Tag Archives: eskalator

Pintu Masuk Stasiun Tugu Yogyakarta dan Panduan Jalur untuk Traveler


Jakarta

Stasiun Tugu Yogyakarta terkenal dengan pintu masuknya yang ikonik, sangat Instagramable, dan cocok untuk update status. Salah satu stasiun terpadat ini, sebetulnya punya satu pintu masuk lagi yang bisa menampung lebih banyak penumpang dan kendaraan.

Berikut penjelasan pintu masuk Stasiun Tugu berikut cara aksesnya untuk para traveler yang ingin liburan di Yogyakarta dikutip dari arsip berita detikcom:

Pintu Masuk Timur Stasiun Tugu Yogyakarta

Suasana Stasiun Tugu Jogja, Jumat (13/9/2024).Stasiun Tugu Yogyakarta pintu masuk timur (dok. Dwi Agus/detikJogja)

Lokasi: Jalan Margomulyo atau Jalan Pangeran Mangkubumi


Cara masuk: Bisa langsung masuk dari arah Jalan Pangeran Mangkubumi menuju drop zone

Ciri:

  • Khas dengan tulisan JOGJAKARTA
  • Lebih sepi, tenang, nyaman, dan sangat Instagramable
  • Hanya untuk pengantaran penumpang kereta (drop off)
  • Tidak untuk parkir
  • Melayani kendaraan kecil berpenumpang misal motor dan mobil.

Pintu Masuk Selatan Stasiun Tugu Yogyakarta

Suasana pintu keluar masuk baru untuk penumpang KRL di Stasiun Tugu Jogja, Sabtu (23/12/2023).Pintu masuk selatan Stasiun Tugu Yogyakarta (dok. Adji G Rinepta/detikJogja)

Lokasi: Jalan Pasar Kembang

Cara masuk: Untuk mobil dan motor bisa masuk dari arah Jl. Jlagran Lor menuju area parkir barat Stasiun Tugu

Ciri:

  • Punya kesamaan ciri dengan pintu masuk stasiun kereta yang dibangun belakangan
  • Lebih ramai, cenderung kurang estetik, kadang terlihat berantakan, dan panas
  • Jantungnya layanan untuk penumpang termasuk pintu kepergian dan kedatangan
  • Bisa parkir dan antar jemput penumpang karena tersedia area yang luas
  • Tersedia akses untuk kendaraan online serta sarana transportasi besar.

Underpass Stasiun Tugu Yogyakarta

Terowongan underpass Stasiun Tugu Jogja resmi dibuka, Senin (31/7/2023).Terowongan underpass Stasiun Tugu Yogyakarta (dok. Adji G Rinepta/detikJogja)

Saat ini area pintu masuk timur dan selatan Stasiun Tugu Yogyakarta dihubungkan terowongan underpass. Area ini dilengkapi dengan eskalator dan ornamen khas Jogja. Di bagian ini juga dipasang sejarah Stasiun Tugu.

Dengan adanya terowongan underpass, penumpang tidak perlu melakukan crossing passenger atau melewati beberapa jalur rel untuk menyeberang. Penumpang juga tak perlu menunggu kereta jalan untuk melintasi area peron menuju pintu masuk timur atau selatan Stasiun Tugu Yogyakarta.

Panduan Jalur Kereta Stasiun Tugu Yogyakarta

Stasiun Tugu Jogja, Minggu (19/1/2025).Jalur dan peron Stasiun Tugu Yogyakarta (dok. Dwi Agus/detikJogja)

Saat ini, Stasiun Tugu Yogyakarta punya 9 jalur rel yang beroperasi tiap hari. Namun jalur 7, 8, 9 hanya untuk operasional kereta meliputi parkir dan langsir. Sedangkan untuk kereta penumpang tersedia di jalur 1-6 dengan pengaturan sebagai berikut:

  • Jalur 1: KA Bandara
  • Jalur 2: KA Commuter Line
  • Jalur 3: KA jarak jauh tapi ketika kosong bisa untuk KA Commuter Line
  • Jalur 4: KA jarak jauh dan KA Prameks
  • Jalur 5: KA jarak jauh dan KA Prameks
  • Jalur 6: KA jarak jauh dan KA Prameks.

Penumpang bisa menunggu kereta di peron yang tersedia di antara jalur. Penumpang bisa masuk lewat pintu timur dan selatan Stasiun Tugu Yogyakarta, meski hanya bisa keluar melalui pintu selatan.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Harmoni Sejarah, Budaya, dan Transportasi Modern



Jakarta

Di tengah hiruk pikuk pergerakan penumpang, Stasiun Yogyakarta tetap anggun dengan sentuhan arsitektur bersejarahnya. Kini, stasiun ini tak hanya jadi saksi perjalanan kereta api, tetapi juga menjadi pusat integrasi transportasi yang menyatukan masa lalu dan masa depan mobilitas.

Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih mengatakan beautifikasi ini tidak hanya mengusung fungsi modern yang menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan customer tapi juga tetap menghargai nilai historis dan budaya kota khas Yogyakarta.

“Stasiun Yogyakarta kini identik dengan visual dan esetetikanya sehingga menjadi ruang publik yang mengundang interaksi lebih luas dari masyarakat, baik dari penumpang KA maupun dari masyarakat yang mampir atau singgah ke depan Stasiun Yogyakarta sekadar untuk mengabadikan gambar diri bersama stasiun ikonik ini,” ujar Feni dalam rillis yang diterima detiktravel, Senin (8/9/2025).


Stasiun Yogyakarta setelah dibeutifikasiStasiun Yogyakarta setelah dibeutifikasi (Dok. KAI Properti)

Feni mengatakan Stasiun Yogyakarta adalah salah satu pintu masuk masyarakat dari berbagai kota. Dia pun menyadari bahwa Stasiun Yogyakarta adalah wajah atau kesan pertama yang akan dikenang dari para wisatawan yang menginjakkan kakinya di kota gudeg itu, sehingga kenyamanan diprioritaskan.

Stasiun Yogyakarta kini tampil dengan visual dan estetikanya yang cantik dan fungsinya sebagai simpul transportasi antarmoda. Seperti yang diketahui bahwa Stasiun Yogyakarta melayani tak hanya kereta api jarak jauh atau antar kota tapi juga kereta lokal, KRL Commuterline, dan KA Bandara YIA.

Fasilitas di Stasiun Yogyakarta juga dibuat agar membuat traveler lebih nyaman. Mulai dari ruang tunggu, loket tiket, ATM, dan toilet, serta fasilitas tambahan seperti penitipan barang (locker), shower, dan akses lift dan eskalator untuk kenyamanan penumpang.

Stasiun YogyakartaStasiun Yogyakarta (dok. PT KAI)

Selain itu, Stasiun Yogyakarta bakal bersolek dan menunjukkan wajah berbeda pada momen khusus tertentu. Misalnya, Ramadhan tampil dengan tematik kubah masjid, liburan sekolah dengan tematik ikon karakter Jumbo dan keceriaan khas liburan sekolah, dan HUT RI dengan tematik merah putihnya.

“KAI Daop 6 memastikan bahwa Stasiun Yogyakarta tidak hanya menjadi ruang transit dan pintu masuk tapi juga turut membangun citra kota yang khas dengan nilai sejarah dan budaya serta menciptakan pengalaman perjalanan yang berkesan,” kata Feni.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Melihat Street View dan Gedung Tinggi Jakarta di Tanjakan 13, Kuningan


Jakarta

Jakarta nggak pernah berhenti membuat tempat-tempat unik dan Instagrammable, salah satunya Tanjakan 13, di Kuningan City Mall. Sempat viral beberapa waktu lalu, hingga saat ini Tanjakan 13 masih menjadi pilihan destinasi nongkrong atau bersantai kawula muda di Jakarta.

Berada di Jalan Prof Dr Satrio Kav.18, Kuningan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Tanjakan 13 merupakan area parkir mall yang dimodifikasi sebagai tempat nongkrong kekinian.

Tempat ini dipenuhi kafe-kafe kekinian yang cocok untuk bersantai sambil menikmati suasana Kota Jakarta. Selain itu, terdapat banyak spot foto menarik dengan latar yang estetik dan Instagramable. Di Tanjakan 13, detikers bisa melihat langsung pemandangan gedung-gedung tinggi di Jakarta.


Tanjakan 13 Kunigan City MallTanjakan 13 Kunigan City Mall (dok. Muhammad Lugas Pribady/detikTravel)

Bagi detikers yang masih bingung cara menuju rooftop Tanjakan 13, Mall Kuningan City, berikut detikTravel merangkum cara paling mudahnya!

Naik LRT

Jika ingin menaiki LRT, bisa turun di Stasiun Kuningan atau Rasuna Said. Setelah itu bisa lanjut naik Transjakarta 6K dan turun di depan halte Kuningan City Mall atau bisa naik shuttle bus gratis dari Kuningan City.

Naik MRT

Bagi pengguna MRT, arahkan perjalanan ke Stasiun MRT Bendungan Hilir (Benhil). Setelah itu, lanjut naik Transjakarta 6D atau 6K menuju Kuningan City Mall.

Naik KRL

Staisun KRL paling dekat dengan Kuningan City Mall adalah Stasiun Tebet, detikers bisa turun di Stasiun tersebut dan lanjut menaiki Transjakarta 6D atau 6K.

Nah! Setelah sampai di Kuningan City Mall, detikers bisa memasuki area mall melalui pintu lobi utama. Dari sini, naik satu lantai menggunakan eskalator. Selanjutnya menuju lift dengan patokan toko Guardian (letak lift di area lorong). Naiklah ke lantai P7. Setelah keluar lift, belok kanan lalu sampai di lokasi Tanjakan 13.

Waktu paling tepat mengunjungi Tanjakan 13 adalah sore menjelang malam, ketika matahari mulai redup dan lampu-lampu kota mulai menyala, memberikan pemandangan yang indah untuk dinikmati. detikers bisa mengunjungi Tanjakan 13 setiap hari hingga menjelang tengah malam sekitar pukul 22.30 WIB.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

Warna-warni Stasiun Manggarai-Jakarta Kota yang Jarang Disadari


Jakarta

Stasiun Manggarai-Jakarta Kota ternyata memiliki keunikan yang mungkin tak disadari penumpang. Di balik padatnya penumpang KRL Bogor-Jakarta Kota, keunikan ini adalah ciri khas yang menandai tiap stasiun dan tentunya menjadi keindahan sendiri.

KRL Bogor-Jakarta Kota melewati jalur layang yang diresmikan tahun 1992, dikutip dari akun Instagram commuterline. Rute ini melewati Stasiun Cikini, Gondangdia, Juanda, Sawah Besar, Mangga Besar, dan Jayakarta hingga sampai di Jakarta Kota.


Warna-warni Stasiun Manggarai-Jakarta Kota

detikTravel sempat mengunjungi stasiun di jalur KRL Bogor-Jakarta Kota yang ternyata memang punya warna keramik dan cat berbeda.

1. Stasiun Cikini

warna-warni stasiun arah maggarai-kotaStasiun Cikini (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Saat turun di peron kereta, detikers disajikan pemandangan stasiun yang berwarna serba coklat cerah. Dinding cokelat ini bukan sekadar estetika tanpa makna namun melambangkan elegansi, kehangatan, kegembiraan, dan energi.

Stasiun di Menteng, Jakarta Pusat ini juga menggunakan kombinasi keramik abu-abu dari lobi hingga tangganya. Terkait fasilitas penumpang, stasiun dilengkapi empat lokasi tangga serta dua eskalator untuk naik dan turun penumpang.

2. Stasiun Gondangdia

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Gondangdia Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Berikutnya adalah Stasiun Gondangdia dengan warna kuning telur pada dinding, keramik lantai, hingga tangganya. Warna kuning cerah dipadukan dengan abu-abu di lantai stasiun sebagai kombinasi sekaligus menegaskan kesan positif.

Dikutip dari akun Instagram commuterline warna kuning melambangkan kebahagiaan, keceriaan, optimisme, dan energi positif. Semangat ini diharapkan ada pada tiap penumpang KRL, meski harus berjibaku dengan padatnya KRL dan waktu tempuh tidak sebentar.

3. Stasiun Juanda

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Juanda Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Stasiun Juanda terletak di Gambir, Jakarta Pusat, dan diresmikan pada 1872. Saat turun dari KRL Commuter Line, detikers akan disajikan pemandangan serba biru langit mulai dari peron, tangga lobi, hingga pintu keluar berbeda dengan stasiun sebelumnya.

Untuk lantai, Stasiun Juanda menggunakan keramik warna abu-abu putih yang tak sama dengan dinding. Dikutip dari Instagram @commuterline, warna biru pada dinding Stasiun Juanda memberikan kesan ketenangan, kedamaian, dan kesejukan bagi para pengguna.

4. Stasiun Sawah Besar

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Sawah Besar (dok. Qonita Hamidah/detikTravel)

Stasiun di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat ini menggunakan warna lilac (seperti keunguan) pada dindingnya. Warna yang sama digunakan untuk lantai yang dipadukan dengan keramik warna abu-abu.

Warna ungu di Stasiun Sawah Besar memberikan kesan lembut dan nyaman dilihat penumpang. Terkait mobilitas penumpang, stasiun menyediakan empat tangga dengan masing-masing punya 52 anak tangga, serta dua eskalator untuk naik dan turun.

5. Stasiun Mangga Besar

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Mangga Besar (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Warna oranye mendominasi stasiun yang terletak di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat sejak dibangun pada 1992. Oranye memberi kesan cerah, modern, dan energik yang diharapkan bisa dirasakan para penumpang KRL.

Dinding Stasiun Mangga Besar dilapisi keramik oranye, dan di samping jendelanya diletakkan tanaman hias yang menambah kesan elegan. Lantainya berwarna cokelat, berjajar dari pintu masuk hingga keluar dengan 42 anak tangga.

6. Stasiun Jayakarta

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Jayakarta (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Jayakarta adalah stasiun terakhir sebelum KRL berhenti di Jakarta Kota. Ciri khas stasiun ini adalah penggunaan panel warna pink dan kuning muda pada bangunannya. Warna merah muda begitu mendominasi, hingga Stasiun Jakarta sekilas seperti serba pink.

Stasiun Jayakarta yang terletak di Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat ini bernuansa modern dengan warna yang tak pernah diubah sejak awal berdiri. Jayakarta dilengkapi dengan empat tangga untuk naik turun penumpang dari peron, masing-masing terdiri atas 47 anak tangga.

Seiring waktu, banyak stasiun memiliki renovasi untuk perbaikan layanan dan kemudahan penumpang. Perbaikan stasiun memang tidak meninggalkan bangunan asli atau cagar budaya setempat, meski desainnya cenderung nyaris sama.

Detik travel sempat menanyakan kemungkinan serupa terjadi pada stasiun di sepanjang rute Manggarai-Jakarta Kota dengan warna-warninya yang khas. Menurut perwakilan PT KAI, kemungkinan tersebut bergantung sepenuhnya pada kebijakan pemerintah.

“Pembangunan dan pengembangan stasiun dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. KAI Commuter hanya operator,” kata Humas PT Kereta Commuter Indonesia, Leza Arlan, dalam keterangan tertulis yang diterima detikTravel.

Menelusuri stasiun-stasiun warna-warni di jalur layang Manggarai-Kota bisa jadi pengalaman unik tersendiri bagi para pengguna KRL. Selain fungsinya sebagai transportasi, tiap stasiun juga menghadirkan nuansa visual dan makna warna yang berbeda.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com