selain itu, pengaruh Monsun Australia turut berkontribusi terhadap peningkatan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam beberapa hari terakhir, suhu maksimum udara tercatat mencapai 38 derajat celcius di beberapa lokasi. Daerah yang mengalami suhu panas antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38,2 derajat celcius) Majalengka, Jawa Barat (37,6 derajat celcius), Boven Digoel, Papua (37,3 derajat celcius), dan Surabaya, Jawa Timur (37,0 derajat celcius).


Imbas hal tersebut, BMKG mengimbau untuk menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto hal ini dikarenakan pukul tersebut intensitas radiasi matahari berada pada titik tertinggi.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk menggunakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya (sunscreen) saat harus beraktivitas di luar ruangan.

“Perbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menurunkan suhu tubuh,” ucapnya kepada detikcom saat dihubungi Selasa, (14/10/2025).

“Kurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis. Pantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, termasuk aplikasi InfoBMKG dan akun media sosial resminya,” lanjutnya.

BMKG menegaskan fenomena ini masih tergolong normal untuk periode pancaroba, meski dampaknya kini terasa lebih ekstrem karena perubahan iklim global dan urbanisasi yang memperparah efek panas permukaan.

“Yang penting masyarakat tetap tenang, tetapi waspada. Pastikan kondisi tubuh terjaga, kurangi aktivitas di bawah matahari langsung, dan ikuti perkembangan cuaca dari sumber resmi,” tutup Guswanto.

Di sisi lain, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada sore hingga malam hari akibat adanya aktivitas konvektif lokal terjadi di beberapa wilayah, seperti Belawan, Sumatera Utara (117,6 mm/hari), Deli Serdang, Sumatera Utara (110,4 mm/hari), dan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (88,4 mm/hari).

Kondisi ini menunjukkan, meskipun cuaca panas dan terik masih mendominasi pada pagi hingga siang hari di sejumlah wilayah Indonesia, potensi pembentukan awan konvektif dengan intensitas hujan tinggi pada sore hingga malam hari masih tetap signifikan, sejalan dengan karakteristik periode transisi musim dari kemarau menuju musim hujan di wilayah tropis.

Cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan masih didominasi oleh cuaca cerah hingga berawan. Kondisi ini berpeluang terjadi hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Meskipun demikian, potensi hujan yang bersifat lokal masih dapat terjadi pada sore hingga/atau malam hari di beberapa wilayah, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Waspada Sinar UV Tinggi di Tengah Cuaca Panas, Ini Wanti-wanti BMKG


Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti paparan sinar ultraviolet (UV) pada kategori tinggi hingga sangat tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di tengah kondisi cuaca panas.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani, mengatakan hasil pengamatan menunjukkan indeks sinar ultraviolet di sejumlah wilayah Indonesia berada pada level yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan apabila masyarakat terpapar langsung dalam waktu lama.

“Paparan sinar matahari langsung pada indeks UV tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata dalam hitungan menit. Karena itu, masyarakat perlu melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan,” kata Andri, dikutip Antara.


Ia menyarankan masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar matahari terutama pada pagi menjelang siang hari, serta menggunakan pelindung diri seperti topi, jaket, payung, kacamata hitam, dan tabir surya ketika harus beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, BMKG mengingatkan agar masyarakat memperbanyak konsumsi air putih guna mencegah dehidrasi, serta menghindari aktivitas fisik berat di bawah terik matahari yang dapat meningkatkan risiko heatstroke atau kelelahan akibat panas.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG dalam beberapa hari terakhir, potensi cuaca cerah dan terik umumnya terjadi pada pagi siang hari, suhu maksimum udara tercatat mencapai hingga 38 derajat celcius di beberapa lokasi.

Daerah yang mengalami suhu panas antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38,2 derajat celcius) Majalengka, Jawa Barat (37,6 derajat celcius), Boven Digoel, Papua (37,3 derajat celcius), dan Surabaya, Jawa Timur (37,0 derajat celcius).

Sementara di wilayah Jabodetabek pada dua hari belakangan, suhu maksimum di wilayah Jabodetabek mencapai 35 derajat celcius dengan rincian Banten, 35,2 derajat celcius, Kemayoran: 33,4 – 35,2 derajat celcius, Halim: 34,0 – 34,9 derajat celcius, Curug: 33,5 – 34,6 derajat celcius, Tanjung Priok: 32,8 – 34,4 derajat celcius dan Jawa Barat (sekitar Jabodetabek): 33,6 – 34,0 derajat celcius.

Andri menambahkan, situasi cuaca panas ini juga bertepatan dengan masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang ditandai oleh suhu udara tinggi pada siang hari dan potensi hujan disertai petir serta angin kencang pada sore hingga malam hari.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Cuaca Terasa Panas Menyengat, Kapan Hujan Turun Lagi?



Jakarta

Cuaca belakang ini terasa panas menyengat di sejumlah wilayah. Lantas, kapan hujan akan turun lagi?

Diketahui, suhu panas ini terjadi di wilayah Jawa hingga Bali. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab cuaca terasa sangat panas akhir-akhir ini lantaran pergeseran matahari ke arah selatan.


“Saat ini kenapa terlihat sangat panas? Karena di sisi selatan, matahari sekarang itu udah bergeser, di posisi di selatan wilayah Indonesia,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto kepada wartawan di Kantor Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, dalam detikNews dikutip Rabu (15/10/2025).

Pergeseran Matahari ini membuat pertumbuhan awan hujan semakin jarang. Dua faktor inilah yang menyebabkan cuaca belakangan terasa begitu panas.

“Dan ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan. Sehingga inilah yang terasa panas, tidak ada awan yang menutup sinar matahari langsung,” jelasGuswanto.

Suhu Panas di Jawa hingga Bali

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan panas ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di Pulau Jawa yang terjadi di Jakarta hingga Surabaya.

“Beberapa wilayah yang mencatat suhu tertinggi dan paling terdampak antara lain DKI Jakarta suhu mencapai 35°C. Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur suhu hingga 36°C,” kata Guswanto.

Kemudian, BMKG juga mencatat Semarang, Grobogan, Sragen (Jawa Tengah) suhunya antara 34-35°C. Sedangkan Bali dan Nusa Tenggara juga mengalami suhu tinggi hingga 35°C.

BMKG pun mengimbau agar masyarakat menghindari paparan langsung dengan sinar matahari. Utamanya pada jam-jam tertentu.

“BMKG mengimbau masyarakat agar menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00-16.00 WIB,” ujarnya.

Kapan Hujan Turun Lagi?

BMKG mengungkapkan cuaca panas ekstrem akan berakhir seiring masuknya musim hujan. Diperkirakan cuaca ekstrem berakhir pada Oktober 2025.

“Cuaca panas ekstrem kemungkinan akan mulai mereda akhir Oktober hingga awal November, seiring masuknya musim hujan dan peningkatan tutupan awan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

(nir/nah)



Sumber : www.detik.com