Tag Archives: detikjogja

Mengenal Hijabers 16 Tahun Asal Yogyakarta yang Tembus Piala Dunia Catur 2025

Jakarta

Sosok hijabers muda asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini sukses mencuri perhatian publik berkat prestasi luar biasa di dunia catur. Dialah Shafira Devi Herfesa, pecatur berbakat yang berhasil menembus ajang bergengsi Piala Dunia Catur 2025 yang akan digelar di Batumi, Georgia, pada Juli mendatang.

Shafira akan tampil di panggung dunia pada 5-29 Juli 2025, mewakili Indonesia dan DIY dalam kompetisi penuh gengsi itu. Ia menjadi pecatur pertama dari DIY yang berhasil melaju ke ajang Piala Dunia dan kini menargetkan pencapaian berikutnya yakni gelar Women Grandmaster (WGM).

Menjelang keberangkatannya, Shafira sempat berkunjung ke Kantor Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X. Didampingi pengurus Percasi DIY dan perwakilan KONI, Shafira menerima pesan khusus dari Wakil Gubernur agar menjaga kesehatan dan tetap tampil lepas saat bertanding.


Shafira Devi Herfesa asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhasil menembus ajang bergengsi Piala Dunia Catur 2025 yang akan digelar di Batumi, Georgia, pada Juli mendatang.Shafira Devi Herfesa asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhasil menembus ajang bergengsi Piala Dunia Catur 2025 yang akan digelar di Batumi, Georgia, pada Juli mendatang. Foto: Dok. Instagram @shafiradeviherfesa.

“Pesan Pak Wagub jaga kesehatan,” ujar pecatur 16 tahun itu saat ditemui di Kantor Gubernur Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (10/6/2025) dikutip dari detikJogja.

Meski usianya masih belia, Shafira menunjukkan kedewasaan dalam persiapan. Ia menjalani latihan intensif selama sebulan terakhir di Pelatnas Jakarta sebagai bagian dari upayanya tampil maksimal di Piala Dunia.

“Saya berlatih keras dan mohon doa serta dukungan dari semua pihak agar bisa tampil maksimal,” ujarnya dengan penuh semangat.

Pintu menuju Piala Dunia terbuka lebar setelah Shafira menorehkan kejutan besar di Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 di Ulaanbaatar, Mongolia. Meski hanya berstatus unggulan ke-20 dari puluhan peserta, ia tampil luar biasa, bahkan berhasil mengalahkan pecatur-pecatur unggulan, termasuk Grand Master asal Filipina yang menempati peringkat tiga besar.

Pecatur DIY Shafira Devi Herfesa di kantor Gubernur Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (10/6/2025).Pecatur DIY Shafira Devi Herfesa di kantor Gubernur Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (10/6/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja.

Tak ada yang menyangka pecatur asal Kabupaten Sleman ini bakal keluar sebagai juara. Namun, dengan strategi yang matang dan ketenangan luar biasa, Shafira justru membalikkan prediksi banyak pihak. Kemenangan ini tak hanya mengantar dirinya ke Piala Dunia, tapi juga memberinya gelar Master Internasional, sebuah pencapaian bersejarah untuk pecatur asal DIY itu.

“Belum ada pecatur DIY yang pernah lolos Piala Dunia sebelumnya. Shafira ini yang pertama. Gelar Master Internasional yang disandang Shafira juga yang pertama untuk DIY,” ungkap Jumariyanto, Sekretaris Umum Pengda Percasi DIY.

“Nah pada kejuaraan catur ini Shafira itu cuma unggulan ke-20, tapi dalam perjalanannya dia berhasil mengalahkan lawan-lawannya termasuk Grand Master asal Filipina yang unggulan ketiga,” jelas Jumariyanto.

Tiket ke Piala Dunia benar-benar diraih melalui perjuangan dramatis. Di babak terakhir, Shafira menghadapi lawan tangguh, yakni pemuncak klasemen asal Mongolia, Women Grand Master Turmunkh Munkhzul (rating 2301). Dalam pertandingan penuh tekanan, ia berhasil menang dan mengunci tiket ke Batumi.

Pecatur asal Sleman, Shafira Herfesa Devi.Pecatur asal Sleman, Shafira Herfesa Devi. Foto: Dok Pribadi Shafira.

Lebih dari sekadar torehan prestasi, Shafira menjadi inspirasi nyata bagi hijabers muda dan generasi muda Indonesia. Ia membuktikan bahwa hijab bukanlah batasan untuk berkarya dan berprestasi, bahkan di dunia catur yang dikenal penuh tekanan dan persaingan ketat.

Kini, Shafira bersiap mengejar target berikutnya untuk mendapatkan gelar Women Grandmaster, pencapaian bergengsi di dunia catur wanita.
Dengan segudang prestasi dan sikap rendah hati yang ditunjukkannya, Shafira Devi Herfesa telah membuktikan bahwa hijabers muda pun bisa mencetak sejarah dan menjadi inspirasi, tak hanya lewat penampilan, tapi juga melalui dedikasi, kerja keras, dan karakter kuat.

(gaf/kik)



Sumber : wolipop.detik.com

Larangan Study Tour, Kunjungan Wisata ke Bantul Turun Drastis



Bantul

Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul mencatat penurunan kunjungan wisata yang cukup drastis selama liburan sekolah dibanding tahun lalu. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena beberapa daerah melarang study tour.

Sub Koordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi, mengatakan bahwa selama liburan sekolah mulai 21 Juni-13 Juli tercatat ada 215.624 orang yang berkunjung ke Bumi Projotamansari. Di mana rata-rata kunjungan wisata selama liburan itu 9.375 orang.

“Dari 215.624 itu paling banyak ke Pantai Parangtritis dengan jumlah 188.968 orang,” katanya.


Namun, Markus menyebut jumlah kunjungan wisata saat liburan sekolah tahun ini turun signifikan dari liburan sekolah tahun 2024. Bahkan, penurunan itu mencapai hampir 30 ribu kunjungan wisata.

“Kalau dibandingkan dengan liburan sekolah tahun lalu ya menurun. Karena liburan wisata tahun lalu itu sampai 244.763 dengan rata-rata kunjungan per hari 10.642 orang,” ujarnya.

Markus menilai pemberlakuan larangan study tour di beberapa daerah turut jadi factor penurunan ini. Padahal, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya Kabupaten Bantul merupakan salah satu tujuan utama wisata saat musim liburan.

“Penyebab turunnya kunjungan wisata saat liburan sekolah saya kira karena larangan study tour di beberapa daerah,” ucapnya.

Di sisi lain, apabila situasi tidak berubah, Markus mengaku pesimis mencapai target pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata. Mengingat tahun ini target PAD sektor pariwisata menyentuh angka Rp 49 miliar.

“Ya cukup berat (capai target PAD). Karena sampai Juni saja jumlah pengunjung baru 981.236 dengan pendapatan Rp 14.205.472.500, atau baru 28,98% dari target PAD tahun 2025,” katanya.

Artikel ini sudah tayang di detikJogja. Klik di sini untuk membaca selengkapnya.

(afn/ddn)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Wisata Dadakan di Kulon Progo, Lihat Atraksi Layangan Naga



Kulon Progo

Area persawahan di Galur, Kulon Progo, kini jadi destinasi wisata baru. Warga atau traveler bisa menikmati kuliner lokal sambil menyaksikan atraksi layangan naga setiap akhir pekan.

Lokasi persawahan ini berdekatan dengan calon jembatan baru Pandansimo. Spot baru ini terletak di sisi barat Jembatan Pandansimo atau masuk wilayah Banaran, Galur, Kulon Progo. Setiap akhir pekan, area persawahan yang dibelah oleh Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) ini mendadak ramai jadi mirip seperti pasar tumpah.

Terdapat lebih dari 50 lapak UMKM yang berjejer rapi di sepanjang jalur tersebut. Mereka menawarkan pelbagai kuliner murah meriah, seperti sempol, jus, es teh, dan sebagainya.


Sembari menikmati jajanan, pengunjung bisa menyaksikan atraksi layangan naga yang diterbangkan oleh warga sekitar. Ukuran layangan bervariasi, mulai dari versi mini hingga yang paling besar dapat dilihat di sini.

“Di sini sekarang memang ramai terus, bahkan kemarin pas ada isu Jembatan Pandansimo mau dibuka untuk umum banyak yang berbondong-bondong ke sini, sampai jalannya macet,” ucap warga sekitar, Bendil, saat ditemui di lokasi.

Bendil mengatakan kehadiran calon jembatan baru Pandansimo menjadi salah satu alasan kenapa lokasi ini bisa ramai. Menurutnya banyak masyarakat dari luar Galur yang penasaran dengan kondisi terkini jembatan itu.

“Daya tariknya jembatan Pandansimo ini memang kuat, banyak yang pengin lihat kondisinya, karena penasaran sama desain jembatan yang memang terlihat bagus itu,” ujarnya.

Hal itu pula yang membuat banyak pelaku UMKM tertarik membuka lapak dagangan di sini. Termasuk halnya Bendil yang sejak sepekan terakhir bikin kedai yang menawarkan es inovasi bernama Es Kobar. Minuman ini terbuat dari campuran kelapa muda, potongan buah nangka, gula jawa cair, kolang kaling, cincau dan creamer kental manis. Rasanya manis dan ada sedikit sensasi gurih.

Artikel ini sudah tayang di detikJogja. Klik di sini untuk membaca selengkapnya.

(rih/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Penampakan Sawah Seribu Bendera di Kulon Progo



Kulon Progo

Menyambut HUT RI ke-80, warga Kulon Progo mengibarkan seribu bendera sang merah putih di area persawahan. Sawah Seribu Bendera itu pun menyita perhatian warga.

Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan ke-80 RI. Salah satunya menciptakan Sawah seribu bendera di Kulon Progo.

Area persawahan yang dipenuhi dengan ribuan bendera merah putih itu terletak di Dusun Dobangsan, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kulon Progo.


Julukan ini muncul karena banyaknya bendera merah putih yang berkibar di lokasi tersebut. Bendera itu terpasang rapi di sepanjang jalan kampung yang membelah persawahan dari Jalan Pahlawan menuju permukiman penduduk Dobangsan.

Saat melintasi jalan sepanjang 500 meter ini menggunakan kendaraan bermotor, kita seakan berada di dalam lorong yang sekelilingnya terbungkus warna merah dan putih.

Ilusi ini terjadi karena pemasangan bendera berdekatan dengan jarak antar tiang kurang dari 1,5 meter. Hal ini membuat area persawahan Dobangsan jadi daya tarik wisata baru.

Setiap sore hari, area persawahan ini ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ingin mengabadikan gambar. Mereka asyik foto-foto dengan latar Sawah Seribu Bendera.

Suasana area sawah yang terpasang ribuan bendera merah putih di Dobangsan, Giripeni, Wates, Kulon Progo, Kamis (7/8/2025)Sawah Seribu Bendera di Kulon Progo Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Dukuh Dobangsan, Teguh Supriyono, mengatakan pemasangan bendera di area persawahan Dobangsan merupakan program rutin yang diinisiasi oleh warganya sendiri. Program yang diberi nama memasang 1.000 bendera ini sudah dilakukan sejak awal Agustus 2025 lalu.

“Untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 80 di Dobangsan, rutinitas tiap tahun itu ada program memasang 1.000 bendera, utamanya di jalan turi (lokasi pemasangan bendera),” ucapnya saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (7/8).

Tujuan Membuat Sawah Seribu Bendera

Teguh mengatakan program 1.000 bendera di Dobangsan bertujuan untuk mengenang jasa pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Di samping itu juga jadi ajang penguat nasionalisme dan solidaritas antarwarga.

“Tujuan pertama buat mengenang jasa pahlawan yang telah membela dan membuat bangsa Indonesia merdeka. Sekaligus menanamkan cinta nasionalisme kepada semua warga yang ada di Dobangsan. Dengan menanamkan rasa nasionalisme itu nantinya untuk kegotongroyongan dan kerukunan warga di Dobangsan terjaga, jadi program apa pun yang akan dilakukan di Dobangsan warga akan mendukung,” ujarnya.

Teguh mengatakan anggaran pemasangan 1.000 bendera mencapai lebih dari Rp 5 juta. Uang tersebut diperoleh dari swadaya masyarakat dan iuran rutin setiap RT.

“Anggarannya dari swadaya masyarakat. Jadi setiap tahunnya di Dobangsan, per RT menyetorkan uang. Kemudian untuk bendera dan lain-lainnya itu bisa sampai Rp 5-7 jutaan. Sedangkan bambu swadaya dari warga,” jelasnya.

Selain memasang bendera, warga Dobangsan khususnya yang tinggal di wilayah RT 20 juga punya kreativitas lain untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Mereka memasang sejumlah maskot bergambar tokoh pahlawan di sepanjang jalan kampung.

“Kalau di sepanjang jalan RT 20 sudah terpasang 100 bendera disertai dengan tokoh-tokoh pahlawan yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan RI, ada Sukarno, Hatta, Imam Bonjol yang dipasang di sepanjang jalan,” ucap Ketua RT 20 Dobangsan, Ariyanton.

Ariyanton berharap kegiatan ini bisa memacu jiwa nasionalisme masyarakat terutama bagi warga Dobangsan. Di samping itu juga jadi media pemersatu warga karena proses pemasangannya dilakukan secara gotong royong.

“Dengan cara ini kami ingin agar jiwa nasionalisme warga semakin kuat sehingga momen kemerdekaan bisa benar-benar terasa,” ujarnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Jembatan Pandansimo, Ikon Wisata Baru Jogja Siap Menyambut Traveler



Kulon Progo

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya ikon wisata baru, jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kulon Progo dengan Bantul. Uji coba jembatan dilangsungkan Senin (29/9/2025). Pembukaan jembatan dilakukan dari sisi barat atau masuk wilayah Kulon Progo.

Sebagai informasi, jembatan Pandansimo jadi akses vital penghubung Kulon Progo-Bantul lewat jalur jalan lintas selatan atau JJLS. Jembatan ini jadi yang terpanjang di DIY dengan total mencapai 1,9 km.

Jembatan ini juga jadi ikon wisata karena dirancang dengan ornamen budaya lokal seperti gunungan pewayangan dan motif batik.


“Ya untuk pembukaan besok dilakukan dari sisi barat atau Kulon Progo, selanjutnya dari sisi timur atau wilayah Bantul,” ucap Kasatlantas Polres Kulon Progo, AKP Priya Tri Handaya, saat dimintai konfirmasi wartawan, Minggu (28/9/2025).

Priya mengatakan proses uji coba tersebut berlangsung hingga Sabtu (4/10/2025). Waktu uji coba pada Senin mulai pukul 09.00-18.00 WIB. Adapun waktu uji coba pada Selasa sampai Sabtu yaitu pukul 06.00-18.00 WIB.

Jembatan Pandansimo Bantul. Foto diunggah Selasa (2/9/2025).Jembatan Pandansimo Bantul. Foto diunggah Selasa (2/9/2025). Foto: dok. Pemkab Bantul

“Selama proses uji coba akan dilakukan patroli oleh petugas di lapangan. Hasil uji coba ini juga jadi bahan evaluasi sebelum akhirnya jembatan bisa difungsikan penuh,” ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Didik Wijanarto mengatakan uji coba berlaku untuk dua jalur jembatan Pandansimo. Dalam uji coba tersebut juga dilakukan pemasangan banner larangan berjualan demi keselamatan bersama.

“Ya nanti juga ada pemasangan banner di Plaza jembatan, yang intinya melarang aktivitas berjualan di sekitar situ,” ucapnya.

Artikel ini sudah tayang di detikJogja, baca selengkapnya di sini.

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Keris Naga Siluman Itu Bakal Pulang Kampung dari Belanda ke Indonesia



Jogja

Keris Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro kabarnya bakal segera pulang kampung dari Belanda ke Indonesia.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyebut keris pusaka tersebut bersama dengan ribuan artefak lainnya bakal dipulangkan ke Indonesia dari negeri Kincir Angin.

“Kita dengan menerima artefak-artefak penting, fosil, dan kita juga terus melakukan repatriasi benda-benda bersejarah kita, termasuk keris-keris dari tokoh-tokoh pahlawan nasional kita, ada keris Teuku Umar nanti yang rencananya akan kembali, keris dari Diponegoro yang Naga Siluman masih ada di sana,” ujar Fadli Zon kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025), dikutip dari detikNews.


“Kemudian, keris Sultan… keris Sultan Madura, dan banyak lagi keris-keris bersejarah, dan juga perangkat yang waktu itu disita oleh Belanda di dalam sejumlah peperangan, itu akan kita minta kembali sudah ada daftarnya yang sudah dibicarakan memang ada provenance research,” imbuhnya.

Fadli Zon menjelaskan, pemulangan sejumlah benda bersejarah tersebut akan dilakukan secara bertahap.

“Jadi ada research yang sedang berlangsung, nanti secara bertahap ini akan kembali juga ke Indonesia,” katanya.

Usai dipulangkan, Fadli Zon menyebut benda-benda tersebut bakal dipajang di Museum Nasional Indonesia.

“Rencananya akan kita ekshibit di Museum Nasional,” kata Fadli Zon kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025).

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melawat ke Belanda dan terjadi kesepakatan terkait 30 ribu fosil hingga artefak Jawa akan dikembalikan ke Indonesia. Fosil tersebut di antaranya merupakan fosil Manusia Jawa yang dibawa Belanda saat masa penjajahan.

Saat melawat ke Negara Kincir Angin itu, Prabowo bertemu dengan Raja Belanda Willem-Alexander di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda. Usai pertemuan tersebut, Kerajaan Belanda pun bakal mengembalikan sejumlah benda bersejarah itu ke Indonesia.

“Presiden Prabowo bersama Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima berdiskusi mengenai berbagai isu penting, termasuk penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang strategis,” ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam akun Instagram Sekretariat Kabinet, Jumat (26/9).

30 Ribu Artefak Bersejarah Dipulangkan ke RI

“Salah satu agenda penting yang dibahas adalah komitmen Pemerintah Belanda untuk melakukan proses pengembalian 30 ribu benda dan artefak Jawa bersejarah milik Indonesia,” lanjut Teddy.

Dilansir DW, Sabtu (27/9), Belanda membuat pengumuman pada Jumat (26/9) terkait pengembalian koleksi ribuan fosil ke Indonesia.

Terdapat 28 ribu lebih fosil yang terdiri dari sejumlah tulang Manusia Jawa. Manusia Jawa merupakan Homo Erectus yang merupakan pendahulu dari Homo Sapiens.

“Atas permintaan Indonesia, Belanda akan mengembalikan lebih dari 28 ribu fosil dari koleksi Dubois,” kata pemerintah Belanda.

Fosil dari Koleksi Dubois itu merupakan penamaan dari antropolog Belanda Eugene Dubois. Fosil-fosil tersebut diekstraksi oleh Dubois dari Indonesia pada 1891 kala masih dijajah Belanda.

Manusia Jawa yang merupakan Koleksi Dubois itu dianggap sebagai fosil pertama yang menguak hubungan kera dan manusia. Penamaan Manusia Jawa itu lantaran ditemukan di Pulau Jawa.

“Koleksi ini merupakan sumber daya penting dalam penelitian evolusi manusia,” kata pemerintah Belanda.

Keris Pangeran Diponegoro Pernah Diragukan Keasliannya

Pada 2020 silam, pemerintah Belanda juga pernah mengembalikan sebilah keris yang diyakini sebagai keris Kiai Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro. Namun ternyata keris tersebut memiliki dhapur atau rancang bangun nagasasra, bukan naga siluman. Polemik soal keaslian pun muncul.

Soal keaslian keris Pangeran Diponegoro itu dipersoalkan oleh keturunannya.

“Kalau kita bicara dhapur, keris yang dikembalikan oleh Belanda itu bukan ber-dhapur naga siluman. Itu dhapur-nya adalah nagasasra kamarogan (keris dhapur nagasasra yang dilapisi hiasan emas),” papar keturunan ketujuh Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo, kepada detikcom, dalam wawancara 2020 lalu.

Namun, Roni tidak memastikan bahwa keris yang dikembalikan tersebut bukan keris milik Diponegoro. Sebab bisa jadi, nama keris naga siluman sebagai milik Diponegoro selama ini tidak merujuk pada dhapur, tapi sebutan.

Dalam tradisi Jawa, memang ada kebiasaan menamai benda-benda khusus dengan nama dan bahkan gelar sesuai kemauan pemiliknya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Tak Masuk Cagar Budaya, Kondisi Rumah Eks Bupati Gunungkidul Makin Terbengkalai



Gunungkidul

Rumah eks Bupati Gunungkidul ke-18, Prawiro Suwignyo kondisinya sangat terbengkalai. Bangunan itu belum termasuk dalam bangunan cagar budaya.

Dinas Kebudayaan (Disbud) atau Kundha Kabudayan Kabupaten Gunungkidul menyebut rumah bersejarah yang berada di tengah kebun jati itu belum termasuk dalam daftar cagar budaya. Disbud mengungkap data primer terkait rumah tersebut masih minim.

“Belum (masuk cagar budaya), rumah itu baru terdaftar sebagai potensi objek diduga cagar budaya,” kata Kepala Kundha Kabudayan Gunungkidul, Agus Mantara, Jumat (26/9).


Agus mengungkapkan, dua tahun lalu Disbud pernah melakukan kajian awal guna mengumpulkan data-data terkait rumah tersebut. Akan tetapi, semua itu terhenti karena minimnya data yang diperoleh.

“Pernah kami tugaskan rekan untuk melakukan kajian awal, untuk mendapatkan data-data awal. Kemudian, karena ada beberapa data yang masih mentok maka belum bisa kami tindak lanjuti untuk proses selanjutnya,” ujarnya.

Agus menyebut, pihaknya masih kesulitan mendapatkan data primer. Padahal kajian itu sangat memerlukan data primer hingga sekunder yang nantinya menjadi acuan dalam penentuan cagar budaya.

“Data primer yang kami butuhkan belum ketemu. Karena dalam kajian itu kami perlu data primer, data sekunder dan selanjutnya kami komparasi dengan standar-standar penulisan sejarah yang menjadi dasar atau acuan untuk kajian bangunan warisan itu menjadi cagar budaya,” ucapnya.

Terlebih, saat ini rumah tersebut tidak berpenghuni dan sulit untuk mencari data dari keluarga Prawiro Suwignyo.

“Apalagi selama ini tidak ada penghuninya dan itu salah satu kendala data primer yang kami butuhkan. Sebenarnya itu kan punya calon Wakil Bupati, tapi kami mencari beliau juga belum bisa ketemu untuk wawancara, mencari data. Karena sejarah itu harus data dan fakta, tidak boleh legenda,” katanya.

Akan tetapi, Agus memastikan bahwa Disbud Gunungkidul tetap berupaya untuk melakukan kajian terhadap rumah tua tersebut. Di mana nantinya akan menjadi cagar budaya.

“Tapi masih tetap menjadi daftar urutan kajian objek diduga cagar budaya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, rumah Bupati ke-18 Gunungkidul, Prawiro Suwignyo di Pati, Genjahan, Ponjong yang sempat viral karena berada di tengah kebun jati, kondisinya semakin terbengkalai.

Bahkan, bagian atap depan rumah rusak akibat tertimpa pohon jati berukuran cukup besar. Sedangkan, dinding sisi barat rumah yang terbuat dari kayu tampak roboh, sehingga orang bisa langsung melihat isi dalam tumah tersebut.

Selanjutnya, untuk dinding sisi timur rumah masih berdiri meski kondisinya sudah lapuk. Tampak pula bagian dalam rumah terdapat banyak tumpukan kayu. Selain itu, beberapa kursi hingga meja masih berada di rumah tersebut.

——–

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kisah Pengkhianat Mataram, Makamnya Diinjak-injak Orang Setiap Hari



Bantul

Serangan Sultan Agung ke Batavia pada 1629 gagal akibat ulah pengkhianat. Kini makam sang pengkhianat itu diinjak-injak orang setiap hari.

Saat itu, VOC berhasil membakar lumbung padi dan persediaan makanan Mataram. Konon, ada peran pengkhianat di tubuh Mataram yang membocorkan serangan tersebut, termasuk lokasi lumbung pangan yang sudah disiapkan oleh Sultan Agung.

Pengkhianat itu bernama Tumenggung Endranata. Dia mendapatkan hukuman yang sangat tragis akibat perbuatannya. Dia menerima hukuman mati.


Tak cuma itu, jasadnya dikubur di anak tangga menuju kompleks makam raja-raja Mataram di Imogiri. Praktis, tiap peziarah di makam Raja Mataram akan menginjak kubur pengkhianat tersebut.

Pantauan di lokasi, tampak anak tangga di pintu utama kompleks makam Raja-raja Mataram atau yang dikenal masyarakat dengan pasarean pajimatan berbentuk presisi dan memiliki sudut. Menyusuri anak tangga hingga ke lokasi makam Sultan Agung tampak ada satu anak tangga yang aneh.

Anak tangga itu tampak berekuk-lekuk seperti bekas pijakan dan tidak memiliki sudut seperti anak tangga lainnya. Sedangkan permukaan anak tangga itu cenderung halus ketimbang anak tangga lainnya.

Bupati Pasarean Pajimatan, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rekso Kusumo menjelaskan, bahwa anak tangga itu memang sengaja dibuat berbeda. Pasalnya di bawah anak tangga itu terkubur tubuh seorang pengkhianat Kerajaan Mataram.

“Itu beda karena (tempat terkuburnya) pengkhianat Sultan Agung. Jadi saat dulu (Kerajaan Mataram) menyerang Batavia dia membocorkan lumbung-lumbung,” katanya di Imogiri, Bantul, Minggu (5/10/2025).

Rekso melanjutkan, pengkhianat itu menjadi pembisik Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC terkait rencana penyerbuan Sultan Agung ke Batavia.

Selain itu, pengkhianat tersebut juga memberitahu VOC tentang keberadaan lumbung pangan milik tentara Mataram.

“Pengkhianatnya Sultan Agung itu namanya Tumenggung Endranata,” ujarnya.

Dijatuhi Hukuman Mati, Jasad Dibagi 3

Lebih lanjut, akibat berkhianat terhadap Kerajaan Mataram Endranata dijatuhi hukuman mati. Bahkan, Resko mengungkapkan bahwa jasad Endranata terbagi menjadi tiga bagian dan semua dikubur di sekitar anak tangga tersebut.

“Lalu dimutilasi. Jadi badannya di situ (anak tangga), kepalanya di tengah gapura (gapura masuk makam Sultan Agung) dan kakinya di dekat kolam (kolam di dekat anak tangga menuju makam Sultan Agung),” ucapnya.

Sedangkan perbedaan anak tangga tempat tubuh Endranata terkubur dengan anak tangga lainnya, Rekso menyebut karena sebagai penanda agar sengaja diinjak-injak.

Menurutnya, semua itu sebagai pengingat jika mengkhianati Kerajaan Mataram maka hukumannya akan kejam seperti itu.

“Memang seperti itu (bentuk anak tangganya) supaya yang ziarah itu menginjak-injak, karena itulah pengkhianatnya Jogja,” katanya.

Menyoal apa yang membuat Endranata nekat mengkhianati Kerajaan Mataram, Rekso mengatakan karena terlalu dekat dengan VOC. Di sisi lain, Endranata juga mendapatkan banyak uang dari VOV.

“Dia itu dekat dengan Londo (Belanda), ya mungkin karena upetinya lebih besar saat itu,” ujarnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Ada Kampung Alien di Kulon Progo, Dijaga Patung Alien 3 Meter!



Kulon Progo

Di Kulon Progo, ada satu tempat wisata yang disebut Kampung Alien. Diresmikan sejak 2023, traveler bisa belajar soal dunia antariksa di sini.

Kampung Alien terletak di tengah permukiman penduduk wilayah Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo. Dari pusat Kota Jogja, jarak yang ditempuh untuk bisa sampai ke sini berkisar 20 km atau setengah jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.

Sesampainya di Kampung Alien, traveler akan disambut oleh dua patung alien yang tingginya mencapai lebih dari 3 meter. Selain itu, juga ada replika pelatihan simulasi hidup di Planet Mars dengan bentuk bulat menyerupai bola sepak dan empat tiang penyangga sebagai kakinya.


Kampung Alien didirikan sebagai wahana untuk siapapun yang ingin belajar tentang dunia astronomi. Mulai dari komunitas pegiat antariksa, ilmuwan, hingga pelajar dapat mengakses tempat ini untuk keperluan pendidikan.

Di momen-momen tertentu, Kampung Alien juga jadi lokasi untuk mengamati fenomena alam seperti gerhana bulan sampai pergerakan rasi bintang. Bisa juga untuk mengamati benda-benda langit, termasuk unidentified flying object atau biasa disebut UFO.

Pendiri Indonesia Space Science Society (ISSS) sekaligus penggagas Kampung Alien, Venzha Christ, mengatakan sejak pertama kali beroperasi dua tahun lalu, Kampung Alien sudah banyak melakukan berbagai kegiatan yang bersinggungan dengan dunia astronomi.

Salah satunya kehadiran progam bernama Space Science Club atau kelas astronomi gratis bagi warga dan pelajar di wilayah Nanggulan.

“Nah 2024 bertepatan dengan Festival UFO, kita menginisiasi untuk mengundang semua kepala sekolah yang ada di Nanggulan dari SMP-SMA untuk datang memperkenalkan diri, terus dibuat kegiatan-kegiatan masyarakat, pelajaran atau mengambil kolaborasi, misalnya pendidikan tentang astronomi gratis, atau kelas astronomi gratis yang namanya Space Science Club,” ucap Venzha lewat sambungan telepon, Rabu (8/10/2025).

Kampung Alien di Nanggulan, Kulon Progo. Foto diunggah Senin (24/7/2023).Kampung Alien di Nanggulan, Kulon Progo Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Space Science Club ini bertujuan untuk memperkenalkan ilmu astronomi dan sains antariksa kepada masyarakat luas, serta menghadirkan kesadaran kosmologis sebagai manusia yang hidup dan tinggal di Planet Bumi agar selalu peduli tentang alam dan lingkungannya.

Salah satu contoh program yang dilakukan adalah lokakarya tentang Space Food dan Space Farming untuk anak-anak. Para pengunjung biasa datang ke sini buat ikut workshop maupun proyek khusus yang berkaitan dengan hal tersebut.

Kampung Alien juga jadi tempat berkumpulnya pegiat ilmu astronomi yang tak hanya berasal dari Indonesia tapi juga mancanegara.

“Kemudian ada beberapa tamu dari luar Indonesia juga yang mengadakan project di sana, terus selama setahun terakhir ini juga ada beberapa kegiatan astronomi, UFO camp, terus ada workshop, pameran, ya lumayan banyak,” ujarnya.

Aneka Fasilitas di Kampung Alien

Venzha mengatakan kian banyaknya kegiatan membuat fasilitas di Kampung Alien terus ditambah. Penambahan paling kentara yaitu kehadiran area kemping, fasilitas ruang menginap, patung alien baru dan replika wahana untuk simulasi hidup di Mars.

“Ada, yaitu ada tempat untuk camping, terus ada rumah yang sudah kita bangun untuk residensi jadi orang bisa menginap di situ, terus ada penambahan alien jadi 2. Terus ada prototipe V-Mars namanya (analog pelatihan simulasi hidup),” ucapnya.

Soal replika VMARS, singkatan dari v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station, Venzha menyebut jika itu tidak hanya sebatas hiasan semata. Nantinya replika ini jadi wadah simulasi hidup di Mars.

Penampakan Kampung Alien Kulon Progo dilihat dari dalam, Rabu (8/10/2025).Penampakan Kampung Alien Kulon Progo Foto: dok. Pengelola Kampung Alien

“Nanti itu bisa ditempati, jadi simulasi hidup di Planet Mars, tapi sekarang masih bertahap, untuk sementara baru luarnya yang dibangun. Terus nanti kita akan membangun dalamnya, terus nanti bisa buat kelas-kelas untuk masyarakat,” ujarnya.

Venzha mengatakan Kampung Alien akan terus dikembangkan tidak hanya sebatas wadah belajar astronomi, tapi juga ke hal-hal lain yang bermanfaat untuk wilayah Nanggulan.

“Harapannya supaya environment atau ekosistem yang ada di Nanggulan bisa tergabung dan semua itu bisa terhubung. Karena kesan sekarang masih sendiri-sendiri, ada wisata sawah mlaku dewe, angkringan mlaku dewe, kafe mlaku dewe, vila mlaku dewe, jadi masih belum terasa ekosistemnya supaya daerah Nanggulan bisa jadi semacam bukan sebatas daerah dodolan. Ini bisa ada ruang ruang publik, ruang komunitas yang aware juga terhadap perkembangan pendidikan, khususnya seni dan teknologi,” harapnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Benarkah Harimau Takut Kucing? Ini Penjelasannya



Jakarta

Unggahan di media sosial kerap memperlihatkan kucing yang sangat berani, bahkan kepada harimau. Induk kucing tak segan menggeram pada harimau yang terlihat hendak mengganggu anak dan sarangnya. Padahal hariamu berukuran lebih besar daripada kucing.

Dikutip dari detikJogja, ternyata tidak ada bukti harimau takut kucing. Selain badan lebih besar, harimau juga memiliki punya beberapa kemampuan yang tidak ada di kucing. Misal kemampuan berenang di danau atai kubangan lain hanya untuk bermain-main.

Dalam buku Mengenal Nama 100 Ikan Air Tawar & Air Laut karya Aifa Syah, tinggi harimau dewasa bisa mencapai 3 meter dengan bobot 300 kg. Harimau juga bisa lari dengan kecepatan mencapai 60 km/jam. Artinya, harimau bisa dengan tepat dan cepat memburu mangsanya.


Meski bukan kucing, laman NDTV menjelaskan ada beberapa hewan yang ternyata memang ditakuti harimau. Hewan tersebut adalah jaguar dengan kemampuan nyaris sama dan bisa membunuh mangsa hanya dengan satu gigitan dan luwak madu yang dikenal berani serta agresig.

Hewan lainnya adalah gorila dengan tubuh sangat besar, tenaga kuar, dan pelindung bagi kawanannya dan buaya dengan kemampuan kamuflase plus energi besar untuk menyeret mangsa ke air sebelum membununya. Selain itu ada kuda nil dengan rahang sanga kuat dan agresif untuk melindungi kawan sekelompoknya.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com