Tag Archives: erreza hardian

Nggak Usah Buru-buru, Siapkan Waktu Lebih



Jakarta

Libur Natal dan Tahun Baru ini dimanfaatkan banyak orang untuk bepergian. Tak jarang mereka yang bepergian untuk liburan akhir tahun memanfaatkan kendaraan pribadi. Catat kunci aman berkendara saat liburan dari ahlinya.

Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga sebagai Wakil Bidang Pendidikan dan Pelatihan Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) Erreza Hardian membeberkan beberapa cara aman untuk berkendara saat libur Nataru.

“Tentunya liburan Natal dan Tahun Baru kali ini akan banyak mobilitas dilakukan. Terima kasih pemerintah sudah melakukan persiapan dan kolaborasi luar biasa lintas sektoral pula. Pemerintah sudah melakukan tugasnya, pemangku kepentingan lain juga sudah, tinggal kita sebagai masyarakat berperan aktif dan turut andil dalam Libur Nataru berkeselamatan,” kata Reza dalam keterangannya kepada detikOto.


Menurut Reza, pengendara akan sangat bijaksana dan berkeselamatan jika tidak menggunakan kendaraan roda dua pada situasi cuaca, kepadatan lalu lintas dan arus liburan kali ini. Sebab, kendaraan roda dua lebih berisiko mengalami kecelakaan. Apalagi, berdasarkan data Korlantas Polri, sebanyak 78 persen kecelakaan melibatkan sepeda motor.

“Pembatasan angkutan barang pada waktu tertentu malam hari akan mengubah dimensi lalu lintas jalan non-tol. Para pengemudi logistik harus kembali adaptif dengan waktu yang berubah. Bukan tidak mungkin akan bersama dengan para pemotor ini,” ujarnya.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk berkeselamatan? Yang terpenting, kata Reza, adalah mematuhi rambu dan petugas di lapangan. Juga tidak perlu buru-buru dan siapkan waktu lebih.

“Istirahat cukup sebelum berkendara, prepare waktu lebih panjang agar ketika situasi di perjalanan begitu dinamis tidak diburu oleh waktu seperti layaknya sedang bekerja sehari-hari. Persiapan fisik dan mental juga perlu diperhatikan untuk yang sudah melakukan registrasi dan ikut program mudik Nataru yang difasilitasi pemerintah. Tinggikan tolerasi karena semua orang berusaha sebaik mungkin melayani tapi bersiap untuk segala kemungkinan lebih baik untuk berkeselamatan,” ucapnya.

Menghindari konflik di jalan adalah salah satu cara terbaik berkeselamatan. Persiapan asuransi yang kini dapat dilakukan dengan mudah dan dengan berbagai klausul pilihan juga menjadi cara antisipasi kerugian yang terjadi baik untuk kendaraan sendiri maupun hal yang dapat saja terjadi di jalan.

“Hindari no viral no justice yang menjadi budaya baru di Indonesia padahal ada roh utama bangsa ini adalah komunikasi dan toleransi. Mind wandering atau pikiran melayang adalah kondisi ketika pikiran tiba-tiba memikirkan hal-hal menarik secara acak. Hal ini merupakan hal yang umum terjadi saat mengemudi apalagi bersama anggota keluarga, kecendrungan lebih rileks dan tidak tegang di jalan juga cara berkeselamatan dalam libur kali ini,” ujarnya.

Perlu dicatat, tidak semua pengguna jalan sedang melakukan liburan di momen ini. Banyak juga yang melakukan pekerjaan dan mobilitas dalam rangka mencari nafkah bahkan mencari keuntungan berlebih pada situasi ini. “Berikan prioritas, senyuman dan komunikasi terbaik untuk mereka-mereka tersebut di atas. Adaptif dan empati terhadap situasi pengguna jalan lain di suatu wilayah,” sebutnya.

“Selamat menikmati Libur Nataru, selamat bertugas kepada para pemangku kepentingan dan selalu ada risiko ketika melakukan mobilisasi. Cuaca sedang tidak baik-baik saja, lingkungan jalan akan bertambah tinggi intensitas dan tekanannya termasuk pengguna jalan lain, itu di luar kontrol dan kewenangan kita, maka yang bisa kita kontrol adalah kita dan keluarga terdekat kita. Bahaya akan selalu ada dan tinggal kita perkecil risikonya untuk berkeselamatan bersama,” pungkas Reza.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Waspadai Pembobolan Mobil di Rest Area, Lakukan Ini Saat Istirahat



Jakarta

Saat musim liburan seperti saat ini, rest area biasanya akan penuh, apalagi saat saat puncak-puncaknya lalu lintas di tol. Jangan sampai ketika istirahat kamu jadi korban pembobolan mobil.

Beberapa kali terjadi kasus pembobolan mobil di rest area saat pemilik kendaraan tengah beristirahat. Alhasil, barang berharga yang ada di dalam mobil raib.

Erreza Hardian, Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga sebagai Wakil Bidang Pendidikan & Pelatihan Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (KAMSELINDO), memberikan beberapa tips aman untuk beristirahat di rest area.


“Tentang pembobolan di rest area, antisipasi dengan bergantian menjaga atau taruh barang-barang di bagasi yang tidak terlihat, atau sekalian bawa turun,” kata Reza kepada detikOto, Jumat (27/12/2024).

Perlu dicatat, rest area di jalan tol adalah tempat untuk istirahat sejenak seperti untuk salat, makan dan minum dengan durasi maksimal 60 menit.

“Dengan selang waktu seperti dibahas di atas tentunya yang berniat jahat tidak punya waktu panjang untuk melakukan aksinya. Petugas di rest area hanya mengatur, tetapi tidak menjamin tidak adanya tingkat kejahatan. Banyak diindikasikan penjahat ini juga merupakan pengguna jalan tol dan pemakai rest area dan bukan malah penduduk di sekitaran rest area, mereka cenderung akan menjaga wilayahnya,” ujar Reza.

Reza menekankan, sebaiknya rest area tidak dijadikan untuk menginap atau tidur lama. Kalau mau tidur dan menginap, di luar power nap atau tidur singkat, sebaiknya cari rest area yang memang ada hotelnya.

“Atau malah keluar tol untuk mencari tempat lebih nyaman dan aman. Rest area adalah tempat untuk salat, istirahat sejenak, makan dan minum, maksimal 60 menit. Jadi ada kesempatan untuk pengguna jalan lainnya,” sebut Reza.

Jika ingin memarkir kendaraan untuk beristirahat, pastikan kamu menghindari pembobolan mobil modus pecah kaca. Dikutip dari situs resmi Toyota, ada beberapa cara menghindari pembobolan mobil modus pecah kaca.

Pertama, disarankan untuk tidak menutup kaca secara penuh saat parkir. Ini bertujuan untuk mengantisipasi tindak kejahatan pencurian yang tidak diinginkan. Jika parkir mobil di siang hari, kaca mobil dibuka paling tidak 1 cm sebagai jalur sirkulasi udara. Pelaku pencurian pun tidak bisa memecahkan kaca dengan pecahan busi jika kaca terbuka sedikit.

Selanjutnya, pasang alarm mobil. Kamu bisa memasang sensor tambahan, alarm ganda, atau electrical cut untuk mobil yang belum disematkan fitur Immobilizer dalam mencegah mobil dibawa kabur juga oleh para pelaku kejahatan.

Kemudian, pakai kaca film. Perlu diketahui, 60 persen bagian dari mobil merupakan kaca mobil. Disarankan bagi para pemilik mobil untuk memilih kaca film yang sulit terlihat dari luar, namun tidak mengganggu visibilitas dari dalam.

Yang tak kalah penting, simpan barang di tempat aman dan tertutup di dalam mobil. Manfaatkan kompartemen tertutup seperti glove box, laci, atau bagasi, serta juga bisa manfaatkan tray penutup di bagasi bagi pemilik mobil SUV atau hatchback. Jika tidak tersedia tempat yang memadai, barang berharga bisa disimpan di kolong jok mobil, atau ditutupi dengan benda gelap agar dari luar mobil terlihat samar. Kalau perlu, seperti kata Reza, bawa barang berharga.

Selain itu, saat parkir di tempat umum, sebaiknya mobil diparkirkan di tempat yang cukup ramai dan mudah dipantau. Sebaiknya hindari parkir di tempat yang jauh dari keramaian atau sepi, khususnya di malam hari. Hindari juga parkir di tempat yang gelap dan mengundang kerawanan sosial.

Terakhir, pastikan mobil terkunci. Sebelum meninggalkan mobil, pastikan sudah terkunci dan tidak ada barang penting di dalamnya yang memancing orang iseng.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com

Ngeri Banget Cairan Kimia Tumpah di KBB, Ini yang Harus Dilakukan Pengendara



Jakarta

Cairan kimia dari truk milik salah satu perusahaan tumpah di Jalan Raya Purwakarta-Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Cairan kimia tersebut menyebabkan lebih dari 100 orang pengendara motor-mobil mengalami luka dan merusak 200 unit kendaraan.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (24/12/2024). Polisi menyatakan sebanyak 104 orang mengalami luka-luka akibat cairan kimia yang tumpah dari sebuah truk di sepanjang Jalan Purwakarta-Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Empat di antaranya luka berat.

“Sampai sekarang ada korban terdampak dari bocornya cairan B3. Yang terdata sampai saat ini lebih lebih dari 100 orang luka ringan, kemudian luka berat ada empat orang,” kata Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto dilansir Antara.


Berdasarkan pemeriksaan petugas kesehatan, mayoritas korban cairan kimia itu mengalami perih pada bagian mata hingga kulit melepuh. Sedangkan yang dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka bakar yang cukup berat akibat percikan soda api itu.

Sedangkan untuk jumlah kerusakan sepeda motor dan mobil ada sebanyak 200 unit. Kerusakan didominasi karena cairan kimia yang menempel pada kendaraan hingga tidak bisa dihilangkan dan ada juga mesin kendaraan mati akibat cairan tersebut.

Erreza Hardian, instrultur awak dan pengawas angkutan B2 Lembaga Pendidikan Pertamina Training & Consulting, mengatakan di setiap angkutan akan ada simbol. Simbol tersebut perlu dipahami setiap pengendara yang berada di sekitar truk pengangkut bahan kimia.

“Minimal secara visual jelas sih, misal beberapa waktu lalu ada tabung gas bertekanan, atau ada gambar seperti tengkorak, atau ada tangan kemudian tabung bahan kimia yang artinya korosif atau artinya mampu mengiritasi kulit hingga gatal-gatal dan mengelupas serta merusak jaringan hidup, atau gambar tengkorak yang artinya racun,” beber Reza dalam keterangan tertulis kepada detikOto, Jumat (27/12/2024).

Jadi, menurut Reza, antisipasinya adalah sebaiknya pengendara di sekitar truk pengangkut bahan kimia memberikan prioritas. Segera menjauh dan jadikan truk pengangkut bahan kimia itu sebagai potensi bahaya.

“Ketika antisipasi sudah dilakukan dan ada bahaya lain berupa kebocoran, maka sebagai pengguna jalan yang awam, segera melaporkan kejadian ke 112 atau telepon emergency di kota Anda, sayangnya berbeda nih tiap kota/provinsi,” ujar Reza.

Selanjutnya, sambil menunggu bantuan datang, tanyakan pengemudi atau awak tentang dokumen MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan. Ini biasanya ada pada dokumen pengiriman.

“Atau saat ini juga ada aplikasi di smartphone yang dapat kita gunakan yaitu ADR, perjanjian terkait pengangkutan internasional barang berbahaya melalui jalan darat, kalau di awak dan di kendaraan tidak dapat kita temukan,” sebutnya. Di dalam dokumen itu akan dijelaskan nama barang dan kode serta emergency response jika terpapar.

Tindakan Pertolongan Pertama

Jika bahan kimia tersebut tekena mata, segera bilas dengan air sebanyak-banyakya. Lepas lensa kontak. Jika terjadi iritasi, hubungi dokter.

Jika kontak kulit, cucilah bagian kulit yang terkontaminasi bahan ini dengan air dan sabun. Lepaskan pakaian. Cuci pakaian sebelum digunakan. Segera lakukan pengobatan medis jika terjadi iritasi berkelanjutan.

Kalau terhirup, jauhi paparan. Pindahkan korban ke udara terbuka agar dapat bernapas dengan nyaman.Segera lakukan pengobatan medis jika terjadi iritasi saluran pernapasan dan pusing berkelanjutan.

Bila tertelan lebih dari 500 ml, segera berikan 1 sampai 2 gelas air. Kemudian segera panggil/bawa ke dokter (pengobatan medis) jika terjadi kondisi yang gawat darurat. Jangan berikan sesuatu melalui mulut yang dapat mengakibatkan muntah atau rasa mual. Bahan kimia yang tertelan kemungkinan dapat terabsorpsi ke dalam paru-paru yang dapat mengakibatkan pneumonitis (chemical pneumonitis), sehingga perlu penangan yang tepat.

Menurut Reza, ada beberapa gejala atau efek jika terjadi kontak dengan bahan kimia itu. Gejala dan tanda iritasi kulit berupa rasa terbakar, kemerahan, atau membengkak. Gejala dan tanda iritasi mata dapat berupa rasa terbakar dan kemerahan pada mata sementara. Jika material produk masuk ke dalam paru-paru, gejala dan tanda yang muncul antara lain batuk, tersedak, tersengal-sengal, kesulitan bernapas, tekanan pada dada, napas pendek, dan atau demam.

“Awal munculnya gejala pada saluran pernapasan mungkin terjadi beberapa jam setelah terpapar. Menghirup uap dengan konsentrasi yang tinggi mungkin menimbulkan gangguan sistem saraf pusat dengan tanda-tanda pusing, kliyengan, sakit kepala, mual, dan hilangnya koordinasi gerak. Inhalasi yang terus-menerus mungkin dapat menyebabkan ketidaksadaran dan kematian. Efek terhadap sistem pendengaran yaitu hilangnya pendengaran sementara dan atau telinga berdenging,” beber Reza.

“Ini hanya sebagian contoh dan ada juga jika terjadi kebakaran, maka inilah acuan kita sebagai pengguna jalan yang kebetulan berada di lokasi kejadian untuk memperkecil risiko parahnya korban kecelakaan yang lain,” pungkasnya.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com

Awas Velg dan Ban Jadi Incaran Pencuri saat LIburan, Ini Cara Mencegahnya



Jakarta

Di musim liburan seperti saat ini, pemilik kendaraan jangan sampai lengah. Jangan sampai kamu jadi korban pencurian velg dan ban saat sedang berhenti untuk beristirahat di rest area.

Soalnya, beberapa kali terjadi kasus pencurian velg dan ban saat mobil diparkir. Pada beberapa kasus, pencuri melakukan aksinya dengan mendongkrak mobil untuk mengambil ban beserta velg yang terpasang. Mobil yang terlepas bannya itu kemudian diganjal batu.

Untuk menghindari aksi pencurian velg dan ban itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemilik mobil, seperti dikutip dari situs resmi Toyota.


Pertama, kamu bisa mengganti kepala nut yang tidak lazim bentuknya, semisal bentuk kembang atau kotak dalam. Adapun harga untuk kepala nut tersebut beragam. Namun, rata-rata penjual membanderolnya mulai dari Rp 30.000 sampai Rp 100.000.

Bila ingin lebih aman, bisa juga gunakan nut yang terkunci. Model ini juga biasa digunakan untuk ban cadangan yang digantung di belakang mobil. Hanya, ketika digunakan ada sedikit bunyi dan vibrasi.

Satu hal penting, untuk yang alarm mobilnya ada sensor getaran dan dimatikan, coba aktifkan lagi alarm guncangannya. Jadi, ketika mobil tergoncang, sirene alarm akan berbunyi. Risikonya memang alarm mobil jadi mudah berbunyi, tapi jadi lebih aman.

Perhatikan juga tempat parkir mobilnya. Jangan ditempatkan di wilayah yang sepi agar pas alarm berbunyi, orang di sekitar langsung memperhatikan. Dianjurkan agar memarkirkan kendaraan di tempat yang aman dan terlihat ramai orang.

Pastikan ada petugas keamanan yang terlihat berjaga-jaga di tempat kita memarkirkan kendaraan. Kalau perlu, cari area parkir yang terang serta dilengkapi dengan pengawasan CCTV.

Erreza Hardian, Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga sebagai Wakil Bidang Pendidikan & Pelatihan Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (KAMSELINDO), juga memberikan beberapa tips aman untuk beristirahat di rest area.

“Tentang pembobolan di rest area, antisipasi dengan bergantian menjaga atau taruh barang-barang di bagasi yang tidak terlihat, atau sekalian bawa turun,” kata Reza kepada detikOto, Jumat (27/12/2024).

Perlu dicatat, rest area di jalan tol adalah tempat untuk istirahat sejenak seperti untuk salat, makan dan minum dengan durasi maksimal 60 menit.

“Dengan selang waktu seperti dibahas di atas tentunya yang berniat jahat tidak punya waktu panjang untuk melakukan aksinya. Petugas di rest area hanya mengatur, tetapi tidak menjamin tidak adanya tingkat kejahatan. Banyak diindikasikan penjahat ini juga merupakan pengguna jalan tol dan pemakai rest area dan bukan malah penduduk di sekitaran rest area, mereka cenderung akan menjaga wilayahnya,” ujar Reza.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com

Pelajaran dari Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Batu Jatim



Jakarta

Lagi dan lagi, kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata kembali terjadi. Bus pariwisata Sakhindra Trans dengan nopol DK 7942 GB diduga mengalami rem blong menabrak 10 sepeda motor dan 6 mobil di Kota Batu, Jawa Timur. Kecelakaan ini menewaskan empat orang.

Dikutip detikJatim, kecelakaan yang melibatkan belasan kendaraan ini terjadi pada Rabu (8/1/2025) sekitar pukul 19.15 WIB. Peristiwa itu bermula saat bus pariwisata melaju dari arah Jalan Sultan Agung menuju arah Jalan Imam Bonjol.

“Rombongan ini baru keluar dari Museum Angkut. Rupanya kendaraan ada kesalahan teknis, di Jalan Sultan Agung pengemudi mencoba membuang ke trotoar berharap ada fungsi pengereman tapi tidak berhasil. Kemudian terjadi laka di Jalan Imam Bonjol sampai Jalan Pattimura (bus berhenti menabrak pohon),” Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata.


Bus pariwisata tersebut mengangkut rombongan sebanyak 46 orang. Dengan rincian 39 pelajar, tiga guru pendamping, satu sopir utama, satu sopir cadangan dan dua kernet.

“Untuk rombongan sehat semua dan memang beberapa masih ada yang syok. Rombongan ini sudah kita pindahkan ke shelter,” ujar Andi.

Erreza Hardian, Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga sebagai Wakil Bidang Pendidikan & Pelatihan Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (KAMSELINDO), mengatakan ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini.

“Bahaya di jalan memang tidak akan pernah bisa dihilangkan. Semua program keselamatan faktanya memang akhirnya untuk menurunkan risiko ketika berada di jalan. Karena kondisi lingkungan jalan begitu dinamis dan muncul banyak persoalan baru ke permukaan seperti fenomena gunung es,” kata Reza kepada detikOto, Kamis (9/1/2025).

Diketahui, izin bus dengan nomor polisi DK 7942 GB itu sudah kedaluwarsa. Saat detikOto mengecek di aplikasi Mitra Darat dari Kementerian Perhubungan, izin bus tersebut sudah lama mati. Berdasarkan aplikasi Mitra Darat, pelat nomor DK 7942 GB terdaftar atas nama PT Purnayasa Transwisata.

Izin angkutan bus tersebut habis di tanggal 26 April 2020. Uji berkala pun sudah kedaluwarsa. Bus ini tercatat melakukan pengujian terakhir di Pulogadung, Jakarta, dan status uji berkalanya kedaluwarsa di tanggal 15 Desember 2023.

“Kenapa masih ada temuan (pelanggaran) uji berkala? Mungkin karena biayanya sangat mahal. Kalau punya armada sedikit aman, tapi kalau sudah banyak tanpa sistem maka bisa saja terlupa atau kelewat. Beli sistem juga mahal lho. Mungkin lebih baik untuk perawatan dulu atau gaji karyawan misalnya daripada nggak makan. Saya yakin banyak pertimbangan,” ujar Reza.

Pengguna jalan yang berada di sekitar bus juga harus lebih waspada. Apalagi faktanya, korban di kecelakaan maut di Batu itu justru bukan penumpang, melainkan pengguna jalan lain.

“Masyarakat misalnya apa ketika melihat bus memberikan prioritas? Semakin banyak memotong jalan bus, maka pengemudi akan melakukan service brake, makin sering brake makin berat kerja kompresor angin dan sistem pengereman. Juga penyewa apakah sudah memberikan fasilitas cukup kepada awak bus dan makan yang bergizi selama sewa. Tentunya ini harusnya di luar budget sewa. Distraksi pengemudi termasuk mind wondering akan sangat mempengaruhi kinerja pengemudi bekerja,” ujar Reza.

Untuk korban tewas pun, kata Reza, perlu didalami lagi apakah kematian karena kecelakaan atau kesalahan dalam penanganan.

“Jadi nanti para pemangku kepentingan bisa membuat prosedur penanganan yang lebih baik misalnya. Kemudian juga untuk korban luka apakah penanganan juga baik. Ini cara praktis menurunkan risiko seperti saya sampaikan di atas,” ujarnya.

“Memutuskan berada di jalan sangat berbahaya, kendalikan risiko dengan mengenali bahaya. Kalau mau wisata mungkin minimalkan transportasi darat banyak moda transportasi bisa kita gunakan. Panitia juga harus mulai mengerti apa itu keselamatan dan rencana perjalanan. Ilmu keselamatan itu gratis dan universal kok,” pungkasnya.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Pelajaran dari Kecelakaan Maut Motor Bonceng 3 Lawan Arah



Jakarta

Kecelakaan maut melibatkan motor bonceng tiga atau cengtri di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Tiga orang dilaporkan tewas dan satu lainnya luka berat.

Dikutip detikNews, peristiwa kecelakaan terjadi di Jalan Inspeksi Kalimalang Kampung Pekopen, Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kamis (13/2/2025) sekitar pukul 04.45 WIB.

Dua unit motor terlibat kecelakaan ini yakni motor Honda bernopol BE-6893-ZE yang dikendarai laki-laki berinisial P berboncengan dengan dua laki-laki inisial C dan BH, dan motor Yamaha nopol B-5579-FAW yang dikemudikan laki-laki inisial BK.


“Meninggal tiga orang, luka berat satu orang,” kata Kasat Lantas Polres Metro Bekasi Kompol Sugihartono.

Korban meninggal adalah pria berinisial BH, P, dan BK. Sementara itu, satu orang lainnya berinisial C mengalami luka berat akibat kecelakaan tersebut. BK adalah pengendara motor yang ditabrak motor cengtri.

Sugihartono menjelaskan kecelakaan berawal saat motor Honda bernopol BE-6893-ZE yang dikendarai laki-laki berinisial P berboncengan dengan dua laki-laki inisial C dan BH.

“Motor tersebut melaju dari arah barat ke timur dan setibanya di lokasi kejadian melaju terlalu ke kanan sehingga bertabrakan dengan motor dari arah berlawanan,” ungkapnya.

Motor cengtri itu kemudian bertabrakan dengan motor Yamaha nopol B-5579-FAW yang dikemudikan oleh BK, yang sedang melaju dari timur ke barat. Akibat kecelakaan tersebut, tiga orang tewas dan satu orang lainnya luka berat.

Belajar dari kecelakaan maut ini, Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian mengatakan, motor merupakan kendaraan kecil tanpa proteksi apa pun. Jika naik motor dan mengalami kecelakaan, pengemudi dan penumpangnya pasti akan terkapar.

“Mengapa justru banyak adu banteng padahal hadap-hadapan yang harusnya saling melihat? IRSMS (Integrated Road Safety Management System) Korlantas Polri sering merilis adu banteng atau tabrak depan, karena faktor distraksi pengendara dan kecepatan,” kata Reza kepada detikOto, Jumat (14/2/2025).

Distraksi itu, lanjut Reza, bukan hanya main HP atau kegiatan fisik lainnya, tapi juga pikiran pengendara dan pengguna jalan. Selain itu, kecelakaan adu banteng juga kerap terjadi akibat kegagalan antisipasi pergerakan kendaraan lain, karena tidak ada komunikasi.

“Perlu teknis khusus melakukan komunikasi dan mengemudikan motor, tapi sayangnya belum ada sekolah dasar tentang motor, asumsinya sama dengan naik sepeda hanya soal keseimbangan ditambah motor sekarang kenceng-kenceng karena injeksi sistemnya bahkan modifikasi bisa membuatnya makin lebih cepat akan makin sulit berpikir dan bertindak,” ujarnya.

Tak cuma itu, jalan lurus dan sepi adalah bahaya baru. Data kecelakaan dari Korlantas Polri, menurut Reza, merilis banyaknya kecelakaan di jalan lurus dan sepi.

“Ada jalan lurus sepi dan bagus cenderung dirasa nyaman oleh pengendara untuk memacu dan di sinilah berefek mereka yakin dengan rencana waktu jalan yang mepet-mepet, ‘Ah, nanti di jalan itu bisa kenceng kok dan masih sepi,’ kecepatan konstan juga akan menyebabkan nyaman pengemudi akhirnya terlena dan ini juga bagian dari distraksi. Makanya banyak kecelakaan terjadi di jalan lurus dan sepi,” beber Reza.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Bijak Berkendara saat Berpuasa



Jakarta

Berkendara saat sedang berpuasa di bulan Ramadan ini penuh tantangan. Kondisi badan yang berbeda dengan biasanya mungkin dapat mempengaruhi cara kita dalam menggunakan kendaraan bermotor.

Buat yang masih harus melakukan mobilitas di tengah puasa Ramadan, ada beberapa tips agar tetap aman. Menurut instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian, pengendara harus bisa memperhatikan potensi bahaya baru di jalan saat bulan Ramadan.

“Penyesuaian ritme tubuh, sebelumnya kita biasa bangun untuk salat subuh, itu beda kali ini karena banyak orang bangun lebih awal lagi untuk persiapan sahur lebih awal. Artinya ada bahaya waktu tidur yang berkurang, risikonya tubuh kita akan kelelahan tentunya, apalagi yang takut nggak bangun akhirnya malah memutuskan tidak tidur. Aware aja dengan kondisi ini,” kata Reza kepada detikOto, Senin (3/3/2025).


Lalu bagaimana cara mengantisipasinya? Menurut Reza, ada kebiasaan yang perlu diubah. Reza mengatakan, tanamlah pola berpikir bahwa di awal minggu ini badan perlu penyesuaian, sebaiknya dibarengi dengan tidak memacu kendaraan secara agresif. Ketika tubuh sedang dalam tahap penyesuaian, ada ruang dan waktu untuk kita berpikir dan bertindak.

“Ikuti flow arus lalu lintas saja. Ngikutin arus sekitar itu mudah kok. Kalau kita zigzag dan sering manuver ditambah sering gas rem, artinya kita tidak mengikuti arus sekitar, kita agresif di antara yang lain. Ini akan mempercepat kelelahan. Risikonya bisa juga menjadi emosi dan mengambil zona aman yang telah dibuat oleh pengguna jalan lain,” ujar Reza.

Selanjutnya, gunakan alat pelindung diri (APD) yang nyaman. APD yang tidak proper dan seadanya tidak akan membuat nyaman dalam berkendara.

“Artinya masih ada risiko lain ketika apa yang kita gunakan ini membuat tidak nyaman di jalan, ini akan menimbulkan distraksi dan cenderung buru-buru di jalan dan tidak dapat melakukan apa yang diperlukan seorang pengendara antisipatif di jalan. Boro-boro mikir harus ini itu, ditambah tubuh fisik juga sedang penyesuaian awal puasa ini, ketika kita seperti ini bijak bertindak dengan ambil saja lajur paling kiri, kita hanya akan kontrol di sisi depan dan kanan serta belakang. Ada pekerjaan mempermudah pengendara ketika kita ambil sisi paling kiri. Untuk memperkecil risiko ketidaknyamanan tadi,” ujarnya.

Tak lupa untuk pengendara sepeda motor, pakailah masker. Polusi udara akan berisiko kepada pengendara. Ketika tidak berpuasa mungkin metabolisme tubuh akan cepat mereduksinya. Tapi pada masa puasa, metabolisme tubuh akan mengalami penyesuaian.

“Maka kita cegah banyak udara kotor terhisap oleh tubuh kita. Low blood sugar, dehidrasi akan bertambah parah ketika ada zat polusi ini terhirup oleh badan kita, masker simpel tapi krusial,” pungkas Reza.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Pelajaran dari Mobil Listrik Tabrak Driver Ojol Hingga Tewas



Jakarta

Kecelakaan maut terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan. Seorang pengendara (ojek online) ojol tewas pada kecelakaan yang melibatkan mobil listrik.

Dikutip detikNews, insiden ini melibatkan mobil listrik Hyundai Ioniq dengan motor yang dikendarai ojol. Driver ojol meninggal dunia, sementara pemboncengnya mengalami luka-luka.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (30/7) dini hari sekitar pukul 00.36 WIB. Kecelakaan tersebut juga mengakibatkan kerusakan warung yang turut ditabrak mobil Ioniq.


Kecelakaan diawali saat pengemudi Ioniq melaju dari selatan ke utara di Jalan Antasari. Setiba di persimpangan Pasar Inpres, pengendara mobil diduga tidak hati-hati dan tidak konsentrasi sehingga kendaraan menabrak pengemudi sepeda motor dari arah utara ke selatan.

“Berakibat pengendara sepeda motor meninggal dunia dan pemboncengnya berinisial MG luka ringan,” ujarnya.

Dari kecelakaan ini, bisa diambil pelajaran penting agar tak terulang peristiwa serupa. Menurut Road Safety Comission Ikatan Motor Indonesia dan Wakil Ketua Umum Bidang Diklat Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) Erreza Hardian, waktu kecelakaan di tengah malam itu memang berisiko.

“Kebanyakan orang sedang istirahat dan tidur, tapi untuk lalu lintas Jakarta aktivitas hampir 24 jam. Jadi ketika di atas jam 22.00 (sebagai acuan dasar jam biologis manusia istirahat) tapi ini tetap beraktivitas, artinya ada penurunan kondisi fisik dan mental tubuh. Sering dianggap aman, padahal justru bahaya makin banyak di atas jam tersebut,” kata Reza kepada detikOto, Kamis (31/7/2025).

Tak cuma itu, Reza menyoroti ojol dan penumpangnya banyak yang lalai, tidak menggunakan peralatan keamanan dengan benar. Sedangkan pengguna kendaraan listrik dengan torsi yang besar, juga turut menjadi sorotan. Ketika torsi besar kendaraan listrik menabrak pemotor dengan perlindungan yang minim, maka fatal akibatnya.

“Pengguna kendaraan listrik dengan torsi awal sangat besar, mungkin dia sudah mengurangi kecepatan saat perempatan. Tapi karena dianggap aman, tambah akselerasi. Dan ini yang membuat risiko bertambah adalah pemicu ketika korbannya tanpa perlindungan terbaik, apalagi pengguna motor tanpa perlengkapan yang baik dan benar,” sebutnya.

Reza menyarankan, pengemudi mobil bertransmisi otomatis sebaiknya jangan anteng di gear D. Manfaatkan gigi lain agar kecepatan kendaraan dapat dibatasi.

“Saya sering memberikan teknis mengemudi mengendalikan kendaraan matic dengan cara membatasi transmisi. Kecepatan kendaraan kita dipengaruhi oleh transmisi, maka jangan melulu di D ketika potensi bahaya meningkat contoh di atas jam rawan. Pindahkan ke 3 atau 2, jadi kalau kaki kanan mulai out of control, rpm tinggi, tapi kecepatan terkendali pada batas transmisinya. Tidak usah takut rusak ketika sering memainkan transmisi matic, udah banyak insinyur dan ada teknologi mahal di dalamnya. Inilah yang saya sebut pengendalian risiko, bahaya tetap ada tapi risiko crash dengan kecepatan rendah akan berbeda,” beber Reza.

Sementara dengan mobil listrik yang biasanya menggunakan single speed atau direct drive, pengemudi sebaiknya jangan melulu meletakkan kakinya di pedal gas. Pada saat mulai lelah dan jam rawan biologis manusia, biarkan mobil menggelinding, pengendaliannya dengan rem kaki.

“Hindari akselerasi mendadak karena ini akan memunculkan tenaga dorong selain putaran roda. Rajin-rajinlah lihat rpm. Akselerasi secara gradual atau bertahap/benjenjang jangan kaya orang mau lari saat start gas, ini mobil bukan tenaga orang,” pungkas Reza.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Pokoknya Jangan Ngebut Pakai Pajero-Fortuner di Tol kalau Mau Panjang Umur!



Jakarta

Dua mobil SUV ladder frame, Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport, sering digunakan dengan kecepatan tinggi di jalan tol. Padahal, memacu mobil SUV standar di jalan tol dengan kecepatan tinggi memiliki risiko tinggi.

Praktisi keselamatan berkendara tidak menyarankan penggunaan SUV untuk kebut-kebutan di jalan umum. Apalagi, mobil tersebut sejatinya memang dirancang nyaman. Memacu SUV dengan ground clearance tinggi dan suspensi nyaman di jalan tol berisiko buat keselamatan. Tak jarang kecelakaan terjadi akibat memacu mobil hingga kecepatan tinggi di jalan tol. Bahkan, kecelakaan tersebut sampai merenggut nyawa.


SUV ladder frame seperti Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner memiliki bantingan suspensi yang nyaman. Dengan suspensi nyaman, biasanya mobil berisiko limbung hingga menyebabkan kehilangan keseimbangan saat dipacu dengan kecepatan tinggi.

“Kalau suspension empuk maka limbung, suspension stabil cenderung lebih keras. Tapi banyak produk after market bisa menyempurnakan ini,” kata praktisi keselamatan berkendara yang juga Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian kepada detikOto beberapa waktu lalu.

Selain itu, dimensi kendaraan juga dapat mempengaruhi keseimbangan mobil saat ngebut di jalan tol. Menurut Reza, makin tinggi dari permukaan maka titik beratnya juga makin tinggi.

“Maka risiko terguling ada. Ini kayak bawa barang tapi di atas kepala. Makanya ada peringatan di setiap SUV baca buku manual di sun visor biasanya,” ujar Reza yang juga menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Diklat Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo).

Selain itu, mobil SUV ladder frame 2WD yang biasanya menggunakan penggerak roda belakang, menurut Reza, cenderung oversteer. Hal itu juga menjadi kombinasi yang membahayakan.

“Titik berat di atas, lebar ban pendek, suspension empuk dan kecepatan tinggi,” bebernya.

“Dengan bobot dan torsi serta konstruksi SUV ini memang idealnya 4WD agar ada penggerak pendorong. Saat limbung dan slip bagian belakang, ada ban depan yang menarik. Ban juga pengaruh karena dia bagian terakhir yang menapak pada permukaan jalan. Bisa dia juga sebagai suspension. Sayangnya di Indonesia 4WD ini masih dianggap barang mewah dengan pajak tinggi padahal ini bicara POV keselamatan,” jelas Reza.

Sony Susmana, praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan bahwa mobil-mobil SUV ladder frame seperti Fortuner dan Pajero bukan dirancang kendaraan untuk kebut-kebutan di jalan tol. Sebab, mobil dengan dimensi bongsor tersebut bisa kehilangan kestabilan apabila dipacu dengan kecepatan tinggi di jalan tol.

“Kendaraan-kendaraan yang big SUV rata-rata sasisnya ladder frame, antara sasis dan bodi tidak menyatu atau terpisah. Artinya, bodi mobil pada jenis sasis ini diletakkan di atas sasis lalu disambungkan. Bisa dikatakan secara bentuk lebih jangkung atau tinggi. Sehingga gejala limbung atau bounching yang terjadi lebih besar,” ujar Sony kepada detikOto beberapa waktu lalu.

Ketika digunakan ngebut di jalan tol, Pajero Sport atau Fortuner kestabilannya mungkin tidak sebaik kendaraan dengan jenis sasis monokok. Kestabilan yang labil di kecepatan tinggi akan mempengaruhi handling. Hal ini bisa berakibat fatal terutama jika pengemudinya tak sigap.

“Bentuk bodi seperti ini karakternya menangkap angin terutama di kecepatan tinggi. Sekalipun sudah didesain oleh tenaga-tenaga ahli tetap aja ada batas toleransinya,” jelas Sony.

Ketika memacu SUV bongsor di kecepatan tinggi, seringnya berisiko membuat selip atau bahkan mudah terbalik. Ini bisa diakibatkan oleh terpaan angin dari depan ataupun samping.

“Kalau bicara ngebut sih bisa, toh power dari mesinnya besar. Dan ada kok balapan mobil SUV di sirkuit. Tapi, itu sudah dimodifikasi ya. Sementara kendaraan-kendaraan standar tersebut didesain hanya untuk jalan raya yang lebih mengedepankan kenyamanan,” sebut Sony.

Jadi, kalaupun mau kebut-kebutan pakai SUV seperti Fortuner dan Pajero Sport boleh-boleh saja. Tapi dilakukan di lingkungan tertutup seperti di sirkuit dan dengan memodifikasi komponen tertentu agar lebih stabil.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com