Tag Archives: fakultas hukum

Daftar Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia Versi THE WUR dan QS WUR, Ada Impianmu?


Jakarta

Fakultas hukum merupakan salah satu tujuan studi yang digemari siswa untuk lanjut ke pendidikan tinggi. Sebagai referensi, detikers bisa cek daftar fakultas hukum terbaik di Indonesia di sini.

Minat siswa pada bidang hukum tentu bukan tanpa alasan. Bidang hukum seringkali dianggap sebagai jurusan dengan prospek karier yang menjanjikan, mulai dari menjadi seorang pengacara, notaris, hingga jaksa.


Belajar di kampus terbaik bisa membantu dalam mendalami ilmu hukum. Berdasarkan peringkat Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) by Subject 2025 dan Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) by Subject 2025, ada beberapa fakultas hukum terbaik di Indonesia yang bisa menjadi pilihan untuk menekuni ilmu hukum. Berikut daftarnya.

Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia Versi THE WUR by Subject 2025

Pemeringkatan THE WUR by Subject 2025 diketahui menggunakan indikator utama pengajaran, lingkungan penelitian, kualitas penelitian, industri, dan pandangan internasional. Dalam bidang hukum, penilaian dirancang untuk mencerminkan kualitas khas dalam disiplin akademis hukum di seluruh dunia.

Adapun perguruan tinggi dengan fakultas hukum terbaik di Indonesia berdasarkan THE WUR by Subject 2025 yakni sebagai berikut:

1. Universitas Sebelas Maret (UNS)

2. Universitas Gadjah Mada (UGM)

3. Universitas Indonesia (UI)

4. Universitas Diponegoro (Undip)

5. Universitas Airlangga (Unair)

6. Universitas Padjadjaran (Unpad)

7. Universitas Brawijaya (UB)

Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2025

QS World University Rankings by Subject 2025 menilai setiap bidang studi melalui poin indikator reputasi akademis, ulasan, dari perusahaan, sitasi penelitian per makalah, indeks H, dan jaringan penelitian internasional.

Berikut daftar perguruan tinggi dengan fakultas hukum terbaik di Indonesia versi QS WUR by Subject 2025:

1. Universitas Indonesia

2. Universitas Airlangga

3. Universitas Gadjah Mada

4. Universitas Diponegoro

5. Universitas Padjadjaran

6. Universitas Brawijaya

3 Persiapan Menjadi Mahasiswa Fakultas Hukum

Selain mengetahui kampus tujuan, detikers juga perlu menyiapkan tiga hal berikut sebelum menjadi mahasiswa fakultas hukum. Yuk, simak di bawah ini:

1. Rajin Membaca

Latihlah kebiasaan membaca. Mengapa hal ini penting? Akan ada banyak teori-teori ilmu hukum dan aturan perundang-undangan yang harus detikers pahami.

2. Update Isu-isu tentang Ilmu Hukum

Isu-isu hukum sebenarnya bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bacalah koran, majalah, atau situs berita. Dengan begitu, kamu akan mudah menemukan berita atau artikel tentang peristiwa yang mengandung aspek hukum.

3. Asah Kemampuan Berpikir Kritis

Dikutip dari laman Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk bisa mengkaji suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang. Mahasiswa fakultas hukum akan sering diminta untuk menganalisis kasus atau masalah. Kemampuan untuk memetakan masalah menjadi hal yang krusial dan berkaitan dengan berpikir kritis.

Demikian daftar fakultas hukum terbaik versi THE WUR by Subject dan QS WUR by Subject 2025. Siap menjadi mahasiswa hukum?

(nir/twu)



Sumber : www.detik.com

UT Gelar The 7th Open Society Conference, Bahas Inovasi Digital Global



Jakarta

Universitas Terbuka (UT) melalui Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) sukses menyelenggarakan The 7th Open Society Conference (OSC) dengan tema ‘Collaborative Digital Transformation for Social Inclusion: Innovations, Equity, and Global Lessons’.

Kegiatan yang digelar secara hybrid di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) ini menghadirkan tokoh nasional Sandiaga Salahuddin Uno sebagai pembicara kunci (keynote speaker). Konferensi tahunan ini menjadi wadah bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk mendiskusikan strategi dan pembelajaran global mengenai inovasi digital yang berkeadilan sosial.

“Tahun ini, panitia menerima 132 abstrak dan 113 full paper dari berbagai institusi nasional dan internasional. Dari total tersebut, 104 artikel berasal dari Indonesia, sedangkan sisanya berasal dari Spanyol, Uni Emirat Arab, Taiwan, Malaysia, Irlandia, dan India,” tulis keterangan resmi UT, dikutip Selasa (14/10/2025).


Sebanyak 113 presenter berpartisipasi dalam konferensi ini, dengan rincian 13 dari co-host Universitas Mulawarman, 30 dari Universitas Terbuka, dan 70 dari institusi eksternal. Para peserta berasal dari berbagai universitas terkemuka seperti Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin,

Universitas Brawijaya, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Merdeka Malang, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA), UIN Raden Intan Lampung, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Universitas Jambi, Universitas Multimedia Nusantara, serta dari sektor industri seperti PT PLN Energi Primer Indonesia.

Selain Sandiaga Uno, konferensi ini juga menghadirkan pembicara internasional, di antaranya Cardiff University (Inggris), Prof. Dawn Mannay; National Taiwan University of Science & Technology, Prof. Dr. Liu, Day-Yang; Universitas Terbuka, Prof. Dr. Darmanto; Founder Du Anyam, Hanna Keraf dan Universiti Sains Malaysia, Dr. Nik Norliati Fitri Md Nor.

Melalui forum ilmiah internasional ini, Universitas Terbuka terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi global dan memperluas akses terhadap pendidikan serta riset yang berorientasi pada inklusi sosial. Open Society Conference menjadi bukti nyata peran UT sebagai pelopor pendidikan tinggi terbuka yang menjembatani ilmu pengetahuan, teknologi, dan keadilan sosial di tingkat nasional maupun global.

Sebagai informasi, OSC ke-7 ini diselenggarakan oleh Universitas Terbuka bekerja sama dengan Universiti Sains Malaysia (USM) dan Universitas Mulawarman sebagai co-host dalam kegiatan ini. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan World Scientific Publishing dan IDSCIPUB sebagai mitra publikasi internasional, serta disponsori oleh ParagonCorp, PT Gramedia, Moratelindo, Bank BTN, BRI, Mandiri, BSI, dan Pos Indonesia.

(akn/ega)



Sumber : www.detik.com

Siang Kuliah, Malam Jadi Pedagang Jagung Bakar



Jakarta

Windy Syalwa Mutmainna bukan hanya mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Pattimura, biasa. Saat Matahari terbenam, Windy mulai mengeluarkan dagangannya yaitu membakar jagung.

Meski wajah Windy terlihat lelah, tetapi sepasang matanya selalu memancarkan tekad membara. Sejak mentari terbit hingga terbenam, Windy adalah mahasiswi hukum yang rajin.


“Saya ingin menjadi Hakim atau Jaksa. Bukan sekadar mengejar jabatan, tapi karena saya tahu betul bagaimana rasanya ketidakadilan dan keterbatasan. Saya juga ingin memberantas korupsi,” ujarnya dalam laman Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), dikutip Jumat (24/10/2025).

Takut Tidak Bisa Kuliah

Windy dan kedua orang tuanya tinggal dengan menyewa dua kamar kos untuk ditinggali. Takut terkendala biaya, Windy selalu khawatir tidak akan bisa merasakan bangku kuliah.

“Sebenarnya, saya takut untuk maju di dunia perkuliahan karena orang tua saya sudah lanjut usia. Bapak dulu nelayan, cuma karena memang sudah berusia 60 tahun jadi sudah enggak memungkinkan, juga cuaca yang tidak menentu. Akhirnya kami putuskan untuk jualan kecil kecilan. Karena kalo jadi nelayan risikonya juga besar,” jelas Windy.

Namun takdir berkata lain, Windy menjadi salah satu dari ribuan penerima bantuan KIP Kuliah.

Siang Kuliah, Malam Jualan Jagung Bakar

Selama kuliah, Windy ulet menekuni pekerjaannya sebagai pedagang jagung bakar. Ia memulai shift malamnya tepat setelah kuliah usai.

Windy menggelar dagangannya di sudut jalan yang ramai. Uang hasil dagangan bukan hanya untuk biaya hidup sehari-hari berkuliah, tetapi juga untuk membantu keluarganya.

“Jam 8 pagi ada kuliah online. Dari jam 11 sampai jam dua siang itu free biasanya digunakan untuk persiapan dagang jagung bakar seperti menyiapkan bumbu untuk jagung bakar dan kebutuhan dagangan jasuke (jagung susu keju, red). Jam 4 kuliah offline biasanya selesainya jam setengah 6 atau setengah 7. Pulang, tidak ganti baju langsung bantu jualan,” tutur Windy.

Ia mengaku kerap berjualan hingga hari berganti. Saat berjualan itu, sesekali ia membuka buku dan catatan perkuliahannya.

“Jualan sampai jam 12 malam kadang jam 1 kalau sedang ramai, setelahnya merapikan peralatan dagang. Kalau lagi kosong saya gunakan untuk belajar,” terangnya.

Beratnya berdagang sembari berkuliah tidak pernah dikeluhkan Windy. Ia selalu ingat jika perjuangan orang tua untuk membesarkannya, harus dibalas dengan prestasi.

“Yang saya pikirkan adalah bagaimana saya bisa menyelesaikan pendidikan saya supaya orang tua saya bisa bangga dengan apa yang sudah mereka berikan kepada saya. Mengembalikan apa yang sudah diberikan kepada saya, dan membuat pembuktian kalau anak saya juga bisa loh menjadi seperti orang orang di luar sana,” tegas Windy.

Lelah yang dirasakan Windy selalu hilang ketika ia mengingat sosok orang tuanya.

“Kami mendapat cacian dan makian, saya melihat bagaimana mereka bersusah payah menghidupi saya, membuat mereka bangga, dan membuat mereka lebih dihargai oleh orang orang,” tutupnya.

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com