Tag Archives: ekosistem

10 Delta Sungai Terluas di Dunia, Ada di Negara Mana Saja?


Jakarta

Delta sungai menjadi kekayaan unik yang ada di permukaan bumi. Di berbagai pelosok dunia, ada banyak delta sungai yang terbentuk. Terbesar ada di mana?

Istilah delta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tanah endapan berbentuk segitiga di muara sungai. Delta terbentuk dari endapan lumpur, pasir, dan material lain yang terbawa arus sungai sebelum mencapai laut.

Kehadiran delta bukan hanya fenomena geografis, tetapi juga penopang kehidupan manusia, satwa, dan ekosistem.


Menurut Geological Society of America (GSA Today, 2020), delta berperan penting sebagai sistem ekologi produktif yang menyediakan pangan, habitat, serta perlindungan terhadap bencana alam. Delta juga menjadi salah satu wilayah paling padat penduduk di dunia.

Daftar 10 Delta Sungai Terluas di Dunia

1. Ganges-Brahmaputra-Meghna Delta (Bangladesh & India)

Delta terbesar di dunia dengan luas lebih dari 100.000 km². Delta ini menopang lebih dari 100 juta orang dan menjadi rumah bagi hutan mangrove Sundarbans. Menurut Earth Surface Dynamics (2019), delta ini juga termasuk paling rentan terhadap perubahan iklim dan kenaikan muka laut.

2. Amazon Delta (Brasil)

Memiliki luas hampir 100.000 km², delta Amazon terbentuk dari sungai dengan debit air terbesar di dunia. Mengutip A-Z Animals, delta ini dikenal sebagai “jantung keanekaragaman hayati global” dengan hutan tropis, rawa, dan ribuan spesies unik.

3. Mississippi Delta (Amerika Serikat)

Dengan luas sekitar 32.400 km², delta ini membentuk rawa-rawa besar di Louisiana. GSA Today menjelaskan bahwa kawasan ini menjadi contoh klasik interaksi manusia dan alam, terutama dalam pengendalian banjir dan pembangunan kanal.

4. Lena Delta (Rusia, Siberia)

Delta di Laut Arktik ini mencakup 32.000 km² dan menjadi habitat penting burung migrasi. Earth Surface Dynamics menekankan bahwa delta Arktik seperti Lena menjadi indikator penting perubahan iklim global.

5. Mekong Delta (Vietnam)

Delta seluas 40.500 km² ini sering disebut “lumbung padi Asia Tenggara”. Lebih dari 20 juta orang bergantung pada pertanian dan perikanan di kawasan ini. GSA Today mencatat bahwa perubahan aliran air karena bendungan mengancam keberlanjutan delta Mekong.

6. Danube Delta (Rumania & Ukraina)

Salah satu delta terluas di Eropa dengan luas 4.152 km². Delta ini menjadi habitat lebih dari 300 spesies burung dan dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

7. Niger Delta (Nigeria)

Delta besar di Afrika Barat dengan luas 70.000 km². Meski kaya minyak bumi, delta ini juga memiliki ekosistem mangrove yang luas. A-Z Animals menekankan potensi konflik antara eksploitasi ekonomi dan pelestarian lingkungan di kawasan ini.

8. Zambezi Delta (Mozambik)

Mencakup area sekitar 18.000 km², delta ini menyimpan hutan mangrove dan lahan basah yang vital bagi gajah, kuda nil, dan buaya Afrika.

9. Parnaíba Delta (Brasil)

Satu-satunya delta di Amerika yang langsung bermuara ke Samudra Atlantik, dengan luas sekitar 2.700 km². Delta ini unik karena memiliki ratusan pulau kecil yang terbentuk dari pasir.

10. Okavango Delta (Botswana)

Berbeda dari lainnya, Okavango adalah delta daratan dengan luas sekitar 15.000 km². Airnya tidak mencapai laut, melainkan membentuk lahan basah di tengah gurun Kalahari. Earth Surface Dynamics menyebut delta ini sebagai “oasis ekologis” yang menopang salah satu keanekaragaman hayati terbesar di Afrika.

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

5 Perbedaan Tawon dan Lebah yang Jarang Diketahui, Lebih Sakit Mana Sengatannya?


Jakarta

Lebah dan tawon merupakan hewan yang mudah ditemui di sekitar rumah-rumah di Indonesia. Keduanya bisa menyengat dengan dampak yang bikin nyeri hingga demam. Lantas apa saja perbedaan tawon dan lebah?

Sering kali, orang menyebut serangga yang bisa terbang dan menyengat dengan tawon atau lebah, secara bergantian. Padahal tawon dan lebah merupakan hewan yang berbeda.

Tawon memiliki nama ilmiah Hymenoptera, sedangkan Anthophila. Di dunia ada sekitar 20.000 spesies lebah dan 30.000-75.000 spesies tawon, bahkan bisa mencapai 103.000 menurut University of Minnesota Extension.


Untuk mengenali tawon dan lebah, berikut ini perbedaannya.

5 Perbedaan Tawon dan Lebah yang Jarang Diketahui

Dalam buku A Beginner’s Field Guide to Identifying Bees (2022) karya Lisa Mason, dan kawan-kawan, memahami perbedaan antara lebah dan tawon bukan hanya penting untuk menghindari sengatan, tapi juga untuk mengenali peran ekologis mereka dalam menjaga keseimbangan alam.

1. Penampilan Tubuh

Lebah memiliki tubuh yang lebih bulat dan berbulu. Bulu-bulu halus di tubuhnya berfungsi untuk mengangkut serbuk sari dari bunga satu ke bunga lainnya. Lebah juga memiliki “keranjang serbuk sari” di kaki belakang, disebut corbicula atau scopae.

Sementara tawon punya tubuh yang ramping, licin, dan mengkilap. Salah satu ciri khasnya adalah “pinggang tawon” (wasp waist) yang sangat sempit di antara toraks dan perut.

Selain itu, menurut National Geographic, tawon dapat dibedakan dari bagian bawah perutnya yang meruncing dan pinggang sempit yang disebut petiole.

2. Perilaku

Lebah dikenal sebagai serangga penyerbuk yang andal. Tubuhnya yang berbulu membuatnya sangat efektif dalam memindahkan serbuk sari, membantu tanaman berkembang biak. Itulah sebabnya lebah disebut “pahlawan kecil ekosistem.”

Menurut buku panduan Departemen Pertanian Amerika Serikat, USDA, lebih dari 75% tanaman di dunia bergantung pada hewan penyerbuk seperti lebah. Bahkan, nilai ekonomi hasil tanaman yang bergantung pada penyerbuk mencapai 577 miliar dolar AS per tahunnya.

Tawon, di sisi lain, justru berperan sebagai predator alami bagi serangga lain. Menurut National Geographic, tawon lebih banyak memberi manfaat bagi manusia dengan mengendalikan populasi hama daripada menimbulkan bahaya.

Beberapa jenis tawon berburu ulat, belalang, atau serangga kecil lain untuk dijadikan makanan bagi larvanya. Meski sering dianggap menakutkan, tawon sebenarnya membantu menjaga keseimbangan alam.

3. Sengatan

Lebah madu hanya bisa menyengat sekali, setelah sengatnya tertinggal di kulit korban maka lebah tersebut akan mati. Sementara tawon bisa menyengat berulang kali tanpa kehilangan sengatnya.

Ketika sarang tawon terganggu, mereka mengeluarkan feromon alarm yang memanggil tawon lain untuk ikut menyerang. Karena itu, sarang tawon sebaiknya tidak disentuh tanpa perlindungan atau keahlian khusus.

Berdasarkan dampaknya, sengatan tawon jauh lebih berbahaya bagi manusia. Ini karena tawon bisa menyengat berulang kali dengan racun yang kuat.

4. Sarang

Lebah membuat sarangnya dari lilin, sedangkan tawon membuatnya dari bahan seperti kertas berpartikel kayu yang dikunyah dan dicampur air liurnya sendiri. Lebah dan tawon hanya menggunakan sarangnya selama satu tahun karena memiliki siklus hidup tahunan. Hanya beberapa tawon khusus yang menggunakan kembali sarang lama.

5. Herbivora Vs Predator

Lebah termasuk herbivora (pemakan tumbuhan) terutama nektar dan serbuk sari (polen). Mereka sangat aktif mencari sumber pakan untuk keperluan tubuhnya sendiri dan memenuhi pakan bagi larva di dalam sarang.

Sementara tawon termasuk hewan predator (pemangsa) yang memakan serangga dan hewan kecil lainnya. Tawon cukup aktif berburu serangga lain untuk memberi makan larvanya di dalam sarang.

Meski punya perbedaan, lebah dan tawon memiliki habitat yang cenderung sama, yaitu pada area yang terdapat sumber pakan dan bahan untuk membuat sarang. Keduanya juga berkembang biak dalam sarang dan termasuk serangga sosial yang mengembangkan sistem kasta (ratu, jantan, pekerja).

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

10 Hewan Paling Panjang dan Pendek Usianya, Ada yang Hidupnya Cuma Sehari


Jakarta

Usia hewan cenderung berbeda dengan manusia. Jika manusia bisa hidup berpuluh-puluh tahun, ada hewan yang hidup mencapai ratusan atau cuma sehari.

Gelar hewan dengan usia paling panjang dipegang oleh Hydra. Hydra adalah sekelompok invertebrata kecil dengan tubuh lunak yang menyerupai ubur-ubur. Mereka berpotensi hidup untuk selamanya.

Sementara kebalikan Hydra, lalat capung, hanya punya waktu hidup kurang dari 24 jam. Dalam waktu yang singkat ini, mereka berperan menentukan kesehatan ekosistem perairan.


Penasaran apa saja hewan paling panjang dan pendek usia? Simak daftarnya di bawah ini seperti dilansir dari arsip detik.com.

5 Hewan Paling Panjang Usia

1. Hydra (Berpotensi hidup abadi)

Seperti dijelaskan sebelumnya, Hydra adalah sekelompok invertebrata kecil dengan tubuh lunak dan menyerupai ubur-ubur. Invertebrata ini sebagian besar terdiri dari sel induk dan terus beregenerasi melalui duplikasi atau kloning, sehingga hewan ini tidak menua seiring bertambahnya usia.

Mereka mati dalam kondisi alami seperti pemangsa dan penyakit. Tetapi tanpa bahaya eksternal ini, mereka dapat terus beregenerasi selamanya.

2. Ubur-ubur turritopsis dohrnii (Berpotensi hidup abadi)

Turritopsis dohrnii disebut ubur-ubur abadi karena berpotensi hidup selamanya. Ubur-ubur ini memulai hidup sebagai larva sebelum menetap di dasar laut.

Mereka akna berubah menjadi polip yang menghasilkan medusa atau ubur-ubur yang berenang bebas. Mereka bisa membalikkan siklus hidup mereka beberapa kali dan karena itu mungkin tidak akan pernah mati.

3. Spons kaca (Berumur 10.000 tahun lebih)

Spons kaca terdiri dari koloni hewan, yang dapat hidup selama ribuan tahun. Anggota kelompok ini sering ditemukan di laut dalam dan memiliki kerangka yang menyerupai kaca.

Sebuah studi pada 2012 alam jurnal Chemical Geology memperkirakan bahwa spons kaca yang termasuk dalam spesies monorhaphis chuni berumur sekitar 11.000 tahun.

4. Karang Hitam (Berumur 4.000 tahun lebih)

Karang ini terdiri dari kerangka luar invertebrata yang disebut polip. Polip ini terus berkembang biak dan menggantikan diri mereka sendiri dengan membuat salinan yang identik secara genetik.

Karang hitam yang ditemukan di lepas pantai Hawaii diperkirakan berusia 4.265 tahun.

5. Cacing tabung (Berumur 300 tahun lebih)

Cacing tabung hidup di sekitar lubang hidrotermal, tetapi spesies yang paling lama hidup ditemukan di lingkungan yang lebih dingin. Sebuah studi tahun 2017 dalam jurnal The Science of Nature menemukan bahwa escarpia laminata, spesies cacing tabung rembesan dingin di Teluk Meksiko, hidup hingga 200 tahun, dan beberapa spesimen bertahan selama lebih dari 300 tahun.

5 Hewan Paling Pendek Usia

1. Lalat Capung

Lalat capung adalah serangga akuatik yang hanya hidup kurang dari satu hari. Dalam waktu yang singkat ini, mereka berperan menentukan kesehatan ekosistem perairan. Kehadiran larva lalat capung menunjukkan bahwa air tersebut bersih, tidak tercemar, dan memiliki kadar oksigen yang tinggi.

Meski hidupnya singkat, lalat capung sangat produktif dalam reproduksi. Beberapa spesies dapat menghasilkan lebih dari 10.000 telur dalam waktu satu hari.

2. Gastrotricha

Gastrotricha atau hairy bellies adalah hewan mikroskopis berbentuk silinder yang hidup di lingkungan air tawar dan laut. Mereka hanya hidup rata-rata sekitar 10 hari. Gastrotricha membantu mengendalikan populasi bakteri dan alga dengan memakannya.

Reproduksi gastrotricha masih belum sepenuhnya dipahami. Beberapa spesies diketahui hermafrodit, yang berarti setiap individu memiliki bagian reproduksi jantan dan betina.

3. Ngengat Makanan India

Ngengat makanan india atau indian meal moths memiliki umur antara 5-25 hari. Mereka ditemukan di tempat penyimpanan makanan seperti tepung dan biji-bijian. Dalam waktu hidupnya yang singkat, mereka mampu menghasilkan telur hingga 400 butir.

Setelah menjadi dewasa, ngengat akan kawin dalam waktu tiga hari. Proses penetasan telur berlangsung sekitar satu minggu.

4. Ngengat Luna

Ngengat luna adalah ngengat dengan sayap hijau dan memiliki tanda berbentuk bulan. Mereka hidup rata-rata hanya satu minggu.

Selama waktu hidupnya, ngengat luna menjadi mangsa penting bagi berbagai predator seperti kelelawar dan burung hantu.

5. Lalat Buah

Lalat buah adalah serangga yang sering ditemukan pada buah-buahan. Mereka memiliki umur rata-rata sekitar 10 hingga 14 hari di lingkungan luar, tetapi bisa hidup hingga dua bulan di tempat yang terkontrol.

Selama hidupnya, betina dapat bertelur hingga 500 telur. Reproduksi yang cepat ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup spesies mereka.

Nah, itulah 10 hewan paling panjang dan pendek usianya. Semoga menambah wawasan, detikers!

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com