Tag Archives: detikers

Biar Aman, Begini Posisi Gigi Matic Saat Terjebak Macet Mudik


Jakarta

Kemacetan sering terjadi di jalur mudik. Buat detikers pengguna mobil matic, kalian mungkin masih bingung bagaimana posisi gigi matic saat terjebak macet mudik di jalan datar maupun tanjakan.

Hal ini penting diketahui, terutama bagi orang yang masih baru menggunakan mobil matic. Sebab jika salah, dikhawatirkan akan merusak komponen, tidak kuat menanjak saat di posisi tanjakan, atau bahkan kecelakaan.

Dalam artikel ini akan kita ulas posisi gigi matic saat terjebak macet mudik di jalan datar dan tanjakan, lengkap dengan tips menggunakan mobil matic.


Kenali Transmisi Mobil Matic

Sebelumnya, detikers harus memahami dengan baik apa saja transmisi pada mobil matic. Dikutip dari laman Daihatsu, berikut ini beberapa transmisi atau gigi pada mobil matik:

  • P (park atau parkir): digunakan untuk memarkirkan mobil, sehingga transmisi terkunci dan mobil tidak akan bergerak.
  • R (reverse atau gigi mundur): digunakan untuk bergerak mundur.
  • N (netral): Pada kondisi ini, mesin dan transmisi tidak terhubung, sehingga pedal gas tidak akan menggerakkan mobil saat diinjak.
  • D (drive atau jalan maju): Pada posisi D, perpindahan gigi dari 1 sampai tertinggi akan berpindah otomatis.
  • D2 (drive dengan gigi tertinggi di gigi 2): Kecepatan akan dibatasi sampai gigi 2, namun tarikan awalnya lebih ringan daripada D.
  • L atau D1 (drive dengan gigi tertinggi di gigi 1): Kecepatan akan dibatasi di gigi 1. Tarikannya lebih ringan daripada D2.

Posisi Gigi Matic Saat Macet di Jalan Datar

Ketika posisi lalu lintas tidak terlalu macet, detikers bisa tetap menggunakan gigi atau transmisi D dan menginjak rem saat dibutuhkan. Tapi hal ini berbeda jika lalu lintas cukup macet hingga membutuhkan waktu berhenti sejenak.

Berdasarkan catatan detikOto, Technical Team Aftersales Support Dept.Auto2000 Gesang Pranoto menjelaskan sebaiknya detikers menggunakan transmisi N jika harus berhenti sejenak seperti saat berada di lampu merah. Tidak disarankan menggunakan gigi D saat berhenti.

“Nah di lampu merah kan kita menginjak rem, kendaraan ditahan rem nah beban transmisi ditahan komponen rem, maka dari itu sebaiknya itu posisi di N atau P agar posisinya bebas tidak terbebani,” lanjut Gesang.

Posisi Gigi Matic Saat Macet di Tanjakan

Saat di tanjakan, detikers juga sebaiknya menghindari menggunakan gigi D saat macet karena akan berat untuk menanjak. Kamu bisa menggunakan gigi D2, tetapi mungkin masih agak berat, sehingga lebih baik menggunakan D1.

Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan jika kondisinya macet yang mengharuskan berhenti sejenak, maka detikers bisa menggunakan transmisi N.

“Macet di tanjakan saat pakai matik memang berisiko stuck kalau gear selalu diposisikan stay di D. Jadi manfaatkan gear N kalau lebih dari 20 detik berhentinya dan jaga jarak untuk stop and go,” kata Sony kepada detikoto.

Tips Menggunakan Mobil Matic Saat Macet

Dilansir dari situs Wuling, berikut ini beberapa tips menggunakan mobil matic saat macet:

1. Perhatikan Kondisi Jalan

Saat memilih rute mudik, sebisa mungkin untuk mengenali kondisi jalan yang akan dilewati. Titik mana saja yang biasanya macet, titik mana yang curam. Selain itu, perhatikan rambu-rambu apakah akan ada tanjakan atau turunan.

Dengan mengetahuinya, detikers bisa bersiap-siap mengganti tuas transmisi sebelum mencapai titik tanjakan, sehingga memberikan daya luncur stabil.

2. Gunakan Gigi yang Tepat

Gunakan gigi yang tepat sesuai dengan kondisi kemacetan. Jika harus berhenti sejenak, gunakan N daripada D agar tidak membebani rem. Jika berada di tanjakan curam, gunakan L atau D1 agar memberi daya dorong lebih.

3. Hindari Menginjak Rem dan Transmisi Bersamaan

Rem tangan maupun kaki dibutuhkan saat memindahkan transmisi, tapi jangan terlalu kencang menekan rem. Rem tangan dan kaki juga tak boleh digunakan bersamaan.

Hindari juga menginjak rem dan memindahkan transmisi bersamaan. Gunakan rem secukupnya sambil perlahan mengoper gigi ke posisi L, D1, atau ke D2.

4. Berhenti Sejenak

Jika melewati tanjakan curam yang panjang dan macet, ada baiknya untuk berhenti sejenak. Jika menanjak secara terus-menerus, maka daya dorong mobil akan semakin lemah.

5. Biasakan Mengendarai Mobil Matic

Sebaiknya jangan mendadak menggunakan mobil matic untuk mudik. Biasakan terlebih dahulu mengendarainya sebelum mudik agar terbiasa, sehingga bisa memiliki refleks bagus dalam mengendarai mobil.

Nah, dengan menerapkan posisi gigi matic saat terjebak macet, detikers bisa lebih nyaman dalam mengemudi dan komponen kendaraan pun tetap awet.

(bai/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ini 8 Bagian Motor yang Harus Dicek Sebelum Berangkat Mudik


Jakarta

Masih banyak masyarakat yang memilih menggunakan sepeda motor saat mudik Lebaran. Alasannya agar bisa sampai di kampung halaman lebih cepat.

Sebelum mudik, ada sejumlah bagian motor yang harus dicek terlebih dulu. Tujuannya agar sepeda motor dalam kondisi optimal, sehingga kamu bisa melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman.

Lantas, apa saja bagian motor yang harus dicek sebelum mudik Lebaran? Simak penjelasannya dalam artikel ini.


Bagian Motor yang Harus Dicek Sebelum Mudik

Alangkah baiknya melakukan pengecekan sepeda motor sebelum berangkat mudik. Bawalah motor detikers ke bengkel resmi terdekat, kemudian minta mekanik untuk dilakukan servis berkala dan pengecekan seluruh komponen motor.

Dilansir situs Suzuki Indonesia, berikut sejumlah bagian motor yang harus dicek sebelum mudik:

1. Ban Motor

Bagian yang pertama adalah ban motor. Komponen ini sangat penting untuk dicek sebelum melakukan perjalanan mudik.

Pastikan tekanan udara ban masih normal, tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kamu bisa mengikuti arahan di buku panduan mengenai tekanan udara ban normal.

Lalu, cek juga apakah ban masih dalam kondisi baik atau sudah aus dan berujung botak. Jika tak diganti, mengendarai motor dalam kondisi ban botak bisa memicu terjadinya selip akibat kurangnya daya cengkram ban.

2. Cek Oli Mesin

Oli mesin juga perlu dicek sebelum pergi mudik Lebaran. Apalagi jika detikers melakukan perjalanan jarak jauh, oli mesin wajib diganti dengan yang baru.

Oli mesin yang masih layak pakai biasanya memiliki tekstur cairan yang masih kental dan berwarna bening, lalu volumenya tidak berkurang sesuai standar yang ditentukan oleh pabrikan. Idealnya, penggantian oli mesin dilakukan setiap 3.000 kilometer atau per tiga bulan.

3. Lampu Motor

Komponen yang satu ini sering dianggap remeh saat siang hari, padahal fungsinya sangat penting di malam hari. Jika kamu berencana berangkat mudik dari sore, pastikan lampu motor seperti lampu depan, lampu sein, dan lampu belakang berfungsi dengan baik.

Terkadang, jalan raya di luar kota minim lampu penerangan. Kalau lampu depan detikers mati, tentu sangat berbahaya karena kamu tidak bisa melihat kondisi jalan di depan. Untuk itu, pastikan lampu motor bekerja optimal dan mampu memberikan cahaya yang terang.

4. Cek Aki

Komponen berikutnya yang wajib dicek adalah aki. Pastikan kondisinya tidak lemah atau soak, sehingga fungsi kelistrikan sepeda motor bekerja dengan baik, termasuk lampu, klakson, hingga start engine untuk menghidupkan mesin.

Ada beberapa cara untuk mengecek aki motor, seperti meraba permukaan body aki dan memastikan tidak menggembung. Kondisi itu mengindikasikan bahwa aki sudah mulai rusak.

Lalu, kamu juga bisa menggunakan voltmeter untuk memantau voltase aki motor. Dalam kondisi normal, aki motor berada di angka sekitar 12,4 volt.

5. CVT Motor

Pagi pemilik sepeda motor matic, penting juga untuk mengecek komponen CVT (Continuously Variable Transmission) sebelum berangkat mudik. CVT memiliki fungsi meneruskan putaran yang dihasilkan oleh mesin motor pada bagian roda, sehingga motor bisa berjalan dan digunakan berkendara.

Untuk memastikan CVT motor dalam kondisi baik, periksa bagian-bagian pada CVT, seperti roller, rumah roller (pulley), kampas kopling, hingga v-belt. Mintalah kepada mekanik bengkel untuk mengecek dan memastikan CVT dalam kondisi oke.

6. Rem Depan dan Rem Belakang

Rem depan dan rem belakang juga tak kalah penting fungsinya. Tanpa adanya rem, maka kamu tidak bisa memberhentikan sepeda motor dan sangat berisiko menyebabkan kecelakaan.

Pastikan bahwa sistem rem pada motor detikers berfungsi dengan baik dan tidak dalam kondisi aus. Cek juga bagian cakram dan kampas rem, jika sudah menipis maka sebaiknya segera diganti dengan yang baru demi keselamatan berkendara.

7. Suspensi Motor

Komponen ini berkaitan dengan kenyamanan berkendara di jalan raya. Selama menempuh perjalanan jauh, detikers mungkin akan melewati berbagai kondisi medan, mulai dari jalanan berlubang, berbatu, hingga bergelombang.

Apabila suspensi motor mulai mengalami kerusakan, kamu tidak akan nyaman saat melalui jalan yang berlubang. Alhasil, tangan dan badan akan lebih cepat pegal-pegal karena suspensi sudah tidak berfungsi optimal.

8. Busi Motor

Bagian motor terakhir yang perlu dicek adalah busi. Komponen ini sangat krusial karena dapat menghasilkan percikan api yang dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam mesin motor.

Apabila busi motor sudah aus atau kotor, maka dapat mengurangi efisiensi pembakaran di dalam mesin. Akibatnya, mesin tidak dapat menghasilkan daya yang optimal sehingga performa mesin menurun.

Kamu bisa melakukan pengecekan busi sendiri di rumah. Jika elektroda atau bagian tengah busi sudah habis atau posisinya bertambah pendek, itu tandanya sudah harus mengganti busi dengan yang baru.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Kapan Waktu yang Tepat untuk Servis Mobil Sebelum Mudik?


Jakarta

Bagi detikers yang merencanakan mudik dengan mengendarai mobil, sebaiknya lakukan servis berkala terlebih dulu. Namun, banyak masyarakat yang melakukan servis mobil di waktu mepet mendekati Lebaran.

Menjelang Hari Raya Idulfitri, bengkel mobil akan dipadati pelanggan yang ingin servis sebelum mudik. Selain antrean bisa mengular, kamu harus rela mengorbankan waktu yang lama demi menunggu mobil kelar diperbaiki.

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk servis mobil sebelum Lebaran? Simak penjelasannya dalam artikel ini.


Waktu yang Tepat untuk Servis Mobil Sebelum Mudik

Penting untuk melakukan servis mobil sebelum mudik Lebaran. Soalnya, detikers akan menempuh jarak hingga ratusan kilometer agar bisa tiba di kampung halaman. Jika ada kendala pada mobil, maka dapat membahayakan keselamatan dan mengancam nyawa.

Namun, bukan berarti detikers harus servis mobil di waktu mepet menjelang keberangkatan. Dilansir situs Auto2000, idealnya servis mobil dilakukan sejak 1-2 minggu sebelum keberangkatan agar memiliki waktu yang cukup untuk mengecek seluruh komponen mobil.

Jika servis di waktu mepet sebelum berangkat mudik, dikhawatirkan pengecekan terhadap mobil kurang maksimal. Terlebih jika ditemukan adanya kerusakan, maka butuh waktu lebih lama lagi untuk diperbaiki terlebih dulu.

Mengutip catatan detikOto, Aftersales Business Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara mengatakan, sebenarnya pemilik mobil tidak harus melakukan servis menjelang mudik Lebaran. Asalkan, kendaraan tersebut selalu diservis setiap enam bulan sekali.

“Mobil itu sebetulnya kalau dirawat berkala 6 bulanan nggak usah khawatir, kecuali ada ketidaknormalan dalam fungsi, contoh misalnya setir lari ke kiri-kanan dan lainnya. Sepanjang rutin dan kondisinya prima, mobil bisa digunakan mudik,” kata Tara kepada detikcom.

Apabila kendaraan tidak rutin diservis berkala, pemilik bisa melakukan pemeriksaan di bengkel resmi menjelang mudik Lebaran, paling tidak selambatnya H-3 Lebaran. Meski begitu, komponen mobil yang diperiksa hanya bagian-bagian tertentu saja sehingga tidak maksimal.

“Kalau memang mobil tidak rutin diservis (setiap 6 bulan), bisa dilakukan pengecekan yang simpel-simpel aja seperti tekanan angin ban, air radiator dan lainnya. Kami tetap buka bengkel,” jelasnya.

Komponen Mobil yang Harus Dicek saat Servis

Sebelum berangkat mudik Lebaran, ada baiknya detikers melakukan pengecekan komponen mobil terlebih dahulu. Jika khawatir ada yang terlewat, kamu bisa membawa mobil ke bengkel resmi.

Dirangkum situs Astra Daihatsu, berikut sejumlah komponen mobil yang wajib diperiksa sebelum berangkat mudik:

  1. Oli, meliputi oli mesin, oli transmisi, oli rem, oli gardan, hingga oli power steering
  2. Ban
  3. Rem
  4. Lampu, baik lampu depan, lampu jauh, hingga lampu sein
  5. Wiper
  6. Kaca mobil
  7. Shock absorber
  8. Sistem pendingin mesin
  9. AC
  10. Sistem bahan bakar.

Demikian penjelasan mengenai waktu yang tepat untuk servis mobil sebelum mudik Lebaran. Selamat mudik detikers!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ini yang Harus Disiapkan Supaya Mudik Lancar



Jakarta

Mudik Lebaran Idul Fitri di depan mata. Bagi detikers yang berencana ‘pulang kampung’ dengan mobil hybrid, ada beberapa hal yang perlu dicek agar perjalanannya lancar.

Menurut Toyota Astra Motor, perawatan rutin mobil hybrid sejatinya mirip dengan perawatan rutin mobil konvensional.

“Meskipun menyandang nama HEV yang dikenal canggih dan kompleks, bukan perkara sulit dalam perawatan rutin mobil hybrid Toyota. Anda hanya perlu servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, sama dengan mobil Toyota pada umumnya, di bengkel resmi Toyota terdekat,” tulis Toyota Astra Motor di laman Toyota Pressroom.


Berangkat dari hal tersebut, pemilik mobil hybrid, khususnya Toyota, tentu tidak perlu khawatir jika berencana membawa kendaraannya untuk perjalanan jauh khas mudik lebaran. Beberapa hal yang perlu dicek kurang-lebih sama dengan mobil bensin konvensional.

Cek Oli Mesin dan Transmisi

Sebelum mudik, pengecekan mobil hybrid bisa dimulai dari cek oli mesin dan transmisi. Toyota menyarankan untuk selalu menggunakan oli yang direkomendasikan oleh pabrikan agar sesuai dengan spesifikasi mesin hybrid.

Periksa Bagian Sistem Pendingin

Mobil hybrid, seperti mobil bensin, menggunakan sistem pendingin cairan (radiator) untuk menjaga suhu ruang mesin. Pastikan radiator dalam kondisi baik dan cairan pendingin terisi sesuai takaran.

Kisi Pendingin Baterai Hybrid Kijang Innova Zenix HEVKisi Pendingin Baterai Hybrid Kijang Innova Zenix HEV Foto: dok. Toyota Astra Motor

Pastikan Sistem Pendingin Baterai Optimal

Untuk mobil hybrid Toyota seperti Kijang Innova Zenix HEV, ada sistem pendingin baterai yang perlu mendapat perhatian khusus. Pendingin ini berbentuk kisi-kisi yang menyalurkan udara langsung ke baterai, terletak di bawah jok depan.

Pastikan bagian ini tidak tertutup dan rutin dibersihkan agar pendinginan tetap optimal. Toyota menekankan bahwa menutup air intake duct di bawah jok penumpang depan bisa mengganggu pendinginan, bahkan memicu indikator peringatan baterai hybrid menyala di panel instrumen.

Cek Kondisi Rem

Hal lain yang perlu dicek dan dipastikan kesiapannya sebelum mudik adalah bagian pengereman. Mobil hybrid umumnya punya fitur pengereman regeneratif untuk membantu mengisi daya baterai saat mobil deselerasi.

Menurut Toyota, sistem ini membutuhkan perawatan agar tidak terjadi masalah seperti aus pada kampas rem atau gangguan pada sistem pengereman regeneratif itu sendiri.

Pastikan Kesiapan Perlengkapan Mobil

Selain kondisi mesin dan sistem hybrid, pastikan juga perlengkapan kendaraan dalam kondisi siap pakai, seperti:

  • Ban serep dan alat penggantinya
  • Perlengkapan darurat seperti segitiga pengaman dan dongkrak
  • Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
  • Kotak P3K dan perlengkapan kesehatan lainnya

Terakhir, jangan lupa periksa tekanan angin ban, kesiapan lampu penerangan, cairan washer, cairan radiator, dan kondisi aki sebelum berangkat.

Dengan melakukan pengecekan menyeluruh ini, perjalanan mudik dengan mobil hybrid akan lebih nyaman, aman, dan bebas kendala. Selamat mudik, detikers!

(mhg/din)



Sumber : oto.detik.com

Kapan Waktu yang Tepat untuk Istirahat di Rest Area saat Mudik?


Jakarta

Mudik dengan kendaraan pribadi masih menjadi opsi yang dipilih banyak masyarakat. Namun, dibutuhkan kondisi fisik yang prima agar perjalanan mudik tetap aman dan nyaman.

Jika sudah lelah dan kantuk, itu tandanya detikers harus melipir ke rest area untuk beristirahat sejenak. Namun, beberapa orang lebih memilih melanjutkan perjalanan dengan alasan agar bisa sampai di tempat tujuan dengan cepat.

Padahal, keputusan tersebut sangat berisiko karena tubuh yang sudah lelah dapat mengganggu konsentrasi berkendara. Bukan tidak mungkin bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan bahkan merenggut korban jiwa.


Lantas, kapan waktu yang tepat untuk istirahat di rest area saat perjalanan mudik? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Kapan Harus Istirahat di Rest Area?

Saat mudik, detikers mungkin harus menempuh perjalanan jauh hingga ratusan kilometer. Jika tidak diimbangi dengan istirahat sejenak, maka tubuh bisa kelelahan akibat berkendara terlalu lama.

Founder dan Lead Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, pemudik disarankan untuk segera beristirahat di rest area jika sudah kantuk. Kondisi itu menyebabkan menurunnya refleks saat berkendara hingga berisiko terjadi microsleep.

“Mengemudi dalam keadaan lelah sangat berbahaya karena dapat mengurangi konsentrasi dan respons terhadap situasi di jalan,” kata Jusri dalam keterangan resminya yang diterima detikcom.

Selain menurunnya waktu reaksi saat berkendara, kondisi tubuh yang lelah dan kantuk juga dapat mengganggu konsentrasi. Hal ini berdampak dalam pengambilan keputusan di jalan raya, apakah harus menyalip, mengerem, atau memacu kendaraan.

“Kelelahan membuat pengemudi lambat merespons kejadian mendadak, seperti kendaraan yang tiba-tiba mengerem. Pengemudi yang lelah juga cenderung melakukan kesalahan, seperti salah memperhitungkan jarak atau kecepatan,” ungkap Jusri.

Apabila tubuh sudah lelah, sebaiknya segera mencari rest area terdekat untuk beristirahat sejenak. Istirahat minimal 15-30 menit, setelah itu pemudik bisa melanjutkan perjalanan ke kampung halaman.

Tips Mencegah Kelelahan saat Berkendara

Jusri juga membagikan sejumlah tips kepada pemudik untuk mencegah kelelahan saat mengemudi. Berikut sejumlah tipsnya:

  • Istirahat setiap 2-3 jam sekali selama perjalanan.
  • Jika pergi mudik bersama keluarga, ajak salah satu anggota untuk dijadikan sopir cadangan. Jika pengemudi utama lelah, sopir cadangan bisa menggantikan sementara.
  • Minum air putih yang cukup. Tubuh yang terhidrasi akan mudah lelah dan sulit berkonsentrasi.
  • Apabila sudah sangat mengantuk dan sulit ditahan, lebih baik melipir ke rest area untuk tidur sejenak.

Sebagai catatan, jangan istirahat terlalu lama di rest area saat periode mudik Lebaran. Soalnya, ada banyak pemudik yang juga ingin menggunakan fasilitas di rest area. Jadi, sebaiknya bergantian dengan orang lain.

Demikian penjelasan tentang waktu yang tepat untuk istirahat di rest area saat mudik Lebaran. Hati-hati di jalan!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Perhatikan Tandanya, Ini Waktu yang Disarankan untuk Beristirahat Saat Mudik


Jakarta

Masih banyak masyarakat yang memilih mudik dengan mengendarai kendaraan pribadi. Meski begitu, rasa lelah kerap menghantui para pengendara setelah menempuh perjalanan yang jauh.

Maka dari itu, pemudik dianjurkan untuk istirahat sejenak agar tubuh tidak kelelahan. Sayangnya, beberapa orang memaksakan diri untuk terus melanjutkan perjalanan agar bisa sampai di kampung halaman dengan cepat.

Padahal, keputusan tersebut sangat berisiko karena pemudik tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Sedangkan mengemudi dalam waktu lama dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi dan kantuk, sehingga bisa memicu terjadinya kecelakaan.


Lantas, kapan pengendara harus beristirahat saat perjalanan mudik? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Kapan Pengendara Harus Beristirahat saat Mudik?

Sebenarnya, mudik merupakan kegiatan yang seru dan santai jika perjalanan lancar. Namun jika sudah bertemu dengan macet, maka pemudik bisa stres dan kelelahan karena waktu perjalanan bisa molor berjam-jam.

Apabila tubuh sudah capek, pemudik disarankan melipir ke rest area untuk istirahat sejenak. Namun, beberapa pengendara tak tahu kapan harus beristirahat saat perjalanan mudik.

Founder dan Lead Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, pemudik disarankan untuk segera beristirahat jika sudah lelah. Jika dipaksakan mengemudi, hal itu menyebabkan menurunnya refleks saat berkendara hingga berisiko terjadi microsleep.

“Mengemudi dalam keadaan lelah sangat berbahaya karena dapat mengurangi konsentrasi dan respons terhadap situasi di jalan,” kata Jusri dalam keterangan resminya yang diterima detikcom, Senin (24/3/2025).

Jusri mengimbau untuk beristirahat setiap 2-3 jam sekali selama perjalanan mudik. Langkah ini dilakukan agar pengemudi bisa tidur sekitar 15-30 menit demi menghilangkan kantuk. Selain itu, lakukan peregangan ringan pada leher, bahu, tangan dan kaki agar tubuh tetap rileks.

“Pengemudi yang lelah cenderung melakukan kesalahan, seperti salah memperhitungkan jarak atau kecepatan,” ujarnya.

“Banyak kecelakaan di jalan tol juga terjadi akibat pengemudi yang mengantuk dan kehilangan kendali atas kendaraannya,” papar Jusri.

Sebagai catatan, jangan istirahat terlalu lama di rest area saat periode mudik Lebaran. Sebab, ada banyak pemudik yang juga ingin menggunakan fasilitas di rest area. Disarankan tidur maksimal selama 30 menit, setelah itu detikers bisa melanjutkan perjalanan mudik ke tempat tujuan.

Tips Mencegah Kelelahan saat Mudik

Lebih lanjut, Jusri membagikan beberapa tips kepada pemudik untuk mencegah kelelahan saat perjalanan mudik Lebaran. Agar bisa sampai di kampung halaman dengan selamat, simak beberapa tips di bawah ini:

  • Siapkan mental yang kuat sebelum berangkat mudik. Mudah terpancing emosi bisa menyebabkan tubuh cepat lelah.
  • Istirahat setiap 2-3 jam sekali selama perjalanan.
  • Jika pergi mudik bersama keluarga, ajak salah satu anggota untuk dijadikan sopir cadangan. Jika pengemudi utama lelah, sopir cadangan bisa menggantikan sementara.
  • Minum air putih yang cukup. Tubuh yang terhidrasi akan mudah lelah dan sulit berkonsentrasi.
  • Dengarkan musik atau podcast yang kamu suka untuk membantu mengurangi rasa bosan dan stres.
  • Lakukan teknik pernapasan relaksasi untuk mengurangi ketegangan.

“Mudik Lebaran yang aman dan nyaman memerlukan persiapan yang matang. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, tubuh dalam keadaan fit, dan selalu patuhi aturan lalu lintas. Hindari mengemudi dalam keadaan lelah dan tetap tenang saat menghadapi kemacetan,” pungkas Jusri.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ini Alasan Kabel Aki Harus Dilepas saat Motor Ditinggal Mudik Lebaran


Jakarta

Bagi detikers yang mudik Lebaran menggunakan transportasi umum dan meninggalkan sepeda motor di rumah, sebaiknya cek kembali motor kesayangan sebelum berangkat. Selain menempatkannya dalam posisi yang aman, pastikan kabel aki juga sudah dicabut.

Selama mudik, detikers mungkin akan meninggalkan sepeda motor selama beberapa hari. Agar aman, penting untuk mengunci ganda sepeda motor agar tidak dicuri. Tak lupa untuk memasang gembok cakram motor supaya lebih aman.

Selain itu, penting juga untuk melepas kabel aki motor sebelum berangkat mudik. Lantas, apa alasannya? Simak penjelasannya dalam artikel ini.


Alasan Kabel Aki Harus Dilepas saat Motor Ditinggal Mudik

Dalam keterangan resmi Astra Honda Motor (AHM), alasan mengapa kabel aki harus dilepas saat motor ditinggal mudik adalah untuk menghindari aki soak.

Meski motor tidak digunakan selama berhari-hari, tapi bukan berarti aki jadi awet. Hal itu justru bisa membuat aki menjadi tekor karena dipicu prinsip charge dan discharge pada aki.

Ketika motor dihidupkan, maka terjadi proses pengisian daya aki. Begitupun sebaliknya, jika motor tidak dipakai maka bisa menyebabkan voltase berkurang.

Perlu diingat, aki yang kabelnya tidak dicabut dan dibiarkan dalam waktu berhari-hari bisa mengalami soak. Hal ini karena baterai masih mengeluarkan sedikit muatan listrik saat terhubung dengan motor.

Maka dari itu, sebaiknya lepas kabel aki motor sebelum kamu berangkat mudik. Cara ini juga dilakukan agar aki motor tetap awet dan berfungsi secara optimal saat motor digunakan kembali.

Bagaimana Jika Kabel Aki Motor Lupa Dicabut?

Apabila detikers lupa mencabut kabel aki motor setelah berangkat mudik, jangan panik dan khawatir. Setibanya nanti di rumah, segera mengecek sepeda motor dan cobalah untuk dinyalakan.

Apabila sepeda motor sulit dihidupkan, hal ini menandakan bahwa daya aki sudah menurun sehingga tidak sanggup untuk menghidupkan mesin. Selain itu, jika motor distarter dan tidak ada reaksi apa pun atau hanya terdengar bunyi “klik”, itu tandanya aki tidak mampu menyediakan daya listrik yang cukup untuk mengoperasikan starter motor.

Jika masih ragu, cobalah untuk mengecek tegangan aki motor. Biasanya, aki normal memiliki tegangan sekitar 12,3 volt sampai 12,6 volt saat mesin dalam keadaan mati. Apabila mesin dalam kondisi menyala dan dikendarai, tegangan aki berada di angka 13,7 volt sampai 14,2 volt.

Jika tegangan aki berada di bawah 12 volt saat motor dihidupkan, hal itu bisa menandakan jika aki sudah lemah dan sebaiknya diganti dengan yang baru.

Demikian alasan mengapa kabel aki harus dicabut saat motor ditinggal mudik Lebaran. Semoga tips ini bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ini 8 Tanda-tanda Aki Motor Lemah, Sulit Menyala hingga Lampu Redup


Jakarta

Aki merupakan komponen penting dalam sepeda motor. Namun, seiring waktu aki bisa melemah atau soak akibat penggunaan.

Jika aki sudah lemah, detikers akan kesulitan untuk menyalakan motor karena tidak ada aliran listrik. Salah satu solusinya adalah dengan mengganti aki soak dengan yang baru.

Meski sudah diganti, detikers perlu tahu tanda-tanda aki motor sudah lemah, sehingga tak perlu khawatir motor tiba-tiba mati saat di jalan. Apa saja ciri-ciri aki motor sudah lemah? Simak dalam artikel ini.


Tanda-tanda Aki Motor Lemah

Ada sejumlah tanda-tanda aki motor sudah lemah sehingga perlu diganti dengan yang baru. Dilansir situs Suzuki Indonesia, berikut ciri-cirinya:

1. Motor Sulit Dihidupkan

Tanda-tanda yang pertama adalah mesin motor sulit dihidupkan. Hal ini umum dialami banyak pengendara, terutama pada sepeda motor yang tidak digunakan dalam waktu cukup lama, sehingga daya aki sudah menurun.

2. Reaksi Starter yang Minim

Untuk menghidupkan sepeda motor bisa menggunakan starter. Namun, jika aki sudah lemah maka mesin motor tidak akan hidup meski sudah menekan starter berkali-kali.

Selain itu, jika motor distarter dan terdengar bunyi “klik”, itu tandanya aki tidak mampu menyediakan daya listrik yang cukup untuk mengoperasikan starter motor.

3. Suara Klakson Lemah

Untuk mengetahui apakah aki motor sudah lemah atau belum, kamu bisa mengeceknya dari suara klakson. Jika suara klakson terdengar kecil atau tidak nyaring, hal itu menandakan jika aki sudah soak dan perlu segera diganti.

4. Tampilan Speedometer Hilang

Saat ini, banyak sepeda motor keluaran terbaru yang telah mengusung speedometer digital. Apabila tampilan speedometer tiba-tiba redup atau mengalami malfungsi, bisa jadi disebabkan oleh aki yang lemah.

Sebab, aki soak tidak dapat memberikan daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan komponen elektronik motor, salah satunya speedometer. Maka dari itu, saat aki lemah akan mempengaruhi fungsi speedometer.

5. Lampu Motor Redup

Pada umumnya, lampu motor akan mengeluarkan cahaya yang terang saat motor dinyalakan. Namun jika aki sudah lemah, hal itu membuat lampu motor menjadi redup karena aki tidak dapat menyuplai daya listrik yang cukup untuk penerangan.

6. Tegangan Aki Berkurang

Ciri-ciri selanjutnya adalah tegangan aki berkurang. Biasanya, aki normal memiliki tegangan sekitar 12,3 volt sampai 12,6 volt ketika mesin dalam keadaan mati. Apabila mesin dalam kondisi menyala dan dikendarai, tegangan aki berada di sekitar 13,7 volt sampai 14,2 volt.

Jika ragu aki masih bagus atau sudah lemah, cobalah mengecek tegangan aki. Apabila tegangan aki berada di bawah 12 volt saat motor dihidupkan, hal itu bisa menandakan jika aki sudah lemah.

7. Tarikan Motor Terasa Berat

Untuk motor injeksi, apabila tarikan motor terasa berat, tidak responsif, atau terasa pelan saat akselerasi, itu bisa menandakan kalau aki sudah lemah sehingga tidak dapat menyuplai daya listrik yang cukup.

8. Usia Aki Lebih dari 2 Tahun

Pada umumnya, masa pakai aki motor rata-rata adalah dua tahun atau lebih. Jika sudah memasuki usia tersebut, maka kemungkinan aki tidak berfungsi secara optimal sehingga mengalami soak. Meski begitu, hal ini juga dipengaruhi oleh kualitas aki, kondisi pemakaian, dan cara merawatnya.

Penyebab Aki Motor Cepat Rusak

Sebagai pemilik kendaraan, detikers juga perlu mengetahui apa penyebab aki motor cepat rusak. Mengutip laman Astra Otoshop, berikut sejumlah penyebabnya.

1. Overcharging

Overcharging merupakan kondisi saat aki motor terisi daya melebihi kapasitas maksimalnya. Hal itu menyebabkan overcharging yang meliputi penggunaan charger tidak sesuai atau rusak, kelistrikan motor bermasalah, dan modifikasi motor yang mengakibatkan fungsi aki terganggu.

Overcharging aki akan berdampak buruk pada aki motor, mulai dari mengurangi keawetan aki, membuat aki cepat tekor atau kehilangan voltase, serta bisa merusak komponen motor lainnya.

2. Undercharging

Selain itu, undercharging juga dapat memuat aki motor cepat rusak. Kondisi ini membuat aki tidak memiliki daya yang cukup untuk menjalankan motor dan akhirnya menjadi tekor.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya undercharging, seperti spul atau kiprok yang rusak, penggunaan charger tidak sesuai, atau terdapat masalah pada sistem kelistrikan di sepeda motor.

Dampak dari aki undercharging bisa menyebabkan performa motor tidak optimal, daya tahan aki menurun, dan memicu terjadinya kerusakan pada komponen motor lainnya.

3. Korosi dan Kontaminasi

Korosi dapat terjadi saat asam sulfat dalam aki bereaksi dengan udara atau bahan lain. Sementara itu, kontaminasi terjadi saat partikel kotoran atau zat asing masuk ke dalam aki motor. Kondisi ini dapat terjadi karena aki sudah tua, adanya kebocoran asam sulfat, atau kurang perawatan.

4. Penggunaan Aki yang Tidak Tepat

Aki yang digunakan secara tidak tepat juga bisa memperpendek usia pakai aki itu sendiri. Hal tersebut meliputi jarangnya melakukan perawatan aki atau penggunaan komponen motor yang membutuhkan daya listrik besar, tapi tidak dilakukan pengisian ulang yang cukup.

Itu dia delapan tanda-tanda aki motor lemah atau sudah soak. Semoga artikel ini bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik Lebaran


Jakarta

Banyak masyarakat yang memilih mudik menggunakan mobil pribadi. Namun, ada banyak hal yang harus diperhitungkan sebelum berangkat mudik naik mobil, salah satunya konsumsi bahan bakar.

Bagi detikers yang menggunakan kendaraan konvensional, disarankan untuk menghitung konsumsi BBM saat perjalanan mudik. Hal ini dapat membantu menghitung berapa rata-rata konsumsi BBM dan uang yang dikeluarkan untuk membeli bensin.

Nah, ada dua cara mudah untuk menghitung konsumsi BBM selama perjalanan mudik. Bagaimana caranya? Simak dalam artikel ini.


Cara Menghitung Konsumsi BBM untuk Perjalanan Mudik

Mengutip laman Wuling Indonesia, setidaknya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menghitung konsumsi BBM, yakni dengan metode full to full dan pengukuran lewat Multi-Information Display (MID). Berikut penjelasannya:

1. Menghitung Konsumsi BBM Melalui MID

Mobil keluaran terbaru kini telah mengusung fitur Multi-Information Display (MID). Layar digital di dekat odometer ini berfungsi untuk memberikan informasi tambahan kepada pengemudi, salah satunya mengecek konsumsi bahan bakar.

Pengemudi dapat mengetahui konsumsi BBM secara otomatis berkat bantuan Electronic Control Unit (ECU) sesuai bensin yang disuplai oleh injektor. Untuk mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar, detikers bisa mengeceknya pada kolom average fuel consumption atau umumnya disingkat menjadi ‘AVG’.

2. Menghitung Konsumsi BBM Melalui Metode Full to Full

Untuk mobil yang tidak dilengkapi dengan MID, ada cara lain untuk menghitung konsumsi bahan bakar, yakni lewat metode full to full. Cara ini dilakukan dengan menghitung total jarak tempuh yang sudah dilalui, kemudian membaginya dengan jumlah bahan bakar yang telah diisi ulang.

Agar tidak bingung, simak rumus mengecek konsumsi bahan bakar lewat metode full to full berikut ini:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir.

Misalnya, Ahmad mengisi BBM untuk mobilnya sampai full tank. Saat mengisi bensin yang pertama, angka odometer yang tercatat di mobil adalah 2.000 kilometer. Setelah mengisi bensin, Ahmad kembali menggunakan mobil untuk perjalanan mudik.

Setelah melaju hingga kecepatan 60-100 Km/jam, Ahmad kembali mengisi BBM sampai penuh. Di tahap ini, Ahmad menghitung berapa liter bahan bakar yang diisi ke dalam tangki mobilnya, ternyata mencapai 20 liter.

Selain itu, Ahmad juga mencatat berapa kilometer jarak yang telah ditempuh setelah terakhir kali mengisi bensin. Ternyata, dia sudah menempuh jarak sejauh 200 Km, sehingga di odometer tercatat 2.200 km.

Kini, Ahmad tinggal menghitung konsumsi BBM berdasarkan rumus di atas. Perhitungannya sebagai berikut:

(Kilometer akhir – Kilometer awal) / BBM yang telah diisi = Hasil akhir
(2.200 – 2.000) / 20 = 10 Km/liter.

Jadi, konsumsi BBM mobil Ahmad setelah dihitung menggunakan metode full to full adalah 10 Km/liter.

Perhitungan Konsumsi BBM dapat Berbeda

Sebagai catatan, hasil perhitungan konsumsi BBM dapat berbeda-beda tergantung oleh berbagai faktor. Dilansir situs Daihatsu, berikut sejumlah penyebabnya:

1. Kapasitas Mesin

Perhitungan konsumsi BBM dapat berbeda-beda tergantung dari kapasitas mesin. Saat ini, ada banyak mobil yang memiliki kapasitas mesin yang beragam, mulai dari 1.5 L, 2.0 L, hingga 2.5 L. Kapasitas mesin yang berbeda juga menyebabkan jumlah konsumsi BBM yang tak sama.

2. Kompresi

Tak hanya kapasitas mesin, rasio kompresi juga berpengaruh terhadap perhitungan konsumsi BBM. Soalnya, efisiensi BBM selaras dengan rasio kompresi yang dimilikinya. Rasio bahan bakar yang tinggi dapat mengubah energi kimia ke energi mekanis yang jauh lebih besar.

3. Jenis BBM yang Digunakan

Menggunakan jenis BBM dengan oktan tinggi dinilai lebih irit bensin ketimbang BBM beroktan rendah. Namun, kamu juga harus menyesuaikan kembali dengan kompresi kendaraan masing-masing, apakah bisa menenggak bensin dengan oktan tinggi atau tidak.

4. Gaya Berkendara

Konsumsi BBM juga dipengaruhi oleh gaya berkendara. Misalnya saat menyetir mobil di perkotaan, maka gaya berkendara cenderung santai sehingga lebih irit bahan bakar.

Lain halnya jika mengendarai mobil ke luar kota dengan kecepatan tinggi atau melintasi banyak tanjakan. Hal ini membuat mesin mobil harus bekerja ekstra sehingga lebih boros bensin.

Demikian cara menghitung konsumsi BBM dengan mudah untuk perjalanan mudik. Semoga bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ingin Istirahat, tapi Rest Area Membludak saat Arus Balik? Ini Tipsnya


Jakarta

Jutaan pengendara diprediksi akan balik ke ibu kota untuk setelah melakukan tradisi mudik menyambut hari raya Idul Fitri 2025. Nah, bukan hal baru jika di rest area kerap terjadi antre panjang, bahkan tidak sedikit pengendara yang tidak bisa memasukinya karena terlalu penuh.

Untuk itu diharapkan pengendara lebih cermat dalam menghadapi situasi tersebut, agar bisa mengakalinya. Seperti tips yang disampaikan Auto2000. Penasaran, simak ulasannya berikut ini:

1. Pelajari Kebijakan Pemerintah

Pemerintah memprediksi puncak arus mudik Lebaran tahun ini akan terjadi pada 28-30 Maret 2025, sementara puncak arus balik pada 5-7 April 2025. Artinya, kalau waktu detikers lebih fleksibel, bisa menghindari tanggal tersebut karena dikhawatirkan rest area akan padat oleh pemudik.

Pemerintah juga akan mengeluarkan pengaturan arus lalu lintas. Seperti one way di jalan tol yang tahun lalu diterapkan di Jalan Tol Trans Jawa antara Jakarta hingga Semarang. Tahun ini, kebijakan tersebut bersama skema contraflow dan ganjil-genap akan kembali diterapkan. Pantau terus update-nya untuk kelancaran perjalanan.


2. Masukkan Rest Area Dalam Rencana Perjalanan

Masukkan rest area ke dalam rencana perjalanan dengan menyesuaikan kondisi kendaraan, bahan bakar, dan pengemudi. Dengan begitu, detikers sudah memperkirakan di rest area mana akan berhenti. Beberapa rest area menawarkan sarana hiburan seperti tempat wisata yang dapat dikunjungi bersama keluarga.

3. Persiapkan Kondisi Mobil

Mobil yang sehat membuat detikers tidak perlu khawatir sehingga tidak tergantung kepada rest area. Pastikan sudah mengecek kondisi ban hingga ban serep dan dongkrak, oli mesin dan transmisi, komponen kaki-kaki mobil, serta cairan pendukung mobil lainnya sebelum berangkat.

Solusi paling tepat adalah servis berkala di bengkel resmi seperti Auto2000 bagi pemilik mobil Toyota atau order layanan THS Auto2000 Home Service ke rumah. Tersedia program bengkel yang dapat dimanfaatkan untuk persiapan mudik Lebaran.Promo Kupon Servis Toyotadengan pilihan Kupon Ganti Oli atau Kupon General Check Up, danPaket SPONTAN(Siaga Kupon Perawatan) untuk mobil Toyota yang sudah tidak memiliki kuota free servis berkala.

4. Jaga Kondisi Fisik Pengemudi

Alangkah baiknya jika ada 2 pengemudi mobil supaya dapat bergantian setiap 2 jam sehingga tidak mengandalkan rest area untuk istirahat. Namun jika hanya mengemudi sendiri, pastikan detikers sudah tidur minimal selama 6 jam sebelum berangkat sebagai antisipasi jika tidak dapat masuk rest area.

5. Makanan dan Minuman Wajib Diperhatikan

Rest area menyediakan kebutuhan makan dan minum, namun di masa mudik Lebaran pengunjungnya dapat membeludak dan menyulitkan, bahkan untuk sekadar mencari tempat parkir. detikers bisa menyiapkan kebutuhan logistik penumpang sebelum perjalanan, khususnya kalau mengajak anak atau lansia.

6. Perhatikan Bahan Bakar

Isi penuh bensin sebelum masuk jalan tol dan gunakan data di MID untuk memperhitungkan penggunaan bahan bakar dalam perjalanan. Dengan begitu, detikers bisa memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk masuk ke rest area tanpa perlu khawatir kehabisan bensin.

7. Manajemen Perjalanan dengan Baik

Pemilihan waktu perjalanan memegang peran sangat penting, terutama untuk ruas tol Jakarta hingga Semarang. Biasanya, makin mendekati hari Lebaran, arus lalu lintas akan padat. Optimalkan aturan one way di jalan tol sehingga waktu perjalanan dapat dipangkas. Manfaatkan peta digital dan social media resmi untuk mengecek situasi lalu lintas terkini dan mencari rest area.

Kendaraan arus balik di tol Cikampek arah Jakarta semakin padat. Sejumlah pemudik memilih menepi di bahu jalan untuk istirahat imbas macet dan rest area penuh, Senin (15/4/2024)Ilustrasi – Kendaraan arus balik di tol Cikampek arah Jakarta semakin padat. Sejumlah pemudik memilih menepi di bahu jalan untuk istirahat imbas macet dan rest area penuh, Senin (15/4/2024) Foto: Rifkianto Nugroho

8. Dilarang Berhenti di Bahu Jalan Tol!

Kecuali darurat, jangan pernah berhenti di bahu jalan tol karena berisiko ditabrak dari belakang. Bagaimana kalau anak atau lansia tidak bisa menahan keinginan buang air kecil? Jika masih jauh dari rest area, tepikan mobil dan pastikan posisinya aman dengan memperhatikan garis marka jalan. Pasang rambu-rambu darurat seperti segitiga pengaman di belakang mobil dan nyalakan lampu hazard. Segera jalan begitu urusan selesai.

9. Manfaatkan Pom Bensin Dekat Exit Tol

detikers bisa memanfaatkan exit tol untuk mencari pom bensin di jalan raya terdekat dengan menggunakan aplikasi peta digital. Sambil isi bensin, detikers bisa leluasa beristirahat, ke kamar mandi, atau makan. Sempatkan tidur sekitar 30 menit kalau mengemudi sendiri, dan lanjutkan perjalanan ketika fisik sudah mulai bugar.

“Rest area merupakan kebutuhan penting pemudik sehingga menjadi memicu kemacetan panjang, bahkan sampai ditutup sementara. Karena itu, harus mempersiapkan mobil dengan baik supaya tidak tergantung rest area. Buat yang belum servis berkala atau mobilnya mengalami gangguan, bisa berkunjung ke Posko Siaga Auto2000 yang beroperasi 24 jam, sekaligus memberi waktu bagi penumpang untuk istirahat,” terang Chief Marketing Auto2000, Yagimin.

Posko Siaga Auto2000

Bagian dari komitmen Auto2000 dari tahun ke tahun, terdapat 8 Posko Siaga Auto2000 yang akan beroperasi selama 24 jam nonstop dan tersebar mulai dari Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur hingga Bali. Berikut daftar lengkap Posko Siaga Auto2000 yang beroperasi antara 27 Maret – 6 April 2025:

Sumatera

1. Palembang : Pondok pindang & Sambal seruit sarwana Jl. Sriwijaya No. 16 Karya Jaya, Palembang

2. Lampung : Rest Area 49 A Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar

Jawa-Bali

1.Serang : Tol Merak-Jakarta Rest Area KM 68B

2.Cikampek KM 57 : Tol Cikampek Rest Area KM 57

3.Cikampek KM 62 : Tol Cikampek Rest Area KM 62B

4.Cipali : Tol Cipali Rest Area KM 166A

5.Situbondo : Rest Area Utama Raya Jl. Raya Banyuglugur – Situbondo

6.Tabanan, Bali Warung Pantai, Jl. Raya Denpasar – Gilimanuk, Lalanglinggah, Kabupaten Tabanan

Posko Siaga Auto2000 sanggup melayani kebutuhan servis berkala, ganti oli, dan perbaikan kendaraan ringan dengan waktu pengerjaan di bawah 2 jam. Jika ternyata kerusakan mobil membutuhkan penanganan lebih lanjut atau masuk kategori Service berat, maka disarankan untuk dibawa ke bengkel Auto2000 terdekat.

(lth/lua)



Sumber : oto.detik.com