Tag Archives: dakwah

Aksi Memukau Peserta Audisi Emeron Hijab Hunt, Suara Merdu hingga Monolog

Bandung

Para peserta tampil maksimal saat audisi Emeron Hijab Hunt 2024 karena akan terpilih tiga orang dari 20 peserta. Ada yang bernyanyi dan menampilkan suara emasnya, dakwah hingga tarian Bollywood.

Penampilan pertama dari Tarisa Octaviena (21 tahun) membawakan lagu milik Alicia keys. Kemudian ada Fitria Nur Alifa (27 tahun) menyanyikan lagu Reflecion Ost Mulan. Suaranya membuat penonton yang hadir dan juri terpana.

Selanjutnya ada aksi Saifa Sirna (15 tahun)yang membawakan tarian Jaipong dan India. Aksi luwes dan lincahnya mampu mencuri atensi. Tiba-tiba ia bertransisi dengan kostum ala Bollywood dan membuat penonton menari bersama.


Para peserta mengikuti rangkaian audisi tahap kedua Emeron Hijab Hunt 2024 di Parkir Barat Trans Studio Mall, Bandung (21/7/2024). Ini aksi-aksi para peserta.Saifa Sirna memukau juri dan penonton yang hadir di audisi tahap kedua Emeron Hijab Hunt 2024 di Parkir Barat Trans Studio Mall, Bandung (21/7/2024). Foto: Wisma Putra/DetikJabar.

Kemudian ada Ulfa Bhaeej yang berdakwah memberikan ilmu agama yang menginspirasi muslimah lainnya.”Dari awal ingin membawakan tema indah yang luar biasa seperti sosok muslimah yang berkarakter dan beragam sehingga bisa saling melengkapi,” ujar Ulfa.

Desi Rachmi Fitria menampilkan aksi monolog yang berbeda dengan peserta lainnya. Ia bercerita tentang kehidupan wanita Timur Tengah pada tahun 80-an, dengan tampilan muka yang lebam.

Penasaran dengan peserta lainnya? Yuk langsung datang ke Parkir Barat Trans Studio Mall, Bandung (21/7/2024).

Para peserta mengikuti rangkaian audisi tahap kedua Emeron Hijab Hunt 2024 di Parkir Barat Trans Studio Mall, Bandung (21/7/2024). Ini aksi-aksi para peserta.Foto Desi Rachmi yang melakukan aksi monolog saat audisi tahap kedua Emeron Hijab Hunt 2024 di Parkir Barat Trans Studio Mall, Bandung (21/7/2024). Foto: Wisma Putra/DetikJabar.

Ada yang spesial dengan audisi tahap kedua Emeron Hijab Hunt 2024 yaitu ada penampilan Salma Salsabil yang akan memeriahkan audisi.

Acara ini didukung oleh Emeron Hijab Shampoo, Social Media KipasKipas, EZnet by Telkomsel Internet Mudah Murah Untuk Seisi Rumah dan GIS Travel Sahabat Umrah dan Haji Anda.

(gaf/gaf)



Sumber : wolipop.detik.com

5 Kultum Hari Santri Nasional 2025: Dari Santri untuk Negeri


Jakarta

Setiap tanggal 22 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Santri Nasional sebagai momentum untuk mengenang perjuangan para santri dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Momen ini juga menjadi pengingat agar semangat perjuangan, keikhlasan, serta dedikasi santri terhadap ilmu dan tanah air terus hidup di hati generasi muda.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Puisi adalah Senjata karya Gagak Lumayung, penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional dilakukan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015, yang ditandatangani pada 15 Oktober 2015. Peringatan ini menegaskan peran penting santri dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa.

Dalam rangka memperingatinya, berbagai kegiatan digelar di pesantren dan masjid, salah satunya melalui tausiah atau kultum. Untuk itu, berikut beberapa contoh kultum Hari Santri Nasional yang dirangkum dari berbagai sumber.


Kultum Hari Santri

1. Kultum Hari Santri 1: Peran Santri untuk Indonesia Maju

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah. Alhamdulillahilladzi kholaqol mauta wal hayata liyabluwakum ayyukum ahsanu amala. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.

Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kita nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat, serta nikmat kesempatan sehingga saya dan kita semua bisa hadir dan menjemput momentum Hari Santri Nasional Tahun 2025.

Sholawat berbingkai salam kita sampaikan kepada Nabi akhir Zaman, Sayyidina Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita semua mendapat syafaat beliau di Hari Kiamat nanti.

Hadirin yang berbahagia,

Pada tahun 2025 ini kita sama-sama masih berjuang untuk menyehatkan diri, keluarga, madrasah dan lingkungan sekitar.

Dan pada tahun ini pula kita kembali menjemput momentum Hari Santri Nasional seperti tahun-tahun sebelumnya.

Walau demikian, tetap tidak apa-apa karena santri punya peran besar yaitu mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045.

Masih cukup lama, ya? Namun cita-cita besar negeri ini harus kita rencanakan dan perjuangkan sedari jauh-jauh hari.

Sejatinya santri mengambil peran besar untuk memajukan Bumi Pertiwi. Bukan sebagai “pasukan bersarung” yang menggaungkan resolusi jihad, tapi santri juga ikut berperan dalam menggapai Indonesia Maju.

Jika dulu para santri ikut berkontribusi bersama bangsa ini dalam menumpas penjajah menggunakan senjata, maka sekarang kisahnya menjadi sangat berbeda.

Santri hari ini adalah santri milenial, santri kreatif, serta santri yang percaya dengan kemampuan diri.

Sudah bukan zamannya lagi jika ada santri yang tidak mengerti dengan teknologi, dan sudah bukan zamannya lagi jika santri tidak boleh berprestasi di bidang sains dan akademik lainnya.

Untuk itulah, lembaga pesantren maupun madrasah diharapkan mau dan mampu terus mengembangkan kurikulum, kualitas pengajar, serta kualitas output santri agar di hari mendatang mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT;

Ada jutaan santri di Indonesia yang saat ini sedang menempuh ilmu. Meski mengambil peran penting untuk menggapai cita-cita Indonesia emas tahun 2045, sebenarnya akhlak adalah poin utama yang paling penting.

Kita sama-sama tahu bahwa tidak sedikit anak-anak muda yang mulai bobrok akhlaknya, mulai liar lidahnya dengan kata-kata kotor, serta mulai luntur perilaku hormatnya.

Ilmu pengetahuan memang penting, kecerdasan juga penting, tapi tetap adab dan akhlak adalah yang nomor satu.

Maka dari itu, marilah kita semangati para santri untuk istiqomah di jalan kebaikan. Motivasilah para santri di mana pun mereka berada untuk terus belajar, menebar kebaikan, jihad fisabilillah, serta terus memperbaiki diri menuju takwa.

Hadirin yang dimuliakan Allah;

Mari kita semangati santri, dan bangga menjadi santri. Saya akhiri dengan pantun:

Di taman ada mawar berduri

Di sebelahnya ada bungkus mie kari Aku bangga menjadi santri

Karena santri adalah harapan negeri

Akhiru kalam, Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh.

2. Kultum Hari Santri 2: Resolusi Jihad Para Pejuang

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober sebagai momentum untuk mengingat, mengenang, dan meneladani kaum santri yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy’ari mencetuskan Resolusi Jihad sebagai seruan kepada kaum muslimin untuk berjihad melawan sekutu. Sebagai santri masa kini, kita harus melanjutkan perjuangan para pendahulu. Namun bentuk perjuangannya tidak lagi dengan mengangkat senjata, melainkan dengan ilmu dan akhlak yang baik.

Kita harus menjadi garda terdepan dalam menjaga moral bangsa, menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin, serta ikut serta dalam pembangunan nasional dengan kerja keras dan keikhlasan.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Arab latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥū fil-majālisi fafsaḥū yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzū fansyuzū yarfa’illāhul-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna ūtul-‘ilma darajāt(in), wallāhu bimā ta’malūna khabīr(un).

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa ilmu adalah kunci utama untuk meningkatkan kualitas hidup, baik sebagai individu maupun sebagai bangsa.

Kita harus menjadi pemimpin di tengah masyarakat, tidak hanya dalam hal agama, tetapi juga dalam bidang pendidikan, sosial, dan pembangunan ekonomi. Saat ini tantangan yang kita hadapi sangat berbeda. Kita harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam.

Kita juga harus bisa menyaring mana budaya yang bisa diambil dan mana yang harus dihindari.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 125:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Arab latin: Ud’u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau’iẓatil-ḥasanati wa jādilhum bil-latī hiya aḥsan(u), inna rabbaka huwa a’lamu biman ḍalla ‘an sabīlihī wa huwa a’lamu bil-muhtadīn(a).

Artinya: Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.

Allah mengajarkan kita untuk berdakwah dengan penuh hikmah dan kebijaksanaan, menggunakan pendekatan yang penuh rahmat, bukan dengan kekerasan.

Sebagai santri, marilah kita terus belajar, mengamalkan ilmu, dan menjaga akhlak agar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

Mari kita maknai Hari Santri Nasional ini sebagai momentum untuk terus berjuang dalam kebaikan dan menjadi generasi yang mampu menjaga amanah para ulama.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan, petunjuk, dan keberkahan dalam setiap langkah kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Sebelum saya akhiri kultum ini, izinkan saya membawakan sebuah pantun:

Jalan-jalan ke Monumen Nasional,
Pulangnya pasti membawa layang.

Selamat Hari Santri Nasional,
Mari berdoa demi para pejuang.

Wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Kultum Hari Santri 3: Jihad Santri Jayakan Negeri

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat-Nya atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama, saya ucapkan Selamat Hari Santri Nasional. Hari yang penuh makna ini kita rayakan dengan semangat dan kebanggaan atas peran besar santri dalam perjalanan bangsa.

Tahun ini, tema Hari Santri adalah “Jihad Santri Jayakan Negeri.” Tema ini mengingatkan kita bahwa santri bukan hanya penuntut ilmu agama, tetapi juga pejuang dalam arti yang
Luas, yakni pejuang ilmu, akhlak, dan kemajuan bangsa.

Santri adalah sosok yang berkomitmen menuntut ilmu, menjaga moralitas, dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menjadi benteng nilai-nilai keagamaan di tengah masyarakat sekaligus motor penggerak perubahan menuju kebaikan.

Jihad santri bukanlah jihad dalam arti mengangkat senjata, melainkan perjuangan tanpa henti untuk membangun negeri melalui ilmu, kerja keras, dan pengabdian. Inilah jihad yang sesungguhnya yaitu jihad dengan pena, dengan ilmu, dan dengan akhlak mulia.

Santri telah lama menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai luhur Islam, menanamkan semangat toleransi, dan memperkuat persatuan bangsa. Mereka adalah teladan dalam kesungguhan, keikhlasan, dan keteguhan hati.

Melalui semangat jihad santri, kita dapat mewujudkan berbagai cita-cita luhur, di antaranya:
Membangun sumber daya manusia unggul, dengan menanamkan ilmu, moralitas, dan kepemimpinan.
Menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan, agar masyarakat tetap harmonis di tengah keberagaman.
Mendorong kemajuan ekonomi dan inovasi, melalui karya dan kontribusi nyata di berbagai bidang.
Memerangi ketidakadilan dan kemiskinan, dengan kepedulian sosial dan aksi kemanusiaan yang nyata.

Hari Santri Nasional menjadi momen untuk menghargai jasa para santri yang telah berjuang dari masa ke masa, sejak zaman perjuangan kemerdekaan hingga era pembangunan saat ini.

Mari kita jadikan semangat jihad santri sebagai inspirasi untuk terus berbuat baik, menebar manfaat, dan menjaga amanah para ulama dalam memajukan agama dan bangsa.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan, kekuatan, dan kebijaksanaan kepada para santri di seluruh Indonesia, agar tetap istiqamah dalam perjuangan menegakkan nilai-nilai Islam dan menyejahterakan negeri ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Kultum Hari Santri 4: Generasi Penerus Perjuangan Bangsa

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semoga rahmat, berkah, dan kasih sayang Allah SWT senantiasa menyertai kita semua.
Hari ini kita berkumpul sebagai umat Islam yang berpegang teguh pada tali Allah, untuk memperkuat perjalanan rohani dan memperdalam pemahaman kita tentang agama Islam.

Melalui kesempatan ini, marilah kita menjadikan pertemuan ini sebagai ajang untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT, memperdalam ilmu agama, dan menumbuhkan semangat perubahan ke arah yang lebih baik.

Semoga apa yang kita pelajari hari ini menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, memperkuat iman, serta menginspirasi kita agar menjadi muslim yang bermanfaat bagi masyarakat.

Sebelumnya, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat iman dan Islam yang masih kita rasakan hingga hari ini. Tak lupa, shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari zaman kegelapan menuju cahaya iman dan ilmu.

Santri adalah generasi penerus yang tidak hanya menuntut ilmu agama, tetapi juga berperan sebagai pencipta dan pengabdi bagi kemajuan bangsa dengan napas nilai-nilai Islam. Kekuatan iman, ilmu, dan amal yang dimiliki santri menjadi fondasi penting dalam membangun peradaban bangsa.

Sebagai penerus perjuangan dan penjaga nilai-nilai keislaman, santri memiliki tanggung jawab moral yang besar. Mereka harus siap menghadapi tantangan zaman dengan kecerdasan, keterampilan, dan keteguhan iman.

Santri juga dituntut untuk melek literasi, karena literasi merupakan senjata intelektual bagi santri untuk terus beradaptasi dan berkontribusi di tengah perubahan global yang cepat. Keberadaan santri di bumi pertiwi sangat vital dalam menciptakan arah perubahan yang membawa kemaslahatan.

Di tengah arus globalisasi dan tantangan modern, santri hadir sebagai cerminan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yaitu Islam yang moderat, toleran, dan berlandaskan nilai Ahlussunnah wal Jamaah.

Peran santri dalam menjawab tantangan zaman membutuhkan keseimbangan antara iman, ilmu, dan amal. Melalui semangat ini, santri diharapkan mampu menjadi pelopor kebaikan yang menghidupkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.

Untuk itu, santri harus terus beradaptasi, belajar, dan berkontribusi aktif demi terwujudnya bangsa yang berilmu, berakhlak, dan bermartabat.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan.
Mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5. Kultum Hari Santri 5: Santri Sebagai Teladan Akhlak

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahilladzi kholaqol mauta wal hayata liyabluwakum ayyukum ahsanu amala.
Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad.

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai kenikmatan, terutama nikmat iman, Islam, dan kesehatan, sehingga kita dapat berkumpul dalam acara peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober ini dalam keadaan sehat walafiat.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang kelak kita harapkan syafaatnya di Hari Akhir.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Sejak ditetapkan pada tahun 2015, Hari Santri Nasional menjadi momen penting bagi umat Islam, khususnya bagi para santri di seluruh Indonesia. Santri adalah mereka yang menimba ilmu agama, biasanya tinggal di pondok pesantren, dan dibimbing oleh para ustaz serta kiai.

Para santri dikenal dengan perilaku yang sopan, berakhlak baik, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang diajarkan di pesantren. Karena itu, peringatan Hari Santri seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga jati diri sebagai santri yang berakhlak mulia.

Di era modern ini, kita menghadapi banyak tantangan dan godaan, mulai dari gaya hidup, pergaulan, hingga hiburan yang dapat melemahkan akhlak generasi muda. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk menanamkan dan menjaga akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, surat Al-Qalam ayat 4:

“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) memiliki akhlak yang sangat agung.”

Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam segala hal. Maka, sebagai umatnya, kita wajib meneladani perilaku dan ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari.

Hadirin yang berbahagia,

Semoga dengan peringatan Hari Santri Nasional ini, kita semua semakin termotivasi untuk memperbaiki akhlak, memperkuat iman, dan mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari.
Demikianlah kultum singkat pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat dan menjadi pengingat bagi kita semua.

Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Masyaallah! Raja Salman Akan Undang 1.000 Orang dari 66 Negara Umrah Gratis



Jakarta

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menyetujui penyelenggaraan umrah gratis yang menyasar 1.000 orang dari 66 negara pada musim ini. Jemaah terbagi dalam empat kelompok.

Dilansir dari kantor berita Saudi, SPA, Selasa (19/11/2024), kegiatan ini merupakan bagian dari Program Tamu Penjaga Dua Masjid Suci untuk Haji, Umrah, dan Ziarah. Program ini dilaksanakan dan diawasi oleh Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan.

Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan serta Pengawas Umum Syekh Dr. Abdullatif bin Abdulaziz Al Sheikh mengatakan program tamu ini telah menjangkau lebih dari 140 negara sejak pertama kali diluncurkan. Para tamu kerajaan telah menikmati berbagai manfaat yang diberikan selama program.


“Para tamu program menikmati berbagai layanan melalui sistem yang komprehensif, yang memastikan pengalaman yang lancar dari keberangkatan hingga kepulangan mereka dengan selamat,” demikian seperti dilaporkan SPA.

Al-Sheikh turut menyampaikan rasa terima kasih kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman karena telah memberdayakan umat Islam dari berbagai negara untuk menjalankan ibadah dengan nyaman dan damai dengan biaya sendiri.

Saudi Gazette turut melaporkan, program umrah gratis ini juga dilakukan untuk memperkuat ikatan persaudaraan di antara umat Islam di berbagai belahan dunia. Program ini juga bertujuan mengembangkan komunikasi yang bermanfaat dengan para elite Islam, ulama, syekh, dan tokoh-tokoh berpengaruh dunia.

Pada tahun sebelumnya, program ini menyasar ulama, cendekiawan hingga tokoh muslim berpengaruh di dunia. Indonesia termasuk salah satu negara yang mendapat undangan umrah gratis dari Raja Salman tahun lalu.

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah H. Amodi menyebut Raja Salman mengundang 50 orang dari Indonesia untuk melaksanakan umrah.

Belum diketahui rincian undangan untuk tahun ini.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Addas, Lelaki yang Masuk Islam setelah Melihat Nabi Makan Anggur



Jakarta

Sebuah kisah inspiratif datang dari lelaki bernama Addas, seorang budak di Thaif. Ia mendapat hidayah dan memilih memeluk Islam setelah bertemu dengan Rasulullah SAW.

Semasa hidup, Rasulullah SAW pernah datang ke kota Thaif untuk menyampaikan dakwah. Diketahui, keberadaan Rasulullah SAW di Thaif ini selama 10 hari. Meskipun terbilang singkat, namun cobaan yang dialami Rasulullah sangatlah berat.

Mengutip dari buku Saat-saat Rasulullah Bersedih oleh Majdi Muhammad Asy-Syahawi, dikisahkan mengenai dakwah Nabi Muhammad di Thaif. Kisah ini diriwayatkan dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im.


Ketika di Thaif, Rasulullah SAW ditemani oleh Zaid bin Haritsah RA. Mereka mendatangi para pemuka dan menyampaikan dakwahnya. Sayangnya, tak seorang pun dari mereka yang mau menerima dakwah beliau. Rasulullah SAW bahkan mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat Thaif.

Kisah Addas yang Menjadi Mualaf

Mengutip buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dikisahkan bahwa ada lelaki Thaif yang merasa tersentuh setelah menerima dakwah Rasulullah SAW.

Kisah ini juga dibagikan oleh Al Khalidi dalam Ar Rasul Al Mubaligh.

Ketika di Thaif, Rasulullah mengalami intimidasi dari kalangan kaum Thaif, sehingga beliau keluar dari negeri mereka. Rasulullah SAW terdesak hingga ke kebun milik Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah, dan keduanya sedang berada di kebun tersebut.

Maka tatkala keduanya melihat Rasulullah SAW, keduanya merasa iba, dan memanggil budaknya yang beragama Nasrani bernama Addas.

Keduanya berkata, “ambillah setangkai anggur, letakkan di piring ini, kemudian pergilah menemui lelaki itu, lalu katakan kepadanya untuk memakannya.” Maka Addas pun melakukan perintah majikannya, sampai dia meletakkan piring tersebut di hadapan Rasulullah, kemudian dia berkata, “Makanlah.”

Tatkala Rasulullah menaruh tangannya di atas piring itu, beliau mengucapkan “Bismillah.” Kemudian beliau pun makan satu per satu buah anggur.

Addas memandangi Rasulullah karena ia terkejut melihat cara makan beliau. Addas kemudian berkata, “Demi Allah, ucapan ini tidak pernah dikatakan oleh penduduk negeri ini.”

Rasulullah SAW bertanya, “Dari negeri apakah engkau wahai Addas? Dan apa agamamu?”

Dia menjawab, “Aku seorang Nasrani dan aku adalah seorang yang berasal dari negeri Ninawa.”

Rasul bertanya lagi, “Apakah dari desa seorang lelaki shaleh yang bernama Yunus bin Mata?”

Addas menjawab, “Apa yang engkau ketahui tentang Yunus bin Mata?”

Beliau bersabda, “Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi dan aku pun seorang Nabi.”

Lalu Addas langsung memeluk Rasulullah, mencium tangan dan kaki beliau.

Ternyata Addas mendapatkan hidayah setelah menyaksikan Rasulullah SAW makan dengan menyebut Bismillah.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Berapa Lama Nabi Nuh Berdakwah? Ini Kisah Perjuangannya



Jakarta

Kisah Nabi Nuh AS adalah salah satu kisah penting yang termaktub dalam Al-Qur’an. Nabi Nuh AS memiliki kisah terkait masa dakwahnya yang cukup panjang.

Dikutip dari buku Pengantar Studi Ilmu Dakwah karya Abu Al-Fath Al-Bayanuni dan M. A. Bayayuni, Nabi Nuh AS merupakan utusan Allah SWT pertama yang dakwah dan risalahnya tercatat dalam Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 59-64,


لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ ٥٩ قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِهٖٓ اِنَّا لَنَرٰىكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ٦٠قَالَ يٰقَوْمِ لَيْسَ بِيْ ضَلٰلَةٌ وَّلٰكِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ ٦١ اُبَلِّغُكُمْ رِسٰلٰتِ رَبِّيْ وَاَنْصَحُ لَكُمْ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٦٢ اَوَعَجِبْتُمْ اَنْ جَاۤءَكُمْ ذِكْرٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَلٰى رَجُلٍ مِّنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوْا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ٦٣ فَكَذَّبُوْهُ فَاَنْجَيْنٰهُ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَاَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا عَمِيْنَ ࣖ ٦٤

Artinya: “Sungguh, Kami telah mengutus Nuh (sebagai rasul) kepada kaumnya, lalu ia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah (karena) tidak ada tuhan bagi kamu selain Dia.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (hari Kiamat). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar melihatmu (berada) dalam kesesatan yang nyata.” Dia (Nuh) menjawab, “Hai kaumku, tidak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah rasul dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. Apakah kamu (tidak percaya dan) heran bahwa telah datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu kepada seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu, agar kamu bertakwa, dan agar kamu mendapat rahmat?” (Karena) mereka mendustakannya (Nuh), Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera serta Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).”

Sejarah dakwah Nabi Nuh AS juga diabadikan dalam surah Nuh. Allah SWT berfirman tentang salah satu strategi dakwah Nabi Nuh AS dan sistem tadarruj yang dikembangkannya dalam surah Nuh.

Nabi Nuh AS dakwah secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan dengan penuh kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi pertentangan kaumnya dalam kurun waktu yang lama. Karena Nabi Nuh AS merupakan nabi yang memiliki umur paling panjang.

Allah berfirman dalam surah Al Ankabut ayat 14 tentang usia Nabi Nuh AS,

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ ١٤

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim.”

Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam buku Nuh: Peradaban Manusia Kedua menyatakan bahwa Nabi Nuh AS telah menasehati, memerintahkan, dan memperingatkan kaumnya untuk menyembah Allah SWT. Namun mereka menentangnya dan semakin sesat serta menyombongkan diri. Namun, kesabaran Nabi Nuh AS semakin bertambah.

Nabi Nuh AS menghabiskan waktu untuk berdakwah selama 950 tahun untuk menyerukan tauhid dan keikhlasan beribadah kepada Allah SWT serta mendorong untuk takut dan taat kepada-Nya.

Dakwah yang sangat panjang ini membangun metode, pemikiran, gaya atau teknik, perdebatan, pertentangan, cobaan, dan pelajaran bagi para nabi.

Nabi Nuh AS merupakan nabi yang istimewa dan menjadi suri tauladan untuk kaum muslim atas kesabaran dan ketabahannya dalam menghadapi kaum musyrikin yang menentangnya, hingga datanglah pertolongan Allah SWT atas kaumnya yang kafir.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Kisah Menangisnya Batang Pohon yang Rindu dengan Rasulullah SAW



Jakarta

Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang awal mula Rasulullah SAW berada di Madinah. Kala itu, penduduk muslim Madinah secara gotong royong membangun masjid sekaligus rumah Rasulullah.

Rasulullah SAW memilih untuk menginap sementara waktu di rumah Abu Ayyub al-Ansari. Ketika masjid dan rumah untuk Rasulullah telah berdiri, Rasulullah pindah dan senantiasa mengimami jamaah salat fardhu dengan para sahabatnya.

Diceritakan dalam buku Kisah-kisah Inspiratif Sahabat Nabi yang ditulis Muhammad Nasrulloh, ketika Rasulullah salat, seringkali beliau berpegangan pada batang pohon untuk menopang tubuhnya.


Kota Madinah memang banyak sekali tumbuh pepohonan kurma sehingga banyak batang pohon yang menancap di mana-mana.

Tatkala khutbah, Rasulullah SAW juga selalu berpegangan pada batang pohon tersebut. Tak jarang Nabi bersandar pada batang pohon itu saat sedang bersama sahabatnya mengisi dakwah di masjid.

Ustaz Dr. Miftahur Rahman El-Banjary dalam buku Cinta Seribu Dirham Merajut Kerinduan kepada Rasulullah Al-Musthafa menuliskan, ketika jumlah jemaah semakin bertambah banyak, orang-orang berdesakan memenuhi masjid. Mereka yang duduk di barisan belakang atau paling jauh dari Rasulullah SAW tidak bisa melihat wajah beliau.

Para sahabat saat itu juga kasihan melihat Rasulullah SAW yang kelelahan jika berdiri terlalu lama saat berdakwah.

Suatu saat datang salah seorang sahabat menawarkan kepada beliau untuk dibuatkan mimbar. Hal ini pun disetujui oleh Rasulullah. Ketika mimbar selesai dibuat dan berdiri kokoh di masjid kemudian Rasulullah pun memulai aktifitas ibadahnya.

Ketika Rasulullah berjalan melewati batang pohon yang senantiasa selalu bersama beliau menuju mimbar, batang pohon itu menangis.

Tangisannya terdengar oleh seluruh sahabat Nabi seperti tangisan ibu unta yang kehilangan anaknya. Ternyata batang pohon tersebut rindu dengan Rasul, ia tak mau berpisah dengan Rasul.

Rasulullah pun mendatangi batang pohon itu dan mengelusnya sebagai mana anak kecil. Atas izin Allah SWT, perlahan-perlahan suara tangisan tersedu sedu itu perlahan mereda. Belum terjawab rasa penasaran dalam diri para sahabat yang hadir, Rasulullah SAW pun mengajak berbicara kepada pohon kurma itu.

Rasulullah berkata, “Maukah kamu aku pindahkan ke kebun kamu semula, berbuah dan memberikan makanan kepada kaum mukminin atau aku pindahkan kamu ke surga, setiap akar kamu menjadi minuman dari minuman-minuman di surga, lalu para penghuni surga menikmati buah kurmamu.”

Pohon kurma tanpa keraguan memilih pilihan yang kedua. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Af’al insya Allah! Demi Allah, yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, jika tidak aku tenangkan dia, niscaya dia akan terus merintih hingga hari kiamat karena kerinduannya kepadaku.”

Rasulullah kemudian kembali ke mimbar melanjutkan khutbahnya. Hasan bin Ali RA seringkali ketika mengisahkan kisah ini seraya menangis. Teringat di benaknya pohon pun menangis karena merindukan Rasulullah.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam yang Rumahnya Jadi Madrasah Pertama Umat Islam



Jakarta

Ketika Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya di Makkah hanya segelintir orang yang bisa menerima pesannya. Merekalah yang disebut sahabat pertama Rasulullah SAW yang masuk Islam. Salah satunya adalah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam.

Mengutip buku Seri Ensiklopedia Anak Muslim 125 Sahabat Nabi Muhammad SAW karya Mahmudah Mastur diceritakan siapa sebenarnya Al-Arqam bin Abi al-Arqam.

Al-Arqam bin Abi Al-Arqam memiliki nama asli Abdu Manaf bin Asad bin Abdullah bin Amr bin Makhzum. Dia dikenal juga dengan nama Abu Abdillah. Ia juga termasuk Assabiqunal Awwalun atau para sahabat yang pertama masuk Islam.


Al-Arqam masuk Islam pada usia 16 tahun. Peran Al-Arqam di awal dakwah Islam terbilang penting, karena rumahnya yang terletak di Bukit Shafa dijadikan tempat dakwah secara sembunyi-sembunyi oleh Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad SAW memilih rumah Al-Arqam sebagai tempat dakwah karena lokasinya yang terpencil sehingga aman dari gangguan kafir Quraisy. Maka rumahnya disebut sebagai madrasah pertama umat Islam.

Alasan lainnya karena Al-Arqam berasal dari suku Makhzum, suku yang dikenal sebagai musuh keluarga besar Nabi Muhammad SAW. Jadi, kafir Quraisy tidak akan berpikir bahwa rumah Al-Arqam menjadi tempat dakwah.

Selain itu, mengutip buku Negara Islam Modern: Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dipilihnya rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam sebagai madrasah pertama umat Islam adalah:

1. Karena Al-Arqam belum dikenal keislamannya, tidak seorang pun akan memikirkan kemungkinan Nabi Muhammad berkumpul di rumahnya.

2. Al-Arqam bin Abi Al-Arqam sebenarnya berasal dari suku Bani Makhzum, yang terkenal karena persaingan dan konflik perang dengan Bani Hasyim. Jika keislamannya Al-Arqam sudah diketahui, kemungkinan besar tidak akan dipikirkan bahwa pertemuan akan berlangsung di rumahnya, karena hal itu akan dianggap terjadi di tengah-tengah musuh.

3. Al-Arqam bin Al-Arqam adalah seorang yang masih muda ketika ia memeluk Islam, berusia hanya enam belas tahun. Ketika Quraisy merencanakan untuk menyelidiki perkembangan Islam, mereka tidak akan mengasumsikan bahwa mereka harus mencari di rumah-rumah para sahabat muda Nabi Muhammad. Sebaliknya, mereka akan lebih cenderung mencari di rumah-rumah para sahabat yang lebih terkemuka atau di tempat tinggal Nabi sendiri.

4. Mereka menganggap bahwa pertemuan biasanya diadakan di rumah salah satu anggota Bani Hasyim, di rumah Abu Bakar, atau tempat lain yang dikenal. Oleh karena itu, pilihan rumah yang dipilih sangat bijak dari segi keamanan. Tidak pernah terdengar bahwa orang-orang Quraisy menyerang tempat pertemuan ini atau mengetahui lokasinya.

5. Perhatikanlah bagaimana Nabi Muhammad secara cermat membangun sistem keamanan untuk menyebarkan dakwah Islam, dengan menempatkan para pengikutnya di tengah-tengah suku-suku, yang bertujuan untuk mengukuhkan ajaran Islam. Ketika Amr bin Ambasah memeluk Islam, Nabi Muhammad meminta dia untuk menyembunyikan keislamannya dan tetap bergabung dengan keluarganya.

Semasa hidupnya Al-Arqam senantiasa ikut berperang bersama Rasulullah SAW, seperti perang Badar, perang Uhud, dan perang besar lainnya. Al-Arqam pun wafat di tahun 55 Hijriah atau ketika usianya mencapai 80 tahun.

Melansir buku Quality Student of Muslim Achievement Kualitas Anak Didik dalam Islam yang ditulis Shabri Shaleh Anwar, Al-Arqam merupakan orang kesebelas yang memeluk Islam. Termasuk juga orang yang hijrah dari Makkah ke Habasyah.

Terdapat 40 orang dan salah satunya Umar bin Khattab yang terakhir belajar mengenai Agama Islam di rumah Al Arqam bin Abi Al-Arqam.

Itulah kisah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam pemuda berusia 16 tahun menjadi orang kesebelas yang masuk Islam dan menjadi golongan Assabiqunal Awwalun.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com