Tag Archives: emmanuel macron

Ambyar Rencana Perjumpaan Trump dan Putin


Jakarta

Rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan besar batal. Trump tak ingin pertemuan yang sia-sia dengan Putin.

Trump dan Putin sudah sejak beberapa minggu kemarin disebut-sebut akan melakukan pertemuan. Wacana pertemuan itu mencuat setelah percakapan telepon kedua pemimpin, yang diklaim Kremlin, berlangsung ‘sangat jujur dan penuh kepercayaan’.

Pembicaraan telepon itu dilakukan di tengah upaya diplomatik dalam penyelesaian perdamaian untuk perang Ukraina, yang mereda selama dua bulan terakhir, setelah pertemuan puncak antara Putin-Trump di Alaska pada 15 Agustus lalu gagal membuahkan hasil yang substansial.

“Telah disepakati bahwa perwakilan kedua negara akan segera mulai menyelenggarakan pertemuan puncak yang dapat digelar, misalnya, di Budapest,” kata ajudan utama Putin, Yuri Ushakov, saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10).

Ushakov juga mengatakan lokasi Budapest, ibu kota Hungaria, diusulkan oleh Trump, dan ‘segera’ didukung oleh Putin.

“Itu adalah percakapan yang sangat substantif, dan pada saat yang sama, sangat jujur dan penuh kepercayaan,” sebutnya, sembari menambahkan bahwa percakapan telepon selama 2,5 jam itu merupakan inisiatif Rusia.

Percakapan telepon antara Putin dan Trump itu dilakukan saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sedang dalam perjalanan ke Washington DC membahas sejumlah isu, termasuk salah satunya potensi pasokan rudal jarak jauh Tomahawk AS dengan Trump.

“Vladimir Putin menegaskan kembali pernyataannya bahwa rudal Tomahawk tidak akan mengubah situasi di medan perang, tetapi akan secara signifikan merusak hubungan antara kedua negara kita. Belum lagi prospek penyelesaian damai,” ucap Ushakov.

Menurut Kremlin, Trump mengatakan akan mempertimbangkan apa yang dikatakan Putin kepadanya sebelum bertemu Zelensky pada Jumat (16/10) waktu AS.

Presiden Prancis Minta Dilibatkan

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik rencana pertemuan Trump dan Putin. Pada saat itu, Macron meminta Ukraina dan Eropa dilibatkan dalam pertemuan tersebut.

“Sejak mereka membahas nasib Ukraina, Ukraina harus dilibatkan,” kata Macron kepada wartawan setelah pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa selatan di Slovenia dilansir AFP, Senin (20/10).

Macron mengatakan Eropa harus dilibatkan saat perang berdampak pada keamanan Eropa.

“Sejak mereka membahas dampaknya terhadap keamanan Eropa, Eropa harus dilibatkan,” kata Macron.

Rencana Pertemuan Ambyar

Trump mengatakan kemungkinan akan pertemuan yang sia-sia membuatnya menunda menggelar pertemuan dengan Putin. Trump mengatakan tak ingin membuang-buang waktu.

“Saya tidak ingin pertemuan yang sia-sia,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, AS, ketika ditanya mengapa pertemuan itu dibatalkan, seperti dilansir AFP, Rabu (22/10/2025).

“Saya tidak ingin membuang-buang waktu, jadi saya akan lihat saja nanti,” imbuhnya.

Dilansir Al Jazeera, para pejabat dari Rusia dan AS juga memberikan sinyal pertemuan Putin dan Trump tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Tidak ada rencana bagi Presiden Trump untuk bertemu dengan Presiden Putin dalam waktu dekat,” ujar seorang pejabat senior Gedung Putih kepada Al Jazeera.

Moskow juga membantah bahwa pertemuan itu akan segera terjadi. Moskow mengatakan bahwa persiapan bisa memakan waktu.

“Tidak ada kerangka waktu pasti yang ditetapkan di sini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

“Persiapan diperlukan, persiapan yang serius,” imbuhnya.

Harapan untuk pertemuan puncak jangka pendek antara Putin dan Trump telah meredup dalam beberapa hari terakhir. Laporan menunjukkan bahwa penundaan ini disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang kondisi yang diperlukan untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

Selama akhir pekan, Rusia mengirimkan komunike tertutup kepada AS yang menuntut kendali atas seluruh wilayah Donbas di Ukraina, menurut para pejabat yang berbicara kepada kantor berita Reuters dengan syarat anonim.

Tuntutan tersebut bertentangan dengan keinginan yang diutarakan Trump pada hari Minggu untuk membekukan garis pertempuran di tempatnya saat ini.

Kemudian, pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan mitranya dari AS, Marco Rubio, melakukan panggilan telepon menjelang pertemuan persiapan tatap muka yang direncanakan. Namun, Gedung Putih mengonfirmasi pada hari Selasa bahwa pertemuan tersebut juga tidak akan berlangsung.

“Menteri Rubio dan Menteri Lavrov telah melakukan panggilan telepon yang produktif. Oleh karena itu, pertemuan tatap muka tambahan antara Menteri dan Menteri Luar Negeri tidak diperlukan,” kata seorang pejabat Gedung Putih kepada Al Jazeera dalam sebuah pernyataan.

Simak Video Trump Batal Bertemu Putin: Saya Tak Ingin Buang-buang Waktu

(idn/idn)



Sumber : news.detik.com

Kronologi Pencurian 7 Menit di Museum Louvre



Jakarta

Museum Louvre di Paris menjadi sasaran pencurian nekat pada Minggu (19/10/2025). Dalam waktu kurang dari tujuh menit, sekelompok pencuri berhasil membobol ruang pameran bersejarah dan membawa kabur delapan perhiasan.

Pencurian terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat, hanya 30 menit setelah museum dibuka untuk umum. Empat orang pelaku datang menggunakan skuter dan membawa perlengkapan khusus, termasuk tangga hoist dan gerinda listrik.

Mereka menggunakan hoist untuk naik ke jendela Galerie d’Apollon, tempat penyimpanan perhiasan kerajaan, lalu memecahkan kaca dan masuk ke dalam ruangan.


Dengan cepat, mereka membobol dua etalase berpengaman tinggi di Museum Louvre itu dan mengambil delapan benda berharga, termasuk kalung zamrud dan berlian pemberian Napoleon kepada Permaisuri Marie Louise, diadem milik Permaisuri Eugénie, serta anting-anting dan perhiasan lain milik keluarga kerajaan.

Saksi mata bernama Samir, yang sedang bersepeda di sekitar lokasi, melihat dua orang naik ke hoist, memecahkan jendela, dan masuk dalam waktu sekitar 30 detik. Ia juga melihat keempat pelaku melarikan diri dengan skuter tak lama kemudian. Dia pun segera melaporkan peristiwa itu ke polisi.

Saat kabur, para pencuri menjatuhkan mahkota milik Permaisuri Eugénie, yang kemudian ditemukan dalam kondisi rusak di dekat museum. Yang bikin geger lagi, aksi itu berlangsung hanya 800 meter dari markas besar kepolisian Paris.

Museum langsung ditutup untuk proses penyelidikan. Polisi menyatakan telah menurunkan 60 penyelidik untuk mengusut kasus itu.

Sementara itu, Presiden Emmanuel Macron menyampaikan pernyataan tegas di media sosial bahwa segala upaya sedang dilakukan untuk menangkap pelaku dan mengembalikan perhiasan yang dicuri.

Kementerian Kebudayaan Prancis menyebut perhiasan yang hilang sebagai benda warisan budaya yang tak ternilai dan sangat sulit dijual kembali karena identitasnya yang kuat dan mudah dikenali.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez menyebut perampokan itu mencerminkan adanya kerentanan besar dalam sistem keamanan museum di Prancis.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Agar Tak Terlacak, Permata Curian dari Museum Louvre Kemungkinan Dilebur



Paris

Perhiasan warisan kerjaan Prancis yang dicuri dari Museum Louvre pada Minggu (19/10/2025) diyakini sulit ditemukan. Muncul dugaan benda-benda itu tak utuh lagi.

Perampokan itu menjadi pukulan berat, bukan hanya bagi pengelola museum dan kota Paris, tetapi juga bagi Prancis secara keseluruhan. Keamanan museum pun kini dipertanyakan. Presiden Emmanuel Macron bahkan bersumpah untuk menemukannya kembali.

Christopher A. Marinello, pakar terkemuka dalam pemulihan karya seni curian, membuka suara terkait insiden itu. Dia mengkritik sistem keamanan di Museum Louvre sekaligus menduga pergerakan barang curian itu.


Dikutip dari The Guardian pada Selasa (21/10), Marinello menjelaskan bahwa pencurian karya seni biasanya didorong oleh nilai uang dari benda yang dicuri.

“Polanya sederhana: ambil, hancurkan, dan lebur secepat mungkin,” ujar dia.

Nah, dengan perhiasan yang mudah dikenali, seperti benda-benda yang dirampok dari Museum Louvre, si perampok akan kesulitan menemukan pembeli.

“Tidak mungkin menjual barang seperti permata Louvre di pasar resmi karena terlalu mudah dikenali,” kata Lynda Albertson dari Asosiasi Penelitian Kejahatan terhadap Seni, organisasi yang memantau kasus pencurian dan vandalisme di museum.

Menurut Albertson, barang-barang itu akan langsung dikenali karena Kementerian Kebudayaan telah merilis foto-foto karya tersebut. Kolektor pribadi atau balai lelang seperti Sotheby’s atau Christie’s juga bakal meminta dokumen yang membuktikan kepemilikan yang sah sebelum menyentuh karya-karya yang mencolok seperti itu.

Dulu, museum sering kali enggan mengumumkan hilangnya karya seni terkenal dan memilih diam karena malu. Saat ini, pencurian karya seni semakin dipublikasi agar penyimpanan dan penjualan karya seni curian menjadi bisnis yang berisiko bagi penjahat mana pun.

“Jika Anda mencuri sebuah lukisan Picasso, lukisan itu harus tetap utuh atau tidak akan berharga lagi, dan Anda harus memikirkan cara untuk menyembunyikannya, mungkin dengan mengedarkannya kepada pelaku kriminal kelas kakap,” kata Marinello.

“Dan Anda terus-menerus terpapar risiko kaki tangan yang minta uang tebusan,” dia menambahkan.

Untuk alasan serupa, detektif di bidang seni Arthur Brand mengatakan bahwa sangat kecil kemungkinan pencurian itu dilakukan atas perintah, seperti yang dilaporkan media Belanda.

“Dicuri atas perintah adalah sesuatu dari film-film Hollywood,” katanya.

“Tidak akan ada pembeli. Lukisan ini ada di seluruh dunia dan di semua surat kabar. Jika Anda membeli ini, jika Anda tertangkap, Anda akan berakhir di penjara. Anda tidak dapat menunjukkannya kepada teman-teman Anda, Anda tidak dapat mewariskannya kepada anak-anak Anda,” ujar dia lagi.

Mengubah karya yang dicuri dengan melebur atau memotong ulang akan mengurangi nilainya. Jika itu berlian maka akan ada risiko besar karena teknik pemotongan kontemporer membuat batu tersebut memiliki permukaan yang lebih besar dan ringan, dan batu yang dipotong secara antik akan menarik perhatian yang tidak diinginkan atau menawar harga untuk menutupinya.

Meski berisiko, namun peleburan atau pemotongan ulang akan menghilangkan bukti kejahatan.

“Dugaan saya, para pencuri Louvre akan mencoba membawa barang curian ke tempat-tempat yang memiliki keahlian berlian seperti Israel, India, atau bahkan yang terdekat seperti Antwerpen, dan mereka akan mencari seseorang untuk memotong permata-permata itu,” kata Marinello.

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com