Tag Archives: ducati

Marc Marquez Sudah Selesai di MotoGP 2025


Jakarta

Masih ada sisa tiga balapan MotoGP 2025 di musim ini. Marc Marquez umumkan, dirinya sudah selesai dan fokus sembuh 100 persen untuk persiapan musim depan.

Hal itu diumumkan Marc Marquez lewat sosial media pribadinya. Seperti diketahui, rider Ducati itu alami cedera bahu kanan termasuk fraktur tulang dan cedera ligamen saat MotoGP Mandalika 2025 di awal Oktober. Dirinya pun sudah naik meja operasi.


“Setelah menganalisis keseluruhan situasi, kami yakin bahwa tindakan yang paling tepat, cerdas, dan konsisten adalah menghormati waktu biologis cedera, meskipun itu berarti saya tidak akan bisa lagi balapan musim ini atau menghadiri sesi uji coba,” ujar Marc Marquez.

“Kami tahu musim dingin yang sulit menanti, dengan banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memulihkan otot-otot saya hingga 100% dan siap untuk tahun 2026,” sambungnya.

Marc Marquez sudah kunci titel juara dunia MotoGP 2025 di Motegi, Jepang pada akhir September. Marquez memang begitu digdaya di musim ini.

Marquez belum puas. The Baby Alien fokus untuk sembuh 100 persen dan akan mencoba untuk pertahankan gelarnya di musim 2026 mendatang!

“Cedera ini tidak boleh mengaburkan atau membuat kami melupakan tujuan besar, menjadi juara dunia lagi. Terima kasih kepada semua penggemar atas pesan-pesan yang baik, kepada Ducati dan semua sponsor atas dukungan mereka,” tutupnya.

(aff/ran)



Sumber : sport.detik.com

Gapapa Jatuh daripada Finis Terakhir



Jakarta

Francesco Bagnaia mengambil risiko lebih besar saat balapan utama MotoGP Australia. Bagnaia ingin memperbaiki hasil dari sprint race MotoGP Australia, namun ambisinya justru berujung petaka.

Bagnaia punya tekad untuk tidak mengulangi hasil buruk saat balapan sprint MotoGP Australia. Dia finis posisi dua paling belakang.


Dalam balapan utama, Bagnaia menggeber motornya hingga melewati batas kemampuan motor dan grip ban. Upayanya itu justru berujung petaka, dia terjatuh saat berada di posisi ke-12 dalam balapan utama MotoGP Australia 2025.

Bagnaia menegaskan lebih memilih terjatuh saat berjuang, daripada hanya mengikuti balapan tanpa perlawanan di posisi buncit.

“Saya jauh lebih memilih jatuh saat bertarung–bukan demi hasil bagus, tapi demi beberapa poin–daripada jatuh dari posisi terakhir,” tegas Bagnaia dikutip dari Crash.

Motor Desmosedici GP miliknya mengalami getaran hebat pada sesi pemanasan. Setelan agresif yang dicoba tim justru memperparah osilasi dan membuat motor nyaris tak bisa dikendalikan.

Menyadari risiko besar tersebut, Ducati kemudian mengubah arah setelan secara drastis. Hasilnya, Bagnaia akhirnya mendapatkan motor yang lebih stabil untuk balapan jarak penuh.

“Sejujurnya, motornya lebih baik dibanding kemarin. Untungnya, pagi ini kami mencoba sesuatu yang ternyata sama sekali tidak bekerja, jadi kami berbalik arah dan motornya jadi jauh lebih stabil,” ujar Bagnaia.

Meski stabil, konsekuensi dari perubahan tersebut adalah motor menjadi lebih kaku dan berat.

“Lebih sulit dikendarai karena terasa lebih berat, tapi setidaknya sedikit lebih baik. Saya bisa memaksanya lebih jauh, saya bisa menjaga ritme yang bahkan lebih cepat dari para pembalap di depan, jadi saya mulai mengejar,” lanjutnya.

Namun Bagnaia juga menegaskan bahwa ia membutuhkan waktu adaptasi di awal balapan.

“Saya butuh waktu dua atau tiga lap pertama untuk memahaminya… Ya, jauh lebih sulit dikendarai, tapi memang sedikit lebih baik,” tutupnya.

Meski sempat terseok di awal, Bagnaia perlahan menunjukkan progress. Ia merangkak naik hingga posisi ke-12. Bagnaia sempat mencatatkan waktu hanya terpaut 0,4 detik dari catatan terbaik. Namun ambisinya berakhir tragis dengan empat lap tersisa, ketika ia terjatuh dan gagal menyentuh garis finis.

“Saya menerima jatuh itu, karena saya berkata pada diri sendiri, saya tidak akan finis terakhir lagi,” ungkap Bagnaia tanpa penyesalan.

“Hari ini saya benar-benar memaksa. Saya sadar bisa saja jatuh, dan ya… saya jatuh,” kata Bagnaia.

Bagnaia yakin finis 10 besar sangat mungkin diraih andai ia tak kehilangan keseimbangan akibat selip ban belakang.

“Top 10 itu mungkin. Sayangnya, saya terjatuh karena saya terlalu memaksa, dan begitu ban belakang kembali dari slide, saya kehilangannya,” jelas dia.

Saat Bagnaia berjuang keras dan berakhir di kerikil, tim VR46 justru meraih sorotan. Fabio Di Giannantonio yang juga membawa Desmosedici GP25 ke posisi kedua, finis di belakang Raul Fernandez (Aprilia).

(riar/rgr)



Sumber : oto.detik.com

‘Gara-gara Marquez, Ducati Bongkar Proyek’



Jakarta

Perekrutan Marc Marquez jelas memberikan hasil instan yang diinginkan Ducati. Namun di mata pengamat MotoGP, Carlo Pernat, langkah ini ibarat membongkar proyek yang telah lama digarap oleh pabrikan Italia tersebut.

“Ducati, dengan mengontrak Marc Márquez, membongkar proyek yang sudah lama digarap. Itu keputusan yang tepat, perlu diperjelas, karena pemenang selalu benar, dan Márquez tidak menang; dia benar-benar ‘menghancurkan’ kejuaraan,” kata Pernat dikutip dari Mowmag, Rabu (22/10/2025).


Pernat mulai menimbang konsekuensi jangka panjang dari keputusan tersebut. Kekhawatiran Pernat berpusat pada talenta-talenta muda yang dilepas atau tergeser akibat kedatangan sang juara dunia tersebut.

“Jadi, meskipun saya tegaskan kembali bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk saat ini, hari ini saya bertanya-tanya berapa harga yang harus dibayar untuk masa depan,” ujar dia.

“Jorge Martín telah pindah ke tim lain, Marco Bezzecchi telah pindah ke tim lain, Enea Bastianini telah pindah ke tim lain, dan Pecco Bagnaia bisa pindah ke tim lain jika situasinya tidak segera diselesaikan,” tambahnya lagi.

Dia menambahkan langkah Ducati yang membawa pembalap sekaliber Márquez merupakan cara pragmatis untuk memastikan kemenangan di tengah persaingan sengit dari pabrikan lain.

Ducati sebelumnya dikenal dengan filosofi mengembangkan pebalap muda.

Mengenai opsi pengganti yang tersedia, seperti Fermín Aldeguer, dia mengisyaratkan bahwa ia mungkin bukan game-changer instan seperti Márquez.

“Ini semua konsekuensi dari keputusan (merekrut) Márquez. Oke, ada Fermín Aldeguer, tetapi betapapun berbakatnya dia, dia tetap pilihan yang aman. Álex Márquez? Luar biasa, tetapi saya tidak sepenuhnya yakin,” tambah dia.

(riar/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Repsol Resmi Kembali ke MotoGP, tapi Bukan Sponsori Honda



Jakarta

Sponsor legendaris, Repsol, resmi kembali ke dunia MotoGP mulai musim depan. Sebelumnya Repsol memutuskan hengkang dari MotoGP pada akhir musim 2024, setelah jadi sponsor utama tim Honda selama kurang lebih 30 tahun. Meski musim depan bakal kembali ke MotoGP, Repsol tak menjalin hubungan bisnis lagi dengan Honda.

Mengutip situs Crash, raksasa minyak asal Spanyol itu tak lagi menjadi sponsor tim pabrikan Jepang, Honda. Mulai musim 2026, Repsol akan hadir di paddock MotoGP sebagai pemasok pelumas resmi untuk kelas Moto2 dan Moto3.


Sebelumnya Repsol dikenal lewat kemitraannya dengan Honda Racing Corporation (HRC) sejak 1995, menjadikannya salah satu kolaborasi paling ikonik dalam sejarah balapan motor.

Bersama-sama, mereka menorehkan sederet prestasi besar: empat gelar dunia bersama Mick Doohan, enam dengan Marc Marquez, dua dengan Valentino Rossi, serta masing-masing satu untuk Alex Criville, Nicky Hayden, dan Casey Stoner.

Namun, hubungan legendaris itu berakhir pada 2024 setelah Marquez hengkang dari Honda ke Ducati. Honda pun kini didukung oleh Castrol sebagai mitra pelumas, sekaligus sponsor utama mereka.

Melalui peran baru, kabarnya Repsol akan menggantikan Liqui Moly sebagai satu-satunya pemasok pelumas resmi untuk Moto2 dan Moto3, dengan kontrak awal hingga 2027. Nantinya, logo Repsol akan tampil di seluruh motor kedua kelas tersebut, juga di berbagai titik lintasan balap.

“Para penggemar yang mencintai MotoGP mengenal Repsol dari reputasinya dalam olahraga ini yang unggul dan sukses, jadi kami bangga melihat Repsol kembali,” kata Dan Rossomondo, Chief Commercial Officer Dorna Sports.

“Kami tahu bahwa sebagai pemasok pelumas untuk Moto2 dan Moto3, para pebalap dan tim akan dipasok dengan teknologi (oli) berkualitas tinggi dan merupakan berita yang menggembirakan melihat merek ini menjadi sponsor utama sebuah grand prix dan menempatkan nama mereka di lintasan,” sambung Dan.

Langkah Repsol ini disebut sejalan dengan upaya Liberty Media, pemilik baru MotoGP, untuk memperkuat daya tarik kompetisi di mata sponsor dan investor. Sebagai bagian dari kembalinya, Repsol juga akan meluncurkan produk pelumas kompetisi baru yang diuji langsung di lintasan musim depan.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Setim Bareng Marquez Bikin Bagnaia Jadi Kelihatan Cupu!



Jakarta

Sejak setim dengan Marc Marquez, Francesco Bagnaia tak lagi seganas dulu. Bahkan, ketika The Baby Alien mengukir kemenangan beruntun, dia justru lebih sering jatuh dan finis di luar lima besar. Apa yang sebenarnya terjadi?

Bagnaia mengaku, setim dengan Marquez memang sangat beban. Sebab, menurutnya, juara dunia asal Spanyol itu bisa membuat dirinya terlihat seperti payah, amatir dan tak berdaya.


“Kalau kamu punya teman tim sejago Marc, persis di sampingmu dan mendapat motor yang sama, rasanya benar-benar sulit. Kamu jadi tak bisa melihat potensimu lagi. Pada akhirnya, ketika situasinya kritis, kami hanya melihat sesuatu yang luar biasa,” ujar Bagnaia, dikutip dari Motosan, Rabu (22/10).

Francesco BagnaiaFrancesco Bagnaia cupu usai ada Marc Marquez. Foto: Dok. Ducati

Menurut Bagnaia, jika tak mampu mengimbangi performa Marquez, maka dirinya terlihat ‘cupu’ dan tak berdaya. Hal tersebut yang membuat situasinya menjadi lebih sulit.

“Saya sering bertanya kepada diri saya, karena saya tak mengenali diri saya sendiri dan sulit dipercaya. Saya punya rekan setim yang selalu berada di sana, ketika kamu lemah, kamu akan terlihat lebih lemah lagi,” tuturnya.

“Saya tahu betul bahwa Marc, dengan segala yang dimilikinya, bisa melaju kencang. Jika mereka mengubah pengaturan sepenuhnya, dia bisa melakukannya dengan waktu yang sama,” lanjutnya.

Pada akhirnya, Bagnaia sadar, Marquez merupakan salah satu pebalap terbaik di MotoGP. Dia mengakui, rider 32 tahun itu mampu melakukan banyak hal yang tak bisa dilakukan rival-rivalnya di lintasan.

“Dia bisa melakukan hal-hal yang tidak saya miliki… Saya sudah mencoba, tetapi saya terjatuh. Hanya dia yang bisa melakukannya, karena tidak ada pebalap Ducati lain yang bisa melakukannya,” terangnya.

“Ia bisa lebih miring, empat atau lima derajat lebih, tanpa terjadi apa-apa padanya. Dan itu adalah sesuatu yang hanya ia bisa lakukan,” kata dia menambahkan.

(sfn/din)



Sumber : oto.detik.com