Tag Archives: duka

60 Arti Emoji WA Terpopuler Beserta Gambarnya


Jakarta

Ketika mengirim pesan melalui WhatsApp (WA), detikers kerap menggunakan emoji, bukan? Munculnya emoji di dunia perpesanan membuat aktivitas chatting semakin menarik.

Namun kadang, kesalahpahaman bisa saja terjadi akibat penggunaan emoji yang tidak tepat. Maka dari itu, ada baiknya untuk mengetahui masing-masing arti emoji yang biasa dipakai saat mengirim pesan.

Mau tahu arti emoji WA yang kerap digunakan? Cari tahu pada uraian di bawah ini, ya.


Arti Emoji WA Beserta Gambarnya

Ada sejumlah emoji yang biasa dipakai pengguna WA di Indonesia. Berikut beberapa arti emoji WA beserta gambarnya yang dikutip dari laman Emojipedia:

1. Arti Emoji Tangan

  • Emoji Tangan Terlipat (🙏): Dua tangan yang dirapatkan melambangkan tolong, terima kasih, berdoa, dan salam hormat.
  • Emoji Tepuk Tangan (👏): Dua tangan tepuk tangan digunakan untuk bertepuk tangan.
  • Emoji Mengangkat Tangan ke Udara (🙌): Dua tangan terangkat ini dipakai untuk merayakan keberhasilan atau peristiwa menggembirakan lainnya.
  • Emoji Jabat Tangan (🤝): Dua tangan berjabat sebagai tanda persetujuan atau persahabatan.
  • Emoji Telapak Tangan Menyatu (🤲): Dua telapak tangan menghadap ke atas dan saling menempel ini untuk merepresentasikan doa atau meditasi.
  • Emoji Melambaikan Tangan (👋): Tangan dengan jari-jari melambai ditujukan untuk menyampai dan mengucapkan selamat tinggal.
  • Emoji Angkat Tangan (✋): Tangan terangkat dengan jari-jari menyatu dipakai untuk menandakan berhenti.

2. Arti Emoji Love

  • Emoji Love Merah (❤️): Melambangkan cinta, kasih sayang, dan emosi yang kuat.
  • Emoji Love Hijau (💚): Menyimbolkan alam, pertumbuhan, dan harmoni.
  • Emoji Love Biru (💙): Menunjukkan kesetiaan, kepercayaan, dan ketenangan.
  • Emoji Love Ungu (💜): Melambangkan cinta, spiritualitas, dan kemewahan.
  • Emoji Love Kuning (💛): Mengekspresikan kegembiraan, kebahagiaan, dan persahabatan.
  • Emoji Love Putih (🤍): Menyimbolkan kemurnian, kedamaian, dan kepolosan.
  • Emoji Love Hitam (🖤): Melambangkan kesedihan, duka, dan selera humor yang gelap.
  • Emoji Love Oranye (🧡): Mengekspresikan kehangatan, persahabatan, dan perhatian.
  • Emoji Love Cokelat (🤎): Menandakan stabilitas, kenyamanan, dan kesederhanaan.

3. Arti Emoji Hati

  • Emoji Patah Hati (💔): Hati yang patah menjadi dua mengekspresikan patah hati dan kesedihan.
  • Emoji Seruan Hati (❣️): Hati dengan tanda seru (titik merah di bawah) menunjukkan kasih sayang atau kegembiraan yang kuat.
  • Emoji Dua Hati (💕): Dua hati yang berdampingan ini melambangkan cinta dan kasih sayang.
  • Emoji Hati yang Berputar (💞): Dua hati yang berputar mengelilingi satu sama lain menandakan cinta yang bergerak.
  • Emoji Hati yang Berdetak (💓): Hati dengan garis-garis menyimbolkan jantung berdetak yang menandakan emosi atau cinta yang kuat.
  • Emoji Hati yang Tumbuh (💗): Hati berwarna pink yang dikelilingi garis-garis melambangkan hati yang sedang tumbuh atau berkembang penuh dengan cinta.
  • Emoji Hati Berkilau (💖): Hati dengan bintang berkilauan melambangkan rasa senang atau kekaguman.
  • Emoji Hati dengan Panah (💘): Hati yang tertusuk panah menandakan sedang jatuh cinta.
  • Emoji Hati dengan Pita (💝): Hati dengan pita sering digunakan untuk pemberian hadiah dan tanda cinta.

4. Arti Emoji Wajah

  • Emoji Wajah Senyum (😊): Wajah tersenyum lebar dan bahagia menunjukkan kebahagiaan atau keramahan.
  • Emoji Wajah Sedikit Senyum (🙂): Menggambarkan kebahagiaan yang halus.
  • Emoji Wajah Menyeringai dan Memejamkan Mata Senyum (😄): Menunjukkan gembira dan kebahagiaan murni.
  • Emoji Wajah Menyeringai Lebar dan Mata Senyum Menonjol (😃): Mengekspresikan kebahagiaan, keramahan, dan kegembiraan.
  • Emoji Wajah Senyum Lebar Klasik (😀): Menunjukkan kebahagiaan atau keramahan.
  • Emoji Wajah Senyum Terbalik (🙃): Menunjukkan keceriaan atau kondisi emosi yang campur aduk.
  • Emoji Wajah Senyum dengan Lingkaran Cahaya (😇): Mewakili kepolosan, kebaikan, atau sifat-sifat malaikat.
  • Emoji Wajah Menyeringai dengan Menyipitkan Mata (😆): Menandakan tawa dan kegembiraan.
  • Emoji Wajah Menyeringai dengan Keringat ( 😅): Menunjukkan kelegaan atau sedikit rasa malu.
  • Emoji Wajah Tertawa Sambil Berguling-guling (🤣): Menggambarkan tawa yang berlebihan sampai berguling-guling di lantai.
  • Emoji Wajah Senyum Lebar dengan Air Mata Kegembiraan (😂): Melambangkan kegembiraan yang luar biasa.
  • Emoji Wajah Senyum dengan Mata Hati (😍): Menyampaikan perasaan cinta, tergila-gila, dan pemujaan yang antusias.
  • Emoji Wajah Senyum dengan Mata Bintang (🤩): Mengekspresikan bahwa seseorang atau sesuatu itu luar biasa, mempesona, mengesankan, atau menggairahkan.
  • Emoji Wajah Senyum dengan Hati (🥰): Mengekspresikan berbagai perasaan bahagia dan penuh kasih sayang, terutama saat jatuh cinta.
  • Emoji Wajah dengan Tangan Terbuka (🤗): Dapat digunakan untuk mengucapkan terima kasih dan dukungan, menunjukkan cinta dan kepedulian, atau mengekspresikan perasaan hangat dan positif secara umum.
  • Emoji Wajah dengan Tangan Menutup Mulut (🤭): Menunjukkan tawa malu-malu atau malu.
  • Emoji Wajah Mencium dengan Mata Tertutup (😚): Menyimbolkan kasih sayang dan kelembutan.
  • Emoji Wajah Sedih (😔): Menunjukkan perenungan atau kesedihan.
  • Emoji Wajah Menahan Air Mata (🥹): Mewakili kesedihan atau duka.
  • Emoji Wajah Memelas (🥺): Wajah dengan mata besar yang memohon dan mulut yang menunduk, digunakan untuk meminta atau memelas.
  • Emoji Wajah Menangis dengan Keras (😭): Mengekspresikan kesedihan yang mendalam atau emosi yang kuat.
  • Emoji Wajah Cemberut (🙁): Menunjukkan ketidakbahagiaan atau kekecewaan.
  • Emoji Wajah Bingung (😕): Menunjukkan ketidakpastian atau kebingungan.
  • Emoji Wajah Khawatir (😟): Menggambarkan kekhawatiran atau kegelisahan.
  • Emoji Wajah Lelah (😩): Melambangkan kelelahan atau kepenatan.
  • Emoji Wajah Resleting Mulut (🤐): Menyimbolkan bahwa seseorang akan menyimpan rahasia.
  • Emoji Wajah Meleleh (🫠): Untuk membicarakan rasa malu dan rasa takut yang perlahan-lahan tenggelam, atau merasa kewalahan dalam suatu hal.
  • Emoji Wajah Mengintip ( 🫣): Mengekspresikan dualitas keinginan untuk berpaling dari sesuatu karena menakutkan, menjijikkan, atau memalukan, tetapi tidak bisa.
  • Emoji Mata Melihat ke Atas (🙄): Menunjukkan penghinaan, ketidaksetujuan, frustrasi, atau kebosanan yang sedang.
  • Emoji Kepala Meledak ( 🤯): Melambangkan keterkejutan atau ketakjuban.
  • Emoji Wajah Berpesta ( 🥳): Digunakan untuk perayaan dan acara-acara yang menggembirakan.
  • Emoji Wajah Pusing ( 🥴): Wajah dengan mulut miring dan bergelombang menandakan pusing atau merasa pusing.
  • Emoji Wajah Bersin ( 🤧): Wajah dengan tisu di dekat hidung menandakan sedang bersin atau pilek.
  • Emoji Wajah Panas ( 🥵): Wajah merah dan berkeringat menggambarkan panas yang ekstrem atau merasa kepanasan.
  • Emoji Wajah Muntah (🤮): Wajah dengan mulut terbuka hijau menandakan sedang muntah.

Itu dia sederet arti emoji WA yang kerap digunakan. Jadi, kamu bisa mengekspresikan berbagai objek, ide, hingga emosi yang tidak dapat diterjemahkan dalam teks melalui ikon emoji.

Karena sekarang sudah tahu arti-arti emoji di atas, jadi jangan ada lagi kesalahpahaman ya!

(azn/fyk)



Sumber : inet.detik.com

Rumah Bagus Kebanggaan Surabaya Hangus, Jadi Abu Usai Aksi Demo



Surabaya

Aksi massa pada Sabtu (30/8/2025) malam merusak sejumlah bangunan ikonik kebanggaan Surabaya. Bangunan peninggalan era kolonialisme tersebut mengalami pembakaran, dirampok, dan dirusak hingga kehilangan keindahannya. Tak terkecuali Gedung Negara Grahadi yang jadi kediaman Wakil Gubernur Jawa Timur.

Bangunan yang berdiri tahun 1795 tersebut sekaligus menjadi kantor Wagub Jatim Emil Dardak sehari-hari. Selepas aksi massa di akhir Agustus 2025, Grahadi yang berarti rumah bagus atau rumah indah dalam bahasa Sansekerta hangus jadi abu dan berantakan di beberapa bagian yang tersisa.


Kondisi Gedung Negara Grahadi Usai Dibakar PerusuhKondisi Gedung Negara Grahadi Usai Dibakar Perusuh (dok. Esti Widiyana/detikcom)

Gedung Grahadi, kini berusia kurang lebih 230 tahun, pertama kali dibangun dengan nama tuinhuis atau rumah taman. Pendiri dan pemiliknya adalah Dirk van Hogendrop seorang pejabat VOC yang menguasai ujung timur yang ingin punya rumah peristirahatan indah, sejuk, dan tenang.

“Awalnya, Gedung Grahadi memang menghadap ke Kalimas. Sehingga, penghuninya bisa minum teh pada sore hari sambil melihat perahu yang menelusuri kali. Gedung yang dibangun pada 1795 ini kemudian berganti desain hingga menjadi yang kita kenal sekarang,” tulis Informasi Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur (INCAR) Provinsi Jawa Timur.

Gedung Grahadi saat ini adalah hasil renovasi Herman Willem Daendels, petinggi VOC yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Timur. Di tangannya, Grahadi didesain bergaya Indis Empire Style sebagai rumah dinas Residen Surabaya. Dalam sejarahnya Grahadi pernah jadi gedung pengadilan tinggi, tempat pesta, resepsi, dan keperluan lain.

Sejak Indonesia merdeka pada 1945, Gedung Grahadi menjadi domisili Gubernur Jawa Timur dan tempat menerima tamu. Presiden RI periode 2014-2024 Joko Widodo sempat menggunakan bangunan Gedung Grahadi di sebelah kanan sebagai ruang kerja saat berkunjung ke Surabaya.

Gedung Grahadi, Sabtu (4/11/2023)Gedung Grahadi tahun 2023 sebelum dibakar pada Agustus 2025 (dok. Istimewa)

Rusaknya gedung berusia dua abad tersebut tentu meninggalkan duka. Namun Pemprov Jatim memastikan layanan masyarakat tetap tersedia dan berjalan seperti biasa. Pemprov juga mengapresiasi TNI dan Polri yang telah mengamankan situasi sekitar gedung dan wilayah Jawa Timur.

“Tentunya, ini tidak mengurangi semangat Pemprov untuk terus melayani masyarakat. Kami akan bekerja sebaik-baiknya untuk menjaga pelayanan kepada masyarakat dari pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kami juga akan bekerja sama jika ada langkah yang harus diambil pihak berwenang,” kata Emil.

Selain memperbaiki Gedung Grahadi yang rusak, Emil menekankan prioritas saat ini adalah memastikan stabilitas di masyarakat. Kondisi yang aman dan kondusif menjadi kunci kelangsungan hidup sehari-hari.

(row/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Traveler Wajib Tahu! Tips dari Panji Petualang Saat Bertemu Ular Kobra di Alam Liar



Jakarta

Panji Petualang, sosok yang dikenal sebagai penjelajah satwa liar, mengingatkan traveler agar tidak panik dan tidak bertindak gegabah saat berhadapan dengan ular king kobra di alam liar. Dia menegaskan bahwa hewan itu sebenarnya tidak akan menyerang manusia kecuali merasa terancam.

Belum lama ini, tragedi yang menimpa Abah Ocang (73), warga Sukabumi, yang tewas usai berduel dengan king kobra sepanjang empat meter di kebunnya, kembali membuka mata publik tentang bahaya interaksi langsung dengan satwa liar tanpa keahlian khusus. Panji menyampaikan rasa duka mendalam sekaligus memberikan edukasi penting agar masyarakat lebih berhati-hati.

Kondisi serupa berpotensi ditemui traveler saat berwisata di alam liar atau bahkan di tempat-tempat yang tidak terduga. Panji mengatakan king kobra bukan hewan yang secara alami agresif terhadap manusia, namun bisa berubah defensif jika merasa terancam.


Panji sekaligus menyampaikan sejumlah tips buat traveler saat menghadapi king kobra. Apa saja?

Berikut pesan Panji buat traveler andai menjumpai king kobra:

1. Jangan Panik, Tetap Tenang dan Jaga Jarak

Panji mengatakan langkah pertama ketika bertemu ular, khususnya king kobra, adalah tidak panik. Ular akan cenderung menyerang jika merasa disudutkan.

“King cobra itu sebenarnya takut sama manusia. Mereka jadi agresif kalau diganggu atau diusik. Sifatnya defensif, bukan agresif,” ujarnya.

Ia menyarankan agar siapa pun yang menjumpai ular besar di kebun atau rumah segera mundur perlahan dan tidak melakukan gerakan tiba-tiba.

2. Tidak Menangkap atau Menyerang

Kebiasaan sebagian warga memukul ular karena takut justru bisa berakibat fatal. Menurutnya, jangan pernah mencoba membunuh atau menangkap ular, apalagi jika tidak punya pengalaman sebagai pawang atau rescuer satwa.

“Kalau melihat ular di alam, jauhi saja. Jangan coba evakuasi sendiri kalau enggak bisa handle ular. Karena mereka hidup di habitatnya, dan kita manusia itu tamu di alam mereka,” katanya.

3. Berhati-hati Ketika Melangkah

King Kobra dikenal pandai berkamuflase, sehingga sering tak terlihat oleh orang yang lewat di kebun atau hutan.

“Bisa jadi korban ini sebelumnya menginjak ular tersebut di bagian ekor atau tubuhnya, karena kalau di alam ular ini pandai kamuflase. Jadi ketika beliau sedang berjalan di sekitar kebun itu bisa jadi keinjak ularnya lalu menyerang,” katanya.

4. Hubungi Petugas atau Pawang Terlatih

Panji menekankan pentingnya melibatkan pihak berpengalaman jika ditemukan ular di sekitar pemukiman.

Menurutnya, masyarakat bisa menghubungi BPBD, Damkar, atau komunitas reptil setempat yang sudah berpengalaman menangani evakuasi satwa berbisa.

***

Selengkapnya klik di sini.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Kisah Wafatnya Rasulullah SAW, Peristiwa Penuh Duka dalam Sejarah Islam


Jakarta

Rasulullah SAW adalah sosok teladan bagi umat Islam, sebagai nabi terakhir yang membawa wahyu dan petunjuk hidup dari Allah SWT.

Kehilangan ini tidak hanya dirasakan oleh para sahabat dan pengikutnya, tetapi juga meninggalkan dampak yang luas bagi seluruh umat manusia. Berikut adalah kisah wafatnya Rasulullah SAW.

Kisah Wafatnya Rasulullah SAW

Wafatnya Rasulullah SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H, menandakan berakhirnya periode kenabian dan menyisakan warisan ajaran Islam hingga saat ini.


Wasiat Rasulullah SAW saat Melaksanakan Haji Wada’

Diceritakan dalam buku Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik karya Faisal Ismail, pada tahun tahun 10 H atau 32 M, Rasulullah SAW melaksanakan ibadah haji yang terkenal dalam sejarah Islam sebagai haji Wada’, bersama kaum muslimin yang berjumlah sekitar seratus ribu orang.

Di hadapan ribuan jamaah haji itu, Rasulullah SAW mengucapkan pidato penting yang mempunyai arti bagi kaum muslimin, yang tidak hanya pada waktu itu, tetapi bagi kaum muslimin sesudahnya, kini, dan yang akan datang. Pidato yang diberikan Rasulullah SAW ini seperti menunjukkan adanya wasiat didalamnya.

“Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku ini. Aku tidak dapat memastikan apakah aku akan dapat bertemu lagi atau tidak dengan kamu sekalian di tempat seperti ini sesudah tahun ini. Wahai manusia, sesungguhnya kamu haram menumpahkan darah, dan haram mengganggu hartamu, kecuali ada hak. Riba semuanya telah dibatalkan, kamu hanya berhak atas uang pokok. Dengan demikian, kamu tidak menganiaya dan tidak pula teraniaya. Penumpahan darah yang dilakukan di masa Jahiliah tidak ada diyat (denda)-nya lagi. Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah di muka bumi, akan tetapi ia masih menginginkan yang lain dari itu. Sebab itu, awaslah selalu terhadapnya. Wahai manusia, Tuhanmu hanyalah satu, dan asalmu dari tanah. Orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Orang Arab tidak ada kelebihan atas orang non Arab, dan orang non Arab pun tidak ada pula kelebihannya atas orang Arab, kecuali karena takwanya.”

Rasulullah SAW Sempat Sakit Sebelum Meninggal Dunia

Sekitar tiga bulan setelah menunaikan haji Wada’ itu, Rasulullah SAW mengalami demam yang berat hingga tidak mampu keluar untuk menjadi imam salat. Beliau menyuruh Abu Bakar RA untuk menggantikannya menjadi imam.

Kaum Muslimin saat itu cemas terhadap penyakit yang diderita Rasulullah SAW. Pada suatu hari, Rasulullah SAW dijemput oleh paman beliau, Abbas dan Ali bin Abi Thalib, untuk keluar menemui kaum muslimin yang sedang berkerumun di masjid dengan sorotan wajah sedih yang ikut merasakan penyakit beliau.

Rasulullah SAW duduk di mimbar, tepatnya pada anak tangga pertama, yang dikerumuni oleh kaum muslimin Anshar dan Muhajirin, dan beliau pun menyampaikan sebuah amanat,

“Wahai manusia, aku mendengar kamu sekalian cemas kalau nabimu meninggal dunia. Pernahkah ada seorang nabi yang dapat hidup selama-lamanya? Kalau ada, aku juga akan dapat hidup selama-lamanya. Aku akan menemui Allah, dan kamu akan menyusulku.”

Dalam buku Kisah Manusia Paling Mulia di Dunia karya Neti S, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW sakit selama 13 atau 14 hari. Beliau sempat mengerjakan salat bersama para sahabat dalam keadaan sakit selama 11 hari.

Penyakit yang diderita Rasulullah SAW semakin lama semakin berat, dan beliau meminta untuk berada di rumah Aisyah pada hari-hari terakhirnya.

Kemudian dua hari atau sehari sebelum wafat, beliau keluar untuk menunaikan salat Dzuhur dan minta didudukkan di samping Abu Bakar.

Rasulullah SAW juga memerdekakan budak-budaknya, bersedekah dengan enam atau tujuh dinar yang beliau miliki, dan memberikan senjata-senjatanya kepada kaum muslimin.

Menjelang wafat, Rasulullah SAW menyampaikan wasiatnya. Beliau berkata bahwa “laknat Allah atas orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.”

Beliau juga berkata, “Jagalah shalat! Jagalah shalat! Jangan sekali-kali telantarkan budak-budak kalian.” Wasiat tersebut diulang-ulang hingga beberapa kali.

Reaksi Para Sahabat saat Rasulullah SAW Wafat

Pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H, tepatnya pada tanggal 8 Juni 632 M, Rasulullah SAW berpulang ke Rahmatullah di usianya yang menginjak 63 tahun.

Merujuk kembali pada buku Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik, berita wafatnya Rasulullah SAW diterima di kalangan sebagian kaum muslimin dengan keraguan dan seakan-akan mereka tidak percaya jika hal itu terjadi.

Umar bin Khattab pun berdiri di depan umum sambil mengatakan:

“Ada orang mengatakan bahwa Muhammad telah wafat. Sesungguhnya, demi Allah, beliau tidak wafat, hanya pergi menghadap Allah, sebagaimana Nabi Musa pun pergi menghadap Allah. Demi Allah, Nabi Muhammad SAW akan kembali.”

Setelah itu, Abu Bakar segera masuk ke kamar Rasulullah SAW untuk menjenguk beliau. Dan terlihat oleh Abu Bakar, beliau sedang terbaring wajahnya yang ditutupi oleh kain, kemudian Abu Bakar pun membuka kain penutup wajah beliau, sambil berkata:

“Alangkah baiknya engkau di waktu hidup dan di waktu mati. Jika seandainya engkau tidak melarang kami menangis, akan kami curahkan seluruh air mata kami.”

Kemudian Abu Bakar keluar, mendatangi orang-orang yang sedang berkerumun, mencoba menenangkan mereka dan menghilangkan kebingungan yang mereka rasakan dengan mengatakan di hadapan mereka,

“Wahai manusia, barang siapa memuja Muhammad, Muhammad telah mati. Tetapi siapa yang memuja Allah, Allah hidup selama-lamanya, tiada mati-matinya.”

Abu Bakar juga membacakan ayat Al-Qur’an untuk memperingatkan semua orang, yang tercantum dalam surah Ali Imran ayat 144,

وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔاۗ وَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ ۝١٤٤

Arab Latin: wa mâ muḫammadun illâ rasûl, qad khalat ming qablihir-rusul, a fa im mâta au qutilangqalabtum ‘alâ a’qâbikum, wa may yangqalib ‘alâ ‘aqibaihi fa lay yadlurrallâha syai’â, wa sayajzillâhusy-syâkirîn

Artinya: Muhammad itu hanyalah seorang rasul, telah berlalu beberapa orang rasul sebelumnya. Sekiranya Muhammad itu mati atau dibunuh orang, apakah kamu akan kembali menjadi kafır (murtad). Barang siapa kembali menjadi kafır, ia tidak akan mendatangkan bahaya kepada Tuhan sedikit pun.”

Mendengar pernyataan dari Abu Bakar yang tegas ini, umat Islam yang sedang berkerumun itu menjadi sadar dan menerima bahwa Rasulullah SAW memang telah wafat.

Saat itu, banyak orang yang berkumpul untuk menyalatkan beliau. Rasulullah SAW dimakamkan, dengan diantar dan disaksikan oleh kaum muslimin yang melepasnya ke tempat peristirahatan terakhir dalam suasana damai, menghadap Allah SWT.

Kepemimpinan Umat Islam pasca Wafatnya Rasulullah SAW

Mengutip buku Mencintai Keluarga Nabi Muhammad SAW yang ditulis oleh Nur Laelatul Barokah, sepeninggalan Rasulullah SAW, kepemimpinan umat Islam dilanjutkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Mereka dikenal dengan nama Khulafaur Rasyidin.

Berbeda dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman, Ali Bin Abi Thalib dilantik menjadi Amirul Mukminin atau pemimpin umat Islam di depan umum. Hal ini merupakan permintaan Ali Bin Abi Thalib sebagai bukti bahwa dia ditunjuk oleh semua golongan kaum muslim.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com