Jogja –
Kebiasaan minum kopi sulit ditinggalkan mayoritas orang Indonesia. Lantas, benarkah minum kopi setiap hari berbahaya? Kenali efeknya untuk kesehatan tubuh.
Selain aroma harum dan rasa nikmat, konsumsi kopi memang telah terbukti memiliki beragam manfaat sehat. Dilansir Healthline, salah satu manfaat minum kopi adalah melawan rasa lelah sekaligus meningkatkan energi tubuh. Khasiat lainnya adalah mengurangi risiko diabetes tipe 2, mendukung kesehatan otak, mereduksi risiko depresi, dan menyehatkan jantung.
Secara umum, konsumsi kopi tidak menimbulkan efek buruk untuk kesehatan, bahkan cenderung memberi dampak baik. Meski begitu, kamu perlu tahu efek konsumsi kopi setiap hari yang mungkin muncul jika dikonsumsi terlalu banyak.
Efek samping kebanyakan minum kopi
Efek minum kopi. Foto: iStock |
Salah satu kandungan dalam kopi yang menyebabkan minuman ini dibutuhkan adalah kafein. Namun ternyata, terlalu banyak kafein juga bisa membawa efek samping bagi tubuh. Berdasar uraian dari Healthline dan Medical News Today, berikut beberapa efeknya:
1. Kecemasan berlebih
Kafein bekerja dengan cara memblokir efek adenosin, zat kimia otak yang menyebabkan rasa lelah. Selain itu, kafein juga memicu pelepasan adrenalin sehingga memampukan orang yang mengonsumsinya mendapat ‘tambahan’ energi.
Dalam dosis tinggi, kafein justru menyebabkan kecemasan dan rasa gugup berlebihan. Efek ini bakal terasa apabila kafein dikonsumsi lebih dari batas amannya. Khusus orang yang sensitif, anxiety mungkin terasa biarpun hanya sedikit mengonsumsi kafein.
2. Masalah kehamilan
Ibu hamil yang minum lebih dari 300 miligram kafein atau mudahnya 3 cangkir kopi sehari, dapat mengalami hambatan pertumbuhan janin dan irama jantung tidak normal pada janin. Bukan hanya itu, kemungkinan loss pregnancy juga ada.
3. Insomnia
Insomnia Foto: Getty Images/demaerre |
Kamu mungkin sudah tahu banyak orang minum kopi agar terjaga dan mampu beraktivitas dengan penuh semangat. Sayangnya, efek ini bak pedang bermata dua. Orang yang terlalu banyak minum kopi bisa jadi kesulitan tidur.
Sebuah penelitian menemukan kalau semakin tinggi asupan kafein, maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan seseorang untuk jatuh tertidur. Di samping itu, durasi tidur berkurang yang pada gilirannya menyebabkan kualitas tidur menurun.
4. Tekanan darah tinggi
Meski secara keseluruhan kafein tidak menaikkan risiko penyakit jantung atau stroke, senyawa satu ini terbukti meningkatkan tekanan darah. Efek ini bersifat sementara dan paling memengaruhi orang yang tidak terbiasa minum kopi.
Sudah jadi pengetahuan umum bahwa tekanan darah merupakan salah satu faktor sakit jantung dan stroke. Pasalnya, bila terus-terusan bertekanan darah tinggi, pembuluh arteri dapat rusak sehingga aliran darah terganggu.
5. Sakit kepala
Studi yang dilakukan berbasis populasi menemukan hasil menarik tentang efek kafein bagi tubuh. Asupan senyawa dini melalui makanan dan obat-obatan mungkin menjadi salah satu faktor penyebab sakit kepala kronis setiap hari.
6. Rasa lelah berlebihan
Rasa lelah berlebihan Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes |
Memang benar kafein dalam kopi dapat meningkatkan energi tubuh sekaligus menghilangkan kelelahan. Namun, begitu efek temporal ini lenyap, kelelahan hebat bakal dirasa. Oleh karena itu, disarankan mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang alih-alih tinggi untuk meminimalisir efek kelelahan ini.
7. Sering buang air kecil
Karena bersifat diuretik, minum kopi sehari-hari menyebabkan peningkatan keinginan buang air kecil (BAK). Hal ini disebabkan efek stimulasi kafein pada kandung kemih.
Sering BAK bukan hanya sebatas gangguan terhadap fokus saja. Studi tahun 2024 menemukan keterkaitan konsumsi kafein berlebih dengan peningkatan risiko kandung kemih basah dan terlalu aktif/overactive bladder (OAB).
8. Ketergantungan
Kafein yang dikonsumsi secara terus-menerus dapat menyebabkan ketergantungan psikologis atau fisik. Meski begitu, sifat adiktif kafein tidak sama dengan yang dihasilkan obat-obatan terlarang semacam kokain dan amfetamin.
9. Asam urat
asam urat Foto: ilustrasi/thinkstock |
Orang yang punya masalah asam urat disarankan tidak minum kopi berlebih. Apabila larangan ini dilanggar, serangan berulang asam urat yang menyakitkan di titik-titik tertentu akan terasa.
Saat seseorang mengonsumsi kafein berlebihan, metabolisme purin bisa meningkat sehingga kadar asam urat dalam darah ikut naik. Selain itu, kafein juga bersifat diuretik yang dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan membuat konsentrasi asam urat semakin tinggi di darah.
10. Detak jantung cepat
Asupan kafein tinggi menyebabkan jantung berdetak dengan cepat. Kondisi tersebut pada gilirannya memengaruhi perubahan irama detak jantung atau fibrilasi atrium. Masalah ini dapat berdampak serius jika tidak ditangani karena aliran darah menjadi tak efisien.
Cara sehat minum kopi setiap hari
Cara sehat minum kopi Foto: iStock |
Agar kebiasaan minum kopi sehari-hari tidak menimbulkan efek buruk, kamu mesti mengetahui batas amannya. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyebut batasnya adalah 400 miligram sehari.
Jumlah itu kira-kira setara dengan 2 sampai 3 gelas cangkir kopi. Meski begitu, perlu diingat, setiap orang punya sensitivitas yang berbeda-beda terhadap kafein. Selain itu, kondisi kesehatan yang sedang dialami juga perlu dipertimbangkan.
Keterangan serupa dibawakan oleh Elizabeth Shaw, seorang ahli gizi. Ia menyebut konsumsi kopi dalam jumlah sedang tidak menimbulkan dampak buruk, tetapi justru memberi manfaat kesehatan.
“Penelitian menunjukkan konsumsi kopi dalam jumlah sedang (biasanya 3 hingga 4 cangkir sehari) pada individu sehat tidak menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan dan justru dapat memberikan beberapa manfaat,” terangnya, dikutip laman Eating Well pada Selasa (14/10/2025).
Khusus ibu hamil, batas asupan kafein harian berbeda lagi. Menurut keterangan dalam Jurnal Nutrients bertajuk ‘Caffeine Intake throughout Pregnancy, and Factors Associated with Non-Compliance with Recommendations: A Cohort Study’ oleh Maria Rosario Roman-Galvez dkk, batas amannya adalah 200 miligram per hari.
Penyebab batasan kafein untuk ibu hamil ini disebabkan adanya beberapa dampak buruk yang mungkin timbul, seperti keguguran, lahir mati, dan berat badan lahir bayi rendah. Sebagai informasi, 200 mg/hari adalah sekitar dua cangkir kopi.
(sob/adr)
Ini 5 Penyebab Diet Soda Dapat Memicu Kenaikan BB
Jakarta –
Masih banyak yang salah kaprah, diet soda tidak termasuk minuman sehat. Ahli gizi menyebut ada ancaman efek negatif dari konsumsi minuman bersoda ini.
Diklaim sebagai produk diet dan rendah gula, faktanya diet soda tidak pernah diakui ahli sebagai asupan yang sehat. Diet soda tidak jauh berbeda dengan soda kemasan biasa yang banyak ditemukan di supermarket dan minimarket.
Banyak orang yang hingga kini juga masih mempercayai bahwa mengganti asupan soda menjadi diet soda adalah cara yang lebih sehat. Tetapi ada berbagai kandungan yang membahayakan kesehatan hingga membuat berat badan melonjak dalam sebuah kemasan diet soda.
“Mengganti soda biasa menjadi diet soda mungkin akan menawarkan pengurangan kalori yang singkat, tetapi tubuhmu tidak akan bisa ditipu lebih lama. Penelitian menyebut tubuh akan tetap bereaksi pada komponen non nutrisi dari makanan termasuk pemanis buatan dari diet soda,” papar Susan Campbell selaku ahli gizi.
Baca juga: Pesan Kue Berisi Uang Rp 3,3 Juta, Pembeli Ini Hanya Mau Bayar Murah
Berikut ini 5 alasan diet soda bukan minuman sehat menurut Cleveland Clinic:
Konsumsi diet soda dapat memicu keinginan makan dan minum manis yang lebih parah. Foto: Getty Images/iStockphoto/choochart choochaikupt |
1. Memicu kenaikan berat badan
Tubuh merupakan sistem yang luar biasa dengan segala sinyal yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Termasuk ketika tubuh membutuhkan asupan gula, maka otak akan mengirimkan sinyal tertentu.
Mengonsumsi diet soda yang telah dibuat sedemikian rupa hingga rasanya tak manis justru dapat meningkatkan asupan kalori lebih banyak. Para ahli setuju bahwa efek minum diet soda akan memicu keinginan untuk makan dan minum yang manis-manis.
Pada penelitian lain disebutkan juga penderita kelebihan berat badan dan obesitas kondisinya memperparah setelah mengonsumsi diet soda. Mereka mengalami keinginan untuk makan dan minum asupan tinggi kalori sepanjang hari.
2. Mengganggu produksi insulin
Rasa manis sebenarnya menjadi rasa yang paling dicari oleh otak manusia secara alamiah. Gula dan pemanis yang masuk ke dalam tubuh kemudian akan menjadi tumpukan kalori.
Ketika mengonsumsi makanan dan minuman manis nan tinggi kalori, produksi insulin akan otomatis terjadi guna mengubahnya menjadi energi. Tetapi pada konsumsi diet soda efeknya justru membingungkan tubuh untuk memproduksi insulin.
Asupan kalori yang masuk dalam jumlah besar tidak diimbangi dengan rasa manis. Sehingga tubuh akan kesulitan untuk memproduksi insulin yang akhirnya kalori dari diet soda akan mengendap menjadi cadangan di dalam tubuh.
Alasan lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Mempengaruhi reaksi otak
Tak dapat dipungkiri, otak merupakan organ tubuh paling vital yang mengatur tubuh secara keseluruhan. Bahkan rasa ngidam atau keinginan mengonsumsi makanan dan minuman tertentu juga dikendalikan oleh otak.
Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa konsumen diet soda memiliki aktivitas otak yang lebih tinggi. Aktivitas yang dimaksud adalah sinyal yang dikirimkan otak kepada tubuh untuk terus makan makanan tinggi lemak dan manis.
Konsumsi diet soda juga dikatakan memengaruhi pusat rasa kepuasan tubuh akan makanan manis. Jika dilakukan dalam jangka panjang ada potensi perubahan reaksi otak terhadap keinginan makan berkalori tinggi.
4. Asupan pengganti
Ada beberapa minuma alternatif yang disarankan ahli gizi sebagai pengganti diet soda. Foto: Getty Images/iStockphoto/choochart choochaikupt |
Para ahli gizi mengatakan berhenti minum diet soda bukan suatu hal yang mustahil. Cara yang paling ampuh adalah dengan mencari alternatif asupan pengganti dengan kandungan komponen yang serupa.
Salah satu yang menyebabkan kecanduan adalah komposisi kafein di dalam diet soda. Kebutuhan atas kafein pada tubuh bisa saja digantikan dengan minuman seperti teh atau kopi yang jauh lebih sehat.
Selain itu tubuh yang telah kecanduan dengan pemanis buatan harus dilatih dengan mengganti asupan pemanis buatan menggunakan buah-buahan. Mencicipi minuman lain yang menyegarkan dengan sensasi soda seperti pada kombucha juga bisa dilakukan guna mengatasi kecanduan diet soda.
5. Tips berhenti konsumsi diet soda
Selain mengganti asupan diet soda, beberapa ahli gizi juga memberikan tips untuk berhenti lepas dari minuman ini. Caranya yaitu dengan belajar mengelola diri sendiri dan mengendalikan nafsu makan dengan pola yang lebih sehat.
Untuk menghindarkan tubuh dari keinginan makanan dan minum produk tinggi kalori dan gula pastikan jangan pernah kelaparan. Makan dengan porsi yang lebih sedikit dan intensitas yang lebih sering disebut lebih manjur untuk mengatasi keinginan makan minum produk berkalori tinggi.
Selain itu lakukan beberapa hal untuk mulai mengecoh otak dalam mengendalikan keinginan makan. Misalnya minum air mineral sebagai pengganti soda atau bahkan menyiapkan es teh tawar yang siap dituang ke dalam gelas agar tak memilih diet soda kemasan.
(dfl/odi)
![]() |
| Source : unsplash / Ella Olsson |
Waspadai 5 Efek Samping Makan Makanan Terlalu Pedas
Jakarta –
Sensasi pedas dapat memberikan kenikmatan tersendiri saat makan. Namun, waspada jika terlalu banyak bisa memicu efek samping yang serius.
Orang Indonesia dikenal sebagai pecinta pedas. Karenanya banyak orang yang memasukkan rempah pedas atau melengkapi seporsi makanan dengan sambal atau cabai utuh.
Sensasi pedas ketika makan dirasa dapat meningkatkan nafsu makan. Sensasi pedas itu dihasilkan dari capsaicin yang terkandung pada cabai dan rempah pedas.
Senyawa tersebut juga yang dapat memicu efek samping yang berbahaya bagi organ tubuh. Baik pada sistem pencernaan hingga indera tubuh.
Dikutip dari Health Shots (17/09/24) berikut 5 efek samping terlalu banyak makan pedas.
1. Gangguan gastrointestinal
Makan pedas dalam jumlah banyak memang dapat menyebabkan nyeri ulu hati. Foto: Getty Images |
Gastrointestinal merupakan istilah yang merujuk pada organ saluran pencernaan, seperti lambung, usus besar, hati, pankreas, dan kantung empedu.
Makan pedas dalam jumlah banyak memang dapat menyebabkan nyeri ulu hati dan masalah lambung lainnya. Menurut studi pada Current Medicinal Chemistry, ini disebabkan karena kandungan capsaicin.
Capsaicin tersebut bisa menempel pada reseptor nyeri di lambung, menyebabkan sensasi panas dan perih. Kondisi inilah yang menyebabkan dan memperparah gejala asam lambung naik.
2. Memicu jerawat
Cabai kaya akan likopen asam, senyawa yang memberikan warna merah pada sayuran, termasuk cabai merah. Jika terlalu banyak, senyawa ini bisa memicu muncul ya jerawat.
Likopen asam dapat mengiritasi kulit, mengganggu keseimbangan pH kulit, dan merangsang kelenjar minyak. Selain itu, dapat meningkatkan sirkulasi darah pada wajah.
Itulah yang akhirnya menyebabkan kulit memerah dan lebih rentan terhadap jerawat dan eksim pada kulit seseorang, lapor Eat This not That (05/04/24).
Efek samping makan pedas terlalu banyak ada di halaman berikutnya.
3. Menyebabkan cegukan
Makanan pedas menyebabkan cegukan. Foto: Getty Images |
Cegukan merupakan kondisi saat terjadi kontraksi secara tiba-tiba pada diafragma. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bunyi yang terjadi secara berulang-ulang.
Cegukan bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya setelah makan makanan yang terlalu pedas. Ini karena kandungan capsaicin yang bisa mengiritasi diafragma.
4. Insomnia
Kandungan capsaicin pada makanan pedas juga dapat menyebabkan insomnia. Senyawa capsaicin tersebut dapat meningkatkan suhu tubuh dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Ketika sistem pencernaan terganggu, maka akan menimbulkan rasa tak nyaman pada perut, seperti kembung, mulas, atau bahkan nyeri yang akhirnya bisa mengganggu kualitas tidur.
5. Lidah mati rasa
Makanan pedas menyebabkan lidah mati rasa. Foto: iStock |
Di balik kenikmatan makan terlalu pedas dapat menyebabkan lidah mati rasa. Hal ini terjadi karena kandungan capsaicin dalam cabai merangsang saraf di lidah.
Selain itu, mengirimkan sinyal ke otak sebagai rasa nyeri dan panas yang kita kenali dengan sensasi pedas. Terlalu sering makan pedas bisa menyebabkan lidah menjadi lelah dan tidak sensitif.
(raf/odi)
Hindari Efek Samping Konsumsi Kayu Manis, Ikuti Saran Ahli
Jakarta –
Rempah dan herbal seringkali diandalkan sebagai asupan nutrisi tubuh. Ternyata rempah bernama kayu manis harus dikonsumsi dengan hati-hati. Ini kata ahli.
Rempah dan herbal seringkali dikonsumsi untuk mendapatkan khasiat tertentu. Layaknya nutrisi dalam makanan, banyaknya komponen aktif di dalam berbagai jenis rempah membuat banyak orang tergiur.
Mulai dari menyampurkannya ke dalam makanan maupun menyeduhnya sebagai teh hangat. Salah satu rempah yang populer ialah kayu manis dengan ciri khas warna dan aromanya yang harum lembut.
Tetapi ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan ketika mengonsumsi kayu manis. Ahli menyebut ada efek samping terhadap metabolisme yang dapat terjadi dari konsumsi kayu manis yang kurang tepat.
Pada sebuah penelitian yang dipublikasi melalui Food Chemistry: Molecular Science melihat adanya ancaman dari konsumsi kayu manis dengan konsentrasi yang tinggi. Para peneliti mengamati komponen cinnamaldehyde yang menjadi sumber aroma kayu manis.
Melansir Food and Wine (11/5) setidaknya ada tiga alasan bahwa kayu manis harus dikonsumsi dengan tepat:
Konsumsi kayu manis tidak disarankan berdekatan atau bersamaan dengan obat. Foto: Getty Images/iStockphoto/Liudmila Chernetska |
1. Mengganggu Pengobatan
Efek samping dari komponen cinnamaldehyde dikatakan paling berpengaruh ketika dikonsumsi bersamaan dengan obat. Sehingga orang-orang yang sedang menjalani pengobatan secara rutin dengan mengonsumsi obat secara oral kurang disarankan makan banyak kayu manis.
Alasannya terdapat pada minyak kayu manis dan asam cinnamic yang dapat mengaktifkan reseptor seperti PXR dan AhR. Reseptor ini dapat menstimulasi enzim pada liver untuk memetabolisme obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh lebih cepat.
Terutama pada pengobatan penyakit metabolik seperti diabetes, konsumsi kayu manis bersamaan dengan obat dapat mengganggu penyerapan obat. Pengaruhnya yaitu dapat memperlambat maupun mempercepat metabolisme obat sehingga tidak mampu bekerja secara efektif.
Efek samping konsumsi kayu manis pada gangguan metabolisme berlanjut di halaman berikutnya.
2. Cara Konsumsi Kayu Manis
Pamela Tambini, ahli penyakit dalam, menjelaskan sejauh ini belum ada penemuan pasti jenis pengobatan apa saja yang dapat terdampak dari konsumsi kayu manis. Tetapi secara umum yang paling disarankan untuk dihindari ialah pengobatan yang berkaitan dengan metabolik.
Seperti pengencer darah, antidepresan, serta beberapa suplemen untuk mengendalikan hormon. Namun kayu manis bisa tetap dikonsumsi hanya saja sebagai sedikit campuran dari minuman dan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
“Boleh saja mengonsumsi minuman atau kue-kue yang memiliki rasa kayu manis di dalamnya, yang paling harus dihindari ialah penggunaan minyak kayu manis dan suplemennya. Tetapi pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu,” kata Tambini.
Minyak kayu manis dan bentuknya berupa suplemen yang paling tak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan obat. Foto: Getty Images/iStockphoto/Liudmila Chernetska |
3. Jenis Kayu Manis yang Tak Disarankan
Tidak dianjurkannya suplemen kayu manis untuk dikonsumsi bersamaan dengan obat bukan berarti dalam semua bentuk. Tambahan kayu manis konsentrasi tinggi yang menjadi fokus ahli dan dianggap mengkhawatirkan jika dikonsumsi berdampingan dengan obat.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa menambahkan kayu manis ke dalam makanan dan mengonsumsinya secara alami sebenarnya sudah cukup berkhasiat. Hal ini lantaran komponen minyak kayu manis yang cukup ampuh dalam memberikan khasiat berupa memicu reseptor tubuh.
Salah satu yang paling terpengaruh misalnya reseptor untuk memproduksi enzim liver. Bahkan melalui tambahan perasa kayu manis seperti pada sup, kue, atau minuman saja takarannya sudah cukup untuk memberikan khasiat dan pengaruh untuk tubuh secara signifikan.
(dfl/odi)
Kafein vs Gula, Mana yang Lebih Berbahaya untuk Tubuh?
Jakarta –
Konsumsi kopi dengan gula masih menuai kontroversi akibat efek samping dan manfaatnya. Kira-kira mana yang lebih berbahaya, kafein atau gula ya?
Kopi yang segar memberikan rasa pahit yang tidak disukai oleh sebagian penikmat kopi. Namun berkat penambahan gula, pemanis, dan berbagai jenis sirup yang memperkaya rasanya sehingga kopi kini lebih bisa diterima berbagai kalangan.
Sayangnya perpaduan antara kopi dan pemanis masih menuai kontroversi. Alasannya efek samping kesehatan dan manfaat yang bisa ditimbulkan dari konsumsi kopi dengan pemanis.
Misalnya tren es kopi susu gula aren yang menjamur memiliki rasa yang menyegarkan, diakui meningkatkan penjualan kafe, tetapi apakah cukup sehat untuk dikonsumsi? Ternyata baik kafein maupun gula dalam segelas kopi tetap harus diwaspadai.
Baca juga: Ngeunah! 5 Tempat Makan Enak di Bandung Ini Berlokasi di Perumahan
Kafein walaupun memiliki banyak manfaat tetapi juga ada efek sampingnya yang harus diperhatikan. Foto: Coffee Affection |
Melansir Coffee Affection (25/1) kafein merupakan stimulan alami yang terbentuk melalui proses pertumbuhan pohon kopi. Begitu pula asupan gula yang juga tetap dibutuhkan oleh tubuh tetapi dalam batasan dan kadar tertentu.
Pada beberapa kondisi, kafein dapat menyebabkan beberapa dampak fisik yang cukup mengganggu. Misalnya jantung yang berdebar lebih cepat, kenaikan gula darah, sakit kepala, hingga diare dan mual yang akan dialami usai konsumsi kopi.
Selain itu konsumsi kopi juga dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang dan suasana hati konsumennya. Walaupun dapat meningkatkan fokus otak tetapi juga dapat menyebabkan perasaan yang lebih sensitif hingga sesekali rasa kebingungan.
WebMD juga melaporkan bahwa konsumsi kopi empat cangkir sehari dapat membantu menurunkan risiko kanker mulut. Sayangnya efek samping dari penambahan gula dalam kopi juga harus diperhatikan.
Baca juga: 10 Tempat Makan Enak di Pasar Baru yang Legendaris hingga Kekinian
Gula sebagai bahan alami tetapi juga banyak risikonya jika dikonsumsi berlebihan. Foto: Coffee Affection |
Mengutip Sugar Association, gula atau sukrosa merupakan karbohidrat sederhana yang terbentuk secara alami melalui tumbuhan. Walaupun alami, konsumsi gula tetapi harus diatur secara ketat termasuk melalui konsultasi dokter agar mendapatkan porsi yang seharusnya.
Konsumsi gula dan makanan manis secara tak langsung dapat meningkatkan risiko obesitas. Konsumsi gula yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung.
Efek samping yang paling instan dialami oleh konsumen makanan manis yaitu tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang meningkat, hingga inflamasi pada pembuluh darah. Gejala-gejala ini yang akan meningkatkan risiko untuk berkembangnya penyakit jantung.
Sama halnya dengan kafein, konsumsi gula juga dapat berdampak pada kesehatan mental. Suasana hati yang mudah berubah, hingga perasaan yang lebih sensitif daripada energi yang ditimbulkan dari usai mengonsumsi gula dan pemanis.
Maka, dapat dikatakan bahwa konsumsi gula dalam kadar yang berlebihan akan jauh lebih berbahaya daripada kafein. Namun kedua komponen ini juga tetap harus diwaspadai konsumsinya berdasarkan anjuran batas harian yang ditetapkan ahli kesehatan.
(dfl/adr)
Minum Red Wine Disebut Picu Sakit Kepala, Peneliti Temukan Penyebabnya
Jakarta –
Efek samping hingga khasiat alkohol masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Penelitian terbaru menyebut alasan red wine menyebabkan sakit kepala.
Berbeda dengan makanan yang difermentasi, red wine dibuat melalui proses dan bahan yang berbeda. Menggunakan bahan dasar buah dan melalui proses fermentasi tidak membuat alkohol sepenuhnya menjadi minuman sehat.
Penelitian demi penelitian terus dilakukan ahli untuk melihat efek samping dari konsumsi alkohol. Dalam alkohol disebut ada kandungan antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh.
Tetapi tak menutup kemungkinan banyak efek samping negatif yang ditimbulkan dari konsumsi alkohol. Salah satunya sakit kepala setelah minum red wine yang dijelaskan melalui penelitian terbaru.
Baca juga: Orang Italia Salah Meracik Carbonara Selama 70 Tahun, Ini Kata Sejarawan
Sekelompok peneliti mencoba melihat kandungan dalam anggur merah yang dapat memicu sakit kepala. Foto: Getty Images/dikushin |
Sekelompok peneliti dari University of California dilaporkan oleh Food and Wine (22/11) telah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun untuk menemukan penyebab sakit kepala yang ditimbulkan oleh konsumsi red wine. Melalui jurnal yang baru dipublikasi pada bulan November 2023 disebutkan 37% peminum alkohol mengalami sakit kepala.
Keluhan ini dirasakan tiga jam setelah menyeruput alkohol, sebanyak 28% yang mengalami sakit kepala mengaku sempat mencicipi red wine dalam minumannya. Menurut beberapa kasus yang diamati, dua gelas red wine cukup untuk memicu sakit kepala pada peminum alkohol.
Membedah kandungan di dalamnya, para peneliti meyakini penyebabnya berasal dari pengawet bernama sulfit, tannin, dan atau histamin. Pada penelitian kali ini para peneliti juga fokus melihat efek dari kandungan quercetin yang terkandung alami dari bahan nabati yang digunakan dalam racikannya.
Quercetin adalah antioksidan yang ditemukan pada buah-buahan seperti buah yang asam, buah berry, hingga anggur. Adanya campuran alkohol membuat quercetin pada anggur menyebabkan sakit kepala sementara tidak akan menimbulkan efek serupa jika dikonsumsi secara langsung dalam bentuk buah utuh.
Komponen bernama quercetin pada anggur bercampur dengan alkohol sehingga menyebabkan sakit kepala. Foto: Getty Images/dikushin |
“Saat (quercetin) masuk ke dalam darah, tubuh akan mengubahnya menjadi bentuk yang berbeda bernama quercetin glucuronide,” ujar Andrew Waterhouse, selaku ahli kimia wine dan profesor di UC Davis Department of Viticulture and Enology.
Ternyata penyebab beberapa gejala yang timbul dari konsumsi alkohol adalah aktifnya enzim yang perlu dicerna dengan memicu produksi kimia lain di dalam tubuh. Pemecahan quercetin glucuronide dapat menyebabkan pembentukan acetaldehyde yang dapat menyebabkan mual hingga sakit kepala.
“Kami dapat menyimpulkan bahwa sejumlah quercetin, mereka menyebabkan sakit kepala, termasuk ketika konsumennya memiliki riwayat migrain atau sakit kepala sebelumnya,” papar Morris Levin selaku direktur Headache Center at University of California.
Penemuan ini disambut bahagia oleh para peneliti karena telah lama dilakukan untuk menjelaskan efek samping minum alkohol, khususnya red wine. Tetapi masih banyak penelitian lain yang kan dilakukan untuk memastikan efek sampingnya dengan tepat dan efek pada jenis alkohol lainnya.
(dfl/odi)
![]() |
| Source : unsplash / Ella Olsson |
Jangan Sembarangan! Konsumsi Cuka Apel Ada Waktu Idealnya
Jakarta –
Cuka apel dipercaya sebagai asupan untuk membantu diet lebih maksimal. Namun agar khasiatnya efektif, konsumsi cuka apel pada waktu yang tepat.
Cuka apel banyak dipercaya sebagai asupan peluntur lemak yang efektif. Cuka apel banyak diandalkan para pelaku diet untuk membantu memaksimalkan penurunan berat badan.
Dengan rasanya yang asam, waktu konsumsinya harus diperhatikan. Dilansir dari Times of India, Minggu (3/8), cuka apel dibenarkan sebagai bahan aktif yang dapat berkhasiat untuk tubuh.
Mulai dari penurunan berat badan, menstabilkan gula darah, hingga membantu memberikan rasa kenyang yang lebih panjang. Namun khasiatnya yang efektif hanya bisa didapatkan dengan maksimal jika dikonsumsi dengan cara yang tepat.
Agar khasiatnya maksimal, cuka apel tidak disarankan dikonsumsi sembarangan. Foto: Getty Images/fcafotodigital |
Ada beberapa waktu yang direkomendasikan oleh pakar kesehatan untuk mengonsumsi cuka apel. Pertama, cuka apel disarankan diminum saat pagi hari.
Mengonsumsi cuka apel saat pagi hari dapat membantu mengendalikan berat badan dan kadar gula darah. Pada sebuah percobaan klinis, partisipan yang mengonsumsi cuka apel saat pagi hari selama 4-12 minggu mengalami penurunan gula darah, berat badan, hingga Body Mass Index (BMI) yang signifikan.
Begitupula dengan ukuran lingkar pinggang dan trigliserida atau kolesterol yang ikut menurun. Selain pada pagi hari, cuka apel juga direkomendasikan dikonsumsi sebelum makan.
Pada penelitian dengan partisipan pasien diabetes tipe 1, konsumsi cuka apel ditemukan membantu memperlambat pencernaan makanan. Hasilnya rasa kenyang akan terasa lebih panjang dan mencegah keinginan makan berlebih.
Jika dikonsumsi pada waktu yang kurang tepat, cuka apel justru berbahaya untuk kesehatan. Foto: Getty Images/fcafotodigital |
Namun konsumsi cuka apel sangat tidak disarankan pada beberapa kondisi tertentu. Misalnya ketika cuka apel tidak dilarutkan atau dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.
Kadar asam yang tinggi pada cuka apel dapat menyebabkan sakit perut yang melilit hingga mual berat. Konsumsi cuka apel juga tidak disarankan pada pasien yang sedang menjalani beberapa pengobatan tertentu.
Seperti konsumsi obat diuretik, insulin, hingga pengobatan jantung. Cuka apel tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebelum tidur, sebab dapat memicu produksi refluks asam yang menimbulkan sensasi membakar tenggorokan ketika tidur.
Jika kamu mengandalkan cuka apel sebagai asupan diet, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter. Memadukan cuka apel dengan pola hidup sehat yang lebih baik akan memberikan khasiat maksimalnya.
(dfl/adr)























