Tag Archives: equator

Letak Garis Khatulistiwa, Ini 13 Negara yang Dilewati


Jakarta

Tahukah detikers bahwa nama negara Ekuador diambil dari kata equator alias khatulistiwa? Ya, garis nol derajat yang membagi Bumi ini bukan hanya penting secara geografis, tapi juga jadi identitas bagi beberapa negara. Yuk, simak negara-negara apa saja yang dilewati!

Mungkin detikers sudah tak asing lagi mendengar istilah garis khatulistiwa. Garis imajiner yang terletak pada lintang nol derajat (0°) ini membagi Bumi menjadi dua bagian, yaitu belahan utara dan selatan. Panjangnya sekitar 40.075 kilometer, melewati lautan serta daratan di berbagai belahan dunia.


Mengutip laman ensiklopedia Britannica, khatulistiwa menjadi salah satu garis lintang penting dalam geografi karena menandai wilayah dengan intensitas sinar Matahari yang relatif konstan sepanjang tahun. Inilah sebabnya daerah di sekitar khatulistiwa cenderung beriklim tropis, dengan suhu panas, curah hujan tinggi, serta siang dan malam yang hampir sama panjang.

Negara-Negara yang Dilewati Garis Khatulistiwa

Dikutip dari World Population Review, setidaknya ada 13 negara yang dilintasi garis khatulistiwa. Sebagian besar terletak di Afrika, sedangkan sisanya berada di Amerika Selatan serta Asia-Pasifik. Berikut daftarnya:

  1. Ekuador
  2. Kolombia
  3. Brasil
  4. São Tomé dan Príncipe
  5. Gabon
  6. Republik Kongo
  7. Republik Demokratik Kongo
  8. Uganda
  9. Kenya
  10. Somalia
  11. Indonesia (dilewati di beberapa pulau, termasuk Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga pulau-pulau kecil lain)
  12. Maladewa
  13. Kiribati

Dari total 13 negara di atas, ada 11 yang daratannya benar-benar dilintasi garis khatulistiwa. Sementara itu, di Maladewa dan Kiribati, garis nol derajat ini tidak melewati daratan, melainkan melintasi wilayah perairan di kedua negara kepulauan tersebut.

3 Negara dengan Monumen Khatulistiwa

Indonesia merupakan negara tropis dua musim satu-satunya di Asia Tenggara. Pontianak merupakan salah satu kota yang dilewati garis khatulistiwa dan memiliki monumen khusus yang menjadi destinasi wisata dan sarana edukasi. Pontianak juga sering dijuluki sebagai “Kota Khatulistiwa”.

Ekuador memiliki monumen khatulistiwa bernama Mitad del Muno. Monumen tersebut dibuat sebagai penanda garis khatulistiwa serta ramai dikunjungi wisatawan.
Uganda juga memiliki monumen penanda garis khatulistiwa. Monumen ini bertempat di Kota Kayawabe dan sekaligus menjadi ikon wisata setempat.
Perlu diketahui bahwa negara yang terletak di garis khatulistiwa memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

  • Beriklim tropis, panas dan lembab. Cuaca di negara tropis cenderung hangat dan bersahabat.
  • Memiliki kekayaan biodiversitas tinggi, terutama hutan hujan tropis.
  • Dengan lama siang dan malam yang hampir sama, negara-negara khatulistiwa memiliki potensi energi surya yang cukup besar sepanjang tahunnya.

Di sisi lain, perubahan iklim membuat panas di negara-negara khatulistiwa tidak nyaman bagi warganya untuk beraktivitas di luar ruangan pada waktu-waktu tertentu. Semoga bermanfaat ya detikers!

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com

Mengenal Al Khawarizmi, Sosok Muslim Jenius di Bidang Matematika



Jakarta

Al Khawarizmi adalah salah satu ilmuwan muslim di bidang matematika. Cendekiawan yang satu ini memiliki peran besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

Menukil dari buku Al-Khawarizmi: Bapak Aljabar dan Algoritma yang ditulis Hamid Sakti Wibowo, nama lengkap Al Khawarizmi adalah Ibn Musa Al Khawarizmi. Tidak hanya ahli di bidang matematika, ia juga merupakan astronom sekaligus ahli geografi pada abad ke-9.

Menurut catatan sejarah, Al Khawarizmi lahir di kota Khawarizm sekitar tahun 780. Kini, kota tersebut merupakan wilayah Uzbekistan.


Al Khawarizmi bersama keluarganya kemudian pindah ke Baghdad, Irak. Di sana, ia bekerja sebagai astronom di Bayt Al-Hikmah, sebuah pusat kebudayaan dan ilmiah di Baghdad.

Dari situlah awal mula Al Khawarizmi dikenal sebagai ilmuwan. Menjadi anggota di Bayt Al-Hikmah membuatnya bertemu banyak ilmuwan muslim terkemuka. Ini menjadikan dirinya terus belajar ilmu pengetahuan, khususnya matematika dan ilmu alam.

Turut disebutkan dalam buku Kisah Ulul Azmi dan Tokoh Islam Hebat oleh Tethy Ezokanzo, masyarakat barat memanggil Al Khawarizmi dengan nama Algorism. Nama tersebut merupakan penghormatan terhadap Al Kahawarizmi yang telah menemukan salah satu bidang matematika yang sangat penting, yaitu algoritma.

Selain itu, Al Khawarizmi juga merupakan disebut sebagai Bapak Aljabar. Ini disebabkan karya-karyanya di bidang matematika, terutama dalam pengembangan aljabar dan algoritma.

Adapun, keahliannya dalam bidang geografi adalah merevisi pandangan Ptolemaios dan mengoreksinya secara detail. Sekitar 70 ahli geografi bekerja di bawah kepemimpinan Al Khawarizmi dan berhasil membuat peta pertama bola dunia pada 830 M.

Menurut buku Pengantar Ilmu Falak susunan Watni Marpaung, Al Khawarizmi juga melahirkan banyak karya di bidang astronomi. Ia membuat tabel untuk mengelompokkan ilmu perbintangan serta memperbaiki data astronomis yang ada pada buku terjemahan Sindhind.

Lalu, Al Khawarizmi juga menemukan zodiak atau ekliptika miring sebesar 23,5 derajat terhadap equator.

Al Khawarizmi wafat pada 232 H atau sekitar 845-850 M. Namanya dikenang sebagai pemikir ilmiah paling penting dalam budaya Islam awal.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com