Tag Archives: etanol

Mengenal Apa Itu Etanol, Proses Pembuatan hingga Perdebatannya di Amerika


Jakarta

Belakangan mungkin detikers mendengar kabar Vivo dan BP batal membeli BBM yang diimpor Pertamina. Hal ini dikarenakan ada kandungan etanol 3,5 persen dalam BBM yang diimpor tersebut.

“Isu yang disampaikan rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten, kontennya itu ada kandungan etanol dimana secara regulasi itu diperkenankan etanol dalam jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20 persen, nah sedangkan ada etanol 3,5 persen nah ini yang membuat kondisi temen-temen SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena konten etanol tersebut,” jelas Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, dikutip dari detikoto.

Apa Itu Etanol?

Etanol, anggota golongan senyawa organik yang umumnya disebut alkohol; rumus molekulnya adalah C2H5OH. Etanol merupakan bahan kimia industri yang penting; digunakan sebagai pelarut, dalam sintesis bahan kimia organik lainnya, dan sebagai aditif untuk bensin otomotif (membentuk campuran yang dikenal sebagai gasohol).


Etanol juga merupakan bahan yang memabukkan dalam banyak minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan minuman beralkohol suling.

Dikutip dari ensiklopedia Britannica, terdapat dua proses utama untuk pembuatan etanol, yakni fermentasi karbohidrat (metode yang digunakan untuk minuman beralkohol) dan hidrasi etilena. Fermentasi melibatkan transformasi karbohidrat menjadi etanol dengan menumbuhkan sel ragi.

Bahan baku utama yang difermentasi untuk produksi alkohol industri adalah tanaman gula seperti bit dan tebu, serta tanaman biji-bijian seperti jagung. Hidrasi etilena dicapai dengan melewatkan campuran etilena dan uap air berlebih dalam jumlah besar pada suhu dan tekanan tinggi di atas katalis asam.

Etanol yang diproduksi melalui fermentasi atau sintesis diperoleh sebagai larutan encer dan harus dipekatkan dengan distilasi fraksional. Distilasi langsung paling baik menghasilkan campuran dengan titik didih konstan yang mengandung 95,6 persen berat etanol.

Dehidrasi campuran dengan titik didih konstan menghasilkan alkohol anhidrat, atau absolut. Etanol yang ditujukan untuk keperluan industri biasanya didenaturasi (dibuat tidak layak minum), biasanya dengan metanol, benzena, atau minyak tanah.

Etanol Terkait Bahan Bakar

Dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di Amerika Serikat, bahan bakar etanol telah menjadi kontroversi yang populer. Setidaknya ini beberapa keluhan masyarakat di sana, seperti dikutip dari Pennsylvania State University:

Dalam Bahan Bakar

Etanol mengandung energi sekitar 30 persen lebih sedikit per satuan volume dibandingkan bensin. Akibatnya, campuran etanol-bensin 10 persen akan menghasilkan energi 97 persen lebih banyak daripada bensin.

Namun, perbedaan tersebut tidak terlalu besar. Jika terdapat perbedaan performa saat menggunakan E10, kemungkinan besar hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lain, seperti faktor-faktor berikut:

Kontaminan Bahan Bakar

Bensin tidak larut dalam air, tetapi etanol larut. Oleh karena itu, etanol dapat menangkap kontaminan yang tidak dapat ditangkap bensin dan dapat mengendapkan kontaminan tersebut di dalam mesin, yang menyebabkan filter atau injektor tersumbat. Hal ini dapat menyebabkan penurunan performa mesin yang signifikan jika tidak ditangani.

Mesin yang jarang digunakan atau hanya digunakan secara musiman, seperti mesin pemotong rumput atau gergaji mesin, sangat rentan terhadap masalah, meskipun penyebabnya belum sepenuhnya dipahami. Formulasi dan perawatan campuran etanol yang tepat adalah sesuatu yang mulai dipahami oleh para pengangkut dan pengecer bahan bakar, jadi diharapkan hal ini tidak akan menjadi masalah lagi di masa mendatang.

Segel dan Selang

Pada mesin lama, segel dan selang pada mesin dan sistem bahan bakar cenderung lemah dan rentan terhadap degradasi. Etanol dalam bensin dapat menyebabkannya memburuk, menyusut, atau membengkak, yang mengakibatkan kebocoran.

Rasio Bahan Bakar-Udara

Molekul etanol mengandung atom oksigen, sedangkan molekul bensin tidak. Itulah salah satu alasan mengapa etanol memiliki energi lebih sedikit daripada bensin. Efek lain dari oksigen dari etanol adalah campuran etanol cenderung lebih ramping daripada bensin murni karena terdapat lebih banyak oksigen yang tersedia dalam campuran bahan bakar-udara.

Jika mesin tidak dapat mengimbanginya dengan mengurangi aliran udara yang masuk, kondisi pembakaran yang dihasilkan di dalam silinder mesin mungkin kurang ideal. Kendaraan yang lebih baru umumnya dirancang untuk menangani hal ini secara otomatis, tetapi mesin yang lebih tua mungkin memerlukan sedikit penyesuaian manual untuk mendapatkan campuran udara-bahan bakar yang tepat.

Beberapa orang melaporkan mesin mengalami panas berlebih saat campuran etanol digunakan, yang menunjukkan bahwa etanol terbakar ‘lebih panas’. Hal ini dinilai agak misterius karena etanol mengandung energi per satuan volume lebih rendah daripada bensin, dan suhu nyala etanol lebih dari 40°C lebih dingin daripada bensin. Penjelasan yang paling mungkin berkaitan dengan rasio udara/bahan bakar.

Kebanyakan mesin dirancang untuk beroperasi dengan bahan bakar berlebih relatif terhadap jumlah udara (kaya campuran). Pengalaman menunjukkan hal ini menghasilkan daya keluaran yang lebih tinggi dan suhu mesin yang lebih dingin.

Ketika campuran etanol digunakan, mesin yang lebih baru dilengkapi dengan sensor untuk menyesuaikan rasio udara/bahan bakar secara otomatis. Kendaraan yang lebih tua dan mesin kecil mungkin tidak dilengkapi untuk melakukan hal ini, sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih ramping yang dapat meningkatkan suhu mesin dan/atau mengurangi tenaga mesin. Penyesuaian sederhana pada sistem bahan bakar untuk ‘mengkayakan’ campuran seringkali dapat mengatasi masalah ini.

Sisi Positif Etanol

Meski demikian, tak sepenuhnya etanol bersifat negatif, ada beberapa keunggulan etanol terkait bahan bakar, dikutip dari sumber yang sama:

Oksigenasi

Sebelum etanol dicampur dengan bensin, Amerika Serikat menggunakan aditif bahan bakar yang disebut MTBE untuk mengoksidasi bahan bakar, yang meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi emisi udara. Masalah dengan MTBE adalah sangat beracun dan dapat mencemari air tanah jika tumpah. Etanol mengoksidasi bahan bakar dan jauh lebih aman untuk pasokan air.

Meningkatkan Oktana

Etanol meningkatkan angka oktana bahan bakar, yang membantu mencegah pre-ignition knock ketukan pra-penyalaan. Sistem peringkat oktana untuk bahan bakar awalnya dikembangkan oleh ahli kimia Penn State, Russell Marker, pada 1920-an.

Nilai oktan (Indeks Anti-Knock, AKI) bensin tanpa timbal standar di Amerika Serikat adalah 87. Nilai oktan etanol murni adalah 100. Yang menarik adalah ketika etanol dicampur dengan bensin, kinerjanya seolah-olah nilai oktannya 112, menjadikan etanol sebagai penguat oktan yang sangat efektif ketika digunakan dalam bensin.

Oktan tinggi adalah salah satu alasan mengapa NASCAR menggunakan etanol untuk mesin balap kompresi tinggi mereka. Mesin yang dirancang dan dioptimalkan untuk bahan bakar etanol berpotensi beroperasi pada efisiensi yang lebih tinggi daripada mesin yang dirancang untuk dan menggunakan bensin.

Harga

Para ekonom senang memperdebatkan masalah ini. Namun, dikatakan cukup masuk akal untuk menyebut tambahan 10 persen bensin yang disediakan oleh etanol meningkatkan jumlah total bahan bakar yang tersedia sekaligus menghilangkan kebutuhan akan oksigenat dan penguat oktan lainnya, sehingga memberikan tekanan ke bawah pada harga minyak bumi.

Dapat Diperbarui

Etanol dari jagung atau tanaman lain dapat ditanam dan diproduksi setiap tahun. Namun, hal yang sama tidak berlaku untuk bensin.

(nah/nwk)



Sumber : www.detik.com

Pemerintah Bakal Uji BBM Etanol 10% di Iklim Tropis Indonesia



Jakarta

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menguji kecocokan bahan bakar minyak (BBM) dengan kandungan etanol 10 persen untuk negara tropis seperti Indonesia. Mereka akan menggandeng sejumlah industri otomotif di dalam negeri.

Kepastian tersebut disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi setelah penandatanganan nota kesepahaman di Kementerian ESDM, Jakarta.


“Jadi pengujiannya menyeluruh, statistiknya mesin-mesin seperti apa, korosif atau nggak, filternya diganti berapa, atau karetnya seperti apa, ini nanti akan persis seperti (uji) biodiesel,” ujar Eniya Listiani Dewi, dikutip dari Antaranews.

PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk baru bernama Pertamax Green 95, Senin (24/7/2023). Produk ini dijual seharga Rp 13.500 per liter.Pemerintah mau uji coba BBM etanol 10 persen untuk negara tropis. Foto: Agung Pambudhy

Masyarakat Indonesia sejauh ini masih menyimpan sejumlah kekhawatiran terhadap BBM dengan kandungan etanol, salah satunya saat dipakai di daerah dengan iklim tropis. Selain itu, mereka juga khawatir kandungan tersebut membuat komponen kendaraan mereka korosi.

Pengimplementasian etanol, kata dia, direncanakan untuk diterapkan pada 2-3 tahun ke depan, sehingga memberi ruang bagi pemerintah untuk melakukan pemutakhiran.

“Dua-tiga tahun ke depan, sekitar 2028,” kata Eniya.

Menariknya, Eniya menegaskan, penerapan bioetanol saat ini belum menjadi bagian dari mandatori. Bioetanol yang dijual Pertamina dalam bentuk Pertamax Green juga merupakan bagian dari uji pasar, sehingga masyarakat masih memiliki opsi untuk membeli BBM yang lain.

“Nanti bioetanol kami mandatorikan ke wilayah non-PSO dulu, seperti sekarang uji pasar yang 5 persen kan sudah berjalan,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan masih menyusun peta jalan atau road map pengimplementasian E10 atau bahan bakar minyak (BBM) yang mengandung etanol sebesar 10 persen.

Rencana untuk mengembangkan E10 berangkat dari keberhasilan pemerintah mengimplementasikan biodiesel, dari yang semula B10 atau campuran 10 persen minyak mentah sawit (crude palm oil/CPO) dengan 90 persen solar untuk bahan bakar diesel.

Kebijakan biodiesel tersebut sudah berkembang hingga B40. Bahkan untuk 2026, pemerintah menargetkan pengimplementasian B50.

Menteri ESDM menjelaskan implementasi E10 masih menunggu persiapan pabrik etanol, baik yang berbahan baku tebu maupun singkong. Langkah tersebut selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto soal pembangunan industri etanol.

(sfn/lth)



Sumber : oto.detik.com

Pertamina Dukung Rencana Pemerintah Wajibkan BBM Etanol 10%



Jakarta

PT Pertamina (Persero) buka suara soal rencana pemerintah yang mau mengharuskan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia punya kandungan etanol 10 persen atau E10. Mereka mengaku mendukung kebijakan tersebut.

Kepastian itu disampaikan Simon Aloysius Mantiri selaku Direktur Utama (Dirut) Pertamina. Menurutnya, kebijakan soal BBM campuran etanol sudah diterapkan di negara-negara lain, sehingga bukan perkara baru.


“Kita akan dukung arahan pemerintah dan kita tahu bahwa di beberapa negara sudah banyak yang mencampur etanol. Bahkan di Brasil, sudah beberapa tempat itu campuran 100% mandatori sudah E100. Tempat lain mungkin hanya E20 (etanol 20%),” ujar Simon, dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (20/10)

“Ini juga bagian dari inisiatif kita juga mendorong transisi energi dan penciptaan emisi yang lebih rendah, utamanya dari produk BBM,” tambahnya.

Presiden Prabowo memanggil Menkeu Purbaya dan Dirut Pertamina Simon ke Istana Kepresidenan. (Firda Cynthia/detikcom)Pertamina setuju pemerintah wajibkan BBM etanol 10 persen. Foto: Presiden Prabowo memanggil Menkeu Purbaya dan Dirut Pertamina Simon ke Istana Kepresidenan. (Firda Cynthia/detikcom)

Diketahui, pemerintah berencana menerapkan mandatori pencampuran etanol sebesar 10% alias E10 pada Bahan Bakar Minyak (BBM) bensin. Hal tersebut kabarnya sudah disetujui Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pemerintah pun kini tengah mempersiapkan peta jalan (road map) untuk penerapan E10 tersebut.

Menurut Bahlil, campuran etanol dalam BBM bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Selain itu, penggunaan etanol dalam BBM juga berguna untuk menciptakan lapangan kerja baru.

“Tujuannya apa? Kita mengurangi impor. Dan etanol ini didapatkan dari singkong atau dari tebu. Dan ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi daerah, dan sekaligus pemerintahan,” kata Bahlil beberapa waktu lalu.

Bahlil menyebut, kebijakan ini bukanlah hal baru. Sejumlah negara sudah terlebih dahulu menerapkan pencampuran etanol pada BBM. Beberapa negara tersebut antara lain Brasil, yang sudah mencampur bensinnya dengan etanol hingga 27%. Bahkan, di beberapa kawasan di Negeri Samba, ada yang mengadopsi etanol 100%.

Itulah mengapa, Bahlil pun menepis anggapan etanol tak layak sebagai campuran BBM. Mengingat, banyak negara di dunia yang sudah lebih dulu memakai senyawa tersebut.

“Jadi sangatlah tidak benar kalau dibilang etanol itu nggak bagus. Buktinya di negara-negara lain sudah pakai barang ini,” kata dia.

(sfn/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Benarkah Etanol Bikin Tangki Mobil Berkarat? Ini Penjelasan Pakar ITB



Jakarta

Sejak sebulan terakhir, publik tak habis-habis membahas soal etanol. Bahkan, belakangan muncul ketakutan, kandungan tersebut bisa membuat tangki bahan bakar kendaraan berkarat. Benarkah demikian?

Dosen Program Studi Teknik Pangan FTI – ITB, Profesor Ronny Purwadi membenarkan, etanol memang memiliki sifat higroskopis yang mampu menyerap air. Namun, higroskopis bukan berarti korosif. Sehingga, kata dia, belum tentu membuat tangki kendaraan berkarat.


“Di sini kita harus pahami bersama higroskopis bukan korosi. Apakah air bisa mengakibatkan korosi? Tentu saja harus memenuhi syarat-syaratnya,” ujar Prof Ronny Purwadi saat diskusi dengan awak media di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/10).

PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk baru bernama Pertamax Green 95, Senin (24/7/2023). Produk ini dijual seharga Rp 13.500 per liter.Benarkah etanol bikin tangki bahan bakar berkarat? Foto: Agung Pambudhy

Nah, untuk memudahkan pemahaman publik, Ronny kemudian menggambarkannya melalui tumbler atau botol minum. Alat tersebut dipakai untuk menyimpan air berulang-ulang, namun dinding dalamnya dilapisi material khusus seperti stainless steel yang membuatnya tak korosi.

“Korosi nggak? Enggak. Pipa? Nggak juga karena dilapisi. Jadi akan sangat tergantung kepada kondisinya. Kalau misal besinya besi biasa, dibiarin begitu saja ya karatan juga,” ungkapnya.

Jadi, Ronny mau menjelaskan, perkaranya bukan pada cairan, melainkan material penyimpanan. Menurutnya, korosi hanya terjadi jika beberapa syarat terpenuhi, seperti bahan logam yang tak dilapisi pelindung atau dibiarkan dalam kondisi lembap terus-menerus.

“Hal-hal seperti itu yang memang tidak terekspos sehingga orang pikir higroskopis pasti korosi, belum tentu. Higroskopis etanol kan nyerap air nggak banyak, sedangkan yang jelas kontak dengan air nggak selalu karatan, itu yg mungkin kita harus fair dalam mengamati,” tuturnya.

“Kembali lagi, nanti ke mobilnya itu dibikinnya dari apa? Kalau misalnya mobilnya sudah dipersiapkan dengan baik saya rasa nggak perlu takut (berkarat),” kata dia menambahkan.

(sfn/din)



Sumber : oto.detik.com

Mobil-Motor Tahun 2000 ke Atas Aman Pakai Etanol 10%, Ini Penjelasan Ahli



Jakarta

Pakar Teknik Mesin dari Pertamina University, Profesor Iman Reksowardojo menegaskan, motor dan mobil keluaran tahun 2000 ke atas aman menggunakan BBM dengan campuran etanol 10 persen. Sebab, menurutnya, kendaraan tersebut memang telah dirancang untuk E10 dan E20.

Profesor Iman juga mengklaim, hampir seluruh merek kendaraan, asalkan buatan tahun itu, aman menenggak etanol 10 persen. Itulah mengapa, dia mengingatkan, masyarakat tak perlu khawatir.


“Kendaraan (keluaran) tahun 2000 ke atas, pakai E10 dan E20 nggak masalah, karena udah dirancang untuk itu. Kalau yang di bawah (tahun itu) kemungkinannya masih macam-macam. (Kalau yang sekarang) sebagian besar mereknya udah bisa,” ujar Prof Iman di Kuningan, Jakarta Selatan.

Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU COCO Jalan Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/7/2025). PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax dari Rp12.100 per liter menjadi Rp12.500 per liter, Pertamax Turbo dari Rp13.050 per liter menjadi Rp13.500 per liter, Pertamax Green dari Rp12.800 per liter menjadi Rp13.250 per liter, Dexlite dari Rp12.740 per liter menjadi Rp13.320 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp13.200 per liter menjadi Rp13.650 per liter yang berlaku per 1 Juli. ANTARA FOTO/Aprillio AkbarMobil dan motor keluaran 2000 ke atas aman pakai etanol. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Menurutnya, motor justru lebih aman lagi ketimbang mobil. Sebab, kata dia, teknologinya lebih canggih dibandingkan kendaraan roda empat. Salah satunya, penerapan konsep 3-way catalyst.

“Motor biasanya keluaran baru, jadi lebih nggak masalah lagi. Yang pasti 2000 ke atas aman lah. Motor lebih maju teknologinya dibandingkan mobil di Indonesia, mereka sudah pakai 3-way catalyst, katalis yang bisa menurunkan emisi gas buang,” tuturnya.

“Mobil belum semua. Jadi sebenarnya motor lebih nggak masalah. Harusnya ya. Sebenarnya kalau ada masalah pun tinggal diganti gasketnya. Atau diatur pengapiannya. Ini masalahnya bukan teknis tapi masalah non teknis tadi,” kata dia menambahkan.

PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk baru bernama Pertamax Green 95, Senin (24/7/2023). Produk ini dijual seharga Rp 13.500 per liter.Mobil dan motor keluaran 2000 ke atas aman pakai etanol. Foto: Agung Pambudhy

Diberitakan sebelumnya, Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas menegaskan, mulai tahun depan Indonesia wajib menggunakan BBM dengan kandungan etanol atau metanol 10 persen. Langkah tersebut, kata dia, diambil untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap bahan bakar berbasis minyak mentah.

“Sudah diumumkan oleh Menteri ESDM, pada tahun depan direncanakan, kita sudah mulai pakai premium atau bensin campur, 10 persen etanol atau metanol,” kata Zulhas, pekan lalu.

“Oleh karena itu, kita sekarang besar-besaran untuk mengembangkan tebu dan singkong (sebagai bahan baku etanol),” tambahnya.

Zulhas menegaskan, kebijakan tersebut bukan bersifat sukarela, melainkan wajib. Namun, semuanya harus diukur juga melalui kesiapan infrastruktur yang ada.

“Wajib. Tapi kalau kita sudah siap ya, perintah Bapak Presiden begitu,” ungkapnya.

Zulhas mengingatkan, penerapan E10 akan berdampak luas terhadap perekonomian rakyat. Sebab, bahan bakunya berasal dari hasil pertanian lokal seperti singkong, tebu, dan jagung.

“Jadi artinya program itu, saudara-saudara, akan menggerakkan ekonomi rakyat itu luar biasa. Karena bahan bakunya kan singkong, tebu, dan satu lagi jagung,” kata dia.

(sfn/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Pakar ITB Bilang Campuran Etanol Bisa Turunkan Sulfur BBM



Jakarta

Pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menegaskan, campuran etanol, meski hanya 10 persen, mampu menekan sulfur yang terkandung di bahan bakar minyak (BBM). Sehingga, menurutnya, emisi yang dihasilkan kendaraan bisa berkurang.

Dosen Program Studi Teknik Pangan FTI – ITB, Profesor Ronny Purwadi menjelaskan, etanol sama sekali tak mengandung sulfur. Maka, secara logika, jika dicampurkan ke BBM, maka kandungan sulfurnya akan berkurang.


“Bensin itu diproduksi dari minyak bumi dan minyak buminya itu mengandung sulfur. Sehingga sulfurnya terbawa ke produk. Sedangkan etanol biasanya tidak menghasilkan sulfur,” ujar Prof Ronny saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.

“Jadi, ada bahan dengan sulfur dan ada bahan tanpa sulfur. Kalau dicampur, ya berkurang dong. Semakin banyak dicampur, sulfurnya makin berkurang. Logikanya kan seperti itu,” tambahnya.

PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk baru bernama Pertamax Green 95, Senin (24/7/2023). Produk ini dijual seharga Rp 13.500 per liter.Etanol bikin sulfur BBM berkurang. Foto: Agung Pambudhy

Meski demikian, Prof Ronny memastikan, penurunan sulfurnya tak terlalu signifikan. Ketika ditanya berapa persen atau ppm (part per million), dia belum bisa menjawabnya dengan tegas.

“Intinya turun, tapi nggak signifikan, kok. Tipis aja,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq juga menegaskan, campuran etanol 10 persen bisa menekan sulfur bahan bakar. Keterangan tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke TPST Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Bilamana dikonversi sebagian dengan (bahan bakar) alami tentu mengurangi sulfur,” kata Hanif Faisol.

Sebagai catatan, BBM yang dijual di Indonesia rata-rata sulfurnya masih terlalu tinggi. Pertalite dan Pertamax saja masih berada di atas 400 ppm. Padahal, menurut standar global, sulfur BBM seharusnya berkisar 50 ppm.

(sfn/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Segini Harga Etanol yang Bakal Jadi Campuran BBM di Indonesia



Jakarta

Sejak sebulan terakhir, masyarakat Indonesia ramai membahas soal etanol. Sebab, menurut rencana, senyawa tersebut bakal menjadi campuran BBM mulai 2027. Lantas, berapa sebenarnya harga etanol?

Dosen Program Studi Teknik Pangan FTI – Institut Teknologi Bandung (ITB), Profesor Ronny Purwadi mengatakan, harga etanol murni dengan konsentrasi 100 persen punya nilai jual Rp 16 ribu/liter. Namun, nominal persisnya tentu bisa berbeda-beda.


“Itu harga etanol yang untuk bahan bakar, itu E100 yang anhydrous ya,” ujar Prof Ronny saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.

PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk baru bernama Pertamax Green 95, Senin (24/7/2023). Produk ini dijual seharga Rp 13.500 per liter.Berapa sih harga etanol? Foto: Agung Pambudhy

Etanol anhydrous merupakan etanol dengan kandungan hampir murni, yakni hingga 99,5 persen. Itu artinya, kandungan airnya hanya sebatas 0,5 persen. Senyawa tersebut umumnya digunakan sebagai substitusi gasoline.

Jadi, secara hitung-hitungan kasar, jika etanol yang dicampur ke BBM hanya 10 persen atau E10, maka ada tambahan ongkos bensin sekira Rp 1.600. Nominal tersebut merupakan 10 persen dari harga pasaran E100.

“Ya, benar (10 persen dari Rp 16 ribu), dampaknya nggak terlalu tinggi tapi kalau banyak kerasa juga,” tuturnya.

“Saya melakukan itung-itungan, misalnya bagaimana kalau dari singkong, kemarin kira-kira segitu (Rp 16 ribu) untuk E100, harga nett-nya. Kalau dari hitung-hitungan teknis kurang lebih segitu. Itu juga tergantung dari bahan bakunya ya,” kata dia menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, pemerintah akan menerapkan penggunaan etanol 10 persen (E10) sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) mulai 2027.

Bahlil mengatakan pemerintah masih mengkaji waktu paling tepat menerapkan kebijakan ini. Namun, ia melihat kebijakan ini kemungkinan berlaku dua tahun lagi.

“Tetapi menurut saya yang kita lagi desain kelihatannya paling lama 2027 ini sudah bisa jalan,” ungkap Bahlil di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).

Dia menjelaskan, penerapan kebijakan tersebut mempertimbangkan kesiapan pabrik etanol. Menurutnya, pabrik etanol dalam negeri harus terbangun terlebih dulu sebelum penerapan kebijakan.

Meski demikian, pemerintah tetap akan mendorong penerapan E10 secepatnya. Bahlil berkata kebijakan itu penting untuk kemandirian energi Indonesia.

“E10 adalah bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi impor bensin sebab impor bensin banyak, 27 juta ton per tahun,” kata dia.

(sfn/din)



Sumber : oto.detik.com

Motor Lebih Siap Pakai Etanol 10% Ketimbang Mobil, Ini Penjelasannya



Jakarta

Dibandingkan mobil, motor ternyata lebih siap menggunakan BBM dengan campuran etanol 10 persen. Sebab, teknologinya diklaim lebih canggih ketimbang kendaraan roda empat. Kok bisa, ya?

Pakar Teknik Mesin di Pertamina University, Profesor Iman Reksowardojo mengatakan, motor-motor keluaran baru di Indonesia umumnya sudah bisa menenggak BBM etanol 10 persen. Sebab, kendaraan tersebut sudah menggunakan cara kerja 3-way catalyst untuk menekan emisi gas buang.


“Motor biasanya keluaran baru, jadi lebih nggak masalah lagi. Yang pasti 2000 ke atas aman lah. Motor lebih maju teknologinya dibandingkan mobil di Indonesia, mereka sudah pakai 3-way catalyst, katalis yang bisa menurunkan emisi gas buang,” ujar Prof Iman di Kuningan, Jakarta Selatan.

Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU COCO Jalan Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/7/2025). PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax dari Rp12.100 per liter menjadi Rp12.500 per liter, Pertamax Turbo dari Rp13.050 per liter menjadi Rp13.500 per liter, Pertamax Green dari Rp12.800 per liter menjadi Rp13.250 per liter, Dexlite dari Rp12.740 per liter menjadi Rp13.320 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp13.200 per liter menjadi Rp13.650 per liter yang berlaku per 1 Juli. ANTARA FOTO/Aprillio AkbarMotor lebih siap pakai etanol 10% ketimbang mobil. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Berkaca dari kenyataan tersebut, bisa disimpulkan, motor lebih siap menggunakan BBM E10 ketimbang mobil. Bahkan, motor-motor keluaran lama juga bisa ‘meminum’ kandungan tersebut. Syaratnya, ada pengaturan ulang di bagian pengapian.

“Mobil belum semua. Jadi sebenarnya motor lebih gak masalah. Harusnya ya. Sebenarnya kalau ada masalah pun tinggal diganti gasketnya. Atau diatur pengapiannya. Ini masalahnya bukan teknis tapi masalah non teknis tadi,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, pemerintah akan menerapkan penggunaan etanol 10 persen (E10) sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) mulai 2027.

Bahlil mengatakan pemerintah masih mengkaji waktu paling tepat menerapkan kebijakan ini. Namun, ia melihat kebijakan ini kemungkinan berlaku dua tahun lagi.

“Tetapi menurut saya yang kita lagi desain kelihatannya paling lama 2027 ini sudah bisa jalan,” ungkap Bahlil di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).

Dia menjelaskan, penerapan kebijakan tersebut mempertimbangkan kesiapan pabrik etanol. Menurutnya, pabrik etanol dalam negeri harus terbangun terlebih dulu sebelum penerapan kebijakan.

Meski demikian, pemerintah tetap akan mendorong penerapan E10 secepatnya. Bahlil berkata kebijakan itu penting untuk kemandirian energi Indonesia.

“E10 adalah bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi impor bensin sebab impor bensin banyak, 27 juta ton per tahun,” kata dia.

(sfn/din)



Sumber : oto.detik.com