Tag Archives: dorong

5 Cara Ngerem Motor Matic di Turunan, Pahami Biar Nggak Nyelonong


Jakarta

Cara mengerem motor matic di turunan tak bisa asal. Pahami cara ngerem motor matic di turunan biar nggak nyelonong.

Mengendarai motor matic cenderung lebih mudah. Pengendalian seluruhnya hanya ada pada tangan kiri dan kanan. Meski begitu, kamu tetap harus memahami teknik-teknik berkendara motor matic.


Khususnya saat melintasi turunan, salah-salah bisa jadi motor nyelonong dan berujung celaka. Berikut ini teknik berkendara motor matic di turunan yang dipahami agar tetap aman, dikutip dari laman Suzuki Indonesia.

Cara Ngerem Motor Matic di Turunan

1. Rem Berfungsi dengan Baik

Sebelum melakukan perjalanan, pastikan motor dalam kondisi baik. Cek kondisi rem apakah dapat berfungsi dengan baik dan pastikan tidak ada bagian yang aus atau rusak. Periksa juga kondisi cairan rem. Bila cairan rem terlalu sedikit, maka tambahkan sesuai dengan anjuran.

2. Tak Perlu Ngebut

Saat melintas di turunan, pastikan kecepatan motor tak melebihi ambang batas. Tak perlu ngebut-ngebut saat melintas diturunan agar kondisi motor tetap stabil. Perlu diingat juga agar tidak langsung mengosongkan gas saat melintas di turunan. Jadi saat melintas di turunan tajam, hanya perlu mengurangi kecepatan.

3. Posisi Jari di Masing-masing tuas Rem

Posisikan empat jari tangan kanan dan kiri di masing-masing tuas rem. Ingat, ketika mengerem di jalanan yang turun keempat jari (kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) harus selalu siaga di handle rem.

Sementara itu, jari jempol harus selalu siap di grip gas untuk mengatur laju gas motor matic. Cengkeram tuas rem secukupnya, jangan terlalu dalam agar rem tidak terlalu mencengkeram yang malah bisa membuat motor kehilangan kestabilannya.

4. Prioritas Gunakan Rem Depan

Saat melewati jalan menurun, prioritaskan untuk menggunakan rem depan. rem depan dapat menahan daya dorong motor ke depan. Saat melintasi jalanan menurun, daya dorong motor ke depan lebih besar. Jadi dibutuhkan rem depan untuk menahan laju motor.

Ketika dalam jalanan menurun panjang, hindari untuk mengerem secara terus menerus dalam waktu lama. Hal ini bisa membuat perangkat rem motor menjadi panas dan mengakibatkan kekuatan rem berkurang. Jika kamu merasakan kekuatan rem yang berkurang, sebaiknya berhenti sejenak untuk membiarkan suhu rem turun.

5. Pakai Kaki untuk Membantu Menjaga Keseimbangan

Gunakan kaki kanan untuk membantu menjaga keseimbangan motor saat melintasi turunan. Jadi saat kondisi lalu lintas padat kendaraan, kaki kanan bisa kita manfaatkan untuk menopang motor yang suka tidak suka harus sering berhenti.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Begini Cara Ngerem Motor Matic yang Benar agar Aman di Jalan


Jakarta

Mengendarai motor matic tak hanya sekadar menarik gas saja, tetapi juga harus paham bagaimana teknik pengereman yang benar. Sebab, masih ada pengendara motor matic yang salah dalam hal pengereman.

Perlu diingat, teknik mengerem yang salah berisiko menyebabkan kecelakaan. Apalagi jika detikers melewati jalanan yang menurun, risikonya lebih besar lagi.

Untuk itu, sebaiknya pahami bagaimana cara mengerem motor matic yang benar. Agar lebih paham, simak penjelasannya dalam artikel ini.


Cara Mengerem Motor Matic yang Benar

Dilansir situs Suzuki, cara mengerem motor matic yang benar adalah dengan menggunakan rem depan dan rem belakang secara bergantian. Jadi, gunakan rem belakang terlebih dahulu baru kemudian menggunakan rem depan.

Pengereman menggunakan kedua rem dapat mempercepat proses pengereman sekaligus membuat sepeda motor berhenti lebih stabil. Kombinasi rem depan dan belakang juga membuat tekanan rem terbagi secara merata, sehingga dapat menghindari terjadinya ban belakang terkunci dan mengalami selip. Selain itu, teknik pengereman ini juga membantu mencegah rem yang aus pada salah satu sisi saja.

Lalu, bagaimana jika motor matic melalui jalanan yang menurun? Cara mengerem yang benar adalah dengan menarik tuas rem depan. Teknik ini dapat menahan daya dorong motor ke depan karena saat melintasi jalanan menurun, daya dorong motor ke depan jauh lebih besar. Jadi, dibutuhkan rem depan untuk menahan laju motor.

Sedangkan saat melalui jalanan menurun panjang, hindari untuk mengerem secara terus menerus dalam waktu lama. Hal ini bisa membuat komponen rem motor menjadi panas sehingga fungsi rem kurang optimal. Kalau detikers sudah merasakan rem kurang pakem, sebaiknya berhenti sejenak untuk membiarkan suhu rem turun.

Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Mengerem

Melakukan pengereman ketika berkendara memang bukanlah hal yang sulit. Namun, jika dilakukan dengan cara yang salah maka berisiko menyebabkan kecelakaan dan kerusakan pada komponen rem.

Mengutip laman Wahana Honda, berikut kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan pengereman:

1. Hanya Memakai Satu Rem

Banyak pengendara motor matic yang sering memakai satu rem saja. Biasanya rem belakang lebih sering digunakan daripada rem depan. Padahal, cara ini bisa membuat laju kendaraan sulit dikendalikan serta rem menjadi cepat aus.

2. Mengerem Secara Mendadak

Mengerem secara mendadak bisa membuat roda terkunci dan motor jadi tidak stabil. Hal tersebut sangat berisiko menyebabkan kecelakaan.

3. Kurang Memperhatikan Jarak Pengereman

Salah satu alasan kenapa banyak pengendara motor yang sering ngerem mendadak karena kurang memperhatikan jarak aman pengereman. Perlu diingat, semakin jauh jarak pengereman maka semakin baik teknik mengerem yang dipakai.

Sebab, jarak pengereman yang aman dapat menyisakan ruang lebih untuk berhenti secara perlahan. Kalau jarak pengereman terlalu dekat bisa menyebabkan rem mendadak hingga menimbulkan kecelakan beruntun.

Demikian penjelasan mengenai cara mengerem motor matic yang benar agar aman di jalan. Semoga dapat bermanfaat.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

6 Cara Membuat Rem Mobil Pakem agar Lebih Cepat Berhenti dan Efektif


Jakarta

Kinerja sistem rem jadi salah satu aspek terpenting dalam berkendara, baik itu pada mobil atau sepeda motor. Pasalnya, rem sangat mempengaruhi keamanan dan keselamatan dalam berkendara.

Oleh karena itu, pemeliharaan dan penyesuaian yang tepat perlu dilakukan. Tujuannya untuk memastikan daya pengereman rem mobil pakem setiap saat.

Cara Membuat Rem Mobil Pakem

Rem pakem adalah kondisi di mana sistem rem kendaraan mampu menghentikan atau memperlambat laju kendaraan dengan efektif serta cepat.


Rem hanya akan berfungsi kalau ban dan suspensi memungkinkannya berfungsi. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat rem mobil lebih pakem:

1. Tingkatkan Radius Cakram

Dilansir laman, Car Throttle, torsi rem yang lebih besar akan meningkatkan cengkeraman rem. Torsi rem sama dengan gaya yang diberikan oleh bantalan dikalikan dengan jarak penerapan gaya dari pusat roda.

2. Tingkatkan Gesekan antara Bantalan Pengereman dan Rotor

Mengutip Autos Community, bantalan rem dan rotor termasuk dua bagian penting dari roda. Keduanya akan menciptakan gesekan yang diperlukan, untuk menghentikan kendaraan.

Kalau salah satunya aus, maka mobil akan tergelincir. Bantalan rem yang lebih tebal mendorong rotor dan bahan yang menyerap lebih banyak panas untuk rotor bisa membantu pengemudi meningkatkan daya pengereman.

3. Pakai Ban dengan Cengkeraman Lebih Baik

Untuk menciptakan traksi ketika melaju di jalan, ban memerlukan daya cengkeram tertentu. Daya cengkeram diperoleh dari karet dan telapak ban yang kuat di permukaan ban.

Pola-pola di telapak ban akan membantu ban mencengkeram jalan/bagian jalan yang tidak rata, contohnya lubang di jalan.

Karet ban perlu daya tahan dan kekuatan tekstil, agar bisa sesuai dengan permukaan jalan. Hal tersebut akan memungkinkan pengemudi melaju dengan kecepatan tetap (terlepas dari kondisi jalan).

Faktor ban tersebut penting untuk meningkatkan daya pengereman. Mobil bisa berhenti berkat cengkeraman ban, mobil bisa berhenti.

Rotasi ban secara teratur juga penting untuk memastikan ban tidak cepat aus di jalan, akibat terus-menerus berhenti dan tidak selip saat direm.

4. Terapkan Disk yang Lebih Besar

Cakram pada roda adalah komponen utama yang menyebabkan roda berhenti bergerak, sehingga memungkinkan mobil mengerem. Ketika roda bergerak, cakram bergerak mengikuti gerakan roda.

Saat pengemudi menginjak rem mobil, cakram akan menjepit roda lalu menciptakan gesekan untuk menghentikan roda berputar. Jika roda ini lebih besar, maka akan ada lebih banyak permukaan yang mendorong roda. Hal ini menyebabkan penghentian yang lebih cepat, yang akan membantu rem pakem.

5. Tingkatkan Area Piston Kaliper

Meningkatkan ukuran piston (atau jumlah piston) bisa membuat lebih banyak area yang menerapkan tekanan tertentu. Kalau tekanan tetap konstan dan area meningkat, maka gaya yang diberikan akan meningkat artinya rem akan lebih pakem.

6. Tekanan Saluran Udara

Dorong kaki lebih keras ke rem, maka mobil akan mengerem lebih keras. Mengapa? Karena tekanan saluran udara meningkat.

Jika pengemudi bisa meningkatkan tekanan saluran udara (mungkin dengan membuat lengan tuas yang lebih besar supaya pedal rem bisa bekerja), maka hal ini akan akan meningkatkan torsi rem.

Rem mobil perlu diservis setiap enam bulan. Hal ini untuk memastikan bahwa komponennya terawat dengan baik dan bisa membuat kendaraan berhenti.

Mengutip buku Cara Mudah Merawat Mobil karya Panuwun Budi, disebutkan bahwa pemeriksaan rem untuk mobil biasanya dilakukan mengikuti jadwal servis rutin yang ditetapkan produsen mobil. Ketika pemeriksaan rem, bengkel akan mengganti minyak dan saringannya.

Pastikan kamu mempertimbangkan kiat-kiat tadi untuk membantu meningkatkan pakem rem mobil. Dengan begitu, pengereman lebih reaktif sehingga bisa mencegah kecelakaan.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com

Awas Blong di Turunan! Begini Cara Ngerem Motor Matic yang Benar


Jakarta

Motor matic banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena cara mengendarai yang mudah. Pengguna motor matic bisa langsung tancap gas tanpa perlu memikirkan kopling maupun persneling.

Tapi saat berjalan di turunan, ada risiko besar bagi pengguna matic. Motor bisa blong karena pengereman tidak dilakukan dengan benar. Selain itu, rem bisa cepat aus karena proses pengereman yang terlalu berat.

Untuk menghindari risiko blong dan kerusakan rem, simak artikel ini. Kita akan ulas cara ngerem motor matic yang benar saat berada di turunan. Ketahui juga kesalahan ngerem serta tips merawat rem agar awet.


Cara Ngerem Motor Matic yang Benar di Turunan

Berikut ini cara ngerem motor matic yang benar saat di turunan, berdasarkan situs Suzuki dan Rifat Drive Labs:

1. Sejak Awal, Pastikan Kondisi Rem

Sebelum melakukan perjalanan, terutama perjalanan jauh, pastikan selalu mengecek kondisi kendaraan. Salah satu bagian penting adalah rem. Jika kurang paham, bawalah motor matic kamu ke bengkel servis. Gantilah dengan yang baru jika komponen rem sudah aus atau rusak.

2. Jaga Jarak dan Kecepatan

Saat di jalan, selalu menjaga jarak dan kecepatan. Ketika di turunan, kendaraan akan semakin cepat. Pastikan kecepatan tidak melebihi batas maksimal. Hal ini untuk mengantisipasi jika kendaraan di depanmu berhenti mendadak.

3. Jangan Benar-benar Lepas Gas

Motor matic tidak memiliki engine brake seoptimal motor transmisi manual, sehingga berisiko blong saat berada di turunan. Namun ada cara untuk menghindari risiko tersebut.

Pada motor transmisi manual, pengendara cukup memposisikan persneling ke gigi rendah, sehingga kecepatan motor terbatas. Pada motor matic, pengendara tidak boleh melepaskan gas secara penuh agar transmisi kendaraan tetap aktif.

Jadi, cukup sesekali mengegas untuk mendapatkan engine brake. Jika gas dilepaskan penuh, maka yang terjadi adalah freewheel, yaitu motor akan meluncur seperti ketika menarik kopling pada motor manual.

Pada saat menurun, utamakan menggunakan rem depan daripada belakang. Rem depan dapat menahan daya dorong motor ke depan. Rem depan pada motor matic posisinya sama dengan motor lain, yakni di tangan kanan.

5. Kombinasikan Rem

Meski mengutamakan rem depan saat di turunan, detikers juga tetap harus mengkombinasikan dengan rem belakang di tangan kiri. Rem belakang bisa dipakai sebagai penyeimbang.

Penggunaan dua rem menghindari ban selip. Selain itu, beban rem juga menjadi lebih ringan, sehingga tidak cepat aus pada salah satu rem.

6. Hindari Ngerem Mendadak

Hindari mengerem secara mendadak, terutama setelah memacu dengan kecepatan tinggi. Pengereman mendadak bisa membuat roda terkunci dan motor kehilangan daya cengkram.

Pengendara juga disarankan mengerem secara bertahap, yakni dengan menekan rem, melepasnya, lalu menekannya lagi hingga beberapa kali.

7. Pastikan Pakai Safety Gear

Terakhir, selalu ingat untuk mengenakan safety gear atau perlengkapan keamanan, misalnya helm ber-SNI, jaket berkendara, sarung tangan, sepatu, dan sebagainya. Hal ini akan meminimalkan risiko cedera jika terjadi kecelakaan.

Kesalahan Ngerem yang Sering Terjadi

Ada beberapa kebiasaan mengerem yang salah tetapi sering dilakukan, yakni sebagai berikut:

  • Beberapa pengendara berpikir untuk menghindari penggunaan rem depan, karena hal itu membuat roda depan terkunci. Padahal rem depan lebih berpengaruh besar untuk memperlambat laju motor.
  • Pengendara sering kali mengerem hanya menggunakan satu rem. Seharusnya rem harus dikombinasikan antara depan dan belakang. Selain membuat laju kendaraan sulit terkendali, rem juga bisa cepat aus.
  • Banyak pengendara terbiasa mengerem secara mendadak. Hal ini biasa terjadi karena tidak menjaga jarak aman. Padahal rem mendadak bisa membuat roda terkunci.
  • Kondisi rem juga sering kali diabaikan. Ketika rem sudah terasa tidak pakem atau tidak nyaman, sebaiknya tanyakan ke bengkel. Pastikan kondisi rem selalu baik.

Tips Merawat Rem Agar Awet

Dikutip dari situs Astra Otoshop, berikut ini sejumlah tips merawat rem agar tetap awet:

  • Selalu bersihkan komponen secara rutin, terutama setelah kehujanan, terkena lumpur, atau melewati jalan berdebu.
  • Manfaatkan engine brake, sehingga tidak memerlukan banyak pengereman. Pada motor manual, cukup gunakan transmisi rendah untuk mendapatkan engine brake. Pada motor matic, jangan menutup gas secara penuh.
  • Gunakan rem depan dan belakang secara kombinasi atau bergantian.
  • Pastikan bearing atau laher selalu terlumasi dengan baik dengan minyak rem.
  • Pastikan jarak yang pas antara kampas rem dan piringan cakram agar kinerja rem optimal.
  • Pastikan kondisi permukaan cakram rem tidak aus atau berkarat. Gantilah jika sudah aus atau berkarat.
  • Jika rem sudah macet, pertimbangkan untuk mengganti seal master rem, kampas rem, dan sebagainya.
  • Lakukan servis berkala agar dicek oleh mekanik. Beberapa komponen yang dicek adalah master rem, kaliper, kampas rem, as bracket kaliper, tromol, piringan cakram, dan minyak rem.

Sekarang detikers sudah tahu kan cara ngerem motor matic yang benar saat di turunan? Perhatikan betul cara mengerem ini agar tidak membahayakan diri sendiri dan pengendara lain.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

7 Tips Aman Ngerem Pakai Motor Matic di Jalan Menurun


Jakarta

Berkendara menggunakan motor matic cenderung mudah, karena cukup menarik gas dan rem. Pengendara tak perlu menambah atau mengurangi gigi persneling, maupun menarik kopling.

Tapi di balik itu, ada ancaman yang cukup serius ketika motor matic digunakan di jalan menurun seperti pegunungan. Jika pengereman tidak benar, bisa-bisa motor blong dan terjadi kecelakaan.

Untuk bisa ngerem pakai motor matic dengan benar saat melintasi jalan turunan, simak caranya dalam artikel ini. Simak juga beberapa kesalahan ngerem yang biasa dilakukan dan beberapa tips agar awet rem tetap awet.


Tips Aman Ngerem Motor Matic di Turunan

Dilansir dari situs Suzuki dan Rifat Drive Labs, berikut ini 7 tips aman mengerem motor matic di turunan:

1. Pastikan Kondisi Rem Sebelum Bepergian

Selalu pastikan untuk mengecek kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan, terutama saat menempuh perjalanan jauh. Salah satu bagian terpenting adalah rem. Pastikan rem tidak aus atau rusak.

2. Jaga Jarak dan Kecepatan

Menjaga jarak dan kecepatan merupakan cara agar pengereman bisa optimal. Terutama ketika di turunan, maka kendaraan akan meluncur lebih cepat. Jangan sampai kecepatan melebihi batas maksimal untuk mengantisipasi kendaraan di depanmu berhenti mendadak.

3. Gas Jangan Benar-benar Dilepas

Berbeda dengan motor manual, motor matic bisa blong ketika gas benar-benar dilepas saat di turunan. Sebab motor manual memiliki engine brake yang bisa menahan kecepatan, sementara motor matic tidak.

Pengendara motor matic sesekali tetap harus menarik gas agar transmisi kendaraan tetap aktif. Jika gas dilepaskan penuh, maka akan terjadi freewheel, yaitu motor bisa meluncur seperti ketika menarik kopling pada motor manual.

Di turunan, utamakan untuk menggunakan rem depan daripada belakang. Rem depan akan lebih optimal menahan daya dorong motor ke depan. Rem depan pada motor matic berada di tangan kanan, sama seperti motor umumnya.

5. Kombinasikan Rem

Memang rem depan lebih optimal digunakan saat menurun. Tetapi detikers tetap harus mengkombinasikan dengan rem belakang di tangan kiri sebagai penyeimbang. Selain menghindari ban selip, cara ini juga mengurangi beban rem sehingga tidak cepat aus pada salah satu rem.

6. Hindari Ngerem Mendadak

Hindari mengerem secara mendadak, terutama setelah memacu dengan kecepatan tinggi. Pengereman mendadak bisa membuat roda terkunci dan motor kehilangan daya cengkram.

Pengendara juga disarankan mengerem secara bertahap, yakni dengan menekan rem, melepasnya, lalu menekannya lagi hingga beberapa kali.

7. Pastikan Pakai Safety Gear

Selalu ingat untuk memakai perlengkapan keselamatan, seperti helm ber-SNI, jaket berkendara, sarung tangan, dan sepatu untuk meminimalkan risiko cedera apabila terjadi kecelakaan.

Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Ngerem

Banyak pengendara yang masih sering melakukan kesalahan dalam mengerem. Berikut beberapa di antaranya:

  • Banyak pengendara terbiasa mengerem mendadak, sehingga membuat roda terkunci. Hal ini sering terjadi ketika tidak menjaga jarak aman.
  • Banyak pengendara menghindari penggunaan rem depan karena takut roda depan terkunci. Padahal rem depan lebih efektif untuk memperlambat laju motor.
  • Pengendara masih sering memanfaatkan satu rem, padahal sebaiknya mengkombinasikan rem depan dan belakang. Jika menggunakan satu rem, maka laju kendaraan sulit terkendali dan rem bisa cepat aus.
  • Pengendara masih sering mengabaikan kondisi rem. Saat rem terasa tidak pakem, muncul suara, atau tidak nyaman, sebaiknya tanyakan ke bengkel.

Tips Merawat Rem Agar Awet

Berdasarkan situs Astra Otoshop, ada sejumlah tips merawat rem agar tetap awet yang bisa diterapkan, yaitu:

  • Secara rutin bersihkan komponen dari kotoran, terutama setelah kehujanan, terkena lumpur, atau melewati jalan berdebu.
  • Lakukan kombinasi rem depan dan belakang.
  • Manfaatkan engine brake untuk mengurangi kecepatan, sehingga meminimalkan penggunaan rem.
  • Cek kampas rem dan piringan cakram untuk memastikan jarak yang normal.
  • Secara berkala berikan minyak rem pada bearing atau laher.
  • Kondisi permukaan cakram rem tidak boleh aus atau berkarat. Jika kondisinya demikian, maka pertimbangkan untuk diganti.
  • Jika rem sudah macet, sebaiknya ganti seal master rem, kampas rem, dan sebagainya.
  • Selalu menyervis motor secara agar seluruh komponennya dicek.

Nah, mulai sekarang detikers bisa menerapkan tips aman mengerem pakai motor matic tersebut. Kebiasaan baik ini bisa mencegah diri kita dan orang lain dari bahaya kecelakaan.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Biar Aman, Begini Posisi Gigi Matic Saat Terjebak Macet Mudik


Jakarta

Kemacetan sering terjadi di jalur mudik. Buat detikers pengguna mobil matic, kalian mungkin masih bingung bagaimana posisi gigi matic saat terjebak macet mudik di jalan datar maupun tanjakan.

Hal ini penting diketahui, terutama bagi orang yang masih baru menggunakan mobil matic. Sebab jika salah, dikhawatirkan akan merusak komponen, tidak kuat menanjak saat di posisi tanjakan, atau bahkan kecelakaan.

Dalam artikel ini akan kita ulas posisi gigi matic saat terjebak macet mudik di jalan datar dan tanjakan, lengkap dengan tips menggunakan mobil matic.


Kenali Transmisi Mobil Matic

Sebelumnya, detikers harus memahami dengan baik apa saja transmisi pada mobil matic. Dikutip dari laman Daihatsu, berikut ini beberapa transmisi atau gigi pada mobil matik:

  • P (park atau parkir): digunakan untuk memarkirkan mobil, sehingga transmisi terkunci dan mobil tidak akan bergerak.
  • R (reverse atau gigi mundur): digunakan untuk bergerak mundur.
  • N (netral): Pada kondisi ini, mesin dan transmisi tidak terhubung, sehingga pedal gas tidak akan menggerakkan mobil saat diinjak.
  • D (drive atau jalan maju): Pada posisi D, perpindahan gigi dari 1 sampai tertinggi akan berpindah otomatis.
  • D2 (drive dengan gigi tertinggi di gigi 2): Kecepatan akan dibatasi sampai gigi 2, namun tarikan awalnya lebih ringan daripada D.
  • L atau D1 (drive dengan gigi tertinggi di gigi 1): Kecepatan akan dibatasi di gigi 1. Tarikannya lebih ringan daripada D2.

Posisi Gigi Matic Saat Macet di Jalan Datar

Ketika posisi lalu lintas tidak terlalu macet, detikers bisa tetap menggunakan gigi atau transmisi D dan menginjak rem saat dibutuhkan. Tapi hal ini berbeda jika lalu lintas cukup macet hingga membutuhkan waktu berhenti sejenak.

Berdasarkan catatan detikOto, Technical Team Aftersales Support Dept.Auto2000 Gesang Pranoto menjelaskan sebaiknya detikers menggunakan transmisi N jika harus berhenti sejenak seperti saat berada di lampu merah. Tidak disarankan menggunakan gigi D saat berhenti.

“Nah di lampu merah kan kita menginjak rem, kendaraan ditahan rem nah beban transmisi ditahan komponen rem, maka dari itu sebaiknya itu posisi di N atau P agar posisinya bebas tidak terbebani,” lanjut Gesang.

Posisi Gigi Matic Saat Macet di Tanjakan

Saat di tanjakan, detikers juga sebaiknya menghindari menggunakan gigi D saat macet karena akan berat untuk menanjak. Kamu bisa menggunakan gigi D2, tetapi mungkin masih agak berat, sehingga lebih baik menggunakan D1.

Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan jika kondisinya macet yang mengharuskan berhenti sejenak, maka detikers bisa menggunakan transmisi N.

“Macet di tanjakan saat pakai matik memang berisiko stuck kalau gear selalu diposisikan stay di D. Jadi manfaatkan gear N kalau lebih dari 20 detik berhentinya dan jaga jarak untuk stop and go,” kata Sony kepada detikoto.

Tips Menggunakan Mobil Matic Saat Macet

Dilansir dari situs Wuling, berikut ini beberapa tips menggunakan mobil matic saat macet:

1. Perhatikan Kondisi Jalan

Saat memilih rute mudik, sebisa mungkin untuk mengenali kondisi jalan yang akan dilewati. Titik mana saja yang biasanya macet, titik mana yang curam. Selain itu, perhatikan rambu-rambu apakah akan ada tanjakan atau turunan.

Dengan mengetahuinya, detikers bisa bersiap-siap mengganti tuas transmisi sebelum mencapai titik tanjakan, sehingga memberikan daya luncur stabil.

2. Gunakan Gigi yang Tepat

Gunakan gigi yang tepat sesuai dengan kondisi kemacetan. Jika harus berhenti sejenak, gunakan N daripada D agar tidak membebani rem. Jika berada di tanjakan curam, gunakan L atau D1 agar memberi daya dorong lebih.

3. Hindari Menginjak Rem dan Transmisi Bersamaan

Rem tangan maupun kaki dibutuhkan saat memindahkan transmisi, tapi jangan terlalu kencang menekan rem. Rem tangan dan kaki juga tak boleh digunakan bersamaan.

Hindari juga menginjak rem dan memindahkan transmisi bersamaan. Gunakan rem secukupnya sambil perlahan mengoper gigi ke posisi L, D1, atau ke D2.

4. Berhenti Sejenak

Jika melewati tanjakan curam yang panjang dan macet, ada baiknya untuk berhenti sejenak. Jika menanjak secara terus-menerus, maka daya dorong mobil akan semakin lemah.

5. Biasakan Mengendarai Mobil Matic

Sebaiknya jangan mendadak menggunakan mobil matic untuk mudik. Biasakan terlebih dahulu mengendarainya sebelum mudik agar terbiasa, sehingga bisa memiliki refleks bagus dalam mengendarai mobil.

Nah, dengan menerapkan posisi gigi matic saat terjebak macet, detikers bisa lebih nyaman dalam mengemudi dan komponen kendaraan pun tetap awet.

(bai/fds)



Sumber : oto.detik.com

Awas Salah! Ini Cara Ngerem Motor Matic yang Benar di Turunan


Jakarta

Meski menjadi kendaraan populer di Indonesia, namun belum banyak pengendara yang tahu cara ngerem motor matic yang benar di turunan. Padahal, jika dilakukan asal-asalan, ada potensi kecelakaan.

Banyak yang menganggap, motor matic merupakan kendaraan sederhana yang cukup gas-rem saja untuk mengendarainya. Kendati demikian, faktanya, kita juga harus mengetahui cara ngerem motor matic yang benar di berbagai situasi, salah satunya saat turunan.

Demi menghindari risiko tak diinginkan ketika dalam perjalanan, berikut kami rangkum cara ngerem motor matic saat turunan.


Cara Ngerem Motor Matic di Turunan

– Jaga Kecepatan

Pertahankan kecepatan yang sesuai dengan batas yang telah ditetapkan. Jangan melebihi batas kecepatan dan selalu gunakan kecepatan stabil.

– Gunakan Kedua Rem

Saat mengerem motor, gunakan rem depan dan rem belakang secara bergantian atau bersamaan. Pengereman dengan kedua rem bisa mempercepat proses pengereman dan proses berhenti menjadi lebih stabil.

– Perhatikan Posisi Tubuh

Menurut Yamaha Riding Academy (YRA) Yogyakarta, saat mau mengerem, posisikan badan agak tegak, pandangan lurus ke depan lengan dan bahu dalam kondisi rileks dan genggaman tangan di stang motor juga rileks. Gunakan jari tangan ketika menarik tuas rem dengan kekuatan jari yang cukup.

– Gunakan Rem Depan di Jalanan Menurun

Ketika mengerem di jalanan menurun, tekan handle atau tuas rem depan. Pemilihan rem depan dapat menahan daya dorong motor ke depan. Saat melintasi jalanan menurun, daya dorong motor ke depan lebih besar. Jadi dibutuhkan rem depan untuk menahan laju motor.

Ketika dalam jalanan menurun panjang, hindari untuk mengerem secara terus menerus dalam waktu lama. Hal ini bisa membuat perangkat rem motor menjadi panas dan mengakibatkan kekuatan rem berkurang. Jika kamu merasakan kekuatan rem yang berkurang, sebaiknya berhenti sejenak untuk membiarkan suhu rem turun.

Kesalahan Ngerem Motor Matic

Melakukan rem ketika berkendara naik motor matic bukanlah hal yang sulit. Namun jika dilakukan dengan cara yang salah maka bisa meningkatkan potensi kecelakaan atau kerusakan pada rem. Berikut kesalahan yang sering terjadi ketika salah mengerem:

1. Hanya Pakai Satu Rem

Kesalahan pertama yang seringkali terjadi ketika mengerem saat mengendarai motor matic adalah hanya menggunakan satu rem. Hal ini bisa membuat laju kendaraan sulit dikendalikan serta rem menjadi cepat aus.

2. Rem Mendadak

Mengerem secara mendadak atau tiba-tiba bisa membuat roda terkunci dan motor pun tidak stabil. Selain itu, potensi kecelakaan pun meningkat.

3. Mengabaikan Kondisi Rem

Jangan abaikan kondisi rem. Sebab, rem yang aus atau rusak bisa membuat pengendara sulit mengendalikan laju motor.

4. Menghindari Penggunaan Rem Depan

Mungkin ada beberapa pengendara yang menghindari penggunaan rem depan karena khawatir roda depan akan terkunci. Padahal rem depan bisa memberi pengaruh lebih besar untuk memperlambat laju motor.

(sfn/lth)



Sumber : oto.detik.com

Pelajaran dari Mobil Listrik Tabrak Driver Ojol Hingga Tewas



Jakarta

Kecelakaan maut terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan. Seorang pengendara (ojek online) ojol tewas pada kecelakaan yang melibatkan mobil listrik.

Dikutip detikNews, insiden ini melibatkan mobil listrik Hyundai Ioniq dengan motor yang dikendarai ojol. Driver ojol meninggal dunia, sementara pemboncengnya mengalami luka-luka.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (30/7) dini hari sekitar pukul 00.36 WIB. Kecelakaan tersebut juga mengakibatkan kerusakan warung yang turut ditabrak mobil Ioniq.


Kecelakaan diawali saat pengemudi Ioniq melaju dari selatan ke utara di Jalan Antasari. Setiba di persimpangan Pasar Inpres, pengendara mobil diduga tidak hati-hati dan tidak konsentrasi sehingga kendaraan menabrak pengemudi sepeda motor dari arah utara ke selatan.

“Berakibat pengendara sepeda motor meninggal dunia dan pemboncengnya berinisial MG luka ringan,” ujarnya.

Dari kecelakaan ini, bisa diambil pelajaran penting agar tak terulang peristiwa serupa. Menurut Road Safety Comission Ikatan Motor Indonesia dan Wakil Ketua Umum Bidang Diklat Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) Erreza Hardian, waktu kecelakaan di tengah malam itu memang berisiko.

“Kebanyakan orang sedang istirahat dan tidur, tapi untuk lalu lintas Jakarta aktivitas hampir 24 jam. Jadi ketika di atas jam 22.00 (sebagai acuan dasar jam biologis manusia istirahat) tapi ini tetap beraktivitas, artinya ada penurunan kondisi fisik dan mental tubuh. Sering dianggap aman, padahal justru bahaya makin banyak di atas jam tersebut,” kata Reza kepada detikOto, Kamis (31/7/2025).

Tak cuma itu, Reza menyoroti ojol dan penumpangnya banyak yang lalai, tidak menggunakan peralatan keamanan dengan benar. Sedangkan pengguna kendaraan listrik dengan torsi yang besar, juga turut menjadi sorotan. Ketika torsi besar kendaraan listrik menabrak pemotor dengan perlindungan yang minim, maka fatal akibatnya.

“Pengguna kendaraan listrik dengan torsi awal sangat besar, mungkin dia sudah mengurangi kecepatan saat perempatan. Tapi karena dianggap aman, tambah akselerasi. Dan ini yang membuat risiko bertambah adalah pemicu ketika korbannya tanpa perlindungan terbaik, apalagi pengguna motor tanpa perlengkapan yang baik dan benar,” sebutnya.

Reza menyarankan, pengemudi mobil bertransmisi otomatis sebaiknya jangan anteng di gear D. Manfaatkan gigi lain agar kecepatan kendaraan dapat dibatasi.

“Saya sering memberikan teknis mengemudi mengendalikan kendaraan matic dengan cara membatasi transmisi. Kecepatan kendaraan kita dipengaruhi oleh transmisi, maka jangan melulu di D ketika potensi bahaya meningkat contoh di atas jam rawan. Pindahkan ke 3 atau 2, jadi kalau kaki kanan mulai out of control, rpm tinggi, tapi kecepatan terkendali pada batas transmisinya. Tidak usah takut rusak ketika sering memainkan transmisi matic, udah banyak insinyur dan ada teknologi mahal di dalamnya. Inilah yang saya sebut pengendalian risiko, bahaya tetap ada tapi risiko crash dengan kecepatan rendah akan berbeda,” beber Reza.

Sementara dengan mobil listrik yang biasanya menggunakan single speed atau direct drive, pengemudi sebaiknya jangan melulu meletakkan kakinya di pedal gas. Pada saat mulai lelah dan jam rawan biologis manusia, biarkan mobil menggelinding, pengendaliannya dengan rem kaki.

“Hindari akselerasi mendadak karena ini akan memunculkan tenaga dorong selain putaran roda. Rajin-rajinlah lihat rpm. Akselerasi secara gradual atau bertahap/benjenjang jangan kaya orang mau lari saat start gas, ini mobil bukan tenaga orang,” pungkas Reza.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Tips & Trik Bangun Bisnis dari Nol Ala Wali Kota Medan


Jakarta

Memulai usaha dari nol merupakan langkah besar yang membutuhkan perencanaan matang dan keputusan strategis. Sehingga fondasi yang kuat menjadi sangat penting untuk memastikan kesuksesan dan keberlangsungan usaha jangka panjang.

Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas mengatakan hal paling pertama yang harus disiapkan dengan matang untuk membuka usaha adalah rencana bisnis.

Dalam perencanaan bisnis ini, pengusaha baru harus menyiapkan lebih dulu peta jalan atau arah yang akan digunakan dalam mengembangkan usaha.


Dalam hal ini, business plan juga sudah mencakup riset pasar untuk produk atau layanan yang ingin ditawarkan. Ini juga memungkinkan pengusaha baru untuk memahami siapa saja pesaing dan apa yang membedakan bisnisnya dari mereka.

“Satu, marketnya dulu. Marketnya seperti apa? Ya itu melalui business plan tadi ya. business plan-nya bagaimana disiapkan, marketnya apa,” kata Rico dalam LPS Financial Festival 2025 Hari Kedua di Medan, Kamis (21/8/2025).

Lebih lanjut, ia menyarankan untuk memulai usaha dari produk atau layanan yang sudah dikuasai atau dikenal betul. Cara memulai bisnis dari hal yang paling dikuasai wajar untuk dilakukan agar memudahkan dalam menghadirkan kualitas produk atau jasa yang terbaik.

“Kalau saya tipsnya adalah pilih produk yang kamu kenal betul, benar-benar dekat dengan kita. Jadi kita tahu talenta kita apa, apa yang mau dijual itu benar-benar kita kenal betul,” ucapnya.

Selain itu dengan menentukan jenis usaha berdasarkan hal yang dikuasai, pengusaha juga bisa lebih mudah dalam menghadirkan inovasi ke depannya karena sudah memiliki pondasi yang kuat atau lebih dulu dipahami. Hal ini juga bertujuan untuk memperkecil risiko usaha gagal ke depan.

“Tapi kalau pun belum kenal betul, ya diriset dulu, panjang waktunya. Dicobain dulu, dirasakan. Jangan kamu nggak punya talenta mau jualan makanan, tiba-tiba ngambil potensi makanan. Itu hati-hati,” jelas Rico.

“Jadi harus bisa diresapi dulu, dirasakan dulu seperti apa yang mau dicoba. Kan ketakutannya adalah mungkin dalam 5 tahun, 6 tahun fall, jatuh. Bahkan kita pernah mengenal namanya UMKM ini bisa buka seribu tutup seribu, kenapa? Karena sistem keuangannya tidak sehat, karena tidak mantap usaha yang ingin dilakukan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Rico menegaskan kepada para pengusaha untuk tidak terjebak dengan ‘zona’ nyaman dalam berusaha. Untuk itu dirinya menyarankan untuk terus berinovasi baik dari sisi produk maupun layanan.

“Harus bisa menciptakan inovasi, inovasi, inovasi. Karena orang itu kalau misalnya produk, nggak mungkin produk pertama itu bisa sustain sampai mendatang. Kecuali dia betul-betul sudah dikenal luas, sangat luar biasa, dia bisa jual one product saja sudah cukup,” paparnya.

Menurutnya pengembangan inovasi usaha ini dapat dilakukan dengan melihat perkembangan tren ke depan. Sehingga bisnis atau usahanya akan terus relevan dan dibutuhkan masyarakat ke depan.

“Nah ini bisa dilihat dari mana? Belajar juga, ada yang namanya economic forecasting, melihat bagaimana tren ekonomi. Tahun lalu yang hits apa? Tahun sekarang yang hits apa? Ini bisa diikut sertakan. Jadi kita tahu apa produk baru yang harus kita buat,” terang Rico.

Tak lupa ia juga menyarankan kepada para pengusaha untuk terus mempromosikan bisnisnya melalui berbagai platform media sosial dan alternatif lainnya. Dengan begitu usahanya akan semakin di kenal, yang secara langsung dapat membuka peluang pasar baru.

“Sekarang sosial medianya sudah TikTok, sudah lain macam. Jadi banyak yang bisa harus dilakukan supaya membuat perusahaan tersebut menjadi sustain,” jelas Rico.

Simak juga Video: Wali Kota Rico Dorong Anak Medan Jadi Pengusaha

(igo/hns)



Sumber : finance.detik.com

Cak Imin Dorong BP Haji Jadi Kementerian Haji dan Umrah



Jakarta

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, meminta agar Badan Penyelenggara (BP) Haji diubah menjadi kementerian tersendiri. Hal ini disampaikan dalam acara diskusi publik bertajuk “Revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah” di DPP PKB, Jakarta, Rabu (19/2/2025).

“Kita berharap UU Haji yang akan kita bentuk nanti Badan Penyelenggaraan Haji, kita usulkan diubah menjadi Kementerian Haji dan Umrah,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu dalam sambutannya.

Pada kesempatan yang sama, ia juga mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto membentuk Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) terpisah dari Kementerian Agama. Meski demikian, Cak Imin menilai hal tersebut masih setengah jalan.


“Dan setiap pelaksanaan saya menuliskan beberapa perbaikan salah satu usulan kita dari dari awal adalah pemisahan Kementerian Agama dengan Kementerian Haji ini adalah salah satu revolusi penyelenggaraannya,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tuntutan untuk menjadikan BP Haji sebagai kementerian telah ada sejak lama. Tahun ini menjadi tahun terakhir Kemenag menjadi penyelenggara ibadah haji bagi jemaah Indonesia.

Nantinya, penyelenggaraan haji tahun selanjutnya akan digantikan oleh BP Haji yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto.

Cak Imin berharap ide baru akan muncul dari diskusi tersebut. Dia berharap masukan dari diskusi dapat menjadikan penyelenggaraan haji lebih baik.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com