Tag Archives: demam kuning

Kota Ini ‘Raja Halloween’ di AS, Berhantu dan Angker



Jakarta

Sejumlah lokasi di Amerika Serikat (AS) mengklaim diri sebagai ‘Raja Halloween’. Ini dia yang dinilai paling seram.

Adalah Kota Savannah di Georgia yang dinilai sebagai kota Raja Halloween. Kota bersejarah itu berusia setidaknya beberapa abad, tampak menawan dan ramah di siang hari dengan jalan berbatu, bangunan tua terawat, dan penanda masa lalu lainnya.

Namun, setelah malam tiba, kota-kota itu menampilkan pesona yang lebih gelap. Bagi banyak pengunjung dan penduduk yang tinggal di kota ini sepanjang tahun, sejarah kelam adalah bagian dari daya tariknya.


“Mengenal makhluk supernatural suatu tempat, dan menjadi penyampai kisah gaibnya… adalah cara untuk lebih menenun diri kita ke dalam kisah-kisah suatu tempat, dan menyatakan kepemilikan kita di dalamnya,” kata dosen dalam program Foklor di University of Wisconsin-Madison, Lowell Brower, seperti dilansir CNN.

“Ada nilai besar dalam berbagi (dan mempelajari) apa yang menghantui kita,” kata Brower.

“Ini mungkin cara terbaik untuk memahami apa yang ditakuti orang, apa yang mereka harapkan, apa yang mereka pilih untuk diingat atau tidak bisa dilupakan, apa yang mampu mereka lakukan, dan menjadi apa mereka nantinya,” dia menambahkan.

Savannah didirikan pada 1773. Klaim ketenaran soal keangkeran ada pada buku tahun 1994 berjudul “Midnight in the Garden of Good and Evil”, yang menempatkan reputasi menyeramkan Savannah di peta nasional, tetapi penduduk setempat telah lama melihat hantu dan menghadapi entitas paranormal di kota bersejarah mereka.

Hampir setiap bangunan yang berusia lebih dari 100 tahun dapat mengklaim bahwa seorang pelanggan pernah merasakan kehadiran hantu di sana.

Spot-spot paling angker di Savannah di antaranya adalah The Mercer-Williams House, yang dikenal oleh pembaca dan penonton film “Midnight” sebagai rumah tempat Danny Hansford dan Jim Williams meninggal.

Namun, bahkan sebelum kematian mereka, pengunjung telah melaporkan melihat seorang anak laki-laki di jendelanya, mereka menduga, mungkin anak laki-laki yang meninggal di sana pada 1969. Rumah itu sekarang menjadi museum, tempat pengunjung dapat menguji kehadiran hantu sendiri.

Selain itu, spot lain yang disebut sangat angker karena berhantu adalah beberapa hotel dan Bed & Breakfast yang tersebar di pusat kota bersejarah, termasuk Marshall House (bekas rumah sakit Perang Saudara) dan Hamilton-Turner Inn (dikabarkan menjadi inspirasi untuk Haunted Mansion di Disneyland).

Jika Anda tidak keberatan dengan tangisan anak-anak hantu yang berlarian di aula atau perjumpaan dengan penampakan seorang pria yang sedang merokok cerutu, Anda dapat memesan kamar untuk menginap.

Colonial Park Cemetery, yang didirikan pada 1750-an, juga menjadi salah satu spot paling berhantu di Savannah. Diperkirakan 12.000 orang dimakamkan di pemakaman tua ini, meskipun hanya tersisa 700 batu nisan.

Menurut Savannah Morning News, banyak kuburan diaspal untuk membangun jalan yang sekarang menjadi Abercorn Street. Pemakaman ini penuh pada abad ke-19 setelah demam kuning melanda kota. Saat ini, para tamu mengklaim mereka telah melihat “sosok bayangan” beterbangan di sekitar pekarangan.

Sebagian besar reputasi angker Savannah dibangun di atas rasisme dan warisan perbudakan. Dikatakan bahwa dua dari banyak alun-alun kota dibangun di atas kuburan tak bertanda untuk orang-orang yang diperbudak. Salah satunya, Calhoun Square, telah dinamai ulang menjadi nama Susie King Taylor, seorang perawat dan guru serta satu-satunya wanita kulit hitam yang menerbitkan memoar tentang pengalaman Perang Saudara.

Menurut Lowell Brower, ada nilai dalam menghadapi sejarah yang menyedihkan dan penuh kekerasan dari beberapa landmark “berhantu” di Savannah.

“Hantu memungkinkan kita untuk membicarakan kembali sejarah yang tak terucapkan, mereka mengundang dan terkadang memaksa kita untuk melihat tidak hanya tempat dan orang yang ada hari ini, tetapi tempat itu seperti dahulu dan orang-orang yang berdiri di sini sebelum kita,” kata dia.

***

Selengkapnya klik di CNN Indonesia

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Ini Daftar Vaksin untuk Haji dan Umrah Menurut Aturan Terbaru Pemerintah Saudi


Jakarta

Menunaikan ibadah haji dan umrah memerlukan persiapan yang baik, termasuk perlindungan kesehatan dengan vaksinasi.

Pemerintah Arab Saudi mewajibkan dan merekomendasikan beberapa vaksin untuk jemaah, dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit. Peraturan ini mulai berlaku per 1 Februari 2025.

Jenis Vaksin yang Dibutuhkan untuk Haji dan Umrah

Berikut adalah vaksin yang diperlukan untuk jemaah haji dan umrah berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi.


1. Vaksin Meningokokus

Vaksin meningitis meningokokus merupakan vaksin yang diwajibkan bagi semua jemaah berusia lebih dari 2 tahun. Jemaah harus menerima vaksin meningokokus quadrivalent (ACYW) dan vaksinasi harus dilakukan minimal 10 hari sebelum keberangkatan.

Ada dua jenis vaksin yang diterima oleh pemerintah Saudi, yaitu vaksin polisakarida quadrivalent (ACYW) dengan masa berlaku 3 tahun dan vaksin konjugasi quadrivalent (ACYW) dengan masa berlaku 5 tahun.

2. Vaksin Polio

Vaksin polio wajib bagi jemaah yang berasal dari negara dengan risiko tinggi penyebaran polio. Bagi jemaah yang datang dari negara dengan kasus poliovirus atau vaksin yang beredar, harus mendapatkan dosis vaksin polio (bOPV atau IPV) antara 4 minggu hingga 12 bulan sebelum keberangkatan.

Negara-negara tersebut termasuk Papua Nugini, Indonesia, Myanmar, dan Somalia.

3. Vaksin Demam Kuning (Yellow Fever)

Vaksin demam kuning wajib bagi jemaah yang datang dari negara dengan risiko penyebaran penyakit ini. Jemaah harus memiliki Sertifikat Internasional Vaksinasi sebagai bukti vaksinasi. Tanpa bukti tersebut, jemaah tidak diperbolehkan masuk.

Negara-negara tersebut yaitu Angola, Argentina, Benin, Bolivia, Plurinasional (Negara Bagian), Brasil, Burkina Faso, Burundi, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Chad, Kolombia, Kongo, Pantai Gading, Rakyat Demokratik, Ekuador, Guinea Ekuatorial, Etiopia, Guinea Prancis , Gabon, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Guyana, Kenya, Liberia, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, Panama, Paraguay, Peru, Senegal, Sierra Leone, Sudan Selatan, Sudan, Suriname, Togo, Trinidad dan Tobago, Uganda, Venezuela (Republik Bolivarian).

Adapun jemaah asal Indonesia tidak diwajibkan menerima vaksin ini sebelum ke Tanah Suci.

Vaksin Tambahan

Selain vaksin yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa jenis vaksin lain yang sebaiknya diperiksa sebelum keberangkatan haji dan umrah.

Disarankan para jemaah untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis untuk meninjau status imunisasi, termasuk bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa, agar mendapatkan imunisasi yang sesuai dan tetap sehat selama perjalanan.

Vaksin yang perlu diperiksa dan diperbarui mencakup:

1. Vaksin khusus untuk tujuan tertentu, seperti:

  • Kolera
  • Hepatitis A & B
  • Ensefalitis Jepang
  • Meningokokus
  • Polio (dosis booster untuk dewasa)
  • Demam tifoid
  • Demam kuning
  • Rabies

2. Vaksin rutin yang perlu diperbarui, seperti:

  • Difteri, tetanus, dan pertusis
  • Hepatitis B
  • Haemophilus influenzae tipe b
  • Human papillomavirus (HPV)
  • Influenza musiman
  • Campak, gondongan, dan rubella
  • Pneumokokus
  • Polio
  • Rotavirus
  • Tuberkulosis
  • Varisela

Selain itu, jemaah yang berasal dari negara dengan risiko tinggi penyakit menular seperti Angola, Brasil, Kamerun, Ethiopia, Nigeria, Sudan, dan Venezuela harus lebih berhati-hati serta mengikuti pedoman kesehatan tambahan yang diterapkan oleh otoritas Arab Saudi.

Pencegahan Penyakit bagi Jemaah

Pemerintah Arab Saudi dan otoritas kesehatan memberikan edukasi kepada jemaah mengenai penyakit menular, gejala, serta cara pencegahannya. jemaah juga disarankan untuk tidak membawa makanan dari luar kecuali dalam jumlah kecil dan dikemas rapat, guna menjaga keamanan konsumsi selama perjalanan.

Jika terjadi wabah atau keadaan darurat kesehatan global, pemerintah Arab Saudi dapat menerapkan kebijakan tambahan bekerja sama dengan WHO untuk melindungi jemaah haji dan umrah serta mencegah penyebaran penyakit ke negara asal mereka.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com